RAMPAI NUSANTARA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
(1) Anggota Rampai Nusantara adalah setiap warga negara Indonesia yang telah
mendaftarakan dirinya secara sah pada Pengurus Rampai Nusantara setempat
dan secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Rampai Nusantara.
(2) Anggota Kehormatan Rampai Nusantara adalah setiap orang yang dianggap
berjasa kepada Rampai Nusantara atau orang-orang tertentu yang dipilih dan
telah disetujui penetapannya dalam Rapat Pleno Pengurus Dewan Eksekutif
Nasional Rampai Nusantara.
Pasal 2
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Keanggotaan
(1) Persyaratan menjadi anggota Rampai Nusantara adalah:
a. Warga negara Indonesia yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah
menikah.
b. Tidak pernah terlibat dalam organisasi terlarang oleh pemerintah baik
langsung maupun tidak langsung.
c. Menyetujui dan sanggup mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Nilai Dasar dan Program Perjuangan Rampai Nusantara.
d. Berperan aktif mengikuti kegiatan dan program – program Rampai Nusantara.
(2) Tata cara pendaftaran untuk menjadi anggota Rampai Nusantara adalah:
a. Mengajukan permohonan menjadi anggota Rampai Nusantara kepada
Pengurus Rampai Nusantara setempat, mengisi formulir dan pernyataan
persetujuan dan kesanggupan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan Perjuangan Organisasi, serta semua Peraturan organisasi.
b. Permintaan menjadi anggota Rampai Nusantara dapat ditolak jika terdapat
alasan-alasan yang kuat secara organisatoris, yang mana alasan tersebut tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 4
Disiplin Organisasi
(1) Disiplin Organisasi mencakup ketentuan pokok sebagai berikut:
a. Anggota Rampai Nusantara dilarang merangkap jabatan pada struktur
organisasi Rampai Nusantara.
b. Anggota Rampai Nusantara dilarang menjadi anggota organisasi yang asas
dan/atau tujuannya bertentangan dengan asas dan/atau tujuan Rampai
Nusantara, atau menjadi anggota organisasi yang garis perjuangan
organisasinya berbeda dengan garis perjuangan Rampai Nusantara.
c. Anggota Rampai Nusantara dan kepengurusan Rampai Nusantara harus
tunduk kepada pimpinan dan struktur organisasi Rampai Nusantara yang lebih
tinggi di dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Disiplin Organisasi akan diatur kemudian oleh
Peraturan Organisasi.
BAB II
STRUKTUR DAN KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 6
Dewan Eksekutif Nasional
(1) Dewan Eksekutif Nasional adalah pimpinan tertinggi Rampai Nusantara yang
bersifat kolektif.
(2) Dewan Eksekutif Nasional berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia
dan dipimpin oleh Ketua Umum yang dipilih, diangkat, ditetapkan, diberhentikan
dan bertanggung jawab kepada Munas.
(3) Periodisasi Kepengurusan Dewan Eksekutif Nasional bertugas untuk masa jabatan
5 (lima) tahun, yang terdiri dari :
a. Ketua Umum;
b. Sekretaris Jenderal;
c. Bendahara Umum;
d. Ketua Bidang;
e. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang;
f. Wakil Bendahara Umum;
g. Ketua Biro.
Pasal 7
Dewan Eksekutif Wilayah
(1) Dewan Eksekutif Wilayah adalah pimpinan Rampai Nusantara yang bersifat
kolektif di tingkat Propinsi.
(2) Dewan Eksekutif Wilayah berkedudukan di ibukota propinsi dan dipimpin oleh
Ketua yang dipilih dan ditetapkan melalui Musyawarah Wilayah dan bertanggung
jawab kepada Pimpinan Dewan Eksekutif Nasional Rampai Nusantara.
Pasal 8
Dewan Eksekutif Daerah
(1) Dewan Eksekutif Daerah adalah pimpinan organisasi yang bersifat kolektif di
tingkat Kota/Kabupaten.
(2) Dewan Eksekutif Daerah berkedudukan di ibukota Kota/Kabupaten dan dipimpin
oleh Ketua yang dipilih, ditetapkan melalui Musyawarah Daerah dan bertanggung
jawab kepada Pimpinan Dewan Eksekutif Wilayah berdasarkan saran dan
masukan dari Dewan Eksekutif Nasional.
(3) Periodisasi Kepengurusan Dewan Eksekutif Daerah bertugas untuk masa jabatan
5 (lima) tahun, yang terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara;
d. Ketua Bidang;
e. Wakil Sekretaris Bidang;
f. Wakil Bendahara;
g. Biro-biro.
Pasal 9
Kelengkapan Organisasi
Rampai Nusantara memiliki Kelengkapan organisasi sebagai berikut ;
(1) Dewan Pembina adalah para Pengusaha, Profesional, Lembaga – Lembaga
Donor, Praktisi, Politisi atau tokoh-tokoh masyarakat, agamawan, adat, yang
dapat memberikan dukungan akses, konsultasi, supervisi, saran – saran,
pembinaan dan kekuatan moril maupun materil kepada organisasi sesuai tingkat
kepengurusan.
(2) Dewan Penasehat adalah pakar, akademisi, Tokoh Agama, Praktisi, Politisi atau
tokoh masyarakat dan/atau yang dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan
kekuatan kepada organisasi sesuai dengan tingkatannya baik diminta atau tidak
diminta.
(3) Dewan Pakar adalah para Tokoh Akademisi dan lingkungan kampus yang
bergerak dalam dunia pendidikan, tokoh ilmuwan dan cendikiawan dalam
berbagai bidang khususnya : Ekonomi; Telematika; Pendidikan; Agama;
Lingkungan Hidup; Hukum dan HAM; atau tokoh masyarakat dll, dan/atau yang
dapat memberikan nasehat-nasehat, saran dan kekuatan kepada organisasi
sesuai dengan kepengurusan ditingkatannya.
BAB III
KEDUDUKAN, WEWENANG DAN TUGAS
Pasal 10
Dewan Pembina
(1) Jumlah anggota Dewan Pembina di setiap tingkatan kepengurusan Rampai
Nusantara adalah:
a. di tingkat Nasional beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
b. di tingkat Wilayah beranggotakan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.
c. di tingkat Daerah beranggotakan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.
Pasal 11
Dewan Penasehat
(1) Jumlah anggota Dewan Penasehat di setiap tingkatan kepengurusan Rampai
Nusantara adalah:
a. di tingkat Dewan Eksekutif Nasional beranggotakan sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang.
b. di tingkat Dewan Eksekutif Wilayah beranggotakan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang.
c. di tingkat Dewan Eksekutif Daerah beranggotakan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang.
(2) Dewan Penasehat memiliki tugas:
a. Memelihara kemurnian perjuangan Rampai Nusantara sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, putusan forum-forum permusyawaratan dan
Peraturan Organisasi.
b. Memberikan pertimbangan, saran, nasehat dan masukan terhadap kebijakan
umum Rampai Nusantara, baik diminta maupun tidak diminta.
(3) Dewan Penasehat di seluruh kepengurusan di tingkat Wilayah dan Daerah,
diketahui dan dilaporkan kepada Pimpinan Dewan Eksekutif Nasional.
Pasal 12
Dewan Pakar
(1) Jumlah anggota Dewan Pakar di setiap tingkatan kepengurusan Rampai
Nusantara adalah:
a. di tingkat Dewan Eksekutif Nasional beranggotakan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang.
b. di tingkat Dewan Eksekutif Wilayah beranggotakan sekurang-kurangnya 1
(satu) orang.
c. di tingkat Dewan Eksekutif Daerah Kabupaten/Kota beranggotakan sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang.
(2) Dewan Pakar memiliki tugas:
a. Memelihara kemurnian perjuangan Rampai Nusantara sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, putusan forum-forum permusyawaratan dan
Peraturan Organisasi.
Pasal 13
Pengurus
(1) Pengurus adalah pimpinan Rampai Nusantara yang berwenang menetapkan dan
menjalankan kebijakan-kebijakan strategis, mengelola organisasi dan program-
program Rampai Nusantara di tiap-tiap tingkatan kepengurusan Rampai
Nusantara.
(2) Pengurus Rampai Nusantara memiliki wewenang untuk :
a. Menyusun kebijakan-kebijakan strategis dan pola pengelolaan organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan forum-forum
permusyawaratan dan Peraturan Organisasi.
b. Membentuk perangkat dan kelengkapan organisasi di tingkatannya masing-
masing berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, putusan
forum-forum permusyawaratan dan Peraturan Organisasi.
(3). Pengurus Rampai Nusantara memiliki tugas:
a. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, putusan forum-forum
permusyawaratan dan Peraturan Organisasi.
b. Menjalankan kebijakan-kebijakan umum Rampai Nusantara.
c. Mengelola organisasi dan program-program Rampai Nusantara secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
BAB IV
PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 14
(1) Pergantian antar waktu Pengurus Rampai Nusantara terjadi karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan.
(2) Pemberhentian Pengurus Rampai Nusantara hanya dapat dilakukan melalui Rapat
Pleno Pengurus berdasarkan alasan-alasan yang kuat secara organisatoris, dan
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan forum-forum permusyawaratan Rampai Nusantara, dan Peraturan
Organisasi.
(3) Dalam hal pemberhentian Ketua DEW, Ketua DED hanya dapat dilakukan oleh
Dewan Eksekutif Nasional berdasarkan alasan-alasan yang kuat secara
organisatoris dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
BAB V
PEMBEKUAN PENGURUS
Pasal 15
(1) Dewan Eksekutif Nasional dapat membekukan Pengurus Rampai Nusantara
hingga 2 (dua) tingkat dibawahnya, yang pengambilan keputusannya ditetapkan
melalui rapat pleno Dewan Eksekutif Nasional Rampai Nusantara.
(2) Landasan pembekuan dilalui dengan 2 kali rapat pleno, harus kuat secara
organisatoris dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi;
(3) Sebelum pembekuan terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis sebanyak tiga
kali untuk memperbaiki pelanggarannya.
(4) Setelah pembekuan terjadi maka kepengurusan Rampai Nusantara dipegang oleh
Kepengurusan yang setingkat lebih tinggi, hanya untuk mempersiapkan
penyelenggaraan musyawarah menurut tingkatannya yang akan memilih
kepengurusan baru.
(5) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pembekuan, harus sudah
terselenggara Konperensi menurut tingkatannya untuk memilih kepengurusan
baru.
BAB VI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional (Munas) merupakan forum permusyawaratan tertinggi
Rampai Nusantara yang berfungsi sebagai representasi dari pemegang kedaulatan
Rampai Nusantara dan diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Munas memiliki wewenang :
a. Menilai laporan Pertanggung jawaban Ketua Umum Dewan Eksekutif Nasional.
b. Menetapkan dan/atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Menetapkan garis-garis besar program perjuangan Rampai Nusantara 5 (lima)
tahun kedepan;
d. Memilih, menetapkan dan memberhentikan Ketua Umum Rampai Nusantara.
(3) Peserta Munas adalah pengurus Rampai Nusantara yang memiliki hak bicara,
yaitu :
a. Pembina dan Penasehat Dewan Eksekutif Nasional.
b. Pengurus Dewan Eksekutif Nasional.
b. Ketua dan Sekretaris Dewan Eksekutif Wilayah Rampai Nusantara.
c. Ketua Dewan Eksekutif Daerah Rampai Nusantara.
Pasal 17
Musyawarah Nasional Luar Biasa
(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dapat diselenggarakan jika terdapat
keadaan yang dinilai dapat mengancam kelangsungan kehidupan organisasi.
(2) Munaslub dapat diadakan berdasarkan usulan dari lebih dari 2/3 jumlah Dewan
Eksekutif Wilayah dan 1/2 jumlah Dewan Eksekutif Daerah yang sah.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai Munas berlaku untuk Munaslub.
Pasal 18
Rapat Kerja Nasional
(1) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) merupakan forum permusyawaratan pada
tingkat nasional untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-
program Rampai Nusantara, membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
keputusan-keputusan Munas dan masalah-masalah lainnya yang dianggap perlu.
Pasal 19
Rapat Pimpinan Nasional
(1) Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) merupakan forum permusyawaratan untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan situasi dan perkembangan nasional,
serta bersifat strategis dalam posisi dan/atau peran Rampai Nusantara.
(2) Rapimnas diadakan dua (2) kali dalam satu tahun, dan dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu oleh Dewan Eksekutif Nasional sesuai kebutuhan.
(3) Peserta Rapimnas adalah :
a. Dewan Eksekutif Nasional
b. Ketua dan Sekretaris Dewan Eksekutif Wilayah.
c. Ketua Dewan Eksekutif Daerah.
(4) Peraturan Tata Tertib Rapimnas ditetapkan oleh Dewan Eksekutif Nasional.
(5) Rapimnas adalah sah jika dihadiri oleh lebih dari 2/3 Dewan Eksekutif Wilayah.
(6) Dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta memiliki hak suara.
(7) Rapimnas diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Eksekutif Nasional.
Pasal 20
Musyawarah Wilayah
(1) Musyawarah Wilayah (Muswil) merupakan forum permusyawaratan tertinggi
Rampai Nusantara di tingkat Provinsi yang berfungsi sebagai representasi dari
pemegang kedaulatan Rampai Nusantara di Provinsi dan diadakan setiap 5 (lima)
tahun sekali.
(2) Muswil memiliki wewenang :
a. Menilai laporan Pertanggung jawaban Ketua Dewan Eksekutif Wilayah.
b. Mendemisionerkan Pengurus Dewan Eksekutif Wilayah.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Eksekutif Wilayah.
d. Memilih dan menetapkan anggota formatur yang bertugas membantu Ketua
terpilih untuk melengkapi susunan Pengurus Dewan Eksekutif Wilayah Rampai
Nusantara.
e. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.
Pasal 21
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
(1) Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub) dapat diselenggarakan jika terdapat
keadaan yang dinilai dapat mengancam kelangsungan kehidupan organisasi di
tingkat Provinsi.
(2) Muswilub dapat diadakan berdasarkan usulan dari lebih dari 2/3 jumlah Dewan
Eksekutif Daerah yang sah dan mendapat persetujuan dari Dewan Eksekutif
Nasional.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai Muswil berlaku bagi Muswilub.
Pasal 22
Rapat Kerja Wilayah
(1) Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) merupakan forum permusyawaratan pada tingkat
Provinsi untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program
Rampai Nusantara, membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
keputusan-keputusan Muswil dan masalah-masalah lainnya yang dianggap
penting.
(2) Rakerwil diadakan oleh Dewan Eksekutif Wilayah sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam satu periodisasi kepengurusan.
Pasal 23
Rapat Pimpinan Wilayah
(1) Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) merupakan forum permusyawaratan untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan Rampai
Nusantara di Provinsi, situasi dan kehidupan propinsi yang dinilai strategis bagi
Rampai Nusantara di Provinsi.
(2) Rapimwil diadakan 1 (satu) kali dalam satu tahun, dan dapat diadakan sewaktu-
waktu oleh Dewan Eksekutif Wilayah sesuai kebutuhan.
(3) Peserta Rapimwil adalah:
a. Utusan Dewan Eksekutif Nasional.
b. Pengurus Dewan Eksekutif Wilayah.
c. Ketua, Sekretaris dan Bendahara Dewan Eksekutif Daerah.
(4) Peraturan Tata Tertib Rapimwil ditetapkan oleh Dewan Eksekutif Wilayah.
(5) Rapimwil adalah sah jika dihadiri oleh lebih dari 1/2 Dewan Eksekutif Daerah dan
utusan Dewan Eksekutif Nasional.
(6) Dalam hal pengambilan keputusan setiap peserta memiliki hak suara.
(7) Rapimwil diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Eksekutif Wilayah.
Pasal 24
Musyawarah Daerah
(1) Musyawarah Daerah (Musda) merupakan forum permusyawaratan tertinggi
Rampai Nusantara di tingkat Kota/Kabupaten yang berfungsi sebagai representasi
dari pemegang kedaulatan Rampai Nusantara di Kota/Kabupaten dan diadakan
setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Musda memiliki wewenang :
a. Menilai laporan Pertanggung jawaban Ketua Dewan Eksekutif Daerah.
b. Mendemisionerkan Pengurus Dewan Eksekutif Daerah.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Eksekutif Daerah.
d. Memilih dan menetapkan anggota formatur yang bertugas membantu Ketua
terpilih untuk melengkapi susunan Pengurus Dewan Eksekutif Daerah Rampai
Nusantara.
e. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.
(3) Peserta Musda adalah pengurus Rampai Nusantara yang memiliki hak bicara,
yaitu :
a. Utusan Dewan Eksekutif Wilayah.
b. Pembina dan Penasehat Dewan Eksekutif Daerah.
Pasal 25
Musyawarah Daerah Luar Biasa
(1) Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dapat diselenggarakan jika terdapat
keadaan yang dinilai mengancam kelangsungan kehidupan organisasi di tingkat
Kota/Kabupaten.
(2) Musdalub dapat diadakan berdasarkan usulan dari lebih dari 1/2 dari jumlah
pengurus Dewan Eksekutif Daerah dan mendapat persetujuan dari Dewan
Eksekutif Wilayah.
(3) Ketentuan-ketentuan mengenai Musda berlaku bagi Musdalub.
Pasal 26
Rapat Kerja Daerah
(1) Rapat Kerja Daerah (Rakerda) merupakan forum permusyawaratan pada tingkat
Kota/Kabupaten untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-
program Rampai Nusantara, membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
keputusan-keputusan Musda dan masalah-masalah lainnya yang dianggap
penting.
(2) Rakerda diadakan oleh Dewan Eksekutif Daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periodisasi kepengurusan.
(3) Peserta Rakerda adalah:
a. Pembina dan Penasehat Dewan Eksekutif Daerah.
b. Pengurus Dewan Eksekutif Daerah.
c. Anggota Perwakilan di tingkat Dewan Eksekutif Daerah
(4) Rakerda diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Eksekutif Daerah.
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 28
(1) Iuran Anggota ditetapkan oleh Dewan Eksekutif Nasional.
(2) Iuran Anggota di tiap-tiap daerah ditetapkan oleh Dewan Eksekutif Wilayah atas
usulan dan rekomendasi dari Dewan Eksekutif Daerah yang bersangkutan.
(3) Iuran Anggota dipungut oleh Dewan Eksekutif Daerah terhadap seluruh anggota
sesuai domisili tinggalnya dengan cara bijak dan professional, dan dialokasikan
sebagai berikut:
a. Dewan Eksekutif Wilayah 5 % (lima persen).
b. Dewan Eksekutif Daerah sebanyak 50% (lima puluh persen).
(4) Mengenai Laporan penerimaan iuran anggota dicatat oleh Bendahara dan
dilaporkan secara tertulis setiap triwulan, dan ditembuskan ke Dewan Eksekutif
Wilayah.
Pasal 29
(1) Sumbangan dan bantuan adalah yang diperuntukkan hanya untuk organisasi
Rampai Nusantara, harus tercatat oleh Bendahara.
(2) Setiap Sumbangan dan bantuan yang diperuntukkan untuk organisasi Rampai
Nusantara, wajib dilaporkan kepada Dewan Eksekutif Nasional.
(3) Ketentuan lain mengenai penggalangan, penerimaan, dan pelaporan keuangan
Rampai Nusantara diatur dalam Peraturan Organisasi.
Ditetapkan di :
Jakarta
Pada tanggal : 27 Maret 2022
MUSYAWARAH DEKLARATOR
Rampai Nusantara
DEKLARATOR/PENDIRI