Anda di halaman 1dari 10

SI NERGI: INISIASI APLIKASI TERINTEGRASI DALAM UPAYA PERWUJUDAN

TARGET EBT MENUJU ENERGI BERKEADILAN

Ilyas Bianto

Ketersediaan energi adalah salah satu hal yang esensial dalam kesejahteraan hidup
manusia. Energi bukan hanya komoditas biasa, akan tetapi sebuah komoditas strategis,
mengingat seluruh sistem dan dinamika kehidupan manusia tergantung kepada energi yang
menjadi urat nadi kehidupan di semua sektor. Pada era digital saat ini, energi listrik menjadi
kebutuhan pokok untuk mengakses berbagai kebutuhan, mulai dari kegiatan belajar hingga
sarana hiburan. Energi listrik sangat fleksibel dan dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi
lainnya dan menjadi energi utama untuk menyalakan berbagai macam peralatan elektronik.
Kebutuhan akan energi listrik terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk. Maka dari itu diperlukan sebuah solusi untuk membantu pemerintah memastikan
ketersediaan energi yang dapat bertahan secara berkelanjutan.

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia merupakan


anugerah sekaligus tantangan dalam pembangunan infrastruktur energi (Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional, 2017).
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) total pulau di Indonesia mencapai 16.056 (Badan
Pusat Statistik, 2019), tentunya hal ini menjadi tantangan pemerintah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan energi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini di Indonesia
perbandingan jumlah rumah tangga yang memiliki sumber energi listrik dengan jumlah total
rumah tangga atau biasa disebut dengan rasio elektrifikasi, sudah mencapai 99,2% (Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2021a). Akan tetapi kabar baik ini diikuti kenyataan
rendahnya rasio elektrifikasi di beberapa daerah Indonesia.
Gambar 1 Persebaran Rasio Elektrifikasi Indonesia (Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2017)

Gambar 1 menunjukkan bahwa Papua dan NTT memiliki rasio elektrifikasi yang masih
rendah. Fakta ini menunjukkan ketersediaan energi di Indonesia sudah cukup baik, tetapi masih
belum menyeluruh dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, terkhususnya di daerah tertinggal,
terdepan, dan terluar (3T). Hal ini membuktikan belum terwujudnya ‘energi berkeadilan’ yaitu
ketersediaan energi secara merata bagi semua lapisan masyarakat Indonesia sebagai
perwujudan keadilan sosial.

Kebutuhan akan energi listrik ini tidak bisa selamanya bergantung kepada sumber
energi tidak terbarukan seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Merujuk pada Indonesia
Energy Outlook (2019), pada tahun 2018 sebanyak 86% pembangkit listrik di Indonesia masih
menggunakan sumber energi tidak terbarukan. Eksploitasi sumber energi tentunya akan
memberikan dampak negatif dari segi kualitas sumber daya alam itu sendiri dan akhirnya akan
habis pada masa mendatang (Diantari et al., 2019). Pemerintah Indonesia mengambil tindakan
korektif akan hal ini dengan membuat kebijakan pendukung energi baru terbarukan (EBT) dan
menargetkan bauran energi baru terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025, dan 31% pada
tahun 2050 (PP No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional, 2014).
Gambar 2 Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik per Jenis Energi Tahun 2018
(Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2018)

Untuk mengatasi hal ini diperlukan sistem yang terintegrasi, terhubung, dan kredibel
yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan energi menggunakan energi baru terbarukan
sebagai sumbernya demi mewujudkan sebuah ekosistem penyediaan energi berkelanjutan dan
terwujudnya energi berkeadilan di Indonesia.

Di Indonesia sudah banyak dilakukan usaha untuk mendukung pemerataan energi dari
berbagai kalangan masyarakat (Arifin & Hermawan, 2021). Akan tetapi usaha ini belum
terintegrasi sehingga tidak bersinergi satu sama lain. begitu banyaknya potensi EBT di
Indonesia memicu munculnya kebingungan akan bagaimana cara mengolah potensi ini dengan
maksimal. Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah
besar seperti bioethanol, tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga surya bahkan sampah
(Abubakar, 2007).

Dibutuhkan solusi yang efektif dan dapat menambah wawasan masyarakat terkait
pemanfaatan potensi sumber energi baru terbarukan. Perlu ada integrasi sistem agar dihasilkan
kesinergisan dalam mewujudkan energi berkeadilan di Indonesia. Maka dari itu, untuk
menjawab tantangan ini saya berinisiatif mengajukan esai yang berjudul “Si Nergi: Inisiasi
Aplikasi Terintegrasi dalam Perwujudan Target EBT Menuju Energi Berkeadilan”.

Gambar 3: Logo Si Nergi

Si Nergi adalah singkatan dari ‘integrasi energi.’ Sesuai Namanya, Si Nergi adalah
sebuah aplikasi yang mengumpulkan berbagai informasi terkait sumber EBT dari sumber yang
kredibel. Tujuan Si Nergi adalah memudahkan masyarakat mengakses informasi EBT sebagai
pemantik semangat rakyat Indonesia mewujudkan energi berkeadilan. Selain itu dengan
terciptanya sistem pendataan yang terstruktur, Si Nergi dapat memacu pemanfaatan EBT
dengan lebih progresif pada masa mendatang. Terdapat 5 fitur Si Nergi yaitu Si Peta, Si
Pandai, Si Ahli, Si Hitung, dan Si Untung.

Fitur pertama, Si Peta, adalah fitur yang memberikan data potensi EBT suatu daerah.
Fitur ini bertujuan untuk memberikan masyarakat di daerahnya masing – masing gambaran
akan potensi EBT paling potensial di daerahnya. Tiap daerah di Indonesia memiliki
karakteristiknya masing – masing, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) berpotensi
untuk dibangun PLTP dan PLTA, sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan berpotensi untuk
dibangun PLTS, PLTB, dan PLTMh (Oktaviani et al., 2016). Maka dari itu, fitur ini dapat
membantu mengerucutkan pilihan EBT di suatu daerah dengan mencocokkan potensi yang ada.
Fitur Si Peta memadukan sistem informasi geografis (SIG) pada peta digital dengan data
potensi EBT seluruh Indonesia yang bisa diakses di ESDM One Map.
Gambar 4: Peta Energi Baru Terbarukan (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,
2021b)

Selanjutnya ada fitur Si Pandai, fitur ini adalah fitur yang memberikan edukasi untuk
para masyarakat Indonesia. Di dalam fitur ini terdapat berbagai informasi terkait bagaimana
membangun suatu pembangkit listrik dengan sumber EBT berskala kecil. Dengan
memanfaatkan banyaknya mesin pencarian yang sudah tersedia, fitur Si Pandai akan menyortir
informasi sehingga hanya menampilkan informasi dari situs terpercaya. Pernyotiran mesin
pencarian dilakukan dengan cara pengindeksan situs tertentu (Charlesworth, 2018).

Fitur ketiga (Si Ahli) akan memberikan akses berkomunikasi antar pihak yang ingin
memprakarsai pembangunan pembangkit listrik tenaga EBT dengan pihak yang cakap di
bidang pembangunan infrastruktur energi. Pihak ahli akan berperan sebagai fasilitator yang
membimbing pemrakarsa proyek. Dalam penelitian terkait efektivitas belajar yang dilakukan
(Rahmawati & Suryadi, 2019), didapatkan kesimpulan seorang fasilitator berpengaruh positif
kepada proses pembelajaran.

Masyarakat yang ingin membangun pembangkit listrik tenaga EBT tentunya perlu
merancang kebutuhan listrik yang diinginkan terlebih dahulu. Berdasarkan asumsi yang
digunakan Sandro (2016), kebutuhan daya listrik untuk satu rumah ukuran sedang perharinya
sebesar 2876 Wh. Menggunakan asumsi ini fitur Si Hitung dapat membuat perancangan
kebutuhan daya listrik di seluruh Indonesia, terkhususnya di daerah perdesaan.
Terakhir adalah fitur Si Untung. Fitur ini adalah fitur yang mendorong masyarakat
Indonesia berlomba – lomba untuk menghasilkan energi listrik dari sumber EBT. Salah satu
hal yang mendorong manusia melakukan sesuatu adalah hadiah (Raven, 1993). Fitur ini
memberikan bantuan untuk menghitung keuntungan dari menjual listrik ke PLN. Penjualan
listrik ke PLN dilakukan dengan pemasangan KWh meter ekspor impor, yang akan menjual
listrik ke PLN dalam bentuk deposit daya listrik apabila ada surplus energi. Tarif tenaga listrik
diatur dalam (Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2016 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN), 2016).

Dari uraian di atas, Si Nergi hadir sebagai inisiator pemantik semangat masyarakat
Indonesia dalam mendukung tercapainya target energi baru terbarukan demi mewujudkan
energi berkeadilan dan meraih kesejahteraan Indonesia di masa depan. Sudah sewajarnya kita
sebagai manusia yang berperan sebagai ‘khalifah’ di muka bumi ini senantiasa menjaga
kelestarian bumi pertiwi. Maka dari itu, dengan terjaganya keberlanjutan energi, Indonesia
akan memantapkan langkahnya menuju Indonesia emas 2045.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, L. (2007). Energi Terbarukan Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Badan


Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, Vol. 8(2), 155–162.

Arifin, Y. R., & Hermawan, S. (2021). Dilematika Kebijakan Ketenagalistrikan Legal


Analysis of Dilematical Electrical Resources Policy in Electrical Supply Business in.
6(April 2021), 1–31.

Badan Pusat Statistik. (2019). Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi. 2019.
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/UFpWMmJZO
VZlZTJnc1pXaHhDV1hPQT09/da_01/1

Charlesworth, A. (2018). Search Engine Optimization. In Digital Marketing (3rd Editio, p.


36).

Diantari, R. A., Darmana, T., Zaenal, Z., Hidayat, S., Jumiati, J., Soewono, S., & Indradjaja,
I. M. (2019). Sosialisasi Energi Baru Terbarukan dan Lingkungan Hidup Untuk
Masyarakat Desa Sukawali KAB. Tangerang, Banten. Terang, 2(1), 53–59.
https://doi.org/10.33322/terang.v2i1.538

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2017). Rasio Elektrifikasi 2017.
https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-rasio-elektrifikasi.pdf

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2018). Handbook of Energy and Economic
Statistics of Indonesia 2018.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021a). ESDM Highligt. 28 April 2021.
https://www.esdm.go.id/

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021b). ESDM One Map Energi Baru
Terbarukan. https://geoportal.esdm.go.id/ebtke/

Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan Oleh PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN), (2016).

Oktaviani, K., Supriadi, A., Kencono, A. W., Prasetyo, B. E., Kurniasih, T. N., Kurniadi, C.
B., Kurniawan, F., Alwendra, Y., Rabbani, Q., Aprillia, R., Setiadi, I., & Anggreani, D.
(2016). Prakiraan Penyediaan dan Pemanfataan Energi Skenario Optimalisasi EBT
Daerah. https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-skenario-penyediaan-
dan-pemanfaatan-energi-skenario-optimalisasi-ebt-daerah-.pdf

PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, (2014).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum
Energi Nasional, 32 (2017).

Rahmawati, M., & Suryadi, E. (2019). Guru sebagai fasilitator dan efektivitas belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 49.
https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14954

Raven, B. H. (1993). The Bases of Power: Origins and Recent Developments. Journal of
Social Issues, 49, 2270251. https://doi.org/10.1111/j.1540-4560.1993.tb01191.x

Sandro Putra, C. R. (2016). Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri
Untuk Rumah Tinggal. Seminar Nasional Cendekiawan, 6(1), 23.4.

Sekretariat Jendral Dewan Energi Nasional. (2019). Indonesia Energy Outlook 2019 (pp. 1–
57).
LAMPIRAN

Tampilan aplikasi Si Nergi

Tampilan awal Si Peta

Si Hitung Si Untung
Si Pandai Si Ahli

Anda mungkin juga menyukai