Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan

Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 161-170


 
ANALISIS EMPIRIS ENVIRONMENTAL KUZNETS CURVE (EKC)
TERKAIT ORIENTASI ENERGI

Dea Yustisia1, Catur Sugiyanto2


1 Center for Public Mental Health Universitas Gadjah Mada

Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur 55281 Yogyakarta, Indonesia. Phone +62 274 550435
2Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada
Jalan Sosio Humaniora Nomor 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia,
Phone: +62-274-548510, E-mail korespondensi: deayustisia@gmail.com

Naskah diterima: April 2014; disetujui: Agustus 2014


Abstract: The aim of this study is to investigate the existence of Environmental Kuznets
Curve (EKC) for panel data of three classifications of countries according to development level
and energy orientation, such as consumption of energy, export of energy, import of energy,
and share of renewable energy consumption over the period 1991-2010. We use the panel data
method to estimate the model for three classifications of countries and do some treatment tests
for the data. In general, we find support for the EKC only for middle development countries
and for its rejection in other cases and there are different types of energy sources which are
significantly affected emission per capita in every country classification. We also found that
renewable energy has an important role for sustainable development and we may conclude
that investment and joint agreement in clean energy can be significant factors to actualize
sustainable development.
Keywords: environmental kuznets curve (EKC); pollution; energy; panel data; development
JEL Classification: Q32, Q43, Q56, O13

Abstrak: Tujuan dari studi ini adalah untuk menginvestigasi eksistensi Kurva Lingkungan
Kuznets (EKC) pada data panel dari tiga klasifikasi negara menurut tingkat pembangunan
ekonomi dan orientasi energi, seperti halnya konsumsi energi, ekspor energi, impor energi,
dan penggunaan energi alternatif pada periode 1991-2010. Kami menggunakan metode data
panel untuk mengestimasi model pada tiga klasifikasi negara dan melakukan tes beberapa
metode ekonometrika dan statistika untuk data. Secara umum, ditemukan bahwa pembuktian
untuk teori EKC hanya pada negara dengan tingkat pembangunan menengah dan terdapat
penolakan dalam kasus kategori negara lainnya, serta adanya perbedaan jenis sumber energi
yang signifikan mempengaruhi emisi per kapita di setiap klasifikasi negara. Kami juga
menemukan bahwa energi alternatif memiliki peran penting bagi pembangunan berkelanjutan
dan kami dapat menyimpulkan bahwa investasi dan kesepakatan bersama dalam energi ramah
lingkungan dapat menjadi faktor yang signifikan untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan.
Kata kunci: kurva environmental kuznets (EKC); polusi; energi; data panel; pembangunan
Klasifikasi JEL: Q32, Q43, Q56, O13

PENDAHULUAN berkesinambungan memperhatikan tiga aspek


utama, yaitu masyarakat (society), lingkungan
(environment), dan perekonomian (economy).
Pembangunan berkelanjutan menjadi salah
Seiring bertambahnya degradasi lingkungan,
satu isu yang kerap diangkat seiring dengan
pertanyaan umum pun muncul dalam kajian
pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat pada
bidang ekonomi: apakah tingkah pertumbuhan
beberapa dekade terakhir. Konsep pembangunan
ekonomi berkesinambungan bisa dicapai, baik rapa hasil empiris terkait dengan EKC telah
dalam skala negara, wilayah maupun dunia dilaporkan berdasarkan metode dan sampel
secara keseluruhan. yang beragam dengan hasil pembuktian hipo-
Lean dan Shahbaz (2011) menyebutkan tesis dan kesimpulan yang beragam.
bahwa pembangunan ekonomi yang berkelan- Fujii dan Shunsuke (2011) melakukan
jutan akan tercapai beriringan dengan pelesta- pengujian hipotesis EKC pada 23 negara OECD
rian lingkungan yang berkelanjutan. Para yang tergolong negara maju menggunakan
peneliti dalam bidang ekonomi telah mengkaji tingkat emisi karbondioksida per sektor. Pem-
hubungan antara tingkat pertumbuhan ekonomi buktian hipotesis EKC terlihat pada industri
dengan indikator lingkungan dengan menggu- makanan, tekstil, kayu, kimia, kertas, besi, mesin,
nakan Environmental Kuznets Curve (EKC). peralatan transportasi, serta industri konstruksi.
Teori ini menyebutkan bahwa tingkat kerusak- Akan tetapi, hipotesis EKC tidak terbukti
an lingkungan akan meningkat seiring dengan pada industri pertambangan dan industri
pembangunan ekonomi dan pada titik tertentu logam non-besi yang merupakan industri yang
(turning point) dalam pencapaian pertumbuhan membutuhkan energi yang banyak dalam proses
ekonomi, maka tingkat kerusakan lingkungan produksinya sehingga menunjukkan fungsi
akan menurun seiring dengan meningkat yang monotonik dan bukan fungsi kuadratik seba-
ditandai dengan kurva huruf U-terbalik (U- gaimana hipotesis EKC.
inverted curve). Selama ini studi terkait EKC dan energi
Adapun Vollebergh, dkk (2008) mengesti- hanya menggunakan pendekatan konsumsi energi
masi EKC pada dua jenis polutan, yaitu CO2 sebagai variabel independen dalam beberapa
dan SO2 pada negara-negara OECD dalam studi (Suri dan Chapman, 1998) dan Richmond
dan Kauffman (2003), menemukan bahwa hanya
kurun waktu 1960-2000. Studi ini membuktikan
negara maju telah berhasil mengendalikan tingkat
bahwa kurva EKC jelas terbentuk dalam kasus
konsumsi energi dan mencapai titik balik dalam
polutan SO2, namun tidak demikian pada kur-
EKC. Hanya sedikit literatur yang mengkaji
va EKC CO2. Studi EKC juga memasukkan
bagaimana faktor produksi dan konsumsi
variabel eksogen lain dalam estimasinya selain berpengaruh di dalam emisi karbondioksida,
tingkat pendapatan maupun pertumbuhan salah satunya adalah Aldy (2004) yang
ekonomi, seperti halnya energi dan perdagangan. menggunakan pendekatan emisi karbondioksida
Sementara studi yang dilakukan Suri dan dalam proses produksi dan konsumsi di tingkat
Chapman (1998) menunjukkan bahwa baik negara bagian Amerika Serikat. Studi tersebut
negara maju maupun negara berkembang yang menemukan bahwa emisi karbondioksida dari
sedang melalui tahapan industrialisasi akan konsumsi energi pada negara bagian dengan
meningkatkan kebutuhan terhadap energi yang pendapatan lebih tinggi akan lebih signifikan
cukup tinggi pada awalnya untuk mengekspor. berpengaruh dibandingkan emisi karbondiok-
Beberapa studi terkait dengan pengujian sida dari proses produksi energi.
hipotesis EKC dilakukan dalam kategori negara Studi yang dilakukan oleh Yolanda dan
dengan tingkat pertumbuhan sosial ekonomi Rodriguez (2012) yang meneliti 15 negara
yang beragam. Hipotesis EKC yang dikaji secara OECD periode 1980-2004 menolak hipotesis
berfokus pada di negara maju, seperti halnya EKC, harga minyak signifikan dalam semua
Amerika Serikat (Aldy, 2004), Kanada (He dan spesifikasi model bertanda negatif, harga gas
Richard, 2009) dan menemukan pembuktian dan batu bara tidak signifikan (efek substitusi
hipotesis EKC pada beberapa kawasan serta dengan harga minyak), produksi energi terba-
pentingnya pengembangan energi alternatif rukan signifikan terhadap emisi bertanda
(Iwata, dkk., 2009). Literatur lainnya meng- negatif. Sementara studi yang dilakukan oleh
analisis EKC menggunakan data silang antar Waluyo dan Terawaki (2012) periode 1962-2007
negara (Sen dan Melenberg, 2011), Fujii dan dengan metode model runtun waktu ARDL.
Shunsuke (2011), serta beberapa studi EKC di Adapun variabel yang digunakan dalam studi
negara berkembang (Timakova, 2009), Saboori, ini adalah Deforestrasi, GDP, penduduk daerah
dkk. (2012), Waluyo dan Terawaki (2012). Bebe- rural, pertumbuhan penduduk, indeks perta-

162 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014: 161-170
nian, luas lahan pertanian, produksi kayu, informatif maka diharapkan estimasi yang lebih
ekspor produk hutan di Indonesia. Hasil studi efisien dapat dicapai; 3) Data panel dapat
ini menunjukkan hubungan inverted-U pada digunakan untuk meneliti permasalahan yang
jangka panjang, yang menunjukkan pola EKC tidak dapat dilakukan oleh data time series
di mana apabila tingkat deforestrasi meningkat maupun cross-section.
pada tahapan awal pertumbuhan ekonomi, Untuk memutuskan model manakah yang
maka pada ambang batas tingkat deforestrasi paling tepat dari ketiga model yang akan
akan menurun dengan kalkulasi titik balik digunakan dalam mengestimasikan data panel,
pendapatan per kapita US$ 990,4. perhatikan skema pada gambar 1.
Ada empat tujuan dari dilakukannya studi
ini yaitu; 1) Untuk menguji teori Environmental
Kuznets Curve (EKC) pada kelompok negara
dengan tingkat pembangunan tinggi, sedang,
dan rendah; 2) Untuk menganalisis orientasi
konsumsi energi yang berpengaruh terhadap
emisi karbondioksida per kapita pada kelompok
negara dengan tingkat pembangunan tinggi,
sedang, dan rendah; 3) Untuk menganalisis
dan pengaruh perilaku ekspor impor energi
pada kelompok negara dengan tingkat pemba-
Gambar 1. Alur Pengujian Data Panel
ngunan tinggi, sedang, dan rendah; 4) Untuk
menganalisis pengaruh energi alternatif terha-
dap emisi pada kelompok negara dengan tingkat Ketiga pengujian di atas yaitu Chow test,
pembangunan tinggi, sedang, dan rendah. Hausman Test, dan LM Test digunakan untuk
memutuskan model yang paling tepat dari
ketiga model tersebut.
METODE PENELITIAN Studi ini mengembangkan model EKC
yang menjelaskan hubungan antara emisi CO2
Jenis dan Sumber Data
dengan pendapatan per kapita dengan varia-
Data yang digunakan dalam studi ini bel-variabel penjelas lain terkait dengan orien-
adalah data panel yang merupakan kombinasi tasi energi sebagaimana disederhanakan pada
dari data time series dan cross-section. Dalam model berikut:
data panel, sekelompok unit cross section (indi-
vidu, rumah tangga, negara) diambil datanya ln(E/P)it = αi + β1 ln(GDP/P)t +
dalam sebuah kurun waktu. Jadi data panel 2
adalah data dari beberapa unit cross section β2(ln(GDP/P)) it + ln(coal)it +
yang diambil dalam kurun waktu tertentu. ln(oil)it + ln(export_ener)it +
Data panel memiliki kelebihan diban-
ln(renew_ener)it + it 1)
dingkan dengan time series dan cross section: 1)
Data panel dapat digunakan untuk meng-
atasi heterogeneitas dalam unit mikro. Dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
data time series maupun cross-section terdapat
beberapa variabel penjelas yang tidak terukur Studi ini menguji mengenai pengaruh
(unmeasured explanatory variable). Mengabaikan emisi karbondioksida dan pertumbuhan eko-
variabel ini dapat menyebabkan bias dalam nomi serta melakukan pembuktian dari Envi-
estimasi. Data panel dapat digunakan untuk ronmental Kuznets Curve pada 17 negara yang
mengatasi permasalahan ini; 2) Data panel dibagi tiga kelompok negara serta menguji
meningkatkan variabilitas dengan mengkombi- pengaruh variabel yang berpengaruh terkait
nasikan variasi dalam unit mikro dengan variasi dengan orientasi energi, yaitu: konsumsi energi
time series yang dapat mengatasi permasalah- (batu bara, minyak bumi, dan gas alam), ekspor
an multikolinearitas. Dengan data yang lebih energi, impor energi, dan pengembangan

Environmental Kuznets Curve (Dea Yustisia, Catur Sugiyanto) 163


energi alternatif selama kurun waktu 20 tahun lebih besar dari nilai kritisnya pada d.f (7) α =
(1991- 2010). 5% sebesar 14,07. Nilai tersebut menolak hipo-
Dalam studi ini telah dilakukan uji statistik tesis nol tentang homoskedastisitas, sehingga
pada variabel dependen dan independen. terdapat permasalahan heteroskedastisitas model
Selain uji statistik dilakukan juga uji F, uji FE.
hausman, uji asumsi klasik dan uji stasioner Kedua, melakukan uji autokorelasi dengan
dan kointegrasi pada data panel. Uji F diguna- menggunakan Wooldridge test for autocorrelation
kan untuk membandingkan apakah parameter in panel data menggunakan Stata 12 untuk
antara satu grup/model berbeda dengan para- mengetahui apakah terdapat korelasi satu
meter grup/model lainnya. Dalam hal ini, uji F observasi dengan observasi lain yang berlainan
membandingkan parameter yang diperoleh waktu dan didapatkan nilai F statistik sebesar
pada model PLS dengan model FE. Hipotesis masing-masing 1,137 (HDC); 5,106 (MDC); dan
nol pada uji ini adalah parameter pada kedua 11,486 (LDC) dengan nilai kritisnya pada d.f
model sama atau stabil. Nilai F statistik (1,6) α = 5% sebesar 5,99 pada HDC dan
menunjukkan nilai probabilitas yang signifi- d.f(1,4) α = 5% sebesar 7,71 pada MDC dan
kan kurang dari 0,05 dari nilai kritisnya. Bukti LDC. Hasil ini menunjukkan bahwa HDC dan
ini menolak hipotesis nol tentang stabilitas MDC tidak menolak hipotesis nol tentang tidak
parameter sehingga model FE lebih tepat adanya autokorelasi pada orde pertama, namun
untuk digunakan dalam mengestimasi persa- LDC menolak hipotesis nol sehingga diambil
maan pada ketiga kelompok negara. kesimpulan bahwa tidak terdapat permasalahan
Uji Hausman mengikuti distribusi statistik autokorelasi serial pada model FE pada HDC
X2 dengan derajat kebebasan k yang merupa- dan MDC pada α = 5% dan terdapat perma-
kan jumlah variabel independen. Jika nilai X2 salahan autokorelasi serial pada LDC.
statistik lebih besar dari nilai kritisnya, maka Pengujian terakhir uji multikolinearitas
hipotesis nol tidak diterima sehingga kesim- adalah mendeteksi hubungan antarvariabel-
pulannya adalah lebih tepat menggunakan variabel yang digunakan dalam model meng-
fixed effect (Greene, 2000). Hasil pengujian pada gunakan matriks korelasi. Korelasi yang cukup
tiga klasifikasi negara mendapatkan nilai chi- tinggi hanya terlihat pada konsumsi minyak
square masing-masing sebesar 116,33 (HDC); bumi- konsumsi gas alam dan impor energi-
7.752,17 (MDC), dan 55,76 (LDC) yang lebih renewable energy pada HDC, serta emisi- GDP
besar dari nilai kritisnya pada α = 5% dengan dan impor-ekspor energi pada LDC yang
d.f(8) sebesar 21,955. Nilai tersebut menolak korelasinya mencapai di atas 80%.
hipotesis nol dan mengarahkan pada penggu- Hasil estimasi tersebut memperlihatkan
naan model FE karena lebih konsisten dalam tidak terdapat perfect collinearity, sehingga hasil
mengestimasi model pada tiga kelompok negara. estimasi tidak bias dan BLUE (Best Linear
Uji Hausman tersebut semakin menegaskan Unbiased Estimators) (Gujarati 2003).
pengujian sebelumnya bahwa model FE adalah Selain uji statistik dan uji asumsi klasik,
yang paling tepat digunakan. dalam studi ini juga melakukan uji stasioneritas
Ada beberapa uji asumsi klasik pengujian dan Kointegrasi.
pemilihan model, disimpulkan bahwa model Tabel 1 membandingkan hasil uji unit root
FE adalah yang paling tepat digunakan sebagai antara variabel pada level dan pada derajat
model estimasi. Akan tetapi, hasil estimasi satu. Semua variabel pada level memiliki akar
model FE belum dapat sepenuhnya dipercaya unit atau tidak stasion er pada level, kecuali
terlepas dari permasalahan asumsi klasik seperti impor energi pada LDC, sedangkan seluruh
heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikoli- variabel yang didiferensiasi stasioner pada
nearitas. tingkat yang sama, yakni pada derajat satu.
Pengujian pertama untuk model FE adalah Hasil ini memenuhi syarat untuk melakukan uji
uji heteroskedastisitas. Hasil pengujian mem- kointegrasi untuk mengetahui apakah antara
berikan nilai chi-square masing-masing adalah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan
71,15 (HDC); 65,59 (MDC); dan 370,18 (LDC) jangka panjang.

164 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014: 161-170
Tabel 1. Uji akar-akar unit data panel
High Development Countries Middle Development Low Development
Variabel
Countries Countries
Level I(1) Level I(1) Level I(1)

Ln_emisipc 19,2243 104,5182 11,9451 76,3855 5,1595 89,0000


(0,1566) (0,0000) (0,2887) (0,0000) (0,8803) (0,0000)
Ln_gdppc 8,1800 62,8714 2,9892 67,4198 0,3943 27,1529
(0,8797) (0,0000) (0,9817) (0,0000) (1,0000) (0,0025)
Ln_gdppc_sq 7,7893 63,4053 2,5657 67,5729 0,1828 24,4182
(0,8996) (0,0000) (0,9899) (0,0000) (1,0000) (0,0066)
Ln_oil_cons 10,9324 107,2534 37,9325 58,3068 6,5502 57,8136
(0,6913) (0,0000) (0,0000) (0,0000) (0,7671) (0,0000)
Ln_coal_cons 9,7266 90,9686 8,1994 90,3791 3,8046 67,8117
(0,7819) (0,0000) (0,6094) (0,0000) (0,9557) (0,0000)
Ln_gas_cons 16,2571 115,6055 14,3673 85,6499 5,4030 39,3803
(0,2979) (0,0000) (0,1569) (0,0000) (0,8627) (0,0000)
Ln_renew_ener 17,0245 151,2248 12,1494 90,9016 3,8077 84,7633
(0,2549) (0,0000) (0,2752) (0,0000) (0,9556) (0,0000)
Ln_ener_export 5,8506 120,1391 5,5405 58,1714 6,1883 60,7842
(0,9701) (0,0000) (0,8523) (0,0000) (0,7992) (0,0000)
Ln_ener_import 1,0872 116,7642 0,7771 95,4840 140,4509 61,4122
(1,000) (0,0000) (0,9999) (0,0000) (0,0000) (0,0000)

Uji kointegrasi panel yang digunakan pada Tabel 2. Uji Kointegrasi variabel emisi dan GDP per
studi ini menggunakan uji yang dikembangkan kapita
oleh Westerlund dan Persyn (2008). Uji ini Statistik Kelompok Value Z- Value P-Value
menentukan apakah individu panel merupa- Negara
kan error correcting. Nilai statistik Gt dan Ga Gt HDC -1,826 -1,123 0,131
menguji H0: ai = 0 untuk semua i dengan H1: MDC -2,313 -1,987 0,023
ai < 0 untuk minimal satu i. Sedangkan nilai LDC -2,544 -2,481 0,007
Pt dan Pa menguji H0: ai = 0 untuk semua i Ga HDC -4,933 0,431 0,667
MDC -6,167 -0,140 0,444
dengan H1: ai < 0 untuk semua i. Nilai P-
LDC -4,129 0,693 0,756
value pada statistik Pa menunjukkan signifi- Pt HDC -6,388 -2,941 0,002
kansi sehingga menolak hipotesis nol tentang MDC -4,451 -1,773 0,038
tidak ada kointegrasi, sehingga disimpulkan LDC -4,742 -1,992 0,023
bahwa terdapat kointegrasi atau hubungan Pa HDC -8,567 -3,276 0,001
MDC -4,058 -0,172 0,238
jangka panjang antara kerusakan lingkungan
LDC -3,404 -0,413 0,340
dengan pertumbuhan ekonomi.
Pengujian unit root dan kointegrasi pada
data panel dilakukan untuk mengetahui apa- Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (GDPPC
kah antarvariabel terkointegrasi sehingga layak 2
dan GDPPC ) terhadap Emisi CO2 per kapita,
untuk melakukan estimasi variabel pada level
(Baltagi, 2005). Hasil diagnostik unit root dan menunjukkan bahwa Environmental Kuznets
kointegrasi pada studi ini menyimpulkan bahwa Curve hanya terjadi pada middle development
model EKC dapat diestimasi dengan menggu- countries, sedangkan high development countries
nakan variabel pada level. dan low development countries menunjukkan
gejala bahwa indikator kerusakan lingkungan
terus meningkat dan belum mencapai titik
balik, bahkan pada LDC tampak bahwa tingkat

Environmental Kuznets Curve (Dea Yustisia, Catur Sugiyanto) 165


pertumbuhan ekonomi tidak signifikan mem- sebesar 1% maka emisi karbondioksida per
pengaruhi kerusakan lingkungan. kapita akan tumbuh sebesar 0,25% ceteris
Karena model persamaan menggunakan paribus sedangkan setiap kenaikan konsumsi
logaritma natural, maka interpretasi koefisien energi gas alam sebesar 1% akan meningkatkan
parameter merupakan elastisitas antara varia- emisi karbondioksida per kapita sebesar 0,0663%
bel independen dan dependen. Pada HDC, ceteris paribus. Kedua jenis energi ini pula yang
nilai β1<0 dan nilai β2>0 sehingga memiliki mempengaruhi emisi karbondioksida per kapita
pola sebagaimana kurva U, yang merupakan pada MDC. Pada MDC sendiri, setiap kenaikan
lawan dari kurva EKC. Pada HDC, awalnya konsumsi energi minyak bumi sebesar 1%
ketika tingkat pendapatan per kapita naik maka emisi karbondioksida per kapita akan
sebesar 1%, maka tingkat emisi karbondioksida tumbuh sebesar 0,286% ceteris paribus dan
akan turun sebesar 9,32% ceteris paribus hingga setiap kenaikan konsumsi energi gas alam
akhirnya mencapai titik minimum tertentu, sebesar 1% akan meningkatkan emisi karbon-
yaitu pada tingkat pendapatan sebesar dioksida per kapita sebesar 0,06% ceteris paribus
US$3.472,719. Titik minimum tersebut merupa- Pola konsumsi energi yang mempenga-
kan titik balik yang merupakan permulaan ruhi emisi karbondioksida per kapita pada
hubungan pendapatan per kapita dan emisi dua klasikasi negara tersebut berbeda pada
CO2 per kapita akan kembali berbanding lurus, LDC, di mana hanya konsumsi energi batubara
sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi emisi karbondioksida per
sebesar 1% selanjutnya menaikkan tingkat emisi kapita. Pada LDC, setiap kenaikan konsumsi
CO2 per kapita sebesar 0,47% ceteris paribus. energi batubara sebesar 1% maka tingkat emisi
Pada MDC, teori EKC tersebut terbukti dengan per kapita akan naik sebesar 0,25%. Hal ini
nilai β1 > 0 dan nilai β2< 0 dan menunjukkan menunjukkan bahwa pola konsumsi energi
kurva inverted-U. Pada awalnya ketika tingkat pada tiga klasifikasi negara tersebut memiliki
pendapatan per kapita naik sebesar 1%, maka efek substitusi tersendiri sebagaimana terang-
tingkat emisi karbondioksida akan naik sebesar kum dalam Rodriguez dan Pena- Boquete
1,95% ceteris paribus hingga akhirnya mencapai (2012) di mana LDC masih menggunakan
titik maksimum tertentu, yaitu pada tingkat mayoritas energi yang tidak ramah lingkung-
pendapatan sebesar US$1.539,56. Selanjutnya, an.
hubungan pendapatan per kapita dan emisi Pengaruh Ekspor dan Impor Energi terha-
CO2 per kapita akan berbanding terbalik, dap Emisi CO2, ternyata tidak terlalu signifi-
sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi kan mempengaruhi emisi CO2 per kapita pada
sebesar 1% justru menurunkan tingkat emisi ketiga klasifikasi negara. Hanya pada HDC
CO2 per kapita sebesar 0,075% ceteris paribus. ditemukan bahwa variabel impor energi signi-
Pengaruh Konsumsi Energi Batu Bara, fikan mempengaruhi emisi karbondioksida per
Minyak Bumi, dan Gas Alam terhadap Emisi kapita, yaitu apabila terdapat kenaikan impor
CO2, terdapat tiga klasifikasi negara (HDC, energi sebesar 1% maka akan terjadi penu-
MDC, dan LDC) memiliki pola konsumsi ener- runan emisi karbondioksida per kapita sebesar
gi yang berbeda-beda. Konsumsi energi minyak 0,08% ceteris paribus. Hal ini sejalan dengan
bumi didominasi oleh HDC, sedangkan kon- kajian yang telah dilakukan Mehrara dan
sumsi energi batubara didominasi oleh LDC. Hossein (2011) bahwa impor akan mendorong
Untuk negara MDC sendiri, pola konsumsinya pengurangan kerusakan lingkungan. Akan
berimbang dalam ketiga jenis energi tersebut, tetapi hal ini patut diwaspadai karena terjadi
bahkan dapat dikatakan rendah apabila diban- perpindahan proses produksi barang.
dingkan dengan pola konsumsi HDC dan LDC, Pengaruh Pengembangan Energi Alternatif
hal ini dipengaruhi pula oleh country size dan terhadap Emisi CO2, memiliki dampak yang
population effect. signifikan terhadap high development countries,
Pada HDC, konsumsi energi minyak bumi middle development countries, maupun low deve-
memiliki efek terhadap emisi paling besar yaitu lopment countries bahkan pada α = 1%. Hal ini
setiap kenaikan konsumsi energi minyak bumi menunjukkan bahwa pengembangan energi
alternatif sangat dibutuhkan untuk mendorong

166 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014: 161-170
clean environment dan sustainable development. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil
Pada model, dampak terbesar dari peng- dari studi ini adalah: Pertama, Teori EKC hanya
gunaan energi alternatif terhadap emisi per terbukti pada middle development countries,
kapita dirasakan oleh HDC, di mana setiap sedangkan high development countries dan low
kenaikan 1% dari share penggunaan energi development countries menunjukkan gejala bahwa
nuklir dan alternatif akan mampu menurunkan indikator kerusakan lingkungan terus meningkat
emisi karbondioksida per kapita sebesar 0,2356% dan belum mencapai titik balik, bahkan pada
ceteris paribus dan pada LDC, setiap kenaikan LDC tampak bahwa tingkat pertumbuhan eko-
1% dari share penggunaan energi nuklir dan nomi tidak signifikan mempengaruhi kerusakan
alternatif akan menurunkan emisi karbondi- lingkungan; Kedua, Konsumsi energi yang sig-
oksida per kapita sebesar 0,234% ceteris paribus. nifikan berpengaruh terhadap emisi karbon-
Pengaruh variabel energi alternatif ini tidak dioksida pada HDC dan MDC adalah minyak
berdampak terlalu besar pada MDC apabila bumi dan gas alam, sedangkan pada LDC hanya
dibandingkan dengan HDC dan LDC, di mana konsumsi batubara yang memiliki pengaruh
pada MDC setiap kenaikan 1% dari share signifikan terhadap emisi karbondioksida
energi alternatif terhadap total penggunaan dengan koefisien beta 0,235. Pada HDC, energi
energi hanya mampu menurunkan emisi per minyak bumi memiliki efek terhadap emisi
kapita sebesar 0,113% ceteris paribus. Hal ini paling besar begitu pula dengan MDC dengan
semakin mempertegas bahwa pengembangan nilai koefisien beta masing-masing 0,250 dan
energi alternatif memiliki dampak yang relatif 0,286; Ketiga, LDC memiliki proporsi ekspor
besar demi terwujudnya pembangunan berke- tertinggi yang mencapai rata-rata 14,6%
sinambungan. melampaui MDC dan HDC yang nilai proporsi
rata-ratanya masing-masing 6,84% dan 10,18%.
Namun rata-rata nilai ekspor LDC relatif
SIMPULAN
rendah bila dibandingkan dengan rata-rata
Untuk menganalisis hubungan antara degra- nilai ekspor MDC dan HDC, yaitu sebesar
dasi lingkungan dengan pembangunan eko- US$5,582 juta (LDC), US$7,132 juta (MDC), dan
nomi terkait orientasi energi serta menghindari US$18,294 juta (HDC). LDC memiliki proporsi
adanya ommitted variables bias, studi ini meng- impor energi tertinggi dengan rata-rata sebesar
gunakan variabel selain pendapatan per kapita 16,08%. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan
dalam menganalisis Environmental Kuznets rata- rata proporsi impor energi MDC sebesar
Curve, yaitu konsumsi energi, ekspor impor 13,17% dan HDC sebesar 10,58%. Rata-rata
energi, dan share penggunaan energi alternatif nilai impor energi cukup tinggi apabila diban-
yang didasarkan pada studi-studi sebelumnya. dingkan dengan nilai ekspornya, masing-
Selain itu, untuk mengatasi kritik-kritik yang masing sebesar US$58,14 juta; US$16,74 juta,
ditujukan pada studi EKC (Cole (2003) dan dan US$22,31 juta. Pola ekspor dan impor
Stern (2004)), dilakukan pengujian heteroske- energi ternyata tidak terlalu signifikan mem-
dastisitas yang selama ini sering diabaikan pengaruhi emisi CO2 per kapita pada ketiga
pada studi EKC sebelumnya. Pengujian akar- klasifikasi negara. Hanya pada high development
akar unit pada data panel juga dilakukan dan countries ditemukan bahwa variabel impor
diperoleh bahwa variabel-variabel pada model energi signifikan mempengaruhi emisi karbon-
tidak stasioner pada level namun stasioner pada dioksida per kapita dengan koefisien beta sebe-
diferensiasi pertama. Akan tetapi, pengujian sar -0,08; Keempat, Pengembangan energi alter-
kointegrasi menunjukkan bahwa terdapat natif dan nuklir memiliki dampak yang signi-
hubungan jangka panjang antara variabel inde- fikan pada masing-masing kategori negara. Hal
penden dengan variabel dependen sehingga ini menunjukkan bahwa pengembangan energi
terdapat hubungan jangka panjang yang stabil. alternatif sangat dibutuhkan untuk mendorong
Pengujian-pengujian yang dilakukan tersebut clean environment dan sustainable development.
diharapkan dapat menghasilkan estimasi yang Beberapa rekomendasi yang dapat diberi-
baik. kan dari studi ini adalah: 1) Untuk perkem-
bangan studi EKC yang lebih, indikator degra-

Environmental Kuznets Curve (Dea Yustisia, Catur Sugiyanto) 167


dasi lingkungan dapat lebih diperluas cakupan- Graduate School of Environmental Studies,
nya dan fokus pada negara amatan tertentu Tohoku University.
(model time series), sehingga dapat diperoleh Greene, W. H., eds. (2000). Econometric analysis.
hasil yang spesifik dan mendalam; 2) Setiap 4th ed. New Jersey: Prentice-Hall.
negara harus dapat mempertahankan dan
Gujarati, D. N. (2003). Basic econometrics. 4th ed.
menguatkan regulasi lingkungan yang diterap-
New York: McGraw Hill.
kan di lingkungan internal, seperti pemberla-
kuan pajak lingkungan yang lebih baik. Salah He, J. dan Richard, P. (2009). Environmental Kuz-
satu contoh pemberlakuan pajak adalah nets Curve for CO2 in Canada, Cahiers de re-
menerapkan pajak lebih besar pada bahan bakar cherche 09-13, Departement d'Economique
yang tidak ramah lingkungan dan mem- de la Faculte d'administration à l'Univer-
berlakukan pajak karbon dengan menetapkan site de Sherbrooke.
besar pajak pada tiap ton emisi CO2. Regulasi Iwata, H., K. Okada. dan S. Samreth, (2009).
lingkungan tersebut dikuatkan dengan di- Empirical study of the environmental
dukung oleh perundangan dan penegakan Kuznets Curve for CO2 in France: The
hukum; 3) Bagi negara maju dengan tingkat Role of Nuclear Energy. MPRA Paper,
pembangunan tinggi, kebijakan untuk menahan 18997.
laju polusi sangat diperlukan mengingat bahwa Kaufmann, R. et.al. (1998). The determinants of
negara yang termasuk dalam klasifikasi ini atmospheric SO2 concentrations: re-
merupakan negara penyumbang emisi yang considering the Environmental Kuznets
cukup besar dalam tataran global; 4) Bagi nega- Curve. Ecological Economics, 25(2): 209-220.
ra sedang berkembang dengan tingkat pem-
Lean, H. H. dan Shahbaz. M.S. (2011). Envi-
bangunan yang masih rendah diharapkan agar
ronmental Kuznets Curve and The Role of
proses pembangunan tidak hanya bertujuan
Energy Consumption in Pakistan. Monash
pada sisi pertumbuhan ekonomi, namun meli-
University: Development Research Unit
batkan pula aspek lingkungan di dalamnya; 5)
Discussion Paper DEVDP 10/05.
Pentingnya investasi dalam studi, penggunaan
dan penyediaan infrastruktur energi alternatif Mehrara, M. dan Hossein A. (2011). Pollution,
yang secara interdisipliner, baik dalam lingkup energy consumption and economic growth:
lokal maupun internasional; 6) Pentingnya Evidence from India, China and Brazil.
mekanisme kesepakatan seperti Clean Develop- Journal of Social and Development Sciences
ment Mechanism (CDM) dan Joint Implementation. 2 (5): 233-242.
Masing-masing negara dapat menguatkan Yolanda, P.B. dan Rodriguez, M. ( 2012). An-
kebijakan lingkungan yang paling sesuai sesuai other Look at CO2 Emissions Modeling:
dengan kondisi sosial, regional, serta kontur the role of energy prices in developed
lingkungannya. countries. Rede (Research in Economics,
Business and the Environment), Univer-
sidade de Vigo
DAFTAR PUSTAKA
Richmond, A.K. dan Kaufmann, R.K. (2003).
Aldy, J.E. (2004). An Environmental Kuznets Energy prices and turning points: the rela-
Curve Analysis of U.S. State-Level Carbon tionship between income and energy
Dioxide Emissions. Department of Econo- use/carbon emissions, The Energy Journal,
mics, Harvard University. International Association for Energy Eco-
Baltagi, B.H. (2005). Econometric analysis of panel nomics, Number 4, 157-180.
data. 3rd ed. Chichester: John Wiley. Saboori, B., Jamalludin BS dan Saidatulakmal
Fujii, H dan Shunsuke, M. (2011). Is environ- M. (2012). An empirical analysis of the
mental Kuznets Curve supported to Sec- Environmental Kuznets Curve for CO2
tor-Level CO2 Emission? Empirical Study emissions in Indonesia: the role of energy
for 10 Industries in OECD Countries. consumption and foreign trade.

168 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014: 161-170
International Journal of Economics and Fi- Waluyo, E.A. dan Terawaki, T. (2012). Environ-
nance 4(2). mental Kuznets Curve for deforestation in
Sen, S. dan Melenberg, B. (2011). The environ- Indonesia: An ARDL bounds testing
mental Kuznets Curve: A Panel Data Analysis. approach. Forestry Research Institute, The
Tilburg University. Ministry of Forestry Republic of Indonesia.
Suri, V. and D. Chapman, (1998). Economic Westerlund, J. dan Persyn,D. (2008). Error cor-
growth, trade and the energy: Implica- rection cointegration tests for Panel Data.
tions for the Environmental Kuznets The Stata Journal, 8(2): 232-241.
Curve. Ecological Economics, 25(2):195-208. Vollebergh, Herman R.J.,Bertrand Melenberg,
Timakova, M. (2009). Is the Environmental dan Elbert Dijkgraaf, (2008). Identifying
Kuznets Curve valid for the economic Environmental Kuznets Curves: The Case
growth-environmental situation relation- of SO2 and CO2 Emissions.
ship of developing countries? Bachelor
Thesis Erasmus University of Rotterdam

Environmental Kuznets Curve (Dea Yustisia, Catur Sugiyanto) 169


170
Tabel 3. Hasil Estimasi Stata 12
LAMPIRAN

Tanda *, **, dan *** masing- masing menunjukkan signifikansi pada α= 1 persen, 5 persen, dan 10 persen

Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 2, Oktober 2014: 161-170

Anda mungkin juga menyukai