Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ARTIKEL
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

OLEH:
Nama:Berta Kilungga
Nim :G1DO2OOO9
TANGGUNG JAWAB NEGARA YANG KURANG FLEKSIBEL
TERHAPAP PELANGGARAN HAM DI PAPUA

1. Latar Belakang

Dalam bernegara, pemerintah berkewajiban dalam pemenuhan, penghormatan, dan penegakan


HAM yang ada di Indonesia. Meskipun begitu, Dr. Iman tidak menampik kenyataan bahwa
terjadi beberapa peristiwa pelanggaran HAM kepada masyarakat Papua.
Pelanggaran yang terjadi dimulai dari pelanggaran dalam bidang ekonomi, sosial, budaya yang
meliputi hak masyarakat Papua untuk mendapatkan kehidupan yang layak, hingga pada
pelanggaran berat. Sehingga, munculnya gerakan – gerakan yang dilakukan oleh sebagian
masyarakat Papua yang tidak dapat dihindarkan.Masyarakat tidak puas terhadap kinerja
pemerintah baik pusat maupun lokal. Sehingga konflik melawan pemerintah sering terjadi,” jelas
Dr. Iman.
Menurutnya, akar masalah dari konflik tersebut adalah adanya ketimpangan sosial yang
dibiarkan terlalu lama. Pembangunan ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan hal
lainnya yang dikerjakan oleh pemerintah berjalan dengan lambat bila dibandingkan dengan
daerah lain.
Disisi lain, masyarakat Papua pada umumnya tidak banyak merasakan hasil dari hadirnya
korporasi asing yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA) mereka. Sebaliknya, masyarakat
Papua harus merasakan dampak negatif dari aktifitas korporasi asing tersebut.  Misalnya,
rusaknya lingkungan hidup dan sebagian masyarakat yang harus berpindah dari tempat asalnya.
Meskipun begitu, Dr. Iman juga mengapresiasi kebijakan afirmatif yang dibuat oleh pemerintah
untuk memperbaiki kondisi yang ada di Papua. Kebijakan tersebut diantaranya adalah adanya
otonomi khusus untuk Papua, bagi hasil sumber daya alam (SDA) yang lebih besar untuk Papua,
dipecahnya Propinsi di Papua menjadi Papua dan Papua Barat untuk memudahkan komunikasi
dan pelayanan masyarakat dengan pemerintah.
“Kebijakan afirmatif pemerintah lainnya berupa premium satu harga dan pembangunan
infrastruktur yang dilakukan, juga dapat membantu agar keadaan Papua bisa menjadi lebih baik.
Meski itu saja tidak cukup,” jelas Dr. Iman.
Masalah lainnya adalah terkait budaya, sosial, serta sumber daya manusia. Pemerintah perlu
untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas pendidikan yang ada disana. Selain itu, perlu juga
adanya peningkatan perekonomian masyarakat lokal dengan memanfaatkan kekayaan alam di
Papua. Pembangunan perekonomian diharapkan berlangsung secara berkelanjutan, bukan untuk
dirusak.
“Kebijakan tersebut, tidak akan menjadikan Papua sebagai kawasan industrialisasi. Namun lebih
kepada pembangunan ekonomi yang melestarikan kekayaan alam, menghargai kearifan lokal di
Papua seperti pariwisata, pemanfaatan hasil laut, pertanian dan perkebunan tradisional untuk
mengangkat ekonomi,” jelas Dr. Iman.
Pemerintah juga perlu mengambil langkah tegas dalam mengatasi tingginya biaya logistik di
Papua, yang mengakibatkan mahalnya harga kebutuhan pokok. Diantaranya, pemerintah dapat
membangun pusat-pusat produksi dan penyedia bahan pokok di Papua. Sehingga harganya dapat
lebih murah dari pada mengimpor bahan produksi dari daerah lain.
Selain itu, pemerintah juga perlu untuk lebih memperhatikan aspirasi publik atau masyarakat
Papua, serta mendorong administrasi Pemerintahan lokal yang lebih baik dan transparan.
Percepatan pembangunan bertujuan agar akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan, dan
lapangan kerja menjadi lebih mudah juga perlu untuk dilakukan.Perbaikan infrastruktur dan
kesejahteraan masyarakat Papua penting untuk dilakukan, mengingat Papua cukup sensitif dalam
menghadapi permasalahan dan isu tersebut. Berbeda dengan daerah lainnya, keberadaan Papua
yang strategis secara geopolitik memunculkan banyaknya kepentingan yang timbul. Hal ini
membuat Pemerintah harus berusaha lebih baik lagi untuk menjamin kesejahteraan yang ada
disana.Saat ini pemerintah tentu akan secara serius meyakinkan kepada dunia Internasional
bahwa permasalahan Papua adalah permasalahan domestik,

dan Papua adalah bagian tidak terpisahkan dari NKRI,” ujar Dr. Iman.Sama seperti dengan
provinsi lainnya, warga Papua adalah Warga Negara Indonesia. Memiliki hak dan kewajiban
yang sama dan dijamin oleh konstitusi. Sayangnya, pemerintah terlambat dalam menyediakan
sarana, prasarana dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Papua bila dibandingkan daerah
lainnya. Sehingga, kedepannya Dr. Iman berharap kesalahan yang sama tidak terulang kembali.

Hak dan Kewajiban Warga Negara

1.1 PERMASALAHAN
Papua: 6 Masalah HAM yang Harus Diselesaikan

Sejak pria kulit hitam George Floyd mati di tangan polisi AS, perhatian terhadap Papua mencuat.
Orang melihat banyak persamaan antara rasisme sistemik yang terjadi di Indonesia, terutama
terhadap warga Papua, dan di AS.
Pada saat yang hampir bersamaan, Amnesty International Indonesia baru saja memberikan
laporan tentang kondisi HAM di Papua ke Komite Hak Asasi Manusia PBB.
Menurut laporan tersebut, selain diskriminasi ras, banyak isu lain di Papua yang tak kunjung
selesai hingga sekarang. Berikut sebagian di antaranya.

1.Pembunuhan di luar proses hukum dan penahanan sewenang-wenang 


Amnesty International menemukan setidaknya 95 kasus warga Papua meninggal di tangan aparat
keamanan, antara Januari 2010-14 Mei 2020.
Kematian terjadi ketika aparat menggunakan kekuatan berlebihan tanpa melalui proses hukum,
misalnya ketika menangani protes damai, kerusuhan, perkelahian atau berupaya menangkap
tersangka.
Hingga saat ini, tak ada mekanisme independen yang efektif dan imparsial untuk keluhan publik
tentang pelanggaran HAM aparat keamanan. Korban jadi sulit mendapat keadilan, kebenaran dan
reparasi. Investigasi atas pembunuhan di luar proses hukum ini juga jarang dilakukan.
2.Pelanggaran hak berserikat dan berkumpul
Agustus-September tahun lalu, sekelompok orang menyerang asrama mahasiswa Papua di
Malang dan Surabaya, sembari menyerukan ucapan rasis seperti “monyet”. Video penyerangan
ini lantas viral, memicu orang Papua turun ke jalan di beberapa kota. 
Walau beberapa protes berujung ribut, sebagian besar berlangsung damai. Tapi, polisi tetap
bertindak berlebihan. Setidaknya 96 orang ditangkap karena menggunakan hak mereka
berserikat dan berkumpul. Salah satu kasus menimpa enam orang aktivis yang dituduh makar
karena diduga menggalang aksi di depan istana Presiden pada 28 Agustus.
Tak boleh ada yang ditangkap hanya karena menggunakan hak mereka secara damai. Jika ada
yang ditangkap karena melakukan kekerasan, penahanannya hanya boleh menggunakan kekuatan
seperlunya, secara wajar dan proporsional.  

3.Aktivis Damai Papua tak mendapat proses hukum yang adil 


Tahun lalu, enam orang aktivis–Dano Tabuni, Charles Kossay, Ambrosius Mulait, Isay Wenda,
Ariana Lokbere, dan Surya Anta Ginting–ditangkap atas tuduhan mengorganisir protes damai di
depan Istana Presiden di Jakarta. Tapi, ketika dipenjara, pengacara mereka menyatakan bahwa
polisi sempat melarang menemani dan memberikan bantuan hukum selama interogasi. Ini
melanggar prinsip peradilan yang adil. 
Keenam aktivis itu sekarang sudah dibebaskan. Tapi, masih ada setidaknya 50 aktivis Papua di
balik jeruji besi semata-mata karena menjalankan hak mereka secara damai. Semuanya kena
tuduhan makar, yang berisiko mendapat vonis seumur hidup. Sebaiknya mereka mendapat akses
ke pengacara dalam semua tahapan hukum.
4.Pembatasan akses informasi
Pada 2 Desember 2018, Tentara Pembebasan Nasional Operasi Papua Merdeka, sebuah
kelompok oposisi bersenjata, diduga terlibat pembunuhan 28 pekerja konstruksi di Kabupaten
Nduga. Sebagai tanggapan, tentara melancarkan operasi besar di wilayah tersebut,
mengakibatkan ribuan orang harus mencari perlindungan ke wilayah lain. 
Pengungsi dari Nduga hidup dalam kondisi tidak manusiawi, kehilangan berbagai fasilitas
penting, seperti listrik, layanan kesehatan, dan sanitasi. Anak-anak juga sulit mengakses
pendidikan. 
Laporan sukarelawan Amnesty menyatakan setidaknya 5.000 pengungsi terpaksa meninggalkan
rumah mereka. Dari jumlah ini, 138 orang meninggal. Tidak ada informasi tambahan mengenai
jumlah kematian pengungsi di luar Kabupaten Jayawijaya, termasuk mereka yang telah
dievakuasi ke hutan.
Seharusnya mereka mendapat status pengungsi dari pemerintah sehingga bisa akses layanan
kesehatan dan persediaan pangan secara teratur. Kini, bantuan makanan dari sukarelawan tidak
berjalan lancar, obat susah didapat dan layanan psikologis yang mereka terima tidak terbukti
kesahihannya. Kondisi ini menimbulkan trauma dan ketakutan yang tak berkesudahan.

5.Kita semua punya hak untuk hidup bebas dari ketakutan dan kekerasan. 
Desak pemerintah menghentikan pelanggaran HAM di Papua  dan membebaskan tahanan nurani
Papua 
Pada September 2019, setelah protes bergulir akibat penangkapan dan perlakuan rasis terhadap
pelajar Papua di Malang dan Surabaya, pemerintah memutuskan “memblokir sementara” internet
di Papua dan Papua Barat. Alasannya ingin mencegah penyebaran berita bohong dan
mempercepat pemulihan keamanan.
Polisi juga menangkap dua aktivis HAM, Veronica Koman dan Dandhy Dwi Laksono, gara-gara
tweet mereka melaporkan peristiwa di Papua. Ucapan Veronica kena pasal penghasutan dan
Dandhy dituduh mengucapkan ujaran kebencian atas dasar SARA. 
Media sosial dan internet membantu wartawan menemukan sumber informasi yang beragam,
membuat mereka tak hanya bergantung pada keterangan resmi pemerintah saja. Memblokir,
membatasi akses internet dan menghukum aktivis adalah upaya pemerintah mengontrol alur dan
akses informasi, yang merupakan pelanggaran HAM.  
Dengan mematikan akses ke sarana komunikasi online, pemerintah membatasi akses informasi
orang Papua, mencegah mereka mengekspresikan diri dan menghambat penyebaran informasi ke
semua orang Indonesia.
Dan benar saja. Tindakan pemerintah memblokir internet ini akhirnya dinyatakan melanggar
hukum oleh PTUN, 3 Juni lalu.

6.Kondisi hidup pengungsi Nduga tidak layak


Pada 2 Desember 2018, Tentara Pembebasan Nasional Operasi Papua Merdeka, sebuah
kelompok oposisi bersenjata, diduga terlibat pembunuhan 28 pekerja konstruksi di Kabupaten
Nduga. Sebagai tanggapan, tentara melancarkan operasi besar di wilayah tersebut,
mengakibatkan ribuan orang harus mencari perlindungan ke wilayah lain. 
Pengungsi dari Nduga hidup dalam kondisi tidak manusiawi, kehilangan berbagai fasilitas
penting, seperti listrik, layanan kesehatan, dan sanitasi. Anak-anak juga sulit mengakses
pendidikan. 
Laporan sukarelawan Amnesty menyatakan setidaknya 5.000 pengungsi terpaksa meninggalkan
rumah mereka. Dari jumlah ini, 138 orang meninggal. Tidak ada informasi tambahan mengenai
jumlah kematian pengungsi di luar Kabupaten Jayawijaya, termasuk mereka yang telah
dievakuasi ke hutan.
Seharusnya mereka mendapat status pengungsi dari pemerintah sehingga bisa akses layanan
kesehatan dan persediaan pangan secara teratur. Kini, bantuan makanan dari sukarelawan tidak
berjalan lancar, obat susah didapat dan layanan psikologis yang mereka terima tidak terbukti
kesahihannya. Kondisi ini menimbulkan trauma dan ketakutan yang tak berkesudahan.
Desak pemerintah menghentikan pelanggaran HAM di Papua  dan membebaskan tahanan nurani
Papua 
1.2 .Solusi untuk menyelesaikan permasalahan di
papua

Pertama, mendorong Presiden agar segera mendesak Kapolri untuk mengusut dan mengungkap
aktor intelektual terhadap pengrusakan tiang bendera dalam kasus penyerangan asrama Papua di
Surabaya termasuk pelaku ucapan rasis.\
Kedua, mendesak Presiden agar segera menarik penambahan aparat TNI/Polri yang diterjunkan,
serta menginstruksikan Menkominfo untuk membuka akses Internet di Papua dan Papua Barat.
Ketiga, mendesak Pemerintah untuk selalu mengedepankan cara dialog dalam menyelesaikan
masalah di Papua.
Keempat, mendesak Presiden menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah dan aparat
keamanan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua di seluruh Indonesia.
Kelima, mendorong semua elemen bangsa untuk tetap menguatkan semangat persatuan nasional
sesama anak bangsa
AKAR MASALAH PAPUA
ada 4 akar masalah di Papua. Pertama, masalah sejarah dan status politik integrasi Papua ke
Indonesia. "Orang Papua masih belum merasa bahwa proses integrasi ke dalam Indonesia itu
benar. Itu harus dibicarakan," kata Muridan.
 
Kedua, masalah operasi militer yang terjadi karena konflik tersebut di atas yang tak
terselesaikan. Operasi militer yang berlangsung sejak tahun 1965 hingga kini, membuat
masyarakat Papua memiliki catatan panjang mengenai kekerasan negara dan pelanggaran hak
asasi manusia. "Itu membuat masyarakat Papua semakin sakit hati terhadap Indonesia. Luka
kolektif itu terpendam lama dan selalu mereka sosialisasikan itu di honai-honai (rumah-red),"
kata Muridan.
 
Oleh karena itu, Muridan memandang fenomena gerakan generasi muda Papua yang lebih
radikal dapat dipahami dengan penjelasan di atas. "Karena itu, kekerasan negara dan pelanggaran
HAM yang tak pernah kita pertanggungjawabkan," kata Muridan.
 
Ketiga, semua hal di atas membuat masyarakat Papua timbul stigma sebagai orang yang
termarjinalisasikan. "Dengan migrasi, pembangunan, dan lain-lain yang tidak melibatkan orang
Papua, maka mereka merasa tersingkir," kata Muridan.
 
Jika sudah merasa tersingkir dengan kenyataan kondisi pendidkan dan kesehatan yang buruk,
lanjut Muridan, masyarakat Papua semakin merasa terdiskriminasi oleh proses modernisasi.
"Kalau Anda kurang gizi dan bodoh, maka Anda tidak akan dapat pekerjaan yang baik. Di situ
Anda terdiskriminasi oleh struktur," kata Muridan.
 
Keempat, kegagalan pembangunan Papua. "Kita gagal membangun. Ukurannya sederhana saja,
yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat," kata Muridan. Kenyataan di Papua, lanjut
Muridan, mudah sekali menemukan sekolah yang tidak berjalan proses belajar mengajar karena
tidak ada guru dan juga puskesmas yang kosong karena tidak ada tenaga medis dan obat-obatan

1. 3 Pembahasan

Hak dan Kewajiban Warga Negara


Pemahaman tentang hak dan kewajiban terlebih dahulu harus dipahami tentang pengertian hak
asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang sebagai
ciptaan Tuhan agar mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisan lingkungan. Hak
asasi merupakan hak dasar yang melekat secara kodrati pada diri manusia dengan sifatnya yang
universal dan abadi.
Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak boleh
dikurangi dan dirampas oleh siapapun. Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas
perlindungannya oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara.
Peranan negara sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39/1999 tentang HAM menyatakan
bahwa negara, hukum dan pemerintah serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi
dan melindungi hak asasi manusia.
Hak Warga Negara
Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran
3. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
4. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
5. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan
kekerasan dan diskriminasi
6. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
7. Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.
8. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
9. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
10. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
11. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan
12. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
13. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
14. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
15. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

Kewajiban warga negara adalah:


1. wajib menjunjung hukum dan pemerintah
2. wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
3. wajib ikut serta dalam pembelaan negara
4. wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
5. wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
6. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
7. wajib mengikuti pendidikan dasar
Tugas dan tanggung jawab negara
Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya
2. negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar
3. pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional
4. negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran
belanja negara dan belanja daerah
5. pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia
6. negara memajukan kebudayaan manusia ditengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya
7. negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional
8. negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak
9. negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat
10. negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
11. negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
12. negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang laya

DAFTAR PUSTAKA

http://news.unair.ac.id/2019/01/28/mengurai-permasalahan-hak-asasi-manusia-di-papua/

https://www.amnesty.id/papua-5-masalah-ham-yang-harus-diselesaikan/

hak-dan-kewajiban-sebagai-warga-negara-indonesia-lengkap-beserta-pasalnya?

http://politik.lipi.go.id/in/kolom/kolom-papua/547-riset-lipi-empat-akar-masalah-konflik-papua-
penyelesaian-hanya-dengan-dialog-tak-bisa-dengan-intervensi-kekerasan-.html

http://news.unair.ac.id/2019/01/28/mengurai-permasalahan-hak-asasi-manusia-di-papua/

Anda mungkin juga menyukai