Anda di halaman 1dari 23

‫ميحرلا نمحرلا هللا مسب‬

HIDUP ADALAH
TANGGUNG JAWAB

Oleh:
Imaam Yakhsyallah Mansur

Disampaikan pada
MUSYAWARAH VIRTUAL DEWAN IMAAMAH
LENGKAP DENGAN UMARO WILAYAH

Gedung H. Muhyiddin Hamidy


Cileungsi, Bogor

Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1443 H


18 Desember 2021 M

0 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


‫ميحرلا نمحرلا هللا مسب‬
HIDUP ADALAH TANGGUNG JAWAB
Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur
Allah berfirman:
ْ َ َ َّ
‫) َف َل َن ُق َّص َّن‬٦( ۙ ‫َف َل َن ْس َٔـ َل َّن ال ِذ ْي َن ُا ْر ِس َل ِال ْي ِه ْم َول َن ْس َٔـ َل َّن ال ُم ْر َس ِل ْي َن‬
ْ ْ ۤ ْ
‫) َوال َو ْز ُن َي ْو َمى ِذ ِ ال َحق ۚ َف َم ْن‬٧( ‫َع َل ْي ِه ْم ِب ِعل ٍم َّو َما ُك َّنا َغاى ِب ْي َن‬
ْ
‫) َو َم ْن َخ َّف ْت َم َو ِاز ْي ُن ٗه‬٨( ‫َث ُق َل ْت َم َو ِاز ْي ُن ٗه َف ُا ۤولى َك ُه ُم ال ُم ْف ِل ُح ْو َن‬
ْ ْٓ َّ
)٩( ‫َف ُا ۤولى َك ال ِذ ْي َن َخ ِس ُر ْوا َا ْن ُف َس ُه ْم ِب َما َك ُان ْوا ِباي ِت َنا َيظ ِل ُم ْو َن‬
)٩-٦ :]٧[ ‫االعراف‬
“Maka pasti akan Kami tanyakan kepada umat yang telah
mendapat seruan (dari rasul-rasul) dan Kami akan tanyai
(pula) para rasul (6) dan pasti akan Kami beritakan kepada
mereka dengan ilmu (Kami) dan Kami tidak jauh (dari
mereka) (7) Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran)
kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)
nya, mereka itulah orang yang beruntung (8) dan barang
siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah
orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka
mengingkari ayat-ayat Kami (9).” (QS. Al-A'raaf [7]: 6-9)
Syaikh Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya
menjelaskan bahwa pada hari Kiamat nanti, setiap orang
akan ditanya tentang rasulnya yang telah mereka ikuti.
Allah juga akan bertanya kepada para utusan-Nya
tentang penyampaian mereka, jawaban dari kaumnya,
tentang perbuatan mereka, apakah mereka beriman atau
kafir.

1 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Pada ayat yang lain Allah berfirman dalam surah Al-
Isra [17]: 71:

‫اس ِب ِإ َم ِم ِه ْم ۖ َف َم ْن ُاو ِت َى ِكـ َت َب ُهۥ ِب َي ِم ِين ِهۦ‬ َ ‫َي ْو َم َن ْد ُع ْوا ُك َّل ُا‬
‫ن‬
‫َ ُ ْ َْٓ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ُ ٍْ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ا‬
)٧١ :]١٧[ ‫فاول ِئك يقرءون ِكـتبهم وال يظلمون ف ِتيًل (االسرا‬
“(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat
dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan
amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca cata-
tannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan
sedikit pun.”
Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan kalimat
"‫ " ِب ِإ َم ِم ِه ْم‬adalah catatan amal mereka. Sedang Said bin
Musyyib ketika menjelaskan ayat di atas berkata:
َّ ‫ون إ َلى َ ِرئ ِيسه ْم ِفي ْال َخير َو‬
‫الش ِر‬ َِ ‫ُكل َق ٍوم َي ْج َت ِم ُع‬
ِ ِ
“Setiap kaum akan berkumpul dengan pimpinannya
dalam kebaikan dan keburukan.”
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menyatakan, ayat di
atas hakikatnya berbicara tentang tanggung jawab yang
harus dilimiki oleh seorang manusia. Pada hari Kiamat
nanti, setiap manusia akan diperiksa, bagaimana pertang-
gungjawabannya atas wewenang dan kewajiban yang
dipikulkan kepadanya.
Pertanggungjawaban itu tidak hanya berlaku bagi umat
yang dipimpin, tetapi para rasul juga ditanya tentang apa
yang telah dilakukan dalam rangka menyampaikan risalah.
Di hari pertanggungjawaban itu, setiap orang tidak akan
bisa berdusta atau mengelak dari kemaksiatan yang telah
diperbuat.
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman:
2 | Hidup Adalah Tanggung Jawab
ْ
)٣٦ :]٧٥[ ‫َٔا َي ْح َس ُب ِاْل ْن َس ُان َٔا ْن ُي ْت َر َك ُس ادى (القيمة‬
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan
begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”. (Q.S. Al-Qiya-
mah [75]: 36)
Imam As-Saddi menjelaskan ayat di atas, bahwa manu-
sia hidup di dunia diuji dengan perintah dan larangan.
Kemudian di hari Kiamat nanti, mereka akan digiring sete-
lah dibangkitkan, kemudian ditanya tentang perbuatan
mereka selama hidup di dunia. Apakah mereka menjalan-
kan perintah dan menjauhi larangan, ataukah sebaliknya.
Senada dengan ayat di atas, Allah juga berfirman
dalam surah At-Takatsur ayat 8;
ُ َ
)٨ :]١٠٢[ ‫ُث َّم ل ُت ْس َٔال َّن َي ْو َم ِئ ٍذ َع ِن َّالن ِع ِيم (التكاثر‬
“Kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu ten-
tang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia
itu).”
Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas dengan sebuah
hadits Riwayat Imam Ahmad, dengan menukilkan hadits
dari Abu Hurairah , Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Pada hari
kiamat nanti, Allah berfirman, Hai anak Adam, Aku telah
membawamu di atas kuda dan unta, dan Aku kawinkan
kamu dengan wanita, dan Aku jadikan kamu dapat memim-
pin dan berkuasa, maka manakah ungkapan rasa syukurmu
atas semuanya itu?”
Hal ini diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi dari Abu Barzah Al-Aslami:

3 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


ْ
‫َال َت ُزو ُل َق َد َما َع ْب ٍد َي ْو َم ال ِق َي َام ِة َح َّتى ُي ْس َٔا َل َع ْن ُع ْم ِر ِه ِف َيما َٔا ْف َن ُاه‬
ْ
‫َو َع ْن ِعل ِم ِه ِف َيما َف َع َل َو َع ْن َما ِل ِه ِم ْن َٔا ْي َن ا ْكـ َت َس َب ُه َو ِف َيما َٔا ْن َف َق ُه‬
.‫َو َع ْن ِج ْس ِم ِه ِف َيما َٔا ْب ًَل ُه‬
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba
pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggung
jawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang
ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang harta-
nya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya,
serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia atas tutur
kata, sikap, perbuatan, dan keputusan yang disengaja.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia bertanggung jawab karena akibat baik atau buruk
dari apa yang ia perbuat. Ia harus menyadari bahwa dirinya
sendiri dan pihak lain merasakan dampak dari perbuatan-
nya.
Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupa-
kan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipe-
nuhi, sebagai akibat perbuatan kita kepada orang lain, atau
sebagai akibat dari perbuatan pihak lain kepada kita.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi
bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia pasti dibe-
bani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau ber-
tanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa
tanggung jawab itu.
Tujuan Diutusnya Nabi dan Rasul
Pada dasarnya, manusia itu dilahirkan dalam keadaan
suci (Q.S. Ar-Rum [30]: 33) sehingga ia memiliki fitrah
yang suci. Karena godaan syaitan dan faktor-faktor lain-
nya, manusia keluar dari fitrah tersebut.

4 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Untuk menjaga dan mengembalikan fitrah tersebut,
Allah mengutus rasul-Nya sebagai sebagai bentuk kasih
sayang-Nya untuk menyelamatkan manusia dari keburu-
kan dan kehancuran. Rasul dengan suri tauladan yang
mulia bertugas untuk menjelaskan cara hidup yang benar
di dunia sesuai dengan fitrahnya yang lurus.
Dengan kata lain, Allah mengutus nabi serta rasul
untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia guna
menjaga fitrah mereka dengan menuntun mereka kepada
jalan yang lurus, memberi kabar gembira bagi mereka
yang beramal shaleh dan memberi peringatan bagi
mereka yang menyimpang dan berbuat maksiat. Wahyu ini
bisa berupa shuhuf, mushaf, atau risalah kenabian yang
lainnya.
Mengutip buku Kenabian (Nubuwwah) dalam Al-Quran
yang diterbitkan Lanjah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Kementerian Agama RI, ada beberapa fungsi nabi dan
rasul menurut Al-Quran, di antaranya:
1. Menjadi Saksi
Allah mengutus nabi serta rasul untuk menjadi saksi
atas hidup orang-orang beriman dan amalan yang mereka
lakukan. Selain itu, nabi dan rasul juga menjadi saksi atas
keingkaran orang-orang yang tidak beriman. Allah
berfirman dalam surah Al-Muzzammil Ayat 15:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul
(Muhammad) kepada kamu, yang menjadi saksi terha-
dapmu, Sebagaimana Kami telah mengutus seorang rasul
kepada Fir'aun.”

5 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


2. Menyampaikan Risalah
Seluruh nabi dan juga rasul bertugas untuk memberi-
takan kabar baik kepada manusia terkait wahyu yang telah
diberikan oleh Allah . Selain itu, Allah juga menjamin
keselamatan nabi dari gangguan orang kafir dalam menja-
lani tugas mulia ini.
3. Menyerukan Kebenaran
Tugas nabi serta rasul berikutnya, yakni mengajak manusia
untuk bertaubat dari segala dosa. Nabi dan rasul juga ber-
upaya membimbing dan membantu umat manusia untuk
kembali ke jalan yang benar.
4. Membacakan Ayat Suci
Semua nabi serta rasul bertugas untuk membacakan
ayat-ayat suci yang telah diwahyukan Allah . Sebagai
contoh, Nabi Daud membacakan kitab Zabur, Nabi Isa
membacakan kitab Injil pada Bani Israil, dan Nabi Musa
membacakan kitab Taurat pada Bani Israil.
Kasih Sayang Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada Umatnya
Setiap nabi dan rasul mempunyai kesamaan sifat, yakni
mencintai umatnya dan Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
utusan yang paling mencintai umatnya dibandingkan rasul
lainnya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak berkenan umatnya mendapatkan
azab, sekalipun mereka menolak seruannya. Tapi Rasulu-
llah ‫ ﷺ‬justru mendoakan agar suatu saat Allah memberi-
kan hidayah kepada mereka.
Prof. Quraisy Syihab mengatakan, kecintaan kepada
umat inilah yang menjadi syarat utama untuk menjadi

6 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


seseorang untuk memimpin, baik dalam level terkecil yakni
keluarga, hingga memimpin masyarakat dan bangsa.
Satu-satunya sifat rahim yang diberikan kepada manu-
sia hanya pada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Hal ini bisa dilihat
dalam Al-Quran, kata rahim terulang sebanyak 114 kali, 113
nya menunjuk kepada Allah dan satu menunjuk kepada
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Karena kasihnya itulah, maka nabi
tidak pernah memiliki sifat dendam.
Salah satu bukti kasih sayang Rasulullah ‫ ﷺ‬pada umat-
nya dapat disimak dalam sirah perjalanan Nabi di Thaif.
Rasulullah ‫ ﷺ‬harus menempuh perjalanan sejauh 110 kilo-
meter dari Makkah ke Thaif dengan berjalan kaki dengan
segala halang rintangan dalam perjalanan dalam rangka
menyelamatkan risalah Islam untuk membimbing umatnya.
Sesampainya di Thaif, orang-orang di sana justru
menolak keberadaan Nabi dan mengusirnya. Mereka
bahkan melempari Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan batu. Kala itu,
beliau didampingi Zaid bin Tsabit.
Karena peristiwa itu, malaikat menawarkan kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk menimpakan gunung kepada pendu-
duk Thaif bila Rasulullah ‫ ﷺ‬menghendakinya. Akan tetapi
Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak berkenan dan justru mendoakan agar
mereka dan anak keturunannya kelak mendapatkan hida-
yah.
Warisan Para Rasul
Para nabi dan tidak mewariskan harta benda kepada
umatnya, tetapi lebih penting dan lebih mulia dari pada itu,
mereka mewariskan ri’ayah (kepemimpinan) dan ilmu.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bukanlah sosok raja atau penguasa suatu

7 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


negeri, tetapi tugas menggembala umat harus tetap
dilanjutkan oleh para umat terpilih.
Estafet kepemimpinan Islami, murni karena mengharap
ridha Allah pernah dicontohkan oleh Khulafa’ur Rasyidin
Al-Mahdiyyin (Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
anhum) dengan ciri khas non-politik (tidak beroriaentasi
kepada kekuasaan politik).
Pewaris ri’ayah ini adalah para umara yang dalam
redaksi Al-Quran disebut sebagai ulil amri seperti tersurat
dalam Q.S. An-Nisa ayat 59. Mereka bertugas meneruskan
dakwah Islam kepada segenap umat manusia, membela
kaum yang terdzalimi, berdiri di tengah-tengah kelompok
dan golongan (umatan wasathan) dan menegakkan keadi-
lan.
Adapun warisan para nabi dan rasul yang kedua adalah
ilmu. Pewaris ilmu ini adalah mereka para ulama, sebagai-
mana Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
ْ ْ
‫ال ُع ُل َم ُاء َو َرَث ُة َٔاال ْن ِب َي ِاء‬
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (H.R. At-Tirmidzi dari
Abu Ad-Darda ).
Para ulama tidak menggantikan posisi sebagai nabi,
tetapi mereka berperan untuk berdakwah di jalan Allah
dan mengajarkan agama-Nya seperti para nabi. Ulama
adalah rujukan bagi umat sebagai tempat belajar dan
bertanya tentang masalah kehidupan, khususnya perso-
alan agama.
Allah telah menjadikan para ulama sebagai pewaris
perbendaharaan ilmu agama sehingga ilmu syariat terus
terpelihara kemurniannya sebagaimana awalnya. Kematian
8 | Hidup Adalah Tanggung Jawab
salah seorang dari mereka mengakibatkan terbukanya
ujian besar bagi muslimin.
Mengingat pentingnya keberadaan ulama di tengah-
tengah umat, maka menumbuhkan kader-kader ulama
dan umara menjadi hal yang vital untuk diperhatikan oleh
masyarakat. Mempersiapkan kader-kader ulama dan
umara juga merupakan bukti umat mencintai dan meng-
hormati mereka. Penghormatan dan pemuliaan Allah
kepada kita, salah satunya tergantung kepada bagaimana
penghormatan dan pemuliaan kita pada ulama dan umara.
Islam Mendahulukan Kewajiban daripada Hak
Dalam Islam, kewajiban lebih banyak dibicarakan dari-
pada hak. Hak timbul setelah ditunaikannya kewajiban.
Umat Islam didorong untuk mersikap dinamis dan kreatif
dalam melaksanakan kewajibannya sehingga ia layak dan
pantas memperoleh hak.
Seorang akademisi Universitas Islam Jakarta, Dr.
Abdoerraoef dalam disertasinya berjudul “Al-Quran dan
Ilmu Hukum” mengatakan, ilmu hukum non-Islam meletak-
kan pemberian hak sebagai fungsi utama hukum. Sikap
ilmu hukum yang lebih mementingkan hak daripada
kewajiban tersebut memiliki dampak psikologis yang amat
dalam dan membahayakan umat manusia. Masyarakat dari
lapisan paling bawah hingga orang-orang yang duduk di
Majelis Tinggi PBB selalu berbicara hak-hak dan jarang
membicarakan kewajiban.
Sedangkan menurut disiplin ilmu hukum Islam, kewaji-
banlah yang didahulukan sebelum menuntut hak. Inilah
yang menjadi perbedaan mendasar antara ilmu hukum
Islam dan non-Islam. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:

9 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


‫َم ْن َع ِم َل َصا ِل احا ِم ْن َذ َك ٍر َا ْو ُا ْنثى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َف َل ُن ْح ِي َي َّن ٗه َحي اوة‬
َ
‫َط ِي َب اۚة َول َن ْج ِز َي َّن ُه ْم َا ْج َر ُه ْم ِب َا ْح َس ِن َما َك ُان ْوا َي ْع َم ُل ْو َن (النحل‬
)٩٧ :]١٦[
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl [16]: 97)
Firman Allah di atas menggambarkan secara jelas
bahwa Islam adalah ajaran yang mengutamakan dan men-
dahulukan pelaksanaan dan pemenuhan kewajiban. Baru-
lah kemudian menerima dan mendapatkan haknya seba-
gai balasan dari amal perbuatannya tersebut.
Tentang pentingnya mendahulukan kewajiban ini dise-
butkan dalam sebuah hadits;
ْ ُ ُ َ َ َ ْ َُ ْ َ َ
‫ ُك َّل َما َه َل َك َن ِب ْي َخ َل َف ُه‬،‫ ا َٔال ْن ِب َياء‬،‫وس ُه ُم‬ ‫كانت بنو إسرا ِئيل تس‬
،»‫ون َب ْع ِدي ُخ َل َف ُاء َف َي ْكـ ُث ُر ْو َن‬ ْ ‫ َو َس َي ْك‬،‫ َوإ َّن ٗه َال َنب َي َب ْع ِدي‬،‫َنبي‬
ِ ِ ِ
ُ‫ « َٔا ْو ُف ْوا ب َب ْي َعة ْ َٔاال َّول‬:‫ َف َما َتا ْم ْرَنا؟ َقا َل‬،‫ َيا َر ْس ْول هللا‬:‫َق ْال ْوا‬
ِ ِ
َ ‫ َفإ َّن‬،‫ َو ْاس َٔا ْلوا هللا َّال ِذي َل ُك ْم‬،‫ ْث َّم َٔا ْع َط ُوه ْم َح َّق ْه ْم‬،‫َف ْا َٔال َّو ْل‬
‫هللا‬ ِ
َ
)‫َسائ َل ْه ْم َع َّما ْاس َت ْر َع ُاهم (متفق عليه‬
“Dahulu Bani Isra’il dipimpin oleh para nabi. Setiap kali
seorang nabi meninggal, ia akan digantikan oleh nabi (lain).
Namun sungguh tidak ada nabi lagi sesudahku, dan sepe-
ninggalku akan ada para khalifah lalu jumlah mereka akan
banyak.” (Para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, lalu
apa yang engkau perintahkan untuk kami?” Beliau menja-
10 | Hidup Adalah Tanggung Jawab
wab, “Tunaikanlah baiat kepada (khalifah) yang pertama
kemudian kepada yang berikutnya, lalu penuhilah hak
mereka, dan mintalah kepada Allah apa yang menjadi hak
kalian, karena sesungguhnya Allah akan menanyai mereka
tentang apa yang mereka pimpin.” (Muttafaq 'alaih)
Kalimat, ”…lalu penuhilah hak mereka, dan mintalah
kepada Allah apa yang menjadi hak kalian,…” merupakan
isyarat agar manusia mendahulukan kewajiban dari pada
meminta/menuntut haknya.
Setiap orang yang melaksanakan kewajiban, cepat atau
lambat, baik langsung maupun tidak langsung, pasti akan
mendapatkan haknya. Tetapi, tidak setiap orang yang
menuntut hak dapat melaksanakan kewajibannya dengan
baik.
Kisah kepemimpinan Khulafa’ur Rasyidin Al-Mahdiyyin
menjadi cermin ideal dalam sejarah Islam, bagaimana
seorang pemimpin yang melaksanakan kewajiban secara
maksimal. Mereka sama sekali tidak pernah menuntut
haknya sehingga rakyatnya sangat tunduk dan patuh serta
merasa bahagia dengan kepemimpinannya.
Ancaman dari Allah kepada Pemimpin Dzalim
Seorang pemimpin adalah pelayan bagi anggota
kelompoknya (rakyatnya), baik pemimpin keluarga, peru-
sahaan, masyarakat, maupun negara. Dalam sebuah ung-
kapan, dikatakan, ”Sayyid al-Qawm khaadimuhu.” (Pemim-
pin sebuah kaum adalah pelayan bagi kaumnya). Karena
itu, mereka tidak boleh melakukan kedzaliman pada
orang-orang yang dipimpinnya. Semua kebijakan yang
dibuatnya harus mengacu pada kepentingan masyarakat
yang dipimpinnya.

11 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Allah berfirman,
َ ‫ين َب ْع اضا ب َما َك ُانوا َي ْك ِس ُب‬ َّ ‫ض‬
َ ‫الظا ِل ِم‬ َ ْ ‫َو َك َذ ِل َك ُن َو ِلي َب‬
‫ون‬ ِ ‫ع‬
“Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang
zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebab-
kan amal yang mereka lakukan.” (Q.S. Al An’am [6]: 129)
Tentang makna ‘nuwalli‘ yang ada dalam ayat di atas
ada empat pendapat ahli tafsir:
Pertama, Kami jadikan sebagian orang yang zalim
sebagai kekasih bagi sebagian yang lain. Pendapat ini
diriwayatkan oleh Said dari Qatadah.
Kedua, Sebagian orang yang zalim itu kami jadikan
mengiringi yang lain di neraka disebabkan amal yang
mereka lakukan. Pendapat ini diriwayatkan oleh Ma’mar
dari Qatadah.
Ketiga, Kami jadikan orang yang zalim sebagai pengu-
asa bagi yang lain. Pendapat ini diungkapkan oleh Ibnu
Zaid.
Keempat, Kami pasrahkan sebagian orang yang zalim
kepada yang lain dalam artian tidak kami tolong. Pendapat
ini disebutkan oleh al Mawardi.
Ibnu ‘Asyur mengatakan, ayat tersebut bisa dipahami
mencakup seluruh orang yang zalim. Ayat tersebut
menunjukkan bahwa Allah akan menjadikan seorang
yang dzalim akan dikuasai dan dizalimi oleh orang selain-
nya. Inilah penafsiran yang diberikan oleh Abdullah bin
Zubair.
Fakhruddin Ar Razi mengatakan, jika rakyat ingin terbe-
bas dari penguasa yang zalim, maka hendaklah mereka
meninggalkan kezaliman yang mereka lakukan.

12 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Ar Razi juga menegaskan, ayat di atas adalah dalil yang
menunjukkan jika rakyat suatu negara itu dzalim (gemar
maksiat, curang, korupsi dan lainnya) maka Allah akan
memberi untuk mereka penguasa yang zalim semisal
mereka. Jika mereka ingin terbebas dari kezaliman pengu-
asa yang zalim maka hendaknya mereka juga mening-
galkan kemaksiatan yang mereka lakukan.
Jika seorang pemimpin mengkhianati amanah yang
telah diberikan, maka ancaman Allah berupa dosa besar
dan azab yang pedih akan ditimpakan kepadanya. Dalam
kitab al-Kaba`ir, Adz-Dzahabi menyebutkan dosa besar
bagi hakim/pemimpin yang zalim. Yakni, memutuskan
suatu perkara tanpa memenuhi rasa keadilan sebagaimana
ditetapkan Al-Quran. ”Allah tidak akan menerima shalat
seorang pemimpin yang tidak berhukum dengan apa yang
telah diturunkan Allah.”
Begitu juga mereka yang senantiasa melakukan sogok
(suap-menyuap) dan korupsi. ”Allah melaknat orang yang
memberi suap dan menerimanya dalam memutuskan
suatu perkara.” (HR Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim).
Keutamaan Pemimpin yang Adil
Seorang pemimpin yang berani menegakkan keadilan
akan lebih membersihkan bumi dibandingkan dengan
hujan selama empat puluh hari. Mengapa demikian? Kare-
na, keadilan akan membersihkan segala bentuk kejahatan,
kecurangan yang dilakukan manusia dzalim.
Apabila keadilan ditegakkan dalam suatu pemerintahan,
maka akan memberikan dampak kepada banyak orang,
bukan hanya pribadi dan Sebagian kelompok saja. Air
hujan, betapapun banyaknya hanya mampu membersih-

13 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


kan kotoran atau najis saja, sedangkan keadilan member-
sihkan kecurangan, kemaksiatan, dan kemunkaran.
Keutamaan pemimpin yang adil banyak diungkapkan di
dalam hadits Rasulullah ‫ﷺ‬, di antaranya:
1. Mendapat naungan di hari Kiamat
Dari Abu Hurairah , dari Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ُ ُ ُ ُ ٌ ََْ
‫ ِإ َم ٌام‬:‫هللا َت َعالى ِفي ِظ ِل ِه َي ْو َم ال ِظ َّل ِإال ِظل ُه‬ ‫«سبعة ي ِظلهم‬
َّ َ ٌ
‫ َو َر ُجل ق ُلب ُه ُم َعل ٌق ِفي‬،‫اب َن َشا ِفي ِع َب َاد ِة هللا‬ ٌّ ‫ َو َش‬،‫َع ْد ٌل‬
،‫ ْاج َت َم َعا َع َل ْي ِه َو َت َف َّرَقا َع َل ْي ِه‬،‫ًلن َت َح َّابا ِفي هللا‬
ِ
ُ ‫ َو َر‬،‫َالم َس ِاج ِد‬
‫ج‬
ُ‫ ِإ ِني ا َخاف‬:‫ َفقال‬،‫َو َر ُج ٌل َد َع ْت ُه ْام َرا ٌة َذ ُات َم ْن ِص ٍب َو َج َمال‬
ٍ
َ‫ َفا ْخ َف َاها َح َّتى ال َت ْع َل َم ِش َم ُال ُه ما‬،‫ َو َر ُج ٌل َت َص َّد َق ب َص َد َق ٍة‬،‫هللا‬ َ
ٌِ
‫ متفق‬.»‫اض ْت َع ْي َن ُاه‬ َ ‫ َو َر ُجل َذ َك َر‬،‫ُت ْن ِف ُق َيم ُين ُه‬
َ ‫هللا َخا ِل ايا َف َف‬
ِ
.‫عليه‬
“Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-
Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-
Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang
tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa
dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid,
dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu
karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang
diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi
dia menolak dan mengatakan: 'Saya takut kepada Allah',
seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya,
hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan
tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir
kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air
mata.” (Muttafaq ‘Alaih)

14 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Dalam hadits lainnya, dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash ,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ين ِع ْن َد هللا َع َلى َم َنا ِب ِر ِم ْن ُن ْو ِر َع ْن َي ِم ْي ِن َّالر ْحم ِن‬ َ ‫ِإ َّن ْال ُم ْق ِس ِط‬
ُ َّ
‫ ال ِذ ْي َن َي ْع ِدل ْو َن ِفي ُح ْك ِم ِه ْم‬،‫ين‬ ِ ِ‫م‬ َ ‫َع َّز َو َج َّل وكلتا َي َد ْي ِه‬
‫ي‬
ُ
)‫َو َٔا ْه ِل ْي ِه ْم َو َما َولوا (رواه مسلم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil, kelak disisi
Allah ditempatkan di atas mimbar dari cahaya, ialah mereka
yang adil dalam hukum terhadap keluarga, dan apa saja
yang dikuasakan kepadanya.” (H.R. Muslim)
2. Mendapat pahala sebanyak orang yang mengikuti-
nya
Dari Abi Hurairah , sesungguhnya Rasulullah ‫ ﷺ‬ber-
sabda,
َ ْ
‫َم ْن َس َّن ِفي ِاْل ْس ًَل ِم ُس َّن اة َح َس َن اة َك َان ل ُه َٔا ْج ُر َها َو َٔا ْج َر َم ْن َع ِم َل‬
‫ا‬ ُ ‫ِب َها ِم ْن َب ْع ِد ِه َال َي ْن ُق‬
‫ َو َم ْن َس َّن ِفي‬،‫ص ذ ِل َك ِم ْن ُا ُجو ِر ِه ْم َش ْيًئ‬
ْ
‫ِاْل ْس ًَل ِم ُس َّن اة َس ِي َئ اة َك َان َع َل ْي ِه ِو ْز ُر َها َو ِو ْز ار َم ْن َع ِم َل ِب َها ِم ْن َب ْع ِد ِه‬
‫ا‬ ُ ‫َال َي ْن ُق‬
)‫ص ذ ِل َك ِم ْن َٔا ْو َز ِار ِه ْم َشيًئ ( اخرجه مسلم‬
“Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk,
maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-
pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada
kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari
dosa-dosa mereka.” (H.R. Muslim)

15 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


3. Doanya mudah dikabulkan Allah
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurai-
rah , ada tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah ,
yakni:
ْ ْ َّ ‫َث ًَل َث ٌة َال ُت َرد َد ْع َو ُت ُه ْم‬
‫الصا ِئ ُم َح َّتى ُي ْف ِط َر َو ِاْل َم ُام ال َع ِاد ُل َو َد ْع َو ُة‬
ْ ْ
)‫ال َمظ ُل ِوم (رواه الترمذي‬
“Ada tiga kelompok yang tidak akan tertolak doanya,
yaitu doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa
pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi (hak-
haknya).” (H.R. Tirmidzi)
Mengapa doa pemimpin yang adil itu sangat mudah
dikabulkan? Karena di pundaknya terletak berbagai peng-
harapan hajat hidup orang banyak.
4. Menjadi orang yang dekat kedudukannya di sisi
Rasulullah ‫ ﷺ‬di hari Kiamat
Sebuah hadits diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri ,
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
ْ
‫هللا َي ْو َم ال ِق َي َام ِة َو َٔا ْد َن ُاه ْم ِم ْن ُه َم ْج ِل اسا ِإ َم ٌام‬
ِ ‫اس ِإ َلى‬ َّ ‫َٔا َحب‬
‫الن‬
ٌ‫هللا َت َع َالى َو َٔا ْب َع ُد ُه ْم ِم ْن ُه َم ْج ِل اسا ِإ َمام‬ َ َّ َ ِ َ ْ َٔ َ ٌ َ
ِ ‫اس ِإلى‬ ِ ‫ع ِادل وابغض الن‬
)‫َجا ِئ ٌر (رواه الترمذي‬
“Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah di hari
kemudian, dan paling dekat tempat duduknya dari-Ku
adalah seorang pemimpin yang adil. Dan sesungguhnya
orang yang paling dibenci oleh Allah di hari kemudian, dan
siksaannya sangat pedih adalah pemimpin yang curang.”
(H.R. Tirmidzi).

16 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


5. Sehari memimpin dengan adil lebih baik dari ibadah
60 tahun
Karena pentingnya pemimpin yang adil, Nabi Muham-
mad ‫ ﷺ‬pernah berpesan sebagaimana yang diriwayatkan
Abdullah bin Abbas :

‫ين َس َن اة َو ِحد ُي َق ُام ِفي‬َ ‫َي ْوم ِم ْن ِإ َم ٍام َع ِادل َٔا ْف َض ُل ِم ْن ِع َب َاد ِة ِس ِت‬
ٍ َٔ
َ ْ َ ْ َٔ َ
‫ض بحقه ا ْز َكى ِفي َها ِمن مط ِر ارب ِعين َص َباحا (رواه‬
‫ا‬ َ ْ ْ ‫ر‬ْ ‫ْ َٔاال‬
ِ
)‫ ضعيف‬،‫الطبرانى‬
“Sehari seorang pemimpin yang adil lebih utama dari-
pada beribadah 60 tahun, dan satu hukum ditegakkan di
bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan 40 hari”
(H.R. At-Thabrani, Dhaif).
Larangan Berambisi Pada Kepemimpinan (Jabatan)
ُ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ
ِ َّ ‫ قال َر ُسول‬:‫اَّلل َت َعالى َع ْن ُه – قال‬
‫اَّلل‬ ‫َو َع ْن ابي هريرة – ر ِضي‬
‫ون َن َد َام اة َي ْو َم‬ ُ ‫ َو َس َت ُك‬،‫ون َع َلى ْاْل َم َارِة‬
َ ‫ص‬ُ ‫ر‬ ْ ‫ « َّإن ُك ْم َس َت‬:‫ﷺ‬
‫ح‬
ِ ِْ
‫ َو ِبئ َست الف ِاط َمة» َرواه ال ُبخ ِاري‬،‫ َف ِن ْع َم ْت ال ُم ْر ِض َعة‬،‫ْال ِق َي َام ِة‬
َ ْ ُ َ ُ َ ْ ْ ْ ُ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬bersabda, “Sungguh kalian akan berambisi mendapatkan
jabatan/kepemimpinan, dan itu akan menjadi penyesalan
pada Hari Kiamat, maka betapa nikmat persusuan, betapa
seng-sara penyapihan.” (H.R. Bukhari)
Maksud Imarah (jabatan/kepemimpinan) dalam hadits
ini ialah secara umum, mulai dari yang tertinggi (Imamah),
seperti khalifah, presiden atau raja, hingga yang terendah
walaupun atas satu orang saja. Ambisi jabatan/kepemim-
pinan itu akan menyebabkan penyesalan pada hari kiamat.
“Betapa nikmat persusuan” maksudnya ialah kenikmatan

17 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


dunia yang diperoleh dengan menyandang jabatan/kepe-
mimpinan tersebut, lalu “betapa sengsara penyapihan”
berarti keadaan akan berbanding terbalik menjadi keseng-
saraan setelah melepas jabatan/kepemimpinan tersebut
saat di akhirat.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh At-Thabrany
dan Al-Bazzar dengan sanad Shahih melalui ‘Auf bin Malik
bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,
َّ ْ َ ُ
‫ إال َم ْن‬،‫ َو َثا ِل ُث َها َع َذ ٌاب َي ْو َم ال ِق َي َام ِة‬،‫ َو َثا ِن َيها َن َد َام ٌة‬،‫َٔا َّول َها َمًل َم ٌة‬
‫َع َد َل‬
“Awalnya (dari jabatan) ialah celaan, (lalu) kedua penye-
salan, (lalu) ketiga siksa pada Hari Kiamat, kecuali (bagi)
yang adil”
Juga diriwayatkan oleh At-Thabrany secara marfu’
melalui sahabat Zaid bin Tsabit ,
َّ ‫ َوب ْئ َس‬،‫الش ْي ُء ْاْل َم َار ُة ِل َم ْن َٔا َخ َذ َها ب َح ِق َها َو َح َّل َها‬
‫الش ْي ُء‬ َّ ‫ِن ْع َم‬
ْ ِ ِ ِ
ُ ‫ْاْل َم َار ُة ِل َم ْن َٔا َخ َذ َها ب َغ ْير َح ِق َها َت ُك‬
‫ون َع َل ْي ِه َح ْس َر اة َي ْو َم ال ِق َي َام ِة‬ ِ ِ ِ
“Jabatan/kepemimpinan ialah suatu hal yang begitu
nikmat bagi yang mengambil hak dan menempatkannya
(dengan benar), (akan tetapi) menjadi sesuatu yang begitu
menyengsarakan bagi yang tidak menempatkan hak pada
tempatnya serta akan menjadi penyesalan pada Hari
Kiamat”.
Maka kedua hadits ini mengikat (muqayyad) hadits
pertama yang melepas (muthlaq). Karena pada hadits
pertama tidak disebutkan pegecualian, yaitu penyandang
jabatan yang adil dan mengembalikan hak dengan benar,
akan tetap mendapatkan kenikmatan di akhirat.

18 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Terdapat sebuah hadits terkait yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari hadits Abi Dzar bahwa beliau berkata,
ٌ ‫ َّإنك َض ِع‬:‫اَّلل َٔا َال َت ْس َت ْعم ُل ِني َق َال‬
‫يف َو ِإ َّن َها َٔا َم َان ٌة‬ ِ َّ ‫ُق ْلت َيا َر ُس َول‬
َّ َّ َٔ َ َ َ َ َ َ َٔ ْ َ َّ ٌ ِ َ َ َ َ ‫َ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ٌي‬
‫و ِإنها يوم ال ِقيام ِة ِخز وندامة إال من اخذها ِبح ِقها وادى ال ِذي‬
‫َع َل ْي ِه ِف َيها‬
“Aku (Abi Dzar) berkata, “Hai Utusan Allah, tidakkah kau
memakaiku (untuk sebuah jabatan)?” Maka Rasul-pun
menjawab: “Sungguh kau itu lemah, sedangkan (jabatan) itu
sungguh ialah amanah, dan sungguh akan menjadi kehinaan
dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi yang meng-
ambil haknya (dengan benar) dan menjalankan kewajiban di
dalamnya””.
Al-Imam An-Nawawi berkata: “Hadits ini merupakan
dasar besar supaya menjauh dari jabatan/kepemimpinan,
terlebih bagi yang dirinya lemah, lemah dalam artian tidak
memiliki kredibilitas keahlian yang mumpuni, tidak mampu
berbuat adil, lalu lalai dan pasti akan menjadi penyesalan
dan siksaan pada hari kiamat. Sedangkan bagi yang mum-
puni (ahli) dan bisa berlaku adil, maka ia akan mendapat
balasan baik yang setimpal dengan tetap mengambil
resiko yang besar. Karena itulah banyak tokoh besar yang
menolak menerima jabatan, seperti Imam Syafi’i yang
menolak diangkat menjadi hakim di daerah Timur dan
Barat pada masa kekhalifahan Al-Ma’mun, begitu pula
Imam Abu Hanifah yang menolak ketika dipanggil oleh
Khalifah Al-Mansur untuk jabatan yang sama hingga
dipukuli dan dipenjara. Dan masih banyak lagi tokoh besar
yang menolak menerima jabatan pemerintahan sebagai-
mana disebutkan dalam kitab An-Najm Al-Wahhaj.

19 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


Sabda Nabi ‫ َس َت ْح ِر ُص ْو َن‬pada hadits pertama yang berarti
“kalian akan berambisi” menunjukkan tabiat asli manusia
yang menyukai jabatan/kepemimpinan, karena dengan
posisi itu ia memperoleh keuntungan duniawi, kelezatan-
nya serta ucapan yang dipatuhi (oleh orang lain). Karena
itu datanglah sebuah larangan dalam hadits yang diriwa-
yatkan oleh Syeikhan (dua syeikh), bahwa Nabi Muham-
mad ‫ ﷺ‬berkata kepada Abdurrahman,
َ ْ َ
،‫يتها َع ْن َم ْس َٔال ٍة َو ِكلت إل ْي َها‬ َ ‫ َف ِإ َّنك ْإن ُا ْع ِط‬،‫َال َت ْس َٔا ْل ْ ِاْل َم َار َة‬
َ
‫يتها َع ْن َغ ْي ِر َم ْس َٔال ٍة ُا ِع ْنت َع َل ْي َها‬
َ ‫َو ِإ ْن ُا ْع ِط‬
“Janganlah kamu meminta jabatan, karena jika kau men-
dapatkannya setelah meminta, ia akan dibebankan kepada-
mu, tetapi jika kau mendapatkannya tanpa meminta, kamu
akan dibantu (mengembannya)”
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud
dan Tirmidzi bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,
َ َ ْ
‫ َو َم ْن ل ْم‬،‫َم ْن َط َل َب ال َق َض َاء َو ْاس َت َع َان َع َل ْي ِه ِبالش َف َع ِاء ُو ِك َل إل ْي ِه‬
ُ َّ ‫َي ْط ُل ْب ُه َو َل ْم َي ْس َت ِع ْن َع َل ْي ِه َٔا ْن َز َل‬
‫اَّلل َم َل اكا ُي َس ِد ُد ُه‬
“Siapa yang meminta jabatan hukum dan meminta ban-
tuan para perantara, maka (jabatan itu sepenuhnya) akan
dibebankan kepadanya, dan siapa yang belum memintanya
dan belum meminta bantuan para perantara, maka akan
Allah turunkan baginya malaikat yang mendukung/
mengarahkannya”.
Dalam Shahih Muslim bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬bersumpah,
َ َ ْ َ
‫ َوال َٔا َح ادا َح َر َص َع َل ْي ِه‬،‫َو َا َّ َِّلل َّإنا ال ُن َو ِلي َه َذا َٔاال ْم َر َٔا َح ادا َس َٔال ُه‬

20 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


“Demi Allah, sungguh kami tidak mengangkat dan mem-
percayakan perkara ini kepada siapapun yang memintanya,
tidak pula bagi siapapun yang berambisi mendapatkannya”.
Pemimpin wajib mencari manusia calon pejabat terbaik
dan paling bisa diterima kemudian memilih dan mengang-
katnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan
Al-Baihaqy bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,
ْ ْ ‫ا‬
‫َم ْن ْاس َت ْع َم َل َر ُجًل َع َلى ِع َص َاب ٍة َو ِفي ِتل َك ال ِع َص َاب ِة َم ْن ُه َو َٔا ْر َضى‬
‫ين‬َ ‫اَّلل َو َر ُس َول ُه َو َج َم َاع َة ْال ُم ْس ِل ِم‬
َ َّ ‫ِ َّ َِّلل َت َع َالى ِم ْن ُه َف َق ْد َخ َان‬
“Siapa yang mengangkat seorang lelaki karena faktor
golongan (sendiri) padahal ada yang lebih diridhai untuk
Allah darinya, maka dia telah mengkhianati Allah, RasulNya
serta kaum muslimin”.
Yang dilarang ialah meminta jabatan/kepemimpinan,
karena jabatan itu akan memberikan seseorang kekuatan
setelah dirinya lemah, menganugerahkan kemampuan
setelah dirinya tidak berdaya. Sedangkan manusia memiliki
sifat naluri alami jahat, yang berpotensi menyalahgunakan
jabatan dan kepemimpinan untuk membalas dendam
kepada musuhnya di masa lalu, memperhatikan (kesejah-
teraan) golongan sendiri, atau mencari-cari tujuan non
produktif yang tidak jelas hasil akhirnya, dan tidak bisa
diprediksi kebaikan apakah nanti yang ada dengan
menempelnya jabatan pada dirinya.
Karena itu, sebisa mungkin janganlah meminta jabatan/
kepemimpinan. Meskipun terdapat hadits yang diriwayat-
kan oleh Abu Daud dengan sanad Hasan bahwa Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,

21 | Hidup Adalah Tanggung Jawab


ُ َ
‫ َف َغ َل َب َع ْدل ُه َج ْو َر ُه َف َل ُه‬.‫ين َح َّتى َي َنال ُه‬ َ ‫َم ْن َط َل َب َق َض َاء ْال ُم ْس ِل ِم‬
َ ْ
‫ال َج َّن ُة َو َم ْن َغ َل َب َج ْو ُر ُه َع ْدل ُه َف َل ُه َّالن ُار‬
“Siapa yang meminta jabatan hukum bagi kaum muslimin
hingga ia mendapatkannya, lalu keadilannya mengalahkan
kelalimannya, maka dia akan mendapatkan surga, dan siapa
yang kelalimannya mengalahkan keadilannya, dia akan
mendapatkan neraka”.

َّ ‫هللا َٔا ْع َل ُم ِب‬


ِ ‫الص َّو‬
‫اب‬ ُ ‫َو‬

22 | Hidup Adalah Tanggung Jawab

Anda mungkin juga menyukai