Anda di halaman 1dari 15

PROYEKSI DAN SKENARIO

PERUBAHAN IKLIM

Joko Yulianto Ariantono, M. Si


Latar Belakang
Perubahan iklim global telah menarik perhatian banyak
kalangan termasuk para ilmuwan dan pemangku kebijakan.
Perubahan iklim yang sekarang sedang terjadi perlu disikapi
dengan memahami dasar-dasar ilmiah, peristiwa, serta
mengetahui penyebab dan dampaknya terhadap manusia dan
lingkungan. Selanjutnya diperlukan langkah-langkah adaptasi
(penyesuaian) dan mitigasi (penanggulangan). Para ilmuwan
menggunakan model komputer untuk melakukan simulasi
system iklim di bumi dalam rangka mempelajari perubahan iklim
di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Berdasarkan
luaran model tersebut, para ilmuwan telah membuat beberapa
prakiraan mengenai indikasi dan dampak perubahan Iklim
terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Latar Belakang
• Proyeksi iklim adalah simulasi iklim bumi dalam beberapa
dekade mendatang (biasanya hingga tahun 2100) berdasarkan
asumsi 'skenario' untuk konsentrasi gas rumah kaca, aerosol,
dan konstituen atmosfer lainnya yang memengaruhi
keseimbangan radiasi di bumi.

• Skenario adalah gambaran dari alternatif masa depan. Skenario


tidak dapat diartikan sebagai prediksi atau ramalan. Setiap
skenario merupakan satu dari gambaran alternatif tentang
bagaimana masa depan itu dapat terjadi. Kumpulan dari
beberapa skenario akan membantu untuk memahami
kemungkinan perkembangan masa depan yang merupakan
gabungan dari beberapa sistem yang kompleks.
Latar Belakang
• Penyusunan skenario iklim ditujukan untuk melihat
perubahan kondisi iklim di suatu wilayah, pada waktu
tertentu di masa depan, dibandingkan dengan kondisi
baseline. Rentang waktu untuk membandingkan kedua
kondisi tersebut adalah sekitar 30 (tiga puluh) tahun.
Misalnya informasi tentang proyeksi perubahan curah
hujan dan suhu udara pada skala waktu tertentu (tahunan,
bulanan, atau harian) dan ketinggian muka laut.
• Proyeksi ini disusun berdasarkan luaran model-model iklim
yang dibangun untuk mempelajari konsekuensi pengaruh
antropogenik perubahan iklim. Antropogenik perubahan
iklim ini seringkali berguna sebagai masukan untuk
model-model dampak iklim.
Latar Belakang
Pemilihan tahun proyeksi masa depan didasarkan pada kerangka waktu sistem
pembangunan di Indonesia. Baik melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Skenario Iklim berdasarkan RCP
(Representative Concentration Pathways)
• RCP – Representative Concentration Pathways adalah generasi terkini dari
skenario yang menyediakan masukan mengenai model-model iklim.

• Skenario Iklim telah lama digunakan oleh para perencana dan pembuat
keputusan untuk menganalisis situasi yang pengaruhnya tidak menentu
(uncertain). Dalam riset iklim, skenario emisi digunakan untuk menggali
seberapa jauh kontribusi manusia untuk perubahan iklim di masa depan yang
dilihat melalui faktor-faktor tertentu seperti: pertumbuhan penduduk,
pembangunan ekonomi, dan pengembangan teknologi baru.

• Proyeksi skenario kondisi sosial dan ekonomi mendatang juga digunakan


untuk menggali seberapa jauh dampak perubahan iklim pada perubahan
kondisi dunia, misalnya: perubahan jumlah orang miskin di masa depan.
Penggunaan skenario iklim ini tidak dimaksudkan untuk memprediksi masa
yang akan datang, akan tetapi untuk memproyeksikan dampak-dampak yang
akan terjadi di masa mendatang akibat perubahan iklim.
Skenario Iklim berdasarkan RCP
(Representative Concentration Pathways)
Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC)
• IPCC yang didirikan oleh World Meteorological
Organization (WMO) dan UN Environment Programme
(UNEP) pada tahun 1988 bertugas untuk mengevaluasi
berbagai resiko yang berkaitan dengan perubahan iklim
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Salah satu tugas
utama IPCC adalah mempublikasikan laporan khusus dari
berbagai macam topik yang relevan untuk diterapkan oleh
UNFCC (United Nations Framework Convention on
Climate Change). Selain itu IPCC juga bertugas untuk
mengintegrasikan beberapa model skenario perubahan
iklim yang telah dibuat oleh beberapa lembaga yang
berkompeten.
Skenario SRES

• Hingga tahun 1996, IPCC telah mulai mengembangkan skenario baru


untuk memperbaharui dan mengganti skenario sebelumnya yakni IS92
(IPCC Scenarios 1992). Evaluasi tersebut merekomendasikan bahwa
adanya perubahan yang signifikan di dalam memahami gaya-gaya
pengendali dari emisi dan metode yang digunakan.

• Skenario baru ini dikenal sebagai SRES (Special Report on Emissions


Scenarios). Skenario SRES lebih menggambarkan dari ketidakpastian
tentang ketersediaan sumber energi di masa depan serta kaitannya
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
gaya-gaya pengendali yang dimasukkan ke dalam skenario SRES
tidak hanya mempengaruhi emisi CO2, tetapi juga Gas Rumah Kaca
lain seperti SO2, metan dan lain sebagainya. Faktor lain yang turut
dimasukkan sebagai faktor pengendali yaitu pertumbuhan demografi,
ekonomi dan teknologi.
Skenario SRES

• SRES terdiri dari dua komponen yaitu kuantitatif dan kualitatif dan
memiliki narrative yang disebut sebagai storylines. Skenario SRES
dapat digunakan sebagai alat untuk melihat story masa depan, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif melalui pendekatan model.
Skenario SRES

• Berdasarkan skema di atas (Gambar II.4) menunjukkan bahwa


skenario SRES dibentuk oleh faktor gaya-gaya pengendali yaitu
lingkungan yang meliputi populasi penduduk, ekonomi, teknologi,
sumber daya energi, penggunaan lahan dan pertanian. Sedangkan
empat famili skenario diilustrasikan secara sederhana bagaikan
sebuah “pohon” dua dimensi yang memiliki 2 cabang yaitu model
skenario A1 dan B1 (bersifat Global) dan model skenario A2 dan B2
(bersifat Regional).

• Setiap storylines mendeskripsikan pertumbuhan dalam beberapa


dimensi yang berbeda dan meliputi faktor-faktor sosial, ekonomi,
teknologi, lingkungan dan kebijakan pemerintah. Berikut ini penjelasan
dari tiap-tiap titel model skenario mulai dari A1, A2, B1 dan B2
berdasarkan urutan abjad dan angka.
Skenario SRES

• A1 strorylines dan famili skenarionya mendeskripsikan tiga asumsi


yakni pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pertumbuhan populasi
penduduk yang menurun serta penggunaan teknologi baru yang lebih
cepat dan efisien. Skenario famili A1 dikembangkan ke dalam tiga
grup yang menjelaskan tentang alternatif perubahan teknologi di
dalam sistem energi. Tiga grup tersebut dibedakan berdasarkan
penggunaan dari teknologi : energi fosil (A1F1), energi non-fosil (A1T)
dan keseimbangan dari penggunaan keseluruhan sumber energi
(A1B).

• A2 storylines dan famili skenarionya memaparkan tentang keragaman


dunia. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi baik secara
regional dan besaran per kapita serta perkembangan teknologi lebih
terkotak-kotak dan cenderung lebih lambat dibandingkan storylines
yang lain.
Skenario SRES

• B1 storylines dan famili skenarionya menggambarkan sebuah dunia yang


konvergen dengan tingkat populasi rendah yang sama dengan A1 storyline, namun
lebih cepat terutama pada struktur ekonomi menuju tingkat pelayanan dan
informasi yang baik, dengan mengurangi penggunaan material dan mulai
menerapkan teknologi yang bersih dan efisien. Pada storyline ini lebih ditekankan
pada solusi yang bersifat global pada beberapa sektor yaitu ekonomi, sosial dan
penanganan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk mengimprovisasi dari
kesamaan namun tanpa adanya kepedulian terhadap perubahan iklim yang terjadi
• B2 storylines dan famili skenarionya menggambarkan sebuah dunia yang lebih
menekankan pada solusi yang bersifat lokal terutama pada sektor ekonomi, sosial
dan penanganan lingkungan yang berkelanjutan. Pada storyline ini, menampilkan
sebuah dunia dengan tingkat pertumbuhan populasi yang sedang, pertumbuhan
ekonomi pada level menengah dan perubahan teknologi yang lebih bervariasi dan
cenderung agak lambat dibanding B1 dan A1 storylines. Disamping itu skenario ini
juga berorientasi kepada perlindungan lingkungan dan kesamaan sosial yang
difokuskan baik pada tingkatan lokal maupun regional.
Skenario SRES
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai