0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
Revolusi modernisasi telah mengikis identitas santri dengan memperkenalkan gaya hidup barat yang mewah. Budaya santri tradisional seperti kesederhanaan, keikhlasan, dan belajar kitab kuning melalui makna ala santri kini mulai ditinggalkan. Perkembangan teknologi yang cepat juga membuat santri lupa pada identitasnya dan cenderung menggunakan cara belajar instan melalui internet. Untuk itu, santri perlu
Revolusi modernisasi telah mengikis identitas santri dengan memperkenalkan gaya hidup barat yang mewah. Budaya santri tradisional seperti kesederhanaan, keikhlasan, dan belajar kitab kuning melalui makna ala santri kini mulai ditinggalkan. Perkembangan teknologi yang cepat juga membuat santri lupa pada identitasnya dan cenderung menggunakan cara belajar instan melalui internet. Untuk itu, santri perlu
Revolusi modernisasi telah mengikis identitas santri dengan memperkenalkan gaya hidup barat yang mewah. Budaya santri tradisional seperti kesederhanaan, keikhlasan, dan belajar kitab kuning melalui makna ala santri kini mulai ditinggalkan. Perkembangan teknologi yang cepat juga membuat santri lupa pada identitasnya dan cenderung menggunakan cara belajar instan melalui internet. Untuk itu, santri perlu
Dinamisme modernisasi yang begitu pesat telah membawa perubahan pola hidup serta kebiasaan di lingkungan pesantren . Sebagian dari mereka beranggapan bahwa perubahan tersebut sebagai trend center serta ajang persaingan. Banyak pula yang telah menjadi korban kerena revolusi modernisasi. Bahkan mereka telah dihipnotis olehnya. Melupakan segala budaya pesantren yang seharusnya dilestarikan. Inilah fakta yang sangat memprihatinkan, terutama kaitannya dengan budaya santri sebagai identitas khusus. Fenomena tersebut sangat memprihatinkan. Generasi yang seharusnya bisa memegang teguh budaya yang menjadi ciri khas sebagai seorang santri, tetapi mereka perlahan mulai meninggalkan budaya yang telah menjadi kebiasaan. Budaya santri yang mulai terkikis diantaranya jiwa keikhlasan, kesederhanaan, akhlak bertawadhu’, budaya maknai kitab kuning ala santri, serta lalaran hafalan nadzom, dll. Pudarnya sebagian budaya tersebut tidak lepas dari pengaruh budaya barat yang biasa kita sebut modernisasi. Salah satu revolusi modernisasi yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan pesntren kini adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Dinamisme teknologi yang begitu cepat membuat mereka lalai dan sering lupa dengan identitas yang mereka sandang yaitu sebagai santri. Terutama teknologi yang dikembangkan oleh para pakar IT di luar negeri yang mayoritas non-islam, mereka mempunyai tujuan merusak budaya islam dengan tren yang semakin merajalela. Sudah banyak sebagian santri yang menjadi korban keganasan revolusi modernisasi. Mereka mulai mengabaikan sebagian budaya yang menunjukkan identitasnya sebagai santri. Diantaranya berpakaian yang terlalu ketat, berbicara dengan gaya orang barat, menjagi gangster, lalu gaya hidup yang mewah. Hal tersebut yang telah merusak identitas santri. Bahkan bisa menghilangkan serta punahnya identitas pesantren yang lebih mengedepankan kehidupan akhirat bukan kehidupan duniawi. Selain hal diatas, tren center yang mereka ikuti sedikit demi sedikit mengikis kesederhanaan hidup yang seharusnya menjadi ciri khas seorang santri. Mereka tidak sadar bahwa mereka sedang diperbudak oleh tren modernisasi yang bisa menumbuhkan jiwa konsumerisme. Hal tersebut membuat mereka mersa tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka dapatkan. Mreka akan terus menerus merasa kurang dan kurang .Sungguh ironis. Dalam kehidupan pesantren memiliki sikap tawadhu’ merepakan salah satu sikap yang harus ada dalam diri setiap santri. Karena apa? Karena sikap tawadhu’ dapat meninggikan derajat kita dihadapan Allah SWT. Terutama sikap tawadhu’ terhadap para ustadz yang kini mulai hilang. Tak heran jika para ulama sekarang khawatir akan keadaan tersebut. Karena memuliakan guru adalah salah satu kunci untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Salah satunya yaitu memuliakan guru dengan sikap tawadhu’ yang layaknya kita miliki. Disamping itu revolusi modernisasi juga ikut berpengaruh kuat dalam proses belajar santri. Daintaranya dalam belajar memahami kitab kunung melalui makna ala santri. Mereka sekarang mulai meninggalkan budaya tersebut karena mereka lebih senang menggunakan cara instan yaitu dengan cara browsing internet yang mereka anggap lebih cepat dan mudah. Belajar kitab kuning membutuhkan waktu yang sangat lama. Tidak cukup satu dua tahun saja bahkan butuh waktu bertahun-tahun. Proses inilah yang membuat mereka beralih menggunakan fasilitas internet yang ada. Sebenarnya fasilitas internet tersebut bukan sarana utama untuk belajar, namun hal itu hanya sebagai penunjang saja. Tetapi santri sekarang tidak demikian mereka lebih cenderung menggunakan cara instan tersebut. Santri jaman sekarang jarang sekali yang melestarikan budaya lalaran hafalan nadzom. Dikarenakan dominsasi revolusi lagu-lagu pop, k-pop, ataupun lagu-lagu luar negeri lainnya. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah dipermainkan dengan hal tersebut. Dan dibuat amnesia oleh budaya yang seharusnya mereka hindari. Mereka tidak tahu bahwa hal itu tidak ada manfaatnya serta merupakan hal yang sia-sia. Semua hal di atas merupakan peringatan keras bagi santri saat ini. Karena hal tersebut sangat berbahaya jika virus revolusi modernisasi merambah dikalangan santri secara keseluruhan. Sebagai santri yang bijak kita harus jeli dan mencermati semua hal baru yang muncul di era modernisasi untuk di ambil sisi positifnya serta bisa kita jadikan sebagai sarana tambahan untuk menunjang proses belajar santri. Serta kita harus waspada dalam menyaring segala inovasi yang telah diciptakkan oleh para pakar IT luar negeri. Sebagai generasi penerus para ulama’ kita harus memegang teguh serta menjaga budaya santri yang kini mulai terkikis oleh zaman. Bersiaplah menyongsong dunia wahai para pelita islam
Peran Mahasiswa Melalui Gerakan Anak Indonesia Gemar Belajar Kebudayaan Lokal Dalam Kemajuan Teknologi Untuk Meningkatkan Generasi Yang Maju Namun Tetap Berbudaya