Data KBB 2022 - SETARA Institute
Data KBB 2022 - SETARA Institute
KEBEBASAN
BERAGAMA/BERKEYAKINAN
TAHUN 2022
450 424
400
350 327 318 333
300
250
203 201 200
200 180 171 175
156 160
150
100
50
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Peristiwa Tindakan
PRESENTATION TITLE 2
JUMLAH TINDAKAN PELANGGARAN KBB
AKTOR NEGARA DAN NON-NEGARA (2019-2022)
300
250 239
214
200
185
168 168
150 159 165
104
100
50
0
2019 2020 2021 2022
Tindakan negara Tindakan non-negara
3
AKTOR NEGARA DENGAN PELANGGARAN KBB TERBANYAK (2022)
(ANGKA DI GRAFIK MENUNJUKKAN JUMLAH TINDAKAN)
Pemerintah daerah 47
Kepolisian 23
Satpol PP 17
Forkopimda 7
0 10 20 30 40 50
AKTOR NON-NEGARA DENGAN PELANGGARAN KBB TERBANYAK (2022)
(ANGKA DI GRAFIK MENUNJUKKAN JUMLAH TINDAKAN)
Warga 94
Individu 30
Ormas keagamaan 16
MUI 16
FKUB 10
0 20 40 60 80 100
5
TOP 5 TINDAKAN PELANGGARAN KBB OLEH AKTOR NEGARA
(2022)
Diskriminasi 40
Kebijakan diskriminatif 25
Pelarangan usaha 18
0 10 20 30 40 50
TOP 5 TINDAKAN PELANGGARAN KBB OLEH AKTOR NON-NEGARA
(2022)
Intoleransi 37
Pelarangan ibadah 15
Penolakan ceramah 14
Individu 41
Warga 34
Umat Kristiani (Protestan dan Katolik) 33
Pengusaha 19
Umat Islam 14
Pelajar 13
Umat Buddha 7
Jemaat Ahmadiyah Indonesia 6
Penghayat 6
Syiah 3
Hindu 3
0 10 20 30 40 50
4 HIGHLIGHT KBB 2022
9
1 Kasus Gangguan Tempat Ibadah (2017-2022)
(angka di grafik menunjukkan jumlah kasus)
60
50 50
44
40
31
30
24
20 20
16
10
0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
10
Tempat Ibadah yang Mengalami Gangguan di Tahun 2022
(angka di grafik menunjukkan jumlah tempat ibadah)
Masjid 16
Wihara 6
Musala 4
Pura 2
11
2
Jumlah Kasus Penolakan Ceramah (2020 - 2022)
(angka di grafik menunjukkan jumlah peristiwa)
16
14 14
12
10
8
6
4
2
1 1
0
2020 2021 2022
12
3 Jumlah Kasus Penodaan Agama Tahun 2021 dan 2022
(angka di grafik menunjukkan jumlah kasus)
20 19
18
16
14
12
10
10
8
6
4
2
0
2021 2022
13
4 Provinsi dengan Pelanggaran KBB Terbanyak (2022)
(angka di grafik menunjukkan jumlah peristiwa)
Jawa Timur 34
Jawa Barat 25
DKI Jakarta 24
Banten 11
Jawa Tengah 10
Sumatera Utara 10
Nanggroe Aceh Darussalam 7
Kalimantan Barat 7
Nusa Tenggara Barat 6
Riau 5
0 10 20 30 40
14
Jenis Pelanggaran KBB Tertinggi di Jawa Timur di Tahun 2022
(angka di grafik menunjukkan jumlah peristiwa)
Penolakan ceramah 8
Kebijakan diskriminatif 4
0 2 4 6 8 10
15
Mengapa Jawa Timur?
2. Potensi politik identitas menjelang pemilu 2024 dapat memperburuk KBB, terutama dalam
bentuk persekusi terhadap kelompok-kelompok minoritas yang umumnya terjadi jelang
pemilu
3. Kenaikan pesat kasus pelarangan ceramah terhadap ustadz maupun tokoh agama tertentu
yang dipandang mengancam kemajemukan harus menjadi perhatian kita bersama untuk
mengedepankan cara-cara yang selaras dengan prinsip HAM, terutama mengintensifkan
narasi toleransi dan mengedepankan narasi tandingan (counter-narrative) terhadap narasi-
narasi kelompok/penceramah yang dipandang mengancam kebinekaan tersebut.
17
REKOMENDASI (1)
1. Presiden Joko Widodo harus mengedepankan kepemimpinan toleransi dan mengakselerasi
kebijakan tata kelola inklusif. Pernyataan Presiden Joko Widodo pada tanggal pada tanggal 17
Januari 2023 yang menegaskan kebebasan beragama/berkeyakinan (KBB) semua pemeluk
agama/kepercayaan dijamin dalam Konstitusi harus ditindaklanjuti dengan hal-hal konkret,
sehingga memastikan seluruh jajarannya dapat menegakkan jaminan KBB dalam Kontitusi
tersebut;
2. Pemerintah pusat dan daerah agar mengefektifkan penanganan kebijakan diskriminatif yang
sering menjadi justifikasi bagi kelompok tertentu untuk mempersekusi minoritas
18
REKOMENDASI (2)
3. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri agar segera mengkaji ulang Peraturan Bersama Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM 2 menteri) No 9 dan 8 Tahun 2006. Pasal-pasal persyaratan
pendirian rumah ibadah dalam PBM 2 menteri tersebut, khususnya syarat minimal 60 dukungan warga
yang menuntut penegakan disiplin bahwa dukungan boleh berasal dari warga dengan agama/ kepercayaan
yang berbeda, sebagaimana desain awal PBM ini;
4. Menteri Agama meninjau ulang desain dan kinerja Program Moderasi Beragama, yang saat
ini telah diinstitusionalisasikan dengan pembentukan badan khusus, sehingga di lapangan tidak
menimbulkan dan memicu konflik baru antarsesama agama dan antarsesama anak bangsa.
5. Menteri Dalam Negeri memastikan pengarusutamaan inclusive governance bagi pemerintahan daerah,
dengan menerbitkan kebijakan khusus tata kelola yang inklusif dalam mengelola kemajemukan republik.
6. Polri agar mengintensifkan pemantauan ujaran kebencian dan hoaks, yang sering menjadi sarana untuk
mempersekusi kelompok minoritas, terutama menjelang pemilu;
19
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH