ARTIKEL
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
OLEH:
Nama:Berta Kilungga
Nim :G1DO2OOO9
TANGGUNG JAWAB NEGARA YANG KURANG FLEKSIBEL
TERHAPAP PELANGGARAN HAM DI PAPUA
1. Latar Belakang
dan Papua adalah bagian tidak terpisahkan dari NKRI,” ujar Dr. Iman.Sama seperti dengan
provinsi lainnya, warga Papua adalah Warga Negara Indonesia. Memiliki hak dan kewajiban
yang sama dan dijamin oleh konstitusi. Sayangnya, pemerintah terlambat dalam menyediakan
sarana, prasarana dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Papua bila dibandingkan daerah
lainnya. Sehingga, kedepannya Dr. Iman berharap kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
1.1 PERMASALAHAN
Papua: 6 Masalah HAM yang Harus Diselesaikan
Sejak pria kulit hitam George Floyd mati di tangan polisi AS, perhatian terhadap Papua mencuat.
Orang melihat banyak persamaan antara rasisme sistemik yang terjadi di Indonesia, terutama
terhadap warga Papua, dan di AS.
Pada saat yang hampir bersamaan, Amnesty International Indonesia baru saja memberikan
laporan tentang kondisi HAM di Papua ke Komite Hak Asasi Manusia PBB.
Menurut laporan tersebut, selain diskriminasi ras, banyak isu lain di Papua yang tak kunjung
selesai hingga sekarang. Berikut sebagian di antaranya.
5.Kita semua punya hak untuk hidup bebas dari ketakutan dan kekerasan.
Desak pemerintah menghentikan pelanggaran HAM di Papua dan membebaskan tahanan nurani
Papua
Pada September 2019, setelah protes bergulir akibat penangkapan dan perlakuan rasis terhadap
pelajar Papua di Malang dan Surabaya, pemerintah memutuskan “memblokir sementara” internet
di Papua dan Papua Barat. Alasannya ingin mencegah penyebaran berita bohong dan
mempercepat pemulihan keamanan.
Polisi juga menangkap dua aktivis HAM, Veronica Koman dan Dandhy Dwi Laksono, gara-gara
tweet mereka melaporkan peristiwa di Papua. Ucapan Veronica kena pasal penghasutan dan
Dandhy dituduh mengucapkan ujaran kebencian atas dasar SARA.
Media sosial dan internet membantu wartawan menemukan sumber informasi yang beragam,
membuat mereka tak hanya bergantung pada keterangan resmi pemerintah saja. Memblokir,
membatasi akses internet dan menghukum aktivis adalah upaya pemerintah mengontrol alur dan
akses informasi, yang merupakan pelanggaran HAM.
Dengan mematikan akses ke sarana komunikasi online, pemerintah membatasi akses informasi
orang Papua, mencegah mereka mengekspresikan diri dan menghambat penyebaran informasi ke
semua orang Indonesia.
Dan benar saja. Tindakan pemerintah memblokir internet ini akhirnya dinyatakan melanggar
hukum oleh PTUN, 3 Juni lalu.
Pertama, mendorong Presiden agar segera mendesak Kapolri untuk mengusut dan mengungkap
aktor intelektual terhadap pengrusakan tiang bendera dalam kasus penyerangan asrama Papua di
Surabaya termasuk pelaku ucapan rasis.\
Kedua, mendesak Presiden agar segera menarik penambahan aparat TNI/Polri yang diterjunkan,
serta menginstruksikan Menkominfo untuk membuka akses Internet di Papua dan Papua Barat.
Ketiga, mendesak Pemerintah untuk selalu mengedepankan cara dialog dalam menyelesaikan
masalah di Papua.
Keempat, mendesak Presiden menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah dan aparat
keamanan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua di seluruh Indonesia.
Kelima, mendorong semua elemen bangsa untuk tetap menguatkan semangat persatuan nasional
sesama anak bangsa
AKAR MASALAH PAPUA
ada 4 akar masalah di Papua. Pertama, masalah sejarah dan status politik integrasi Papua ke
Indonesia. "Orang Papua masih belum merasa bahwa proses integrasi ke dalam Indonesia itu
benar. Itu harus dibicarakan," kata Muridan.
Kedua, masalah operasi militer yang terjadi karena konflik tersebut di atas yang tak
terselesaikan. Operasi militer yang berlangsung sejak tahun 1965 hingga kini, membuat
masyarakat Papua memiliki catatan panjang mengenai kekerasan negara dan pelanggaran hak
asasi manusia. "Itu membuat masyarakat Papua semakin sakit hati terhadap Indonesia. Luka
kolektif itu terpendam lama dan selalu mereka sosialisasikan itu di honai-honai (rumah-red),"
kata Muridan.
Oleh karena itu, Muridan memandang fenomena gerakan generasi muda Papua yang lebih
radikal dapat dipahami dengan penjelasan di atas. "Karena itu, kekerasan negara dan pelanggaran
HAM yang tak pernah kita pertanggungjawabkan," kata Muridan.
Ketiga, semua hal di atas membuat masyarakat Papua timbul stigma sebagai orang yang
termarjinalisasikan. "Dengan migrasi, pembangunan, dan lain-lain yang tidak melibatkan orang
Papua, maka mereka merasa tersingkir," kata Muridan.
Jika sudah merasa tersingkir dengan kenyataan kondisi pendidkan dan kesehatan yang buruk,
lanjut Muridan, masyarakat Papua semakin merasa terdiskriminasi oleh proses modernisasi.
"Kalau Anda kurang gizi dan bodoh, maka Anda tidak akan dapat pekerjaan yang baik. Di situ
Anda terdiskriminasi oleh struktur," kata Muridan.
Keempat, kegagalan pembangunan Papua. "Kita gagal membangun. Ukurannya sederhana saja,
yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat," kata Muridan. Kenyataan di Papua, lanjut
Muridan, mudah sekali menemukan sekolah yang tidak berjalan proses belajar mengajar karena
tidak ada guru dan juga puskesmas yang kosong karena tidak ada tenaga medis dan obat-obatan
1. 3 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
http://news.unair.ac.id/2019/01/28/mengurai-permasalahan-hak-asasi-manusia-di-papua/
https://www.amnesty.id/papua-5-masalah-ham-yang-harus-diselesaikan/
hak-dan-kewajiban-sebagai-warga-negara-indonesia-lengkap-beserta-pasalnya?
http://politik.lipi.go.id/in/kolom/kolom-papua/547-riset-lipi-empat-akar-masalah-konflik-papua-
penyelesaian-hanya-dengan-dialog-tak-bisa-dengan-intervensi-kekerasan-.html
http://news.unair.ac.id/2019/01/28/mengurai-permasalahan-hak-asasi-manusia-di-papua/