P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N
Media Edukasi dan Informasi Kediklatan BMKG E d i s i 10 / 2021
5 Level Leadership
“Sukses Memimpin Tsunami Jakarta
ala John C Maxwel” ”Akibat Gempa Magnitudo M8,7 Di Selat Sunda”
(Resensi Buku)
Indikasi Perubahan
Cuaca dan Iklim Global
di Era Pandemi 2021
Flipped Learning BMKG Corpu Solusi
Dalam Pelatihan Performance Improvement
STRATEGI PENINGKATAN
ORGANISASI PEMBELAJAR
(REFLEKSI PROYEK PERUBAHAN PELATIHAN
KEPEMIMPINAN NASIONAL TK. II)
B
ergulirnya era Revolusi Industri 4.0 membawa kita pada suatu perubahan yang cepat dan non linear. Era ini disebut juga era
disruption karena terjadi situasi yang tidak menentu yang disebabkan kebangkitan era baru dalam teknologi dan terjadinya
pandemi covid-19. Hal ini terjadi karena Covid-19 yang menyebar secara cepat dari awal Maret tahun 2020 di Indonesia
belum berakhir sampai tulisan ini diterbitkan dan berdampak kepada seluruh sektor usaha, Kasumaningrum (2020) menjelaskan
bahwa imbas pandemi Covid-19 sebanyak 85% lembaga kursus dan pelatihan (LKP) dari sekitar 19000 LKP mengalami kesulitan
keuangan akibat berhentinya operasional LKP.
PENDAHULUAN Menyadari bahwa SDM adalah aset tanggung jawab dalam pengelolaan
pertama dan utama organisasi, pengembangan kompetensi. Kebutuhan
Hal ini disebabkan penyelenggaraan pengembangan kompetensi SDM kompetensi SDM baik untuk lini
pelatihan dengan pola konvensional seyogyanya mampu menjadi faktor Observasi, Pengolahan dan Analisis Data
secara klasikal sebagai ciri metode pendorong dalam penyelesaian sampai dengan Diseminasi Informasi
pembelajaran yang dilakukan oleh permasalahan organisasi. Sumberdaya belum dapat dikatakan memadai untuk
manajemen lembaga pelatihan sebelum yang diinvestasikan untuk membuat menjalankan teknis operasional dan
masa pandemic covid-19. Sehubungan program ini berjalan haruslah dapat layanan MKG dengan kelincahan yang
dengan hal tersebut situasi ini menuntut menambah nilai dan meningkatkan diharapkan publik. Hal ini menunjukkan
organisasi agar menjadi adaptif dan performa organisasi. Kelekatan hasil adanya kesenjangan antara kebutuhan
lincah (agile organization) menghadapi peningkatan kinerja pada upaya BMKG dan kemampuan Pusdiklat
tantangan perubahan tidaklah pengembangan kompetensi sekaligus dalam menyelenggarakan kegiatan
sederhana. Beberapa permasalahan akan menjadi bukti bahwa sumber daya pembelajaran sebagai upaya
yang dihadapi BMKG saat ini terkait lembaga diinvestasikan pada hal yang pengembangan kompetensi.
langsung dengan tepat dengan cara yang benar. Sampai
ketersediaan Tentunya akan
sumber daya menjadi tantangan
yang belum dapat tersendiri apabila
dikatakan memadai. kesenjangan
Mahalnya proses tersebut harus
transfer teknologi diselesaikan
serta belum semata-mata
optimalnya tata dengan sistem
kelola semakin p e l a t i h a n
memperbesar konvensional.
dampak terhadap Dibutuhkan suatu
kondisi ini. transformasi
Kesenjangan dalam bentuk
antara terbatasnya pengembangan
sumber daya dan s i s t e m
besarnya tuntutan, penyelenggaraan
hanya bisa diatasi pelatihan dan
dengan pendekatan strategi alternatif
optimalisasi sistem yang sudah ada. saat ini, kebutuhan pengembangan untuk mewujudkan keterkaitan dan
Salah satunya adalah dengan menjamin SDM BMKG dalam memenuhi tuntutan kesepadanan (link and match) antara
efektivitas dan efisiensi dari proses bisnis pengguna belum semua dapat dipenuhi pembelajaran, pengelolaan kompetensi,
yang berjalan dan secara bersamaan seutuhnya oleh Pusdiklat BMKG, dan pencapaian sasaran kinerja
melakukan inovasi yang bersifat solutif. sebagai unit organisasi yang diberi organisasi. Berdasarkan arahan Presiden
Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo yang tertuang dalam KONDISI SAAT INI DENGAN KONDISI YANG DIHARAPKAN
PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil Pasal Berdasarkan inventarisasi data yang kami lakukan apakah BMKG
203 ayat (4a) bahwa Pengembangan kompetensi, sebagaimana siap menjadi learning organization menuju Konsep Corporate
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan melalui pendekatan sistem University untuk mendorong peningkatan kinerja Organisasi
pembelajaran terintegrasi (corporate university). Tantangan adalah dengan melakukan upaya Self Asessment (Penilaian
menuju BMKG CorpU dipengaruhi oleh beberapa faktor Mandiri) yang melibatkan pihak eksternal. Berdasarkan kajian
sebagai berikut yang pertama adalah adanya tuntutan Bangkom yang dilakukan oleh pihak eksternal yakni PT. Wahana Tatar
ASN & Standar Kompetensi (per orang 20 jam pelatihan (JP) Wirakelola terhadap Kesiapan Pusdiklat BMKG sebagai berikut:
per tahun). Kedua, Demografi pegawai BMKG yang sangat
heterogen. Ketiga, Pengaruh beban kerja serta tugas pokok dan gambar 1. diatas terlihat bahwa nilai tertinggi ada di point
fungsi (tusi) yang beragam (work pressure). Keempat, adanya Facilities & Infrastructure yaitu dengan nilai sebesar 6.64 dari
Potensi kehilangan tacit knowledge. Kelima, terjadinya Pandemi 10, dimana BMKG sudah memiliki kampus dan fasilitas pelatihan
Covid19. Keenam, tuntutan akan Performance management. yang memadai seperti laboraturium komputer serta sarana
Ketujuh, pengembangan Manajemen Talenta & Sistem Merit. dan prasarana lainnya. Selanjutnya terkait dengan learner’s
Kedelapan, tuntutan BMKG terkait regulasi WMO Technical performance yang artinya evaluasi dampak dari pembelajaran
Regulation & WMO Global Campus. dengan nilai 2.08 dari 10 disebabkan karena nilai Learning
technologist hanya sebesar 3,76 dari 10 yang berarti bernilai
sangat kurang. Situasi ini dilihat dari sisi adanya pandemic
covid19 yang menuntut akan kebutuhan teknologi digital untuk
Tabel 1. Gap antara Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan
melakukan penyelenggaraan pelatihan. Adapun beberapa a. Belum adanya pedoman monev program beasiswa S2/S3
permasalahan mendasar belum optimalnya penyelenggaraan
b. Belum adanya literasi Tacit Knowledge bidang MKG
Pendidikan dan Pelatihan BMKG adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis Internal SOAR Strategi Peningkatan Learning Organization menuju BMKG CORPU
Data diolah penulis: Tahun 2021
a. Belum seluruhnya dimanfaatkan teknologi digital dalam Pada tabel 1. diatas menggambarkan gap antara kondisi saat ini
pelaksanaan Pelatihan di era pandemi. dengan kondisi yang diharapkan sehingga dari permasalahan
yang ada saat ini melalui diagnosis organisasi dapat
b. Belum adanya standar pelayanan minimal penyelenggaraan
direkomendasikan solusi sebagai gagasan perubahan. Dari gap
pelatihan di era pandemic
kondisi saat ini dengan kondisi harapan dapat dilakukan usulan
c. Belum terdokumentasinya program Beasiswa S2/S3 perubahan berupa inovasi / perubahan yaitu yang pertama,
dengan Baik Membentuk Tim Efektif, Membuat aplikasi pengelolaan
Pelatihan BMKG, Menyusun Standar Pelayanan Minimal
Organisasi Pusdiklat BMKG berdiri sejak Tahun 2006 namun
Penyelenggaraan Pelatihan dengan keputusan Kepala Pusdiklat
terlihat pada grafik berikut data tahun 2006 sampai dengan
BMKG, Membuat Database program Beasiswa S2/S3 BMKG,
2008 hilang dan tidak tercatat, Adapun data program
Membuat pedoman tatakelola monev program beasiswa S2/
beasiswa dalam negeri dari tahun 2009 sampai dengan tahun
S3 dengan, Keputusan Kepala Pusdiklat BMKG dan Mendisain
2018 dokumentasinya tidak ada, baru pada tahun 2019
Prototype Sistem Informasi KMS BMKG serta Merumuskan draft
dokumentasinya disimpan dalam folder dan format excel.
Perka BMKG tentang KMS BMKG. Sedangkan bila dilihat dari
Hal ini menyebabkan perlu waktu untuk mencari dokumen
analisis internal menggunakan metode SOAR berupa strategi
tersebut dan dokumen yang ada juga tidak lengkap.hal ini
peningkatan Learning Organization menuju BMKG Corporate
menyebabkan lemahnya dalam pengambilan keputusan untuk
University difokuskan hanya pada strategi terdiri dari beberapa
pengembangan kompetensi SDM di lingkungan BMKG. Hal ini
strategi yaitu strategi strengths dan aspiration, opportunities
disebabkan :
dan aspirations, strengths dan results serta opportunities dan
results.