Anda di halaman 1dari 43

DRAFT NOTA ANALISA 4EP

Nomor:

USULAN NON REGULASI


USULAN PEKERJAAN ANGGARAN INVESTASI UNIT INDUK
WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2022 UNTUK
PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PEDESAAN FLORES BAGIAN
BARAT TAHAP 1

PT PLN (PERSERO)
SUB DIREKTORAT MANAJEMEN RISIKO
DIVISI MANAJEMEN RISIKO REGIONAL
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

LEMBAR INFORMASI USULAN


Pada hari ini ….. tanggal…..bulan…..tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, telah selesai dilaksanakan
verifikasi dan kajian atas usulan kegiatan/keputusan sebagai berikut :
NOTA ANALISA

No tanggal

Judul Kegiatan : Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat


Tahap 1

Divisi Pemrakarsa : Divisi Distribusi (RMD) Regional Sulawesi Maluku Papua Nusa
Tenggara (Sulmapana)

Direktorat : Direktorat Regional Bisnis Sulawesi Maluku Papua Nusa Tenggara


(Sulmapana)

Pengulas : 1. Executive Vice President Divisi Manajemen Risiko Regional


(Checker/Reviewer) 2. Executive Vice President Divisi Manajemen Nilai Aset
3. Executive Vice President Divisi Perencanaan Regional
Sulawesi Maluku Papua Nusa Tenggara

Dasar Usulan : ✓ Surat Permohonan Lain-lain.... .

No Surat/Nota Dinas : Nota Dinas Nomor 9304/REN.00.03/EVP RMD/2022 Tanggal 15


Usulan Februari 2022

Sumber Anggaran : ✓ Anggaran Investasi Anggaran Operasi

Tidak perlu anggaran Lain-lain.....

Status Anggaran : ✓ Baru Sudah ada

Perubahan anggaran Tidak perlu anggaran

Jenis Usulan : ✓ Baru Perubahan

Perubahan Syarat/
Ketentuan

Nilai Usulan Anggaran : Rp. 45.957.128.106,

Pengambil Keputusan : Tim Komite Investasi Kategori C.IV.3


(Approver)

Tanggal Rapat/Pleno :
TVV

Historis Pemrakarsa :

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Berkas Usulan/Lampiran Nota Analisa*

✓ Kajian Risiko Kajian Kelayakan Lingkungan

✓ Kajian Kelayakan Proyek/Feasibility Study Question and Answer (Q&A) dari


Pengulas

✓ Kajian Kepatuhan (Fraud Risk Berita Acara dari CWR (bila ada)
Assesstment)

✓ Kajian Kelayakan Hukum Nota Dinas Konfirmasi dari DIV ANG


bahwa programnya ada di list rekap LKAI
DIV ANG

Kajian Pusat Kebijakan Lainnya: …………………………………….

Kajian Kelayakan Pendanaan


*centang dokumen-dokumen yang menjadi pendukung/kajian atas usulan. Bila perlu, tambahkan
dokumen/kajian lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/atau ketentuan Pengulas
(Checker/Reviewer).

A. PERMOHONAN

Berdasarkan Surat/Nota Dinas dari EVP Distribusi Regional Sulmapana (RMD) Nomor
9304/REN.00.03/EVP RMD/2022 Tanggal 15 Februari 2022 perihal usulan proyek anggaran 2022
untuk forum 4EP regional Sulmapana tahap 2
*coret yang tidak sesuai

B. RINGKASAN PROPOSAL

1. Rekomendasi 4EP: Layak/Tidak Layak


2. Pertimbangan :
A. Pemrakarsa dalam hal ini adalah EVP Divisi Distribusi Regional Sulmapana
B. Latar Belakang dari usulan ini
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menugaskan PLN untuk mencapai rasio elektrifikasi
Nasional sebesar 100%. Oleh karena itu, PLN gencar untuk melakukan pembangunan listrik
pedesaan di seluruh Indonesia. Berdasarkan Permendagri No.137 Tahun 2017 jumlah desa
di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 3.353 Desa yang berada tersebar di 206 Kecamatan
dan 22 Kabupaten/Kota. Untuk kondisi saat ini sebanyak 3024 Desa sudah dialiri listrik PLN
dan 329 desa lainnya berlistrik Non PLN. PT. PLN (Persero) UIW NTT rencana dalam di awal
tahun 2022 akan membangun jaringan listrik untuk 72 Desa di NTT.
C. Usulan Pekerjaan Untuk Anggaran Investasi Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Tahun
2022 untuk Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1 ini akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
D. Adapun keuntungan yang didapatkan jika usulan pekerjaan ini dapat terlaksana adalah:
1) Mendorong peningkatan Rasio Elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

2) Mendorong peningkatan produktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat


pedesaan.
3) Meningkatkan Rasio Desa Berlistrik Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4) Meningkatkan Kualitas bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
pedesaan.
5) Meningkatkan penjualan tenaga listrik.
6) Meningkatkan Citra PLN dengan memberikan kesetaraan dan keadilan dalam bidang
energi untuk seluruh masyarakat Indonesia baik di Perkotaan maupun Pedesaan.
E. Apabila pekerjaan tidak dilakukan maka target 100% desa berlistrik akan tertunda.
3. Atasan yang mendukung usulan Pemrakarsa (Line Sponsor) :
Direktur Regional Bisnis Sulawesi Maluku Papua Nusa Tenggara.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

HASIL ANALISA
Sehubungan dengan Nota Dinas, dengan ini disampaikan hasil analisa sebagai berikut:
1. Latar Belakang
1.1. Nama Kegiatan
Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1

1.2. Uraian Kegiatan/Keputusan


Adapun kegiatan Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat
Tahap 1 meliputi Pembangunan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan
Tegangan Rendah dan Trafo Distribusi 20 kV untuk melistriki desa – desa yang
belum berlistrik PLN di Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Ende, Ngada
dan Mangarai

1.3. Latar Belakang Kegiatan/Keputusan


Secara Nasional Rasio Desa Berlistrik Provinsi Nusa Tenggara Timur sampai
dengan Bulan Desember 2021, Sebanyak 3.024 Desa sudah berlistrik PLN dan
329 Desa berlistrik Non PLN. Desa yang masih belum berlistrik PLN akan dilistriki
sesuai Roadmap Listrik Pedesaan pada tahun 2022 dan 2023. Pada tahun 2022,
PT. PLN (Persero) akan melakukan pembangunan infrastruktur proyek listrik
pedesaan di 16 Desa untuk 3 Kabupaten yaitu Ende, Ngada dan Mangarai.
Dengan total di tahun 2022 akan dibangun jaringan listrik di 72 Desa.

1.4. Sasaran Kegiatan/Keputusan


Sasaran kegiatan pekerjaan pada kegiatan keputusan diatas adalah sebagai
berikut :
1) Mendorong peningkatan Rasio Elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
2) Mendorong peningkatan produktivitas ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat pedesaan.
3) Meningkatkan Rasio Desa Berlistrik Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4) Meningkatkan Kualitas bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.
5) Meningkatkan penjualan tenaga listrik.
6) Meningkatkan Citra PLN dengan memberikan kesetaraan dan keadilan
dalam bidang energi untuk seluruh masyarakat Indonesia baik di Perkotaan
maupun Pedesaan.

1.5. Ruang Lingkup Kajian


Keseluruhan proyek termasuk kelayakan proyek, antara lain: Perencanaan,
Pendanaan, Pengadaan, Konstruksi, dan Operasi dengan dokumen kajian yang
diperlukan adalah Kajian Kelayakan Proyek, Kajian Kelayakan Finansial, Kajian
Kelayakan Operasi, Kajian Kepatuhan, Kajian Hukum dan Kajian Risiko.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

2. Pembahasan
2.1 Hasil Analisa Kelayakan Operasi
Kelayakan operasi pada usulan ini dinyatakan layak dengan pertimbangan
sebagai berikut:
2.1.1 Analisis Pengaruh Proyek pada Sistem Ketenagalistrikan
Analisa pengaruh proyek dilakukan dengan asumsi kondisi saat ini dan
beroperasinya Jaringan Distribusi ke sistem eksisting pada Tahun 2022,
berikut ini dan dapat disimulasikan menggunakan software Etap adalah
sbb:
1) Kondisi pada UP3 FBB – ULP Bajawa ( GI Bajawa )
Dapat dilihat pada gambar 1 bahwa beban Sistem Bajawa tahun
2021 sebesar 5,6 dengan susut 0,488 MW

Gambar 1. Tegangan pada Bus Sistem Bajawa tahun 2021

Untuk tahun 2022 diperkirakan akan terjadi kenaikan beban


dikarenakan adanya penyambungan pelanggan dari perluasan
listrik pedesaan di 9 desa dengan potensi pelanggan 2.789
Pelanggan. Dengan asumsi daya per pelanggan 900VA dan Load
Factor 40% maka jumlah kenaikan beban dari potensi pelanggan
tersambung tersebut adalah sebesar 1004 kW. Dapat dilihat pada
gambar 2 bahwa beban Sistem Ruteng tahun 2022 sebesar 6,107
MW dengan susut 0,726 MW.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Gambar 2. Tegangan pada Bus Sistem Ruteng tahun 2022

2) Kondisi pada UP3 FBB – Ende


Dapat dilihat pada gambar 3 bahwa beban Sistem Kalabahi tahun
2021 sebesar 10,57 MW dengan susut 1,59 MW

Gambar 3 Tegangan pada Bus Sistem Ende tahun 2021

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Untuk tahun 2022 diperkirakan akan terjadi kenaikan beban


dikarenakan adanya penyambungan pelanggan dari perluasan
listrik pedesaan di 7 desa dengan potensi pelanggan 855
Pelanggan. Dengan asumsi daya per pelanggan 900VA dan Load
Factor 40% maka jumlah kenaikan beban dari potensi pelanggan
tersambung tersebut adalah sebesar 307,8 kW

Gambar 4. Tegangan pada Bus Sistem Ende tahun 2022

Dapat dilihat pada gambar 4 diatas bahwa beban Sistem Ende


tahun 2022 sebesar 10,42 MW dengan susut 1,7 MW
3) Analisis Keandalan Sistem
Dengan adanya pembangunan jaringan listrik pedesaan maka
akan menambah panjang jaringan distribusi. Hal ini menyebabkan
kemungkinan bertambahnya SAIDI dan SAIFI. Tetapi untuk
mendukung keandalan sistem maka seluruh pembangunan SUTM
jaringan Listrik Pedesaan sudah menggunakan Kabel jenis ACOC
ukuran 70 mm2.
4) Analisis Hubung Singkat
Dari hasil simulasi dengan menggunakan aplikasi ETAP terlihat
bahwa arus gangguan hubungan singkat tertinggi adalah sebesar
5,0 kA. Arus gangguan ini masih berada di bawah rating capacity
peralatan yang terpasang. Adapun gambar hasil simulasinya dapat
dilihat pada gambar 5.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Gambar 5. Hasil simulasi gangguan hubung singkat

5) Analisis Stabilitas Sistem


Dalam penyusunan kajian kelayakan operasi ini belum dilakukan
analisis stabilitas sistem lebih lanjut.
6) Kebutuhan Identifikasi dan analisis operasi sistem paska
pelaksanaan proyek
Dengan terbangunnya Jaringan listrik pedesaan maka masyarakat
di desa – desa di NTT dapat menikmati suplai listrik sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Disatu sisi
yang lain , maka diperlukan penambahan personel tenaga
pemeliharaan untuk menjaga agar jaringan listrik yang dibangun
senantiasa dapat menyalurkan tenaga listrik secara kontinu dengan
tingkat gangguan yang minimal. Oleh karena itu pembersihan
jaringan / Pemotongan Pohon pada saat pembangunan jaringan
menjadi kunci agar jaringan yang dibangun bebas dari gangguan
pohon. Pengawasan yang ketat dalam pembangunan jaringan
perlu dilakukan agar jaringan yang dibangun handal dan jauh dari
pohon yang dapat menyebabkan gangguan
2.1.2 Kesimpulan KKO
Dari hasil analisis aliran daya dan analisis hubungan singkat maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan aplikasi ETAP
maka terlihat aliran daya di Gardu Induk dan PLTD setelah
pembangunan listrik pedesaan seperti ditunjukan tabel berikut ini :

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Tabel 1. Aliran Daya Hasil Simulasi ETAP


2021 2022
Gardu Induk
No Load - Loss - Load - Loss -
/Sistem
MW MW MW MW
1 GI Bajawa 5,616 0,488 6,107 0,726
2 GI Ende 10,418 1,594 10,573 1,705

2) Agar mutu tegangan pelayanan masih dapat dipenuhi maka


panjang maksimal SUTM/penyulang 20 kV yang dapat dibangun
adalah maksimal 40 kms dengan menggunakan kawat A3C 150
mm2.
3) Arus gangguan hubung singkat terbesar adalah 5.0 kA yang berada
di Bus Penyulang Gardu Induk. Arus gangguan ini masih berada di
bawah rating capacity peralatan yang terpasang.
4) Berdasarkan poin 1 dan poin 2 tersebut di atas maka
pengembangan jaringan distribusi Listrik Pedesaan tahun 2022
secara operasi LAYAK dilaksanakan.

2.2 Evaluasi KKO Oleh RMP


Menambahkan roadmap desa berlistrik di tahun 2022 dan tahun 2023 dan
mempertimbangkan risiko dan mitigasinya terkait dengan pasca beroperasinya
listrik desa seperti adanya warga yang tidak mampu membayar biaya pasang dan
terbatasnya SDM atau personel lapangan untuk mengoperasikan/melakukan
pemeliharaan jaringan.

2.3 Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi dan/atau Finansial


Analisa finansial mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan suatu
proyek. Cash inflow pada analisa finansial direpresentasikan oleh pendapatan
yang diperoleh dari investasi proyek selama jangka waktu tertentu. Dalam Analisis
Kelayakan Finansial akan dilakukan perbandingan Pengembangan Listrik
Pedesaan melalui Grid Jaringan Distribusi (JTM, JTR, Gardu) dibandingkan
dengan Penjualan Tenaga Listrik:
2.3.1 Asumsi dan Parameter yang digunakan
Terdapat beberapa asumsi dan parameter yang digunakan untuk
perhitungan KKF, seperti pada tabel-9.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Tabel 2. Asumsi yang digunakan untuk KKF

Dalam Kajian Kelayakan Finansial (KKF) ini dengan menggunakan


Skenario Pengembangan Listrik Pedesaan melalui perluasan Grid
Jaringan Distribusi (JTM, JTR dan Gardu) dibandingkan dengan
penjualan tenaga listrik yang didapat dari asumsi potensi pelanggan yang
dapat tersambung dari pembangunan jaringan listrik pedesaan tersebut.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Dari perhitungan di atas didapatkan indikator-indikator sebagai berikut:


1) Net Present Value (NPV) sebesar Rp. –25.625.825.000
2) Payback Period selama 33,65 tahun.
3) Internal Rate of Return 1,71 %.
4) Benefit-Cost Ratio (BCR) sebesar 0,86
2.3.2 Kesimpulan KKF/KKE
Dari hasil perhitungan kelayakan finansial diatas dapat ditarik kesimpulan
Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1
melalui perluasan Grid Jaringan distribusi jika dibanding dengan
penjualan tenaga listrik tidak layak dilaksanakan. Kajian Finansial
Pembangunan Listrik Pedesaan tidak layak karena nilai investasi yang
dikeluarkan jauh lebih besar dari pendapatan yang diterima dari hasil
penjualan pelanggan yang melakukan pemasangan baru dari jaringan
listrik desa yang dibangun.

2.4 Evaluasi KKF Oleh KPA

Pada Analisa Kajian Kelayakan Finansial yang dilakukan oleh UIW NTT sudah
menggunakan perhitungan dengan pendekatan dan asumsi asumsi yang sesuai.
Namun hasil Analisa untuk kelayakan Finansial Listrik Pedesaan adalah tidak
layak, sehingga dapat ditambahkan jika terdapat penugasan – penugasan dari
pemerintah untuk melistriki desa atau peningkatan dan pemenuhan rasio
elektrifikasi.

2.5 Hasil Analisa Risiko

Berdasarkan kajian risiko yang telah disusun, teridentifikasi sebanyak dua belas
(12) risiko, dengan tingkat residual risk berada pada tingkat Tinggi dan
membutuhkan mitigasi sebanyak enam (6) risiko dengan ringkasan sebagai
berikut :

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

Deskripsi dan Uraian Penyebab Risiko Rencana


No
Tingkat Risiko Perlakuan Risiko
Penyebab Dampak KRI
No. ID Risiko : 1
SKKAI terlambat terbit
P1. Proses Proses Bisnis Tanggal Pencegahan:
Usulan SKK- Internal(Pencapaian Penerbitan C1. Meningkatkan
AI tidak Kinerja): SKKAI koordinasi dengan
diikuti D1. Deviasi thdp Regional melalui
Risiko
Tinggi P2. target waktu media surat dan
Residu
Kurangnya penyelesaian 2,5%- pertemuan secara
koordinasi 5% daring
1 dengan D2. Target RE dan Pemulihan:
pihak terkait RDB Tidak U1. Penyesuaian
P3. Tidak Tercapai Devisi 5%- Jadwal Proyek
tersediannya 8%
anggaran
Risiko dari pusat
Moderat
Target

No. ID Risiko : 8
COD terkendala
Internal 'Kelangsungan Kesesuaian Pencegahan :
P.1 Vendor Usaha(Kegiatan terhadap C1.1 Memastikan
Tidak perusahaan Kurva-S pekerja dilapangan
2 Kompeten terganggu pada sudah memiliki
Risiko
Tinggi P.2 beberapa unit ): serifikasi sesuai
Residu
Pengiriman Keterlambatan dengan jenis
MDU proyek sesuai pekerjaan
terlambat kurva-s

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

P.3 Kendala C2.1 Memastikan


Ijin ketersediaan MDU
Penanaman C3.1 Menyiapkan
Tiang dan form administrasi
Perabasan pekerjaan
Pohon di C4.1 Monitoring
lahan Kurva S
masyarakat C5.1. Koordinasi
Risiko
Rendah antar seluruh
Target
Eksternal stakeholder terkait
P.4 Keadaan
kahar Pemulihan :
U1. Memastikan
perhitungan denda
keterlambatan
sesuai dengan
klausul kontrak
No. ID Risiko : 9
Kecelakaan Kerja
P.1 Unsafe Proses Bisnis Kecelakaan Pencegahan :
Act Internal(K3 kerja near C1.1 Checklist
P.2 Unsafe Keselamatan jiwa): miss kesiapan JSA,
Condition D1. tidak ditolelir WP, IBPPR, SOP
Risiko lengkap dan
tinggi
Residu dipahami oleh
pelaksana
pekerjaan.
C2.1 Inspeksi
Rutin oleh
3 Pengawas K3

Pemulihan :
U1.1 Melakukan
koordinasi dengan
Risiko pihak terkait
Rendah U2.1
Target
Mengevaluasi
kembali
pelaksananaan
pekerjaan sudah
sesuai dengan
SOP
No. ID Risiko : 10
4
Bank Garansi Tidak Dapat Dicairkan

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

P.1 Bank Pencapaian Kinerja Kesesuaian Pencegahan :


Garansi tidak Operasional (untuk persyaratan C1.1 Melakukan
valid Kinerja Finansial Bank konfirmasi ke Bank
Risiko P.2 Tanggal mengacu pada Garansi penerbit garansi
Tinggi
Residu Bank Kategori Keuangan dengan C2.1 Memastikan
Garansi tidak dan Pasar): ketentuan penerbitan bank
akurat Garansi 5% tidak yang Garansi sesuai
dapat dicairkan berlaku dengan ketentuan
apabila terjadi yang berlaku
Wanprestasi C3.1 Memastikan
tanggal bank
Garansi sesuai
dengan ketentuan
Risiko kontrak
Rendah
Target
Pemulihan :
U1.1 Blacklist

No. ID Risiko : 11
Proses Pembayaran Terlambat
Internal : Keuangan & Pasar Penyerapan Pencegahan :
P1. Tidak D1. <0,1% dari SKKAI C1.1 Memastikan
ada pendapatan Ketersediaan AKI
Anggaran Perusahaan satu untuk Pembayaran
Risiko kas di PLN tahun Pekerjaan
Tinggi
Residu D2. Menimbulkan C.1.2 Memastikan
Eksternal : Peluang Pekerjaan Syarat - Syarat
P2. Vendor Luncuran Tahun Dokumen
5 terlambat berikutnya ( Pembayaran
mengajukan meluncur 20%- dalam Kontrak
Pembayaran 30%) sudah lengkap

Pemulihan :
Risiko U1. Surat
Rendah Permintaan segera
Target
melakukan
penagihan
pembayaran
pekerjaan
No ID risiko : 12
6
Perluasan Jaringan Listrik Pedesaan terkendala melewati Kawasan hutan dan KSDA

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

P.1 Belum Kelangsungan Pemenuhan Pencegahan :


adanya Usaha(Kegiatan Dokumen C1.1.Berkoordinasi
identifikasi perusahaan Perijinan dengan
lokasi terganggu pada DLHK/BKSDA
pekerjaan beberapa unit ): untuk Identifikasi
saat Keterlambatan Lokasi pada saat
perencanaan proyek sesuai perencanaan
Pekerjaan kurva-s pekerjaan
Risiko
Tinggi
Residu
P.2 Belum Pemulihan :
adanya U1.1 Pengurusan
Perjanjian Perjanjian Kerja
Kerja Sama Sama dengan
dengan DLHK dan BKSDA
DLHK
maupun
BKSDA NTT

2.6 Hasil GRC Bidang Hukum


Berdasarkan surat MSB HK NTT Nomor 9327/HKM.05.03/C01060701/2022
tanggal 12 Februari 2022 perihal Konfirmasi Kebutuhan Analisa Hukum Program
Investasi Murni 2022 Distribusi, bahwa untuk usulan pekerjaan program investasi
Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1 tidak
memerlukan kajian hukum karena tidak ada issue permasalahan hukum yang
terjadi dan dirumuskan secara jelas

2.7 Hasil GRC Bidang Kepatuhan


Level
ID Risik
N Identifikasi
Ris Penyebab Fraud Kontrol Eksisting o Mitigasi
o Skema Fraud
k Frau
d
Oknum Membuat
Pejabat buku expedisi
Perdir
Membocorkan untuk
022.P/DIR/2020
Harga AC 1. Kurangnya Tingg pemantauan
1 tentang Pedoman
Perhitungan 1 integritas i perjalanan
Pengadaan Barang
Enjiniring berkas.
dan Jasa
(HPE) kepada
vendor
Persekongkol Membuat
Perdir
an oknum ceklis
022.P/DIR/2020
User dan AC 1. Kurangnya Tingg dokumen
2 tentang Pedoman
Oknum 2 integritas i RKS.
Pengadaan Barang
Pejabat dalam
dan Jasa
penentuan

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

spesifikasi
teknis.

Oknum Membuat
Pejabat ceklis
Perdir
meloloskan dokumen
022.P/DIR/2020
perusahaan / AC 1. Kurangnya Tingg kelengkapan
3 tentang Pedoman
vendor yang 3 integritas i DPT
Pengadaan Barang
tidak
dan Jasa
memenuhi
syarat
1.Penyusunan HPS 1. Mencari
1. Adanya
dikalkulasikan secara referensi HPS
Intervensi dari
keahlian berdasarkan 2.
Atasan/Manajemen
data yang dapat Mencantumk
2. Kurangnya
dipertanggungjawabk an sumber
Markup HPS integritas
an referensi
(Harga CC 3. Faktor Tingg
4 2. Perdir terhadap
Perkiraan 4 lingkungan / i
022.P/DIR/2020 HPS yang
Sendiri) pergaulan
tentang Pedoman dibuat
4. Konflik
Pengadaan Barang
Kepentingan
dan Jasa
5. Kurangnya
3. Pakta Integritas
pembinaan spiritual
4. Melakukan CoC
Oknum Membuat
Pejabat checklist
memenangka 1. Adanya dokumen
n vendor Intervensi dari evaluasi
titipan dari Atasan/Manajemen penawaran
1. Pengadaan via E-
manajemen 2. Kurangnya
Procurement
Meloloskan integritas
2. Perdir
vendor yang CC 3. Faktor Tingg
5 022.P/DIR/2020
tidak sesuai 5 lingkungan / i
tentang Pedoman
dengan pergaulan
Pengadaan Barang
kriteria / 4. Konflik
dan Jasa
syarat-syarat Kepentingan
yang ada 5. Persaingan tidak
dalam sehat
dokumen
pengadaan`
Mengatur 1. Faktor 1. Membuat
1. Pengadaan via E-
jadwal lingkungan/pergaul justifikasi
Procurement
pemasukan CC an Tingg perubahan
6 2. Penyusunan
dokumen 6 2. Karena i jadwal
jadwal harus sesuai
penawaran kurangnya pemasukan
hasil penjelasan rks
dengan salah pembinaan spiritual dokumen

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

satu 3. belum mampu dan ada justifikasi penawaran


perusahaan secara rinci yang jelas yang disetujui
yang menjadi meneliti dokumen 3. Perdir oleh
calon evaluasi lelang 022.P/DIR/2020 pengguna
penyedia 4. Kurangnya tentang Pedoman dan
barang/jasa Integritas CC7Pengadaan disampaikan
Barang dan Jasa kepada
seluruh calon
penyedia
Mengatur Bersurat ke
pelaksanaan tim legal
CDA (contract untuk review
Discussin 1. Faktor 1. E-Procurement hasil CDA
Agrement) lingkungan/pergaul 2. Perdir yang belum
sehingga an 022.P/DIR/2020 diatur
dapat CC 2. Karena tentang Pedoman Tingg didalam
7
merubah 7 kurangnya Pengadaan Barang i dokumen
klausul pembinaan spiritual dan Jasa RKS
kontrak yang 3. Kurangnya 3. Review perubahan
menguntungk Integritas oleh tim legal
an pihak
penyedia
barang/jasa

3. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan usulan ini antara lain
sebagai berikut:
3.1 Rekomendasi Divisi RMP
a. Agar menambahkan roadmap desa berlistrik di tahun 2022 dan tahun 2023
b. Agar mempertimbangkan risiko dan mitigasinya terkait dengan pasca
beroperasinya listrik desa seperti adanya warga yang tidak mampu
membayar biaya pasang dan terbatasnya SDM atau personel lapangan
untuk mengoperasikan/melakukan pemeliharaan jaringan.

3.2 Rekomendasi Divisi KPA


Agar pemrakarsa dapat mencantumkan penugasan – penugasan dari pemerintah
terkait kegiatan melistriki desa desa atau peningkatan dan pemenuhan rasio
elektrifikasi.

3.3 Rekomendasi Divisi KRR


a. Agar koordinasi antara risk owner, PIC rencana mitigasi, dan PIC
pemantauan KRI dapat dilakukan secara optimal untuk meningkatkan
keyakinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
b. Agar dilakukan pemantauan dan pelaporan untuk kajian risiko secara
berkala yang memuat antara lain :

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

i. Progres pelaksanaan mitigasi.


ii. Update Key Risk Indicator (KRI).
iii. Posisi risiko setelah pelaksanaan mitigasi.
iv. Efektivitas penanganan risiko.
v. Besar deviasi terhadap sasaran yang diharapkan.
dengan Mengacu pada Peraturan Direksi Nomor 0071.P/DIR/2021 tentang
Pedoman Umum Manajemen Risiko Terintegrasi PT PLN (Persero).
c. Selanjutnya berdasarkan Perdir No. 071.P/DIR/2021 tentang Pedoman
Umum Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi, maka kami mohon
Pemrakarsa dapat melakukan pemantauan pelaksanaan untuk memastikan
efektivitas RMP, serta melaporkan progresnya kepada pengambil
keputusan dan ditembuskan kepada DIV KRR. Memperhatikan hal tersebut,
kami mohon Kajian Risiko yang sudah ditandatangani agar dimasukkan dan
di-update progres mitigasinya dalam aplikasi SMARTER.
d. Rekomendasi Kelayakan Berdasarkan hasil analisa kajian-kajian tersebut di
atas, maka Pengulas (Checker/Reviewer) memberikan rekomendasi usulan
yang disampaikan LAYAK/TIDAK LAYAK untuk diproses lebih lanjut.
e. Selanjutnya usulan ini agar diajukan ke Komite Perencanaan Investasi
sesuai dengan mekanisme dalam Perdir No. 0069.P/DIR/2021 tanggal 29
Maret 2021 tentang Pedoman Investasi Pengembangan dan Pengelolaan
Ketenagalistrikan di Lingkungan PT PLN (Persero) yang menggantikan
mekanisme CWR setelah seluruh persyaratan lengkap.
f. Agar seluruh Rencana Perlakuan Risiko (RPR) atau Risk Mitigation Plan
(RMP) dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebagaimana
terlampir dalam nota analisa ini, sehingga mengendalikan Risiko di level
yang dapat diterima oleh perusahaan dan melaporkan secara berkala
kepada SEVP MRO.

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

LEMBAR VERIFIKASI
NOTA ANALISA
NOMOR :

Pada hari ini, tanggal bulan tahun Dua Ribu Dua Dua, telah selesai dilaksanakan verifikasi
dan kajian atas usulan kegiatan/keputusan sebagai berikut :

Nama : Usulan Pekerjaan Anggaran Investasi Unit Induk Wilayah


kegiatan/keputusan Nusa Tenggara Timur Tahun 2022 Untuk Pembangunan
Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1

Direktorat/Divisi/Unit : Divisi Distribusi Regional Sulawesi Maluku Papua Nusa


Pemrakarsa Tenggara (SULMAPANA)

Nota dinas usulan : Nota Dinas Nomor 9304/REN.00.03/EVP RMD/2022 Tanggal


15 Februari 2022

Jenis : Perluasan Infrastruktur Distribusi/ Komite Investasi C.IV.3


kegiatan/keputusan

Kebutuhan anggaran : Rp. 45.957.128.106,-

Pos anggaran :

Sehubungan hal tersebut dengan ini disampaikan bahwa :


1. Nota Analisa ini dibuat berdasarkan dokumen-dokumen yang disampaikan oleh
Pemrakarsa sebagaimana checklist pada Lampiran 1, dengan asumsi bahwa:
a. Dokumen yang disampaikan oleh Pemrakarsa tersebut dinyatakan benar,
lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan oleh Pemrakarsa
b. Dokumen yang disampaikan oleh Pemrakarsa tersebut sesuai dengan dokumen
aslinya (bila ada) dan tidak terdapat informasi/dokumen lain yang apabila tersedia
dapat mempengaruhi isi Nota Analisa ini.
2. Dokumen-dokumen sebagaimana angka 1 di atas menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari Nota Analisa ini.
3. Pengulas Risk Taking Unit (RTU) dan Risk Unit (RU) bertanggung jawab atas hasil
analisa/ulasan pada dokumen ini sesuai dengan lingkup tanggung jawab dan tugas
pokoknya sebagai berikut:

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

VP Risk Pairing EVP Risk Pairing


(VP Manajemen Risiko Regional (EVP Manajemen Risiko Regional)
Sulmapana)

(Edward Batubara) (Rudi Purnomoloka Putra)

Pengulas (Checker/Reviewer) Pengulas (Checker/Reviewer)


RU/RTU RU/RTU
(EVP Divisi Manajemen Nilai Aset) (EVP Divisi Perencanaan dan
Pengendalian Regional Sulmapana)

(Dwi Hartono) (Eman Prijono Wasito Adi)

FIR
PT PLN (Persero)
Sub Direktorat Manajemen Risiko
Divisi Manajemen Risiko Regional

LAMPIRAN
Dokumen-dokumen yang dilampirkan:
1. Formulir/Evaluasi Kelengkapan Data/Dokumen Usulan Kegiatan/Keputusan
2. Seluruh Data/Dokumen Kelengkapan Usulan
3. Seluruh Nota Dinas/Surat selama proses usulan dan evaluasi, antara lain (tidak harus semua,
menyesuaikan dengan proses yang ada):
a. Nota Evaluasi Pra Usulan (bila ada)
b. Penunjukkan Checker/Reviewer RTU dan Penerusan Usulan
c. Rekomendasi Kelengkapan Data dari Checker/Reviewer RTU
d. Seluruh Nota Dinas/Surat yang terkait dengan Usulan Kegiatan/Keputusan
e. Dan lain-lain

FIR
PT PLN (Persero) Divisi Manajemen Risiko Infrastruktur

KONTEKS KAJIAN RISIKO


PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PEDESAAN FLORES BAGIAN BARAT TAHAP 1

A. JUDUL KEGIATAN/USULAN/KEPUTUSAN
Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan Flores Bagian Barat Tahap 1

B. SASARAN KEGIATAN/USULAN/KEPUTUSAN
1. Mendorong Peningkatan Rasio Elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Mendorong peningkatan produktifitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat pedesaan
3. Meningkatkan Rasio Desa Berlistrik Provinsi Nusa Tenggara Timur
4. Meningkatkan penjualan tenaga listrik
5. Meningkatkan Citra PLN dengan memberikan kesetaraan dan keadilan dalam bidang energi untuk seluruh masyarakat Indonesia baik
di Perkotaan maupun Pedesaan

C. LATAR BELAKANG, KONTEKS INTERNAL, DAN KONTEKS EKSTERNAL


1. Latar Belakang & Spesifikasi
Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum perkotaan maupun pedesaan. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan
tingkat populasi penduduk Indonesia, maka permintaan akan energi listrik pun semakin meningkat. Salah satu program pemerintah
untuk membangun sarana penyediaan tenaga listrik adalah dengan menjalankan program listrik pedesaan dan memperluas akses
listrik pada wilayah yang belum terjangkau jaringan distribusi tenaga listrik di daerah pedesaan.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menugaskan PLN untuk mencapai rasio elektrifikasi Nasional sebesar 100%. Oleh karena itu
PLN gencar untuk melakukan pembanguan listrik pedesaan di seluruh Indonesia. Berdasarkan Permendagri No.137 Tahun 2017
jumlah desa di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 3.353 Desa yang berada tersebar di 206 Kecamatan dan 22 Kabupaten/Kota.
Untuk kondisi saat ini sebanyak 3000 Desa sudah di aliri listrik PLN dan 353 desa lainnya berlistrik Non PLN. PT. PLN (Persero) UIW
NTT rencana dalam tahun 2022 akan melistriki 23 Desa dengan pembangunan jaringan listrik (Grid) dan 4 Desa dengan PLTS
Komunal

2. Konteks Internal
a. Pencapaian Kinerja Rasio Elektrifikasi per Juni 2021 sebesar 88,82%
b. Pencapaian Kinerja Rasio Desa Berlistrik per Juni 2021 sebesar 96,57%

3. Konteks Eksternal
a. Politik :
Tugas dari Pemerintah untuk mencapai Rasio Elektrifikasi Nasional sebesar 100%

b. Ekonomi:
Dengan masuknya listrik ke desa - desa , maka mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi di Pedesaan

c. Sosial budaya:
Masuknya listrik Desa meningkatkan aktfifitas sosial dan budaya masyarakat di Pedesaan

d Teknologi :
Untuk lokasi yang jauh dari jaringan listrik dan Isolated dapat dilistriki dengan membangun Pembangkit dengan memamfaaat kan
potensi EBT yang ada di lokasi tersebut , misalnya PLTS Komunal
e Ekologi :
Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan dilakukan dengan penebangan / perabasan pohon - pohon yang dilintasi oleh jaringan

f. Legalitas :
Untuk Konstruksi Jaringan Listrik Pedesaan berdasarkan Buku Standar Konstruksi sesuai Perdir Nomor : 475.K/DIR/2010,
473.K/DIR/2010, 605.K/DIR/2010, 606.K/DIR/2010

D. RUANG LINGKUP KAJIAN RISIKO


Keseluruhan proyek termasuk kelayakan proyek, antara lain: Perencanaan, Pendanaan, Pengadaan, Konstruksi, dan Operasi.

E. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


GM(A), SRM PERENCANAAN(R), EVP RMD(I)

F. PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) UTAMA


NO STAKEHOLDER UTAMA KAITAN KEPENTINGAN
1 EVP RMD Pembina
2 GM UIW NTT Penanggung jawab
3 SRM REN Pengguna barang dan Jasa
4 SRM KKU Pengelola Anggaran
5 PEJABAT PENGADAAN Penanggung Jawab Proses Pengadaan
6 MANAJER UP2K Direksi Pekerjaan
7 VENDOR Penyedia Barang Jasa
8 MASYARAKAT Calon Pelanggan
G. DOKUMEN REFERENSI
1. RKAP Tahun 2022
2. Pagu PMN 2022
3. KKP (KKO & KKF)
4. Profil Resiko UIW NTT Tahun 2022

H. FASE / TAHAPAN / PROSES BISNIS / ASPEK KEGIATAN


TENGGAT WAKTU
NO LINGKUP/SASARAN KAJIAN ASPEK/TAHAPAN/SUMBER RISIKO
(JIKA ADA)
Memastikan persiapan sebelum
pelaksanaan proyek antara lain
1 Perencanaan Januari 2022
perencanaan, pengadaan dll dapat
berjalan optimal sesuai jadwal

Memastikan persiapan penerbitan


2 Pendanaan Desember 2021
anggaran sebelum pelaksanaan proyek

Memastikan SLA dan spesifikasi proyek


3 Pengadaan Januari 2022
sesuai dengan usulan User

Memastikan tahapan implementasi (sejak


mobilisasi alat, proses konstruksi hingga
4 Pelaksanaan Februari - Desember 2022
komisioning) selesai tepat waktu dengan
kualitas dan biaya sesuai target.

Memastikan pelaksanaan proyek dapat di


5 Operasi April - Desember 2022
operasikan sesuai SLA Kontrak

Kupang, 9 Februari 2022

Disusun oleh : Direview Oleh :


Pemrakarsa (Maker) Pengulas (Reviewer)
EVP Distribusi Regional Sulawesi Maluku Papua dan Nusa Tenggara EVP Manajemen Risiko Regional

INDRADI SETIAWAN RUDI PURNOMOLOKA PUTRA

Anda mungkin juga menyukai