Disusun oleh :
2018-29-079
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
suatu negara pada periode tertentu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga
bisa secara lebih baik memenuhi pemintaan rumah tangga, perusahaan, dan
menekankan adanya faktor modal, tenaga kerja dan teknologi untuk merangsan
ekonomi yang tinggi. Peningkatan modal dan tenaga kerja dalam negeri yang
masyarakat secara agregat. Berdasarkan data dari World Bank (2014) dapat
menyokongnya. Jika mengacu pada model neoklasik, input tersebut berupa modal
dan tenaga kerja. Pembentukan modal tetap kotor di Indonesia tumbuh dengan
rata-rata 8,29% sementara %tase tenaga kerja terhadap populasi mencapai rata-
rata 69,68%.
substitusi tidak bisa terjadi pada jenis input produksi yang mirip (seperti berbagai
minyak), input yang berbeda (seperti antara berbagai minyak dan berbagaimesin),
penerapan pada level mikro ataupun keterbatasan wilayah (hanya terdapat pada
menurunkan atau merusak kualitas lingkungan. Oleh karena itu, teknologi harus
Pendeta Thomas R. Malthus dalam esainya pada tahun 1798 yang berjudul Essay
keterbatasan lahan akan tumbuh mengikuti deret geometri. Pada titik tertentu,
akan terjadi penurunan pendapatan per kapita yang tidak mengikuti penambahan
populasi sehingga terjadi kondisi bencana kelaparan (Todaro dan Smith, 2012).
secara sadar oleh negara-negara di dunia. Buku ini menjelaskan bahwa saat ini
terdapat persoalan yang dihadapi dunia, yaitu pertumbuhan industri yang sangat
lingkungan. Semua permasalahan ini terus tumbuh secara eksponensial dan satu
sama lain saling mempengaruhi dan terikat dengan pola yang sangat kompleks
berjudul “Our Common Future” pada tahun 1987. Laporan tersebut menjelaskan
tantangan besar dunia pada masa depan berangkat dari fakta (atau tantangan
produksi, distribusi, hingga konsumsi. Barnes dan Lantai (1996) dalam Toman
berasal dari sumber yang diperoleh langsung, baik sumber biologis (kayu,
(juga sumber biologis lain semisal hewan). Pemrosesan biofuel, tenaga hewan,
dan beberapa energi fosil komersial menjadi lebih menonjol dalam tahap- tahap
peralihan. Bahan bakar fosil komersial dan akhirnya listrik menjadi dominan
dikatakan dalam istilah lain bahwa energi merupakan sumberdaya input yang
nasional. Adapun sasaran dari kebijakan ini pada tahun 2025 adalah: (1)
terwujudnya konsumsi energi per kapita minimal sebesar 10 Setara Barel Minyak
(SBM) dan rasio elektrifikasi 95%, (2) terwujudnya keamanan pasokan energy
yang meliputi tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 dan terwujudnya
bauran energi primer yang optimal (penurunan minyak bumi 20%, Peningkatan
gas bumi 30%, peningkatan batu bara 33%, peningkatan panas bumi dan biofuel
masing-masing 5% dan peningkatan energi baru dan terbarukan lainnya 5%), (3)
terwujudnya pasokan energi fosil dalam negeri dan mengurangi ekspor secara
atur sejak tahun 1976 dengan membentuk Badan Koordinasi Energi Nasional
Energi adalah hak setiap warga negara, hal tersebut menjadi salah satu
Nomor 30/2009 menegaskan bahwa tenaga Listrik mempunyai peran yang sangat
melihat suatu objek yang sebelumnya gelap tidak terlihat menjadi terang akibat
Kedua, penggunaan Mesin seperti mesin pabrik, kulkas, oven, smelter. Adanya
biaya produksi dengan mengganti pekerja buruh dengan karena adanya automasi
peralatan di pabrik selain itu juga menciptakan sektor bisnis kecil. Ketiga,
penggunaan peralatan rumah tangga seperti peralatan masak, setrika, kipas angin,
mesin cuci bertenaga listrik dapat dilakukan secara cepat dan efisien dengan
(TV, Radio, pemancar, handphone, dll): yang memerlukan daya listrik dapat
memicu penggunaan digitalisasi atau internet. Dari pemanfaatan peralatan Listrik
energi, dan penggunaan bahan baku dalam produksi. Stern and Cleveland (2004)
memasukan energi sebagai faktor input kedalam fungsi produksi, dan hasilnya
& Ismail, 2010; Suryadi, 2001; Suryani, 2006). Sehingga dibutuhkan ketersediaan
energi yang cukup, pendistribusian energi yang merata dan pemanfaatan energi
listrik yang baik serta terjangkau dapat mendukung pemenuhan kebutuhan dasar
meningkat dari 10% hingga hampir 100% selama 3 dekade dari tahun 1930 -
populasi, dan nilai properti namun impact-nya kecil terhadap ekonomi agrikultur
kepadatan penduduk yang rendah, desa yang mendapat akses listrik lebih awal,
desa tersebut mendapat akses listrik secara penuh. Selain itu elektrifikasi juga
mendukung hasil tersebut adalah Lipscomb (2013), Sebastian (2020). Pada Benua
Eropa, yang banyak negaranya termasuk negara maju, sulit ditemukan penelitian
tentang pengaruh elektrifikasi pada periode terbaru, sama halnya dengan U.S.,
dengan buku Electrifiying Europe yang telah ditulis oleh Lagenjik (2008) buku
tersebut memaparkan mulai dari awal akses Listrik hingga bagaimana listrik dapat
menunjukkan peningkatan terhadap produktivitas (Best & Burke, 2018; Burke &
75.726.553 pelanggan pada akhir tahun 2021 menjadi 78.327.897 pelanggan pada
akhir tahun 2022, maka rasio elektrifikasi menjadi sebesar 97,63%. Selain itu,
pada tahun 2022, rasio elektrifikasi di Provinsi Maluku yang dikonsumsi per
kapita yaitu sebanyak 91,33%. Data yang dipaparkan oleh PT PLN (Persero)
Provinsi Maluku dan Maluku Utara (Malut) yang mendekati 100 % pada 2021,
yang minim masih terdapat di Kepulauan Aru yakni baru 10 % dan Maluku Barat
Ambon”.
modal, dan tenaga kerja di Kota Ambon, Provinsi Maluku periode 2019-
2023?
2. Bagaimanakah pengaruh konsumsi energi terhadap pertumbuhanekonomi
modal, dan tenaga kerja di Kota Ambon, Provinsi Maluku periode 2019-
2023.
2023.
TINJAUAN PUSTAKA
MATRIKS LITERATUR