Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
tim penulis, sehingga dapat menyelesaikan diktat bahan ajar mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif
(Creative Problem Solving). Diktat ini dapat disusun berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh
karena itu tim penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas Pertamina, sebagai pelopor ide mata kuliah Berpikir Solusi
Kreatif, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, saran dan juga berbagai fasilitas
yang kami butuhkan selama proses penyusunan diktat
2. Para dosen Universitas Pertamina, yang telah turut serta mengajar mata kuliah Berpikir
Solusi Kreatif, maupun yang telah berpartisipasi dalam setiap teaching seminar
mengenai mata kuliah ini, dan bagi yang telah memberikan saran dan kritik kepada tim
penulis
3. Mahasiswa-mahasiswi Universitas Pertamina, yang telah antusias mengikuti setiap
proses pembelajaran mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif, dengan sumbangan-
sumbangan idenya yang luar biasa
Kami sangat berharap diktat ini dapat memberikan manfaat dan edukasi kepada para
mahasiswa, pengajar dan khalayak umum mengenai proses penyelesaian masalah
menggunakan pola pikir yang sistematis, logis, dan kreatif. Selain itu, diharapkan diktat ini dapat
digunakan sebagai panduan dalam implementasi metode creative problem solving pada mata
kuliah lanjut di setiap program studi di Universitas Pertamina.
Kami menyadari bahwa diktat ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan diktat ini ke depannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
3. Semester : 2 (dua)
Pada mata kuliah ini mahasiswa mempelajari tentang tahapan (heuristic) dan konsep
dasar Berpikir Solusi Kreatif serta aplikasinya dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi baik di ranah pribadi, organisasi, maupun publik.
5. Capaian Pembelajaran
Menurut laporan berjudul The Future of Jobs yang dipublikasikan oleh World Economic
Forum, penyelesaian masalah kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas merupakan
keterampilan (skill) terpenting yang harus dimiliki oleh pelaku dunia kerja di tahun 2020.
Pergeseran keterampilan yang cukup signifikan ini dipicu oleh fenomena yang kini umum
dikenal sebagai Revolusi Industri Keempat, di mana integrasi teknologi yang sangat masif ke
dalam lingkungan kerja, perubahan iklim, dan meningkatnya jumlah penduduk kelas
menengah menimbulkan tantangan-tantangan baru bagi para pelaku industri dan penyedia
jasa.
• Kreativitas
Dibutuhkan untuk memunculkan ide atau solusi penyelesaian masalah yang unik, serta
melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.
• Kerja Tim
Pemikiran
Kritis &
Analitis
Keterampilan ini secara tidak langsung telah dipelajari melalui mata kuliah Berpikir
Kritis. Oleh karena itu pada diktat ini tidak akan dibahas secara mendalam. Yang perlu
diingat adalah agar kita terus memperkaya pengetahuan dan mencari informasi yang
relevan sebagai dasar argumen dalam melakukan analisis. Sebagai pengingat, elemen
dan standar berpikir kritis disajikan pada gambar berikut.
2.2. K REATIVITAS
Kreativitas, seperti hanya keterampilan yang lain, dapat dipelajari dan diasah agar
lebih baik lagi. Kreativitas dapat ditingkatkan melalui berbagai cara seperti berani
bertanya, rajin membaca, menekuni hobi, belajar hal yang baru, dan membuka diri
terhadap pendapat orang lain. Kreativitas juga dapat diasah dengan cara mengerjakan
puzzle. Berikut beberapa latihan bisa dicoba untuk dikerjakan.
9 Dots Puzzle
• Dengan aturan yang sama, hubungkan kesembilan titik tersebut dengan 3 garis
lurus.
Segitiga Koin
2.3. K ERJA T IM
Kerja tim sangat dibutuhkan apabila masalah yang dihadapi cukup kompleks dan
bersifat multidispilin, seperti halnya di lingkup industri atau perusahaan. Sinergi
sekelompok orang yang berasal dari berbagai bidang dapat memperkaya keahlian dan
sudut pandang tim, sehingga meningkatkan kualitas solusi, serta motivasi dan
akuntabilitas tiap anggota. Sebagai mahasiswa, keterampilan ini bisa dilatih melalui
Tak dipungkiri, dalam dinamika kelompok seringkali timbul permasalahan atau konflik
yang dapat menghambat proses pemecahan masalah. Berikut adalah permasalahan
yang sering dihadapi berikut cara mengatasinya:
Masalah Solusi
Kebingungan dalam tim ▪ Pastikan tujuan yang ingin dicapai sejak awal
▪ Pastikan semua anggota memahami tujuan
▪ Berkonsultasi dengan dosen/atasan
Dominasi salah satu ▪ Tetapkan giliran dan alokasi waktu berbicara tiap anggota
anggota ▪ Jangan langsung menyetujui pendapat salah satu anggota,
tanyakan fakta pendukungnya
Anggota malas/ malu ▪ Setiap orang diberi tugas yang harus dikumpulkan pada
tenggat waktu tertentu
▪ Ingatkan bahwa tugas kelompok merupakan tanggung
jawab bersama, bukan hanya sebagian orang
▪ Tanyakan langsung pendapat anggota yang malas/malu
▪ Puji tiap kali anggota tersebut berpendapat/berkontribusi
Opini diabaikan ▪ Angkat opini anggota yang diabaikan agar dibicarakan lebih
lanjut
▪ Bicara di luar forum kepada pihak yang mengabaikan,
tanyakan alasannya
Pembicaraan di luar ▪ Tunjuk salah satu orang (misalnya ketua) untuk
topik diskusi mengingatkan batas waktu & capaian kelompok
▪ Giring diskusi kembali ke topik utama
Terburu-buru ingin ▪ Ingatkan apakah solusi yang dicapai telah melalui tahapan
selesai berpikir yang matang
Pada tahap ini dilakukan prioritasi masalah, jika masalah yang dihadapi lebih dari satu.
Kemudian dilakukan analisis root cause untuk mencari penyebab sebenarnya (real
problem) dari masalah tersebut berdasarkan data dan fakta yang tersedia.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan ide sebanyak-banyaknya yang bertujuan untuk
mengatasi real problem.
Pada tahap ini dibuat rencana pelaksanaan solusi mulai dari perkiraan biaya, waktu, dan
personil, hingga pembuatan prototype atau rancangan sistem yang ingin diterapkan.
Pada tahap ini dilakukan pengujian efektivitas prototype atau rancangan sistem kepada
calon pengguna dan dinilai berdasarkan Evaluation Checklist yang disusun.
Perlu diingat bahwa pengumpulan data dan informasi merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan di tiap tahapnya. Data dan informasi diperlukan untuk mengkonfirmasi atau
mendukung analisis yang dilakukan, atau sebaliknya dapat membantahnya sehingga diketahui
pada tahap mana terjadi kesalahan berpikir.
Untuk mengisi liburan semester, kamu dan empat orang temanmu berencana untuk
menjelajahi Kepulauan Karimun Jawa. Kalian menyewa sebuah kapal kecil dari
pelabuhan Jepara, lengkap dengan seorang nahkoda dan dua orang kru.
Kalian tidak tahu dengan pasti lokasi saat ini, karena peralatan navigasi dan radio tidak
bisa berfungsi dengan baik akibat kebakaran, sinyal HP pun tidak ada. Estimasi terbaik
adalah bahwa kalian berada puluhan kilometer dari daratan terdekat.
Kalian berhasil menyelamatkan 10 barang yang masih berfungsi dengan baik dan tidak
rusak karena kebakaran. Selain itu kalian juga berhasil menemukan sebuah perahu
karet serta sekotak korek api yang masih berfungsi dengan baik . Namun sayangnya
perahu tersebut relatif kecil, sehingga tidak mampu untuk menampung semua barang
yang telah berhasil kalian temukan.
▪ Putuskan urutan prioritas ke-10 barang tersebut menurut dirimu, tuliskan pada
kolom pertama (7 menit).
▪ Ceritakan proses diskusi di dalam kelompokmu dan utarakan masalah apa saja
yang timbul. Bagaimana cara mengatasinya?
(sumber://insight.typepad.co.uk/ )
▪ Kelompok yang menerima kertas harus memikirkan ide-ide kreatif yang dapat
membuat bisnis tersebut dapat sukses. [10 menit]
▪ Dengan menambahkan 3 batang korek, bagi menjadi dua area yang luasnya sama.
(a) (b)
(c)
(sumber: https://gpuzzles.com/brain-questions/matchsticks)
PENGUMPULAN INFORMASI
Informasi merupakan salah satu elemen berpikir kritis. Beberapa hal yang termasuk ke dalam
informasi berdasarkan elemen berpikir kritis antara lain data, fakta, statistik, observasi,
pengalaman, diagram, pernyataan serta hal-hal lain yang dapat diverifikasi. Setiap elemen
berpikir kritis pun harus memenuhi standar berpikir kritis.
DATA INFORMASI
Bersifat mentah (raw) dan merupakan fakta Data yang sudah diolah, terstruktur dan
yang belum terolah. Data merupakan dipresentasikan sehingga memiliki arti dan
sesuatu yang sederhana dan acak, sebelum dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
diolah.
Berikut adalah contoh data. Uraikan informasi yang dapat Anda peroleh dari data berikut.
Informasi :
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Standar Contoh
Akurat Data jumlah penduduk yang didapat dari sensus penduduk
(Bernilai benar)
Relevan Bagi pelanggan Department Store :
(sesuai dengan tujuan Relevan : info diskon/promo, produk terbaru / best seller.
pemanfaatannya) Tidak relevan : info tentang laba dan kerugian penjualan atau
kompetitor suatu Department Store
Timely (tepat waktu) Menggunakan data terbaru.
Brosur acara yang sudah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu
merupakan informasi yang waktunya tidak tepat.
Valid Kurs mata uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Berita yang didapat dari sumber terpercaya dan dapat diverifikasi,
bukan blog/broadcast messenger.
Lengkap Informasi akan lengkap jika mencakupi seluruh kejadian, atau
diambil dari berbagai sumber/sudut pandang.
▪ Direct observation
▪ Interview
▪ Fermi Analysis
▪ Critical Reading
1. DIRECT OBSERVATION
Observasi atau mengamati berbeda dengan hanya sekedar melihat. Kita cenderung hanya
melihat sesuatu tanpa betul-betul memperhatikan detail dari hal tersebut, sehingga
banyak hal yang terlewatkan.
Mengamati suatu hal secara langsung, adalah proses dari pengumpulan informasi dari
sudut pandang kita sendiri. Bagaimana sesuatu terjadi, bagaimana dampaknya, serta hal-
hal lain yang berhubungan dengan sesuatu tersebut.
2. INTERVIEW
Wawancara merupakan langkah pengumpulan informasi dari sudut pandang orang lain.
Dalam melakukan interview, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu Socratic
Questioning dan Empathizing.
3. ANALISIS FERMI
Analisis Fermi merupakan teknik perkiraan logis yang bisa kita lakukan apabila data
sebenarnya belum tersedia. Analisis Fermi sangat berguna apabila kita harus membuat
estimasi secara cepat, akses ke sumber data yang lebih lengkap, namun nilainya tidak
menyimpang jauh dari kebenaran. Sebagai ilustrasi, cermati kasus berikut:
Jawaban dari kasus di atas dapat diperkirakan dari analisis Fermi melalui tahapan berikut:
Solusi:
• Asumsikan setiap orang butuh ruang minimal 45 cm x 30 cm; sehingga luas ruang per
orang = 1350 cm2 = 0.135 m2
4. CRITICAL READING
Critical reading atau sering disebut juga sebagai Structured Critical Reasoning merupakan
teknik membaca artikel atau literatur lebih dari sekedar memahami, namun juga membantu
dalam:
o Appeals to the authority → Jika orang terkenal atau berwenang membuat sebuah
pernyataan, maka pernyataan itu pasti benar.
o Slippery slope → “Jika kita membiarkan A terjadi maka Z akan terjadi, oleh karena itu
kita tidak boleh membiarkan A terjadi”
o Red herring → membicarakan hal yang tidak relevan untuk mengalihkan diskusi dari
topik utama
▪ Perfect solution → mengasumsikan bahwa apabila salah satu bagian dari solusi tidak
terpenuhi, maka solusi tersebut harus diabaikan
Untuk membantu penerapan teknik ini dalam membaca suatu artikel, kita bisa menandai
(highlight) poin-poin penting dan membuat catatan atau pertanyaan seputar poin tersebut.
Jakarta, Remaja cenderung larut dalam dunianya sendiri. Salah satu hal yang mereka
tunjukkan untuk membuktikan itu adalah kesukaan mereka memakai earphone dalam
berbagai kesempatan.
Padahal ada dampak yang tidak bisa disepelekan dari kebiasaan berlama-lama memakai
earphone. Seperti halnya diungkapkan pakar audiologi dari AS, William Shapiro.
Dalam video yang diunggah Business Insider, Shapiro mengungkapkan generasi muda
adalah mereka yang paling berisiko mengalami ketulian akibat earphone ini, yaitu tiap satu
dari lima remaja. Sayangnya masih banyak yang tidak percaya jika earphone bisa
mengakibatkan ketulian. Ia kemudian menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.
Menurut staf pengajar di New York University Langone tersebut, di dalam masing-masing
telinga terdapat sebuah struktur yang disebut koklea, fungsinya menerima suara dalam
bentuk vibrasi atau getaran. Koklea ini sendiri terdiri atas 15.000 sel rambut yang
berperan penting dalam mendeteksi getaran suara. Namun sel-sel ini sangatlah halus dan
rapuh.
"Makin dekat earphone ini dengan gendang telinga, makin tinggi tekanan suaranya. Inilah
yang kemudian membuat sel-sel rambut pada koklea tadi 'stres' dan lama-lama bisa
memicu kerusakan pada sel-sel itu," terangnya.
Persoalannya, sel-sel rambut ini tidak beregenerasi, sehingga bila terjadi kerusakan maka
ini sifatnya permanen. "Padahal kebanyakan polusi suara itu berasal dari earphone,"
tambahnya.
(sumber: https://health.detik.com/read/2018/01/11/200008/3810737/763/masih-nggak-percaya-earphone-bisa-bikin-
tuli-simak-dulu-komentar-pakar?l991101755)
Seorang agen MI6 (Badan Intelijen Rahasia Inggris) tewas secara misterius di apartemennya
yang terletak di London Tengah. Mayat korban ditemukan dalam sebuah tas travel besar
(duffel bag) yang terkunci dengan gembok. Apartemen tersebut memiliki tingkat
keamanan tinggi, hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk. Tidak ada tanda-tanda
pintu atau jendela yang dibuka secara paksa. Semua barang sepertinya berada pada
tempatnya kecuali sebuah wig wanita yang tergantung di sandaran kursi. Polisi juga
menemukan sejumlah pakaian wanita yang bernilai sekitar 20.000 Euro dalam lemari.
Agen MI6 yang tewas tersebut merupakan seorang jenius dalam bidang matematika, yang
mendapatkan gelar Ph.D pada usia 21 tahun. Dia bekerja sebagai seorang code breaker dan
menurut rekan kerjanya dia adalah seseorang yang sangat penuh dedikasi dan berhati-hati
dalam pekerjaannya. Rencananya agen tersebut akan meninggalkan London untuk
bergabung dengan agensi penyadapan di Cheltenham. Menurut saudarinya dia merasa
tidak bahagia dengan budaya kerja di London, seperti acara minum-minum seusai kerja dan
persaingan ketat di kantor. Kantornya yang lama telah berusaha menghalang-halangi
proses kepindahannya selama berbulan-bulan, sampai akhirnya kepala kantor agen rahasia
di London menyetujuinya seminggu yang lalu.
Peralatan make-up dan lipstick yang masih baru juga ditemukan dalam apartemen tersebut
bersama dengan wig. Pacar agen tersebut yakin bahwa dia bukanlah seorang laki-laki yang
suka berdandan sebagai wanita (cross-dresser). Mayat agen ditemukan dengan keadaan
tanpa busana di dalam tas dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya, tangannya
menyilang di atas dada dan wajahnya tenang. Penyebab kematian masih belum jelas karena
lamanya selang waktu antara kematian dan penemuan mayat agen tersebut. Dari gembok
tas ditemukan jejak DNA yang bukanlah milik korban. Agen tersebut bertubuh atletis dan
dikenal gila bersepeda. Salah seorang penyelidik berteori bahwa pihak ketiga pastilah
terlibat dalam peristiwa tersebut.
Diterjemahkan dari: London Metro, Morning Edition, April 24, 2012, page 5; London Metro, April 26, 2012,
page 11; and London Metro, May 2, 2012, page 31.
b) Anda adalah seorang agen yang diminta memecahkan kasus tersebut. Susun
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada berbagai pihak yang terlibat dengan
teknik Socratic Questioning.
Sejak mulai menjamurnya ponsel pada akhir tahun 90-an, kita telah merasakan komunikasi
jarak jauh melalui panggilan suara dengan berbagai orang, mulai dari keluarga hingga
tukang antar pizza. Akan tetapi menurut CTIA (Asosiasi industri nirkabel Amerika Serikat),
lamanya waktu panggilan melalui ponsel telah menurun drastis dalam enam tahun
belakangan. Pada tahun 2006, rata-rata panggilan lamanya 3,03 menit. Sedangkan pada
akhir 2011 menurun menjadi 1,78 menit. Mengapa kita berhenti berbicara melalui telepon
(atau melakukan panggilan telepon berbayar)?
Jawabannya, paling tidak menurut laporan panjang dalam The Wall Street Journal, adalah
karena pengaruh Apple dan peluncuran iPhone di tahun 2007. iPhone membuat pengguna
bisa berkomunikasi melalui berbagai cara selain panggilan telepon, misalnya voice-over-
internet protocol, email, dan iMessage. Peluncuran ponser pintar lain yang mengadopsi ide
tersebut pun semakin mendorong pergeseran fenomena ini.
Bukan hanya ponsel pintar, sejak tahun 2006 Facebook juga telah digunakan oleh hampir
semua warganet. Twitter pun tidak diragukan kontribusinya dalam memakan pangsa pasar
penyedia pesan singkat tradisional (SMS). Apakah kita harus menelepon untuk mengetahui
kabar sepupu kita saat kita bisa melihat live update di halaman Facebooknya?
(diadaptasi dari The Independent, 7 Juni 2012)
a) Berapa jumlah mobil maksimal yang dapat ditampung di lahan parkir Universitas
Pertamina?
b) Berapa jumlah penonton konser yang bisa ditampung Stadion Utama Gelora Bung
Karno?
c) Berapa jumlah SPBU yang dibutuhkan untuk melayani seluruh warga DKI Jakarta?
e) Seberapa jauh Anda berjalan dalam satu tahun? Kota apa yang bisa Anda capai jika
jarak tersebut diakumulasikan?
f) Sepanjang apa garis (tidak terputus) yang bisa dibuat dengan bolpoin Anda?
g) Jika Anda memiliki setumpuk koin Rp 1.000 setinggi gunung Everest, apa yang bisa
Anda beli? Bisakah Anda memuat semua koin tersebut di kamar Anda?
h) Berapa liter air yang Anda habiskan untuk mandi dalam satu tahun? Berapa banyak
kolam renang yang bisa Anda isi dengan air sebanyak itu?
PRIORITAS MASALAH
Terdapat empat jenis teknik Kepner-Tregoe yang akan dibahas di diktat ini. Kepner-Tregoe
Situation Appraisal (KTSA) membantu kita ketika menghadapi lebih dari satu atau beberapa
masalah dalam satu waktu bersamaan untuk menentukan skala prioritas penyelesaiannya.
Setelah kita dapat menentukan prioritas masalah apa yang harus diselesaikan lebih dahulu,
kita dapat memutuskan penyebab masalahnya dengan teknik Kepner-Tregoe Problem
Analysis (KTPA), mencoba mencari solusi terbaik dengan teknik Kepner-Tregoe Decision
Analysis (KTDA), serta untuk memutuskan bagaimana cara menghindari masalah tambahan
ketika sudah memilih solusi dengan teknik Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis (KTPPA).
Seringkali kita berhadapan dengan beberapa masalah yang muncul di waktu yang sama. Pada
beberapa kasus masalah-masalah tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya, kadang
juga masalah-masalah tersebut tidak terkait satu sama lain. Ketika menghadapi beberapa
masalah yang dihadapi secara bersamaan tersebut, Kepner-Tregoe Situation Appraisal (KTSA)
bermanfaat untuk digunakan dalam memutuskan permasalahan apa yang memiliki proritas
tertinggi. Setelah itu, masalah yang memiliki prioritas tertinggi tersebut dapat kita analisis akar
masalahnya (Bab IV).
KTSA mempersiapkan individu atau tim untuk mengambil tindakan yang rasional. Individu
atau tim dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang identifikasi masalah dan
waktu yang efisien untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil tersebut dapat membawa
individu atau tim tetap fokus pada masalah prioritas.
Tahap pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan membuat daftar untuk memisahkan
dan memperjelas semua masalah yang menjadi perhatian dan sedang kita hadapi pada waktu
yang bersamaan, kemudian pada tahap kedua, cobalah untuk memutuskan masalah apa yang
perlu mendapatkan perhatian paling awal. Prioritas dari masing-masing masalah akan
dievaluasi menggunakan kriteria : timing, trend dan impact. Kriteria dinilai dengan kriteria
perhatian yang tinggi (H), tingkat perhatian sedang (M), dan tingkat perhatian rendah (L).
Kriteria Keterangan
Timing Seberapa genting masalah yang dihadapi?
Apakah terdapat deadline?
Trend Apakah masalah akan bertambah parah jika tidak segera ditangani?
Adakah potensi munculnya masalah lain jika tidak segera ditangani?
Impact Seberapa luas dampak yang ditimbulkan oleh masalah tersebut?
(kerugian personal, materi, organisasi, lingkungan, dsb)
Sebagai contoh, berikut adalah contoh permasalahan dengan menggunakan KTSA yang
diadaptasi dari buku “Strategies for Creative Problem Solving (3rd Edition)” oleh H. Scott
Fogler, halaman 190.
Gambar 3.3 Ilustrasi permasalahan menggunakan Kepner-Tregoe Situation Appraisal dari buku
“Strategies for Creative Problem Solving (3rd Edition)”
Pada suatu pagi anda ingin berangkat ke kantor, namun pada saat itu terjadi beberapa
masalah secara bersamaan. Masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:
o Kaki Anda digigit oleh anjing tetangga sebelah pada saat itu
Berdasarkan ilustrasi tersebut maka dapat diketahui bahwa prioritas utama yang harus
dilakukan adalah melepaskan kaki dari gigitan anjing, kemudian memadamkan api di rumah,
lalu mempersiapkan diri dari tornado, serta terakhir membetulkan mesin mobil.
Pada akhir tahun 2011, Thailand mengalami salah satu banjir terburuk. Sepanjang tahun,
curah hujan yang tinggi di Thailand bagian utara, menyebabkan banjir meluas ke beberapa
provinsi dan mulai mengancam ibukota Bangkok.
o Pengangkutan bahan makanan dan air bersih untuk korban selamat di area terisolir
dan hanya bisa diakses lewat udara di beberapa propinsi Thailand bagian utara.
Analisis tiga masalah yang ada berdasarkan timing, trend dan impact dan tentukan urutan
masalah berdasarkan prioritasnya!
Rudi bersama keempat anggota keluarganya tinggal di Bantul pemukiman sebelah selatan
dari kota Yogyakarta. Setiap hari, Rudi pergi bekerja pada sebuah pengerjaan proyek untuk
produk baru di daerah utara Yogyakarta dengan perjalanan pulang pergi sejauh 30
kilometer dimana tiap hari ia harus menggunakan angkutan umum ke tempat kerjanya.
Rudi berpikir untuk mencari pekerjaan yang lebih dekat rumahnya, namun karena ia telah
bekerja lebih dari 2 (dua) tahun untuk proyek tersebut yang apabila diselesaikan ia akan
mendapatkan promosi jabatan untuk perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Sayangnya di
proyek yang ia kerjakan saat ini masih terdapat masalah pada produk yang akan segera
diluncurkan, kesalahan tersebut belum ditemukan penyebabnya dan perlu diperbaiki
segera. Rudi harus segera memecahkan masalah di masalah tersebut karena tanggal
peluncuran produk dan pengiriman yang dijanjikan kepada calon pelanggan sebulan lagi.
Kondisi keamanan finansial Rudi sangat bergantung pada promosi ini, pertama karena biaya
rumah tangga yang terus mengalami peningkatan. Kedua, dua anak Rudi akan segera masuk
taman kanak-kanak dan tahun ajaran baru sekolah dasar, Rudi juga memerlukan sebuah
mobil baru karena sering mogok ketika digunakan pada akhir minggu, rumah yang ada saat
ini membutuhkan pengecetan, dan ada kebocoran air di atap rumah yang harus diganti
tidak dapat diperbaiki.
Risa, istri Rudi, adalah seorang lulusan profesi akuntan. Dia mempertimbangkan untuk
mendapatkan pekerjaan paruh waktu, namun tidak terdapat pekerjaan akuntan yang
tersedia saat ini. Pekerjaan yang tersedia adalah posisi penuh waktu di barat kota
Yogyakarta, namun menerima pekerjaan tersebut akan menimbulkan masalah besar
berkenaan dengan menjaga dan merawat anak-anak. Ada beberapa pusat penitipan anak
di sekitar rumah, namun ada rumor mengatakan bahwa penitipan anak yang ada berada di
bawah standar. Selain itu, akhir tahun lalu putra Rudi, Bayu diterima sebagai siswa baru
oleh di Taman Kanak-Kanak terkemuka di daerah tersebut dan tidak ada transportasi umum
dari rumah mereka ke sekolahnya. Indri, putri Rudi, sangat sedih memikirkan tidak dapat
mengikuti kegiatan tambahan di sekolah dasar barunya seperti renang, karena mendengar
ibunya tidak bisa antar jemput bila nanti bekerja penuh waktu.
Buatlah analisis Kepner-Tregoe Situation Appraisal dan urutan prioritas masalah yang dialami
oleh keluarga Rudi!
PENDEFINISIAN MASALAH
Apabila kita telah mengetahui masalah mana yang menjadi prioritas kita untuk segera
diselesaikan (situation appraisal), maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah
tersebut. Pendefinisian masalah (define the problem) merupakan langkah awal dalam tahapan
Berpikir Solusi Kreatif, sehingga bagian ini merupakan hal yang paling penting, karena
berdampak pada solusi akhir yang akan diambil.
Seringkali kita terburu-buru ingin menyelesaikan suatu masalah, padahal masalah tersebut
belum tentu adalah masalah yang sebenarnya (real problem), melainkan hanya gejala yang
terlihat (perceived problem). Apabila kita melakukan kesalahan dalam mendefinisikan
masalah, maka solusi akhir yang kita ambil menjadi tidak efektif dan tidak menyelesaikan
sumber masalah yang sebenarnya, sehingga ada kemungkinan masalah yang sama timbul
berulang-ulang. Mendefinisikan masalah adalah segala sesuatu tentang menemukan real
problem, dan menghindari perceived problem. Sebagai contoh, perhatikan kasus pertama di
bawah ini:
Tidak lama setelah lantai atas dari sebuah hotel pencakar langit direnovasi untuk
menambah kapasitas tamu, para tamu mengeluh bahwa waktu tunggu elevator menjadi
terlalu lama. Manajer gedung pun segera mengumpulkan para asistennya. Instruksinya
untuk mengatasi masalah tersebut adalah “Temukan cara untuk mempercepat elevator.”
Setelah memanggil perusahaan yang memasang elevator dan ahli independen, diketahui
bahwa kecepatan elevator sudah maksimal. Sang manajer kemudian memberikan arahan
baru kepada para asistennya, “Cari lokasi yang cocok untuk membangun elevator baru.”
Sebuah perusahaan arsitektur pun dipanggil untuk melaksanakan tugas tersebut. Akan
tetapi, setelah dilakukan analisis, tidak mungkin membangun elevator baru di bangunan
tersebut karena keterbatasan struktural.
Setelah menguras otak, sang manajer pada akhirnya menemukan cara untuk membuat
tamu tetap senang dengan cara memasang cermin di depan elevator. Para tamu pun tidak
bisa menahan godaan untuk mengecek dan mengagumi penampilan mereka di cermin
sambil menunggu elevator menjemput.
(Fogler, LeBlanc, and Rizzo. 2014. Strategies for Creative Problem Solving: 3rd Ed. Prentice Hall.)
Pada awalnya, akibat terfokus pada keluhan dari para tamu, sang manajer salah mengira
bahwa masalah yang dihadapi adalah lambatnya elevator. Hal inilah yang disebut dengan
perceived problem. Karena terpaku pada perceived problem, tidak ada solusi yang bisa
diterapkan oleh sang manajer. Namun, setelah melakukan analisis yang lebih mendalam, sang
manajer pun menyadari bahwa masalah yang sebenarnya (real problem) adalah para tamu
hotel yang merasa tidak nyaman dan tidak sabar menunggu lift. Sehingga solusi yang
diterapkan adalah memberikan kenyamanan atau pengalih perhatian kepada tamu selama
menunggu. Solusi serupa pun kini ditiru oleh para pengelola gedung pencakar langit, yaitu
dengan menyediakan cermin, televisi, atau bahan bacaan di dekat elevator.
Apa Penyakitnya?
(Fogler, LeBlanc, and Rizzo. 2014. Strategies for Creative Problem Solving: 3rd Ed. Prentice Hall.)
Kemampuan untuk membedakan antara real problem dan perceived problem sangatlah
penting agar solusi yang dihasilkan efektif, serta meminimalkan hilangnya waktu, tenaga, dan
uang selama proses penyelesaian masalah. Untuk menemukan real problem dibutuhkan
informasi yang cukup serta analisis yang valid. L
• Mengumpulkan informasi
Akar permasalahan (root cause) adalah penyebab awal sebuah rantaian kegagalan, atau
penyebab utama sebuah masalah.
Terdapat beberapa tingkatan penyebab suatu masalah. Tingkat pertama adalah symptom.
Symptom adalah masalah yang terlihat dan mudah kita sadari bahwa sedang terjadi suatu
masalah. Physical cause adalah hal yang langsung dianggap sebagai penyebab suatu masalah
yang terlihat. Physical cause merupakan
penyebab masalah yang paling mudah kita
identifikasi. Namun, physical cause
bukanlah akar permasalahannya. Potential
root cause adalah hal yang menyebabkan
physical cause terjadi, yang berpotensi
menjadi akar permasalahan. Real root cause
adalah akar permasalahan yang
sebenarnya, yang merupakan penyebab
masalah yang levelnya paling dalam. Real
root cause inilah yang dibutuhkan untuk
mendefinisikan sebuah masalah. Gambar 4.3 Bagan akar permasalahan
Physical cause dan potential root cause adalah penyebab suatu masalah yang belum
diklarifikasi kebenarannya, atau tergolong dalam perceived problem. Kita perlu melakukan
Apabila dianalogikan dengan sebuah pohon, symptom adalah daun, ranting dan batang pohon
yang tampak di atas tanah. Physical cause adalah induk akarnya, dan potential root cause
adalah cabang-cabang akar pohon tersebut. Real root cause adalah salah satu dari cabang
potential root cause-nya. Contoh permasalahan digambarkan dalam tabel 4.1.
Jika kita sudah menemukan akar permasalahan sebenarnya dari sebuah masalah, selanjutnya
kita perlu membuat sebuah pernyataan pendefinisan masalah (problem statement). Terdapat
beberapa ciri dari sebuah problem statement:
▪ Lebih spesifik
Mendefinisikan masalah dengan cara yang solutif adalah kunci utama menjadi seorang
engineer, scientist, pengusaha, politisi atau ahli bidang lainnya. Mendefinisikan masalah bukan
berarti menanyakan sesuatu pada diri sendiri atau orang lain tanpa mau memperkirakan apa
solusinya. Apabila kita hanya bertanya “bagaimana menyelesaikan masalah ini?” maka
pertanyaan tersebut bukanlah tipe problem statement yang baik, melainkan hanya bertanya
biasa dan tidak solutif.
Toni adalah seorang mahasiswa Teknik Logistik. Nilai UTS Kalkulus Toni adalah D (nilai 40).
Toni berpikir bahwa dia harus memperbaiki nilai Kalkulusnya untuk UAS nanti, agar dapat
lulus mata kuliah tersebut. Toni kemudian bertanya pada dirinya, “Bagaimana caranya
untuk meningkatkan nilai Kalkulus saya?”. Pertanyaan tersebut bukanlah problem
statement, melainkan symptom. Sebelum menemukan problem statement-nya, Toni harus
memikirkan terlebih dahulu apa akar permasalahan yang menyebabkan nilainya buruk.
Setelah Toni mengevaluasi dirinya dengan menanyakan pendapat teman-teman dan
keluarga sekitar, Toni menemukan bahwa akar permasalahannya adalah kurangnya
motivasi untuk mengerjakan latihan-latihan soal. Toni merasa malas dan hanya
mengerjakan soal-soal yang sekiranya perlu dikumpulkan ke Dosen, kemudian tidak
mencoba soal-soal lain untuk melatih kemampuannya. Toni tidak terbiasa dengan soal-soal
perhitungan Kalkulus, sehingga menghadapi soal-soal baru saat UTS adalah hal yang sangat
sulit baginya. Akhirnya Toni dapat membuat problem statement: “Bagaimana memotivasi
diri saya untuk mengerjakan soal-soal Kalkulus sebagai latihan di rumah?”
Dalam aplikasinya di kegiatan sehari-hari dan khususnya dalam dunia industri, terdapat
beragam teknik yang dapat digunakan untuk mendefinisikan masalah dan menemukan akar
permasalahan yang sebenarnya (real root cause). Namun dalam diktat dan perkuliahan di
Universitas Pertamina, tim Creative Problem Solving mengenalkan 2 (dua) teknik
pendefinisian masalah yang dapat dipelajari oleh mahasiswa sebagai dasar dalam
menyelesaikan masalah, yaitu Logic Tree (the Why-Why Diagram) dan Kepner-Tregoe Problem
Analysis (KTPA).
Teknik ini berguna untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat kerumitan mudah
sampai sedang. Teknik Why-Why Diagram memungkinkan pengguna untuk
mengeksplor banyak kemungkinan penyebab masalah, dengan tujuan untuk
mengarahkan pengguna menghasilkan sebuah solusi yang efektif agar masalah yang
sama tidak terjadi kembali.
Gambar 4.4 menggambarkan bagan sederhana dari Why-Why Diagram. Pada diagram
tersebut, semua kemungkinan penyebab masalah dapat dicantumkan, kemudian kita perlu
melakukan pengumpulan informasi (information gathering) untuk mengkerucutkan potential
root cause yang paling mungkin dengan mengeliminasi potential root cause lainnya. Setelah
itu kita dapat mengklarifikasi potential root cause tersebut sebagai real root cause (akar
permasalahan sebenarnya).
Sebagai catatan, real root cause yang didapat bisa saja lebih dari satu, tergantung pada level
kerumitan masalahnya.
Perhatikan contoh bagan sederhana dari seorang mahasiswa yang ketinggalan kereta
Commuter Line pada suatu pagi.
Maka Problem statement yang dapat ditarik adalah: Bagaimana cara memastikan agar saya
mengatur alarm dengan benar?
Salah satu solusi yang mungkin diambil adalah: memeriksa kembali pengaturan alarm
beberapa kali sebelum tidur.
Pada sub bab ini akan dibahas salah satu metode dari Kepner-Tregoe yaitu Kepner-
Tregoe Problem Analysis (KTPA). Tujuan penerapan KTPA adalah untuk menentukan
akar permasalahan sebenarnya dan mendefinisikan masalah. Penerapan KTPA bisa
menjadi sebuah tantangan, karena pengguna perlu menerapkan kemampuan berpikir
kritis, sehingga akar permasalahan sebenarnya dapat ditemukan.
Is Is Not Distinction
What Identifikasi Apa masalahnya? Apa yang bukan Apa penyebab
menjadi perbedaan
masalah? tersebut?
Where Lokasi Dimana masalah Dimana masalah Apa penyebab
ditemukan? tidak ditemukan? perbedaan
tersebut?
When Waktu Kapan masalah Kapan masalah Apa penyebab
terjadi? tidak terjadi? perbedaan
tersebut?
Dalam menentukan distinction, kita perlu berhati-hati dan perlu menganalisis lebih
dalam agar tidak terjadi kesalahan. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya
perbedaan antara “is” dan “is not”?
Sabotase di Pesawat
Sebuah model pesawat baru diluncurkan untuk sebuah maskapai USA pada tahun 1980.
Setelah pesawat beroperasi, sejumlah pramugari mengalami gatal-gatal pada lengan,
tangan dan wajah. Gatal-gatal tidak muncul di bagian tubuh lainnya, dan hal tersebut
hanya terjadi pada rute pesawat yang melewati laut. Untungnya, gatal-gatal tersebut
hilang dalam waktu 24 jam dan tidak menimbulkan masalah atau penyakit lain
setelahnya. Gatal-gatal tersebut tidak terjadi pada semua pramugari pada penerbangan
Dari artikel di atas, maka kita dapat menganalisis real root cause dengan metode
Kepner-Tregoe Problem Analysis sebagai berikut.
Tabel 4.3 Analisis kasus “Sabotase di Pesawat” dengan metode Kepner-Tregoe Problem
Analysis
Is Is Not Distinction
What Gatal-gatal Penyakit lain Kontak luar atau alergi
makanan
When Pesawat baru Pesawat lama Bahan material baru
Where Penerbangan Penerbangan lewat Prosedur kru yang berbeda
lewat laut darat
Extent Hanya beberapa Semua pramugari Tugas kru yang berbeda
pramugari
Wajah, tangan, Bagian tubuh lainnya Sesuatu menyentuh tangan,
lengan wajah dan lengan
o Jaket pelampung di pesawat baru terbuat dari bahan material yang baru, atau
merk yang berbeda
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 44
o Biasanya hanya 2-3 pramugari yang mendemonstrasikan jaket pelampung
Setelah itu kita dapat melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi lebih lanjut
sehingga pada akhirnya kita dapat mengklarifikasi akar permasalahan sebenarnya (real
root cause).
Pada kasus Sabotase di Pesawat, real root cause-nya adalah Jaket pelampung yang
baru mengandung material yang menimbulkan reaksi gatal-gatal!
Bagaimana cara memastikan jaket pelampung yang akan dipasang di setiap pesawat
tidak mengandung material yang dapat menimbulkan reaksi negatif pada kulit?
I. Pada suatu malam, Anda terbangun karena suara hujan dan angin yang menderu-deru.
Anda kaget saat menyadari bahwa kamar Anda tergenang air dan beberapa barang
basah akibat tetesan air dari langit-langit. Untuk mencegah genangan meluas, Anda
segera mengepel lantai, menata ulang lokasi barang-barang, dan menaruh ember di
lokasi tetesan. Anda pun kembali tidur hingga pagi tiba. Pada beberapa malam
berikutnya hujan kembali turun dengan deras, namun Anda lupa menaruh ember di
bawah lokasi tetesan sebelum tidur, sehingga genangan air kembali timbul di pagi hari.
II. Molly membeli sebuah mobil baru yang memiliki keyless entry & starting system.
Artinya, Molly hanya perlu menekan tombol di remote untuk membuka pintu atau
menyalakan mesin mobil. Remote akan mengirimkan sinyal berupa gelombang radio ke
receiver di mobil yang akan memprosesnya sesuai perintah. Molly sangat menyukai
mobil barunya tersebut, walau ada satu masalah yang kerap terjadi. Setiap Molly selesai
mengunjungi sebuah kedai kopi di dekat persimpangan Jalan M.H. Thamrin, mesin
mobilnya selalu ditemukan dalam keadaan menyala di area parkir. Padahal Molly yakin
mesin sudah dimatikan dan pintu dalam keadaan terkunci sebelum meninggalkan
mobil. Pada awalnya Molly mencoba mengabaikan hal ini dan tetap mengunjungi kedai
kopi tersebut karena lokasinya dekat dengan kantornya. Gerai tersebut juga dikenal
memiliki keamanan yang baik karena dekat dengan pos polisi di persimpangan jalan.
Namun pada hari lain, Molly juga mengalami kejadian serupa di toko donat terkenal di
persimpangan Semanggi. Molly mulai khawatir jika ada masalah dengan mobilnya dan
segera mendatangi bengkel resmi terdekat. Setelah dilakukan pemeriksaan teknisi
bengkel mengatakan bahwa tidak ditemukan kerusakan dalam mobilnya.
(diadaptasi dengan perubahan dari: Fogler, LeBlanc, and Rizzo. 2014. Strategies for Creative Problem Solving: 3rd
Ed. Prentice Hall.)
WHY-WHY DIAGRAM
Dipenggal dari artikel: “Harta Karun” oleh Barratut Taqiyyah – Kontan hal. 23, Senin 4 Desember
2017
Asumsikan diri Anda adalah penyelenggara Sail Sabang 2018. Anda ingin mengantisipasi agar
masalah di Sail Sabang 2017 tidak terulang. Menggunakan teknik Why-Why Diagram,
jabarkan kemungkinan-kemungkinan akar permasalahan yang menyebabkan minimnya
peserta Sail Sabang 2017! Kemudian pilih salah satu akar permasalahan tersebut menjadi real
root cause-nya, dan tentukan juga problem statement-nya!
Diadaptasi dan diterjemahkan dari: Blue and Green Honey Makes French Beekeepers See Red by
Patrick Genthon. Reuters. Oct. 5, 2012. © Thomson Reuters 2012. All rights reserved.
Beberapa anggota persatuan peternak lebah berpendapat bahwa terjadi pencemaran dari
industri sekitar. Apakah dilakukan penyelidikan atas asumsi ini? (assumption)
Ya, kami sedang melakukan penyelidikan atas asumsi tersebut. Dugaan terbesar kami,
masalah ini ada hubungannya dengan keberadaan pabrik-pabrik industri di sekitar ladang
ternak lebah.
Jika mengaitkan dengan musim dingin ekstrem di Eropa awal tahun ini, apakah musim
dingin tersebut mempengaruhi perilaku lebah saat ini? (consequence)
Musim dingin ekstrem terjadi di benua Eropa pada akhir tahun 2011 sampai dengan awal
tahun 2012. Musim dingin ekstrem mempengaruhi kemampuan lebah dalam mencari
makan. Hal ini menyebabkan lebah mencari sumber gula alternatif. Lebah cukup pintar
untuk mengetahui dimana sumber gula terbaik berada, saat tidak ada sumber gula lain.
Menurut kelompok konservasi Project Jonah, ratusan lumba-lumba dan paus terdampar di Selandia
Baru setiap tahunnya. Sebagian besar musibah ini terjadi di Farewell Spit, sebuah semenanjung
sempit sepanjang 5 km di bagian atas Pulau Selatan Selandia Baru, yang memisahkan antara
perairan dangkal dan lautan bebas. Minggu lalu, lebih dari 650 paus pilot terdampar di Farewell
Spit. Ini adalah rekor terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun sebagian
berhasil diselamatkan dengan susah payah oleh pemerintah, kelompok konservasi, dan para
relawan, mayoritas dari paus pilot tersebut sudah tak tertolong.
Menurut Gary Riordan, yang telah tinggal di daerah tersebut sepanjang hidupnya, kejadian ini
umumnya terjadi pada bulan-bulan di musim panas.
“Bisa dibilang setiap tahun ini terjadi,” kata Mr. Riordan, yang memiliki usaha perkemahan tidak
jauh dari lokasi terdamparnya paus. “Ini kejadian musiman, selalu pada sekitar bulan Januari atau
Februari. Penduduk lokal sudah maklum.”
“Farewell Spit merupakan perangkap unik bagi para paus,” kata Joanna Wheaton, penduduk lokal
yang bekerja di kafe dekat lokasi terdamparnya paus. “Selalu spesies yang sama, yaitu paus pilot,
dan pada saat pasang air laut berada pada ketinggian yang juga sama.”
Dr. Rochelle Constantine, ahli biologi kelautan dari Universitas Auckland menjelaskan bahwa
Farewell Spit merupakan daerah yang unik secara geografis. “Farewell spit merupakan
semenanjung yang memiliki garis pantai panjang namun sempit, dengan pantai yang berpasir
namun landai,” lanjut Dr. Constantine. “Paus yang terlalu dekat dengan pantai akan sulit berbalik
arah ke lautan karena air yang semakin dangkal.”
Paus pilot sebenarnya termasuk dalam keluarga lumba-lumba yang hidup di perairan dingin bagian
selatan bumi dan termasuk hewan yang dilindungi. Mereka berenang dalam kelompok-kelompok
yang memiliki ikatan sosial yang kuat antar anggotanya. Diberi nama paus pilot karena anggota
kelompok akan mengikuti gerakan pemimpinnya atau sang ‘pilot’. Paus pilot juga mampu berenang
dengan sangat cepat, sehingga dijuluki Cheetah Lautan.
Paus pilot mengandalkan ekolokasi atau yang sering disebut sonar dalam navigasi dan mencari
makan. Mereka akan menembakkan gelombang suara ke lingkungan sekitar, dan menggunakan
gema dari suara tersebut untuk mengidentifikasi dan menentukan lokasi objek. Ekolokasi paus pilot
sering terganggu di perairan yang memiliki dasar laut melandai. Kecilnya perbedaan ketinggian
dasar laut menyebabkan paus pilot menerima gema “palsu”, sehingga mereka kesulitan
mengidentifikasi rintangan atau objek di hadapannya. Dalam berkomunikasi satu sama lain, mereka
menggunakan berbagai macam panggilan seperti siulan atau bunyi yang menyerupai ketukan dan
dengkuran. Dalam keadaan terancam, paus pilot akan mengeluarkan “teriakan” untuk meminta
pertolongan dari rekan kelompoknya.
Referensi:
o “Pilot Whales.” New Zealand Government Department of Conservation: Nature.
<http://www.doc.govt.nz/nature/native-animals/marine-mammals/dolphins/pilot-whales/>;
Dikunjungi 24 Januari 2018.
o “What Makes This New Zealand Beach a Whale Graveyard?” BBC News World: Asia. 13 Februari
2017. <http://www.bbc.com/news/world-asia-38953557 >; Dikunjungi 24 Januari 2018.
Where
When
Extent
Problem statement:
Where
When
Extent
Problem statement:
MENGHASILKAN IDE
Ketika real problem (masalah sebenarnya) telah teridentifikasi, tantangan selanjutnya adalah
menemukan inovasi atau solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang
inovasi atau solusi terbaik belum tentu dapat ditemukan dalam waktu sekejap. Pada
penyelesaian masalah yang rumit, beberapa solusi alternatif diperlukan, sebagai bahan
pertimbangan, hingga akhirnya mendapatkan opsi terbaik untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Pada tahapan Berpikir Solusi Kreatif tahapan tersebut dikenal dengan generating
ideas (menghasilkan ide).
Menemukan solusi alternatif dari suatu masalah bukanlah hal yang mudah. Pada tahap
generating ideas teknik yang biasa digunakan untuk membantu dan memperkaya ide-ide baru
adalah teknik brainstorming. Ide-ide tersebut kemudian dapat dijadikan solusi alternatif dari
masalah yang sedang dihadapi.
Proses brainstorming biasa digunakan dalam diskusi informal maupun formal dan dalam
kelompok kecil maupun besar. Pada proses ini setiap anggota tim diskusi dapat
menuliskan/menuangkan ide sebanyak-banyaknya. Ide-ide tersebut bisa berupa ide liar/ide
gila tanpa memperhitungkan apakah ide tersebut layak atau dapat diaplikasikan atau tidak.
Oleh sebab itu, pada tahap ini setiap anggota tim diskusi sebaiknya tidak memberikan
opini/penilaian negatif. Opini negatif tersebut dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang
dan menghambat munculnya ide-ide baru.
o SCAMPER
o Morphological Matrix
o Fishbone Diagram
1. SCAMPER
SCAMPER adalah suatu akronim dari tujuh kata kerja yang dapat menstimulus diri kita untuk
melihat masalah dari sisi yang berbeda. Tujuh kata kerja tersebut diperlihatkan pada Tabel
5.1.
SUBSTITUTE Menghasilkan ide baru dengan melakukan substitusi atau mengganti salah
satu dan/atau beberapa material, komponen, atau unit pada suatu
produk/konsep dengan material, komponen, atau unit lainnya.
Daftar pertanyaan yang dapat digunakan:
o Apa yang dapat digantikan?
o Apakah peraturannya dapat diganti?
o Apakah materialnya dapat diganti?
o Apakah warnanya dapat diganti?
o Suaranya?
o Konsepnya?
o Lokasinya?
2. MORPHOLOGICAL MATRIX
Selain teknik SCAMPER, metode lain yang dapat digunakan adalah Morphological Matrix.
Tools tersebut merupakan cara menstimulasi tercetusnya ide-ide baru melalui penyusunan
matriks yang terstruktur. Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi parameter-
parameter yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang dihadapi. Kemudian, buatlah
matriks atau tabel dan masukkan parameter-parameter yang telah dipilih pada baris pertama.
Penyusunan matriks dan parameter tersebut diperlihatkan pada Tabel 5.3. Kemudian, buatlah
sebanyak-banyaknya daftar ide untuk tiap parameter (dengan tidak mencocokkan item dari
satu kolom dengan kolom lainnya). Terakhir, kombinasikan ide-ide dari tiap parameter
menjadi suatu ide baru yang menarik dan orisinal.
Jika menggunakan Metode Morphological Matrix, beberapa ide yang bisa dihasilkan untuk
membantu mengembangkan bisnis Jamur Tarjo digambarkan pada Tabel 5.4.
Beberapa parameter yang dapat dipertimbangkan untuk menghasilkan satu menu andalan
untuk Jamur Tarjo adalah: 1) jenis jamur 2) cara pengolahan, dan 3) bumbu masak. Masing-
masing parameter diisi dengan berbagai ide.
Tabel 5.4 Penyusunan tabel Morphological Matrix untuk bisnis Jamur Tarjo
Kemudian ide dari tiap parameter dapat dipilih dan dikombinasikan dengan ide dari
parameter lainnya sehingga menghasilkan ide-ide alternatif baru yang kreatif.
Tabel 5.5 Pemilihan kombinasi ide alternatif untuk menu Jamur Tarjo
1) Jamur Tiram digoreng menggunakan tepung crispy yang ditaburi bumbu asam manis
3) Jamur Portabella dibakar dalam bentuk sate dilengkapi dengan bumbu kecap
3. FISHBONE DIAGRAM
Fishbone Diagram adalah cara menghasilkan ide melalui grafis yang berbentuk tulang ikan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menuliskan real problem pada kepala ikan, kemudian gambarkan garis lurus sebagai
tulang utama pada sebelah kiri kepala ikan. Contoh gambar sebagai berikut:
Contoh penggunaan Teknik fishbone diagram pada kasus "Jamur Tarjo”, sebagai berikut:
Bantulah para pemain bubble drink tersebut menemukan berbagai inovasi agar
dapat tetap mempertahankan bisnisnya. Gunakan: a) Teknik SCAMPER, b)
Morphological Matrix, c) Fishbone Diagram untuk menemukan berbagai solusi
alternatif.
II. [Tugas Berpasangan] Buatlah beberapa solusi alternatif dalam mendesain sebuah tas
yang cocok untuk temanmu, dengan menggunakan teknik SCAMPER, Morphological
Matrix atau Fishbone Diagram! Galilah secara mendalam mengenai tas yang disukai
dan dibutuhkan oleh temanmu dengan menerapkan teknik Socratic Questioning dan
Empathizing yang telah dibahas di BAB II Pengumpulan Informasi.
HARTA KARUN
Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla menempatkan industri pariwisata sebagai salah
satu program prioritas nasional. Hingga 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan
mancanegara (wisman) bisa mencapai 20 juta orang dan menargetkan mampu
menghimpun devisa Rp 260 triliun. Cukup fantastis kan?
Demi mencapai target itu, pemerintah sudah menyusun sejumlah strategi. Misalnya,
dengan menggelar sejumlah acara-acara menarik di sejumlah daerah-daerah yang belum
dikenal di dunia internasional. Yang terkini adalah perhelatan Sail Sabang yang dibuka Sabtu
(2/12/17) lalu.
Sebelumnya, ajang ini menargetkan bisa menggaet 100 kapal yacht dari berbagai negara.
Sayangnya, saat pembukaan pada akhir pekan lalu, jumlah yacht yang bersandar di Sail
Sabang sangat jauh dari target. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan KONTAN, jumlah
peserta Sail Sabang hanya terdiri 13 kapal Republik Indonesia (KRI), 1 Resort Baruna Jaya,
KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci, kapal pesiar, dan 18 yacht. Kabarnya, minimnya peserta
Sail Sabang disebabkan oleh faktor cuaca buruk.
Di luar kejadian di atas, sektor pariwisata Indonesia memang harus segera berbenah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-April 2017, hanya ada
4,2 juta wisman yang mengunjungi Indonesia. Terbilang mini jika dibandingkan dengan
negara-negara tetangga seperti Singapura (5,79 juta) dan Thailand (12,02 juta).
Apa yang salah? Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan industri
pariwisata Tanah Air. Misalnya, masih ada kecemasan mengenai keamanan, khususnya
masalah terorisme. Selain itu, sosialisasi mengenai daerah-daerah wisata Indonesia di luar
negeri masih minim. Yang terpenting lagi, pembangunan infrastruktur Indonesia juga masih
tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya.
Masalah infrastruktur ini kudu mendapat perhatian serius pemerintah. Sebab, infrastruktur
daerah-daerah wisata di luar Bali dapat dikatakan kurang layak atau bahkan menyedihkan.
Sebut saja minimnya fasilitas bandara, pelabuhan, hingga hotel. Permasalahan ini
Asumsikan bahwa real root cause dari sepinya Sail Sabang 2017 disebabkan oleh minimnya
infrastruktur pendukung pariwisata di Sabang.
Seandainya Sail Sabang akan dilaksanakan kembali di tahun 2018, buatlah beberapa solusi
alternatif untuk penyelenggara, agar masalah di tahun 2017 tidak terulang kembali. Gunakan
teknik Morphological Matrix, dengan mengacu pada asumsi real root cause minimnya
infrastruktur beserta informasi-informasi tambahan pada artikel “Harta Karun”.
MENETAPKAN SOLUSI
Beberapa alternatif solusi telah didapatkan melalui tahap generating ideas. Langkah
selanjutnya adalah menetapkan solusi terbaik (DECIDE) yang akan diaplikasikan untuk
menyelesaikan real problem. Teknik menetapkan solusi yang digunakan pada diktat ini adalah
Kepner-Tregoe Decision Analysis (KTDA) dan Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis
(KTPPA).
Kepner-Tregoe Decision Analysis (KTDA) adalah suatu tools (alat) dalam bentuk tabulasi untuk
menampilkan beberapa parameter penilaian yang dibutuhkan dan mengevaluasi pemenuhan
setiap alternatif solusi terhadap parameter tersebut. Selain itu, tools ini juga membantu dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi kemungkinan risiko yang akan terjadi dari setiap alternatif
solusi.
Pemilihan solusi dengan metode KTDA dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Musts
1. ___________________________________________________________________
2. ___________________________________________________________________
Wants
1. ___________________________________________________________________
2. ___________________________________________________________________
3. ___________________________________________________________________
c) Memilih alternatif solusi dari berbagai ide yang telah muncul melalui metode
SCAMPER, fishbone diagram, dan/atau Morphological Matrix yang mungkin efektif
untuk menyelesaikan real problem.
o Menghitung skor dengan cara mengalikan angka bobot dengan angka rating.
Catatan:
Tidak ada ketentuan khusus dalam menentukan klasifikasi angka bobot dan angka
rating. Masing-masing individu atau tim problem solver dapat menentukannya sesuai
dengan pertimbangannya masing-masing. Pada Tabel 6.2 berikut ini merupakan
contoh klasifikasi angka bobot dan angka rating yang dapat dijadikan sebagai acuan.
f) Melakukan evaluasi dari risiko-risiko yang mungkin terjadi pada setiap penerapan
alternatif solusi. Evaluasi dilakukan dengan cara:
o Menuliskan risiko yang mungkin terjadi dari setiap alternatif solusi (Adverse
Consequences).
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 72
o Memberikan angka penilaian terhadap parameter Probability of occurence
(peluang/kemungkinan terjadinya) risiko.
Catatan:
Probability of occurance dan Seriousness if it occurs dari setiap risiko juga dapat
direpresentasikan dengan menggunakan angka. Sama seperti klasifikasi rating dan
bobot yang telah dibuat pada Tabel 6.2, klasifikasi angka untuk merepresentasikan
Probability of occurance dan Seriousness if it occurs juga bebas ditentukan oleh
individu atau tim problem solver. Tabel 6.4 merupakan contoh pengklasifikasian nilai
untuk merepresentasikan Probability of occurance dan Seriousness if it occurs.
Tabel 6.4 Contoh Klasifikasi Nilai Probability of occurence dan Nilai Seriousness if it occurs
0-2 3-4 5-6 7-8 9-10
Probability of Cenderung Jarang Kadang Sering Selalu terjadi
occurance tidak mungkin terjadi terjadi terjadi
terjadi
Seriousness if it Tidak Dampak Cukup Dampak Dapat menghentikan
occurs berdampak minim serius serius seluruh aktivitas
apa-apa (sangat serius)
Berdasarkan contoh pada Tabel 6.3 dan 6.5, maka yang dipilih menjadi solusi adalah
Alternatif solusi 1, karena memiliki nilai tertinggi (78) pada penilaian KTDA dan nilai
ancaman terendah (90) pada penilaian Adverse Consequences.
Dari studi kasus “Harta Karun” pada Latihan Soal 5.3, dipilih 3 (tiga) alternatif solusi yang
berpotensi dapat meningkatkan jumlah peserta Sail Sabang pada tahun 2018. Ketiga alternatif
solusi tersebut diantaranya:
Dengan keterbatasan dana dan SDM, dari ketiga alternatif solusi di atas, panitia
penyelenggara hanya diperbolehkan mengimplementasikan satu alternatif solusi saja. Selain
itu, mereka juga diberi tenggat waktu 4 bulan untuk selesai mengimplementasikan solusi yang
terpilih dengan alokasi biaya sebesar 1 Milyar Rupiah. Birokrasi yang tidak terlalu sulit juga
akan memudahkan panitia untuk mewujudkan solusi tersebut. Panitia ingin solusi yang
nantinya mereka pilih cukup efektif dalam mendatangkan wisatawan-wisatawan
internasional.
Dari ketiga alternatif solusi yang ada, panitia dapat menggunakan metode KTDA untuk
membantu proses pemilihan solusi. Sesuai tahapan yang telah dideskripsikan sebelumnya,
kita perlu menentukan terlebih dahulu decision statement-nya.
➢ MUSTS:
➢ WANTS:
o Minim birokrasi
Lalu, identifikasi konsekuensi negatif dari masing-masing alternatif solusi terpilih yang
dianalisis menggunakan Tabel Adverse Consequences yang ditampilkan pada Tabel 6.7.
Konsekuensi yang mungkin saja terjadi adalah:
Peluang Terjadinya
Tingkat Bahaya Risiko
Risiko yang Mungkin Terjadi Risiko Total Ancaman
(Seriousness if it
(Adverse Consequences) (Probability of (Threat)
occurs)
occurence)
Renovasi hotel-hotel kecil
Terganggunya 8 8 64
kenyamanan tamu hotel
Pemasukan hotel 8 8 64
berkurang
Total Threat: 128
Pembuatan video National Geographic
Terganggunya penduduk 6 7 42
setempat
Gangguan lalu lintas 5 6 30
Total Threat: 72
Maka dari analisis keputusan dengan menggunakan teknik KTDA dan Adverse Consequences,
dipilihlah solusi: Membuat video “Exploring Sabang” yang bekerjasama dengan National
Geographic untuk mempromosikan keindahan Sabang.
Setelah kita menentukan solusi mana yang akan dilaksanakan berdasarkan tabel Kepner-
Tregoe Decision Analysis (KTDA), tahapan selanjutnya adalah kita perlu meyakinkan bahwa
solusi tersebut dapat berjalan lancar pada saat pelaksanaannya.
Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis (KTPPA) merupakan satu dari empat jenis teknik
Kepner-Tregoe, disamping KTSA (Situation Appraisal), KTPA (Problem Analysis), dan KTDA
(Decision Analysis). KTPPA bertujuan untuk tidak hanya memastikan kesuksesan implementasi
dari solusi yang kita pilih melainkan juga untuk meminimalkan risiko terjadinya permasalahan-
permasalahan yang dapat mengganggu penerapan solusi atau hasil yang diharapkan dari
penerapan solusi tersebut. Tabel KTPPA (Tabel 6.8) menjelajahi tentang masalah-masalah
yang berpotensi terjadi (potential problem), mengidentifikasi penyebab potensi masalah
tersebut (possible cause), menyusun rencana tindakan pencegahan (preventive action) untuk
mencegah agar potensi masalah tersebut tidak terjadi, dan membuat rencana tindakan
kontingensi (contingent action) untuk penanggulangan jika potensi masalah benar-benar
terjadi .
2) Possible Cause: Lengkapi Tabel KTPPA dengan PENYEBAB (possible cause) dari masing-
masing potensi masalah.
Agar kegiatan pelatihan Bapak Prasetyo di New York dapat berjalan lancar tanpa mengalami
kemungkinan gangguan mual, dehidrasi ataupun kram otot (baik selama perjalanan ataupun
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 78
saat telah tiba di tujuan), kita dapat menyusun tabel Kepner-Tregoe Potential Problem
Analysis untuk Bapak Prasetyo seperti di bawah ini:
Tabel 6.9 Penerapan metode KTPPA untuk perjalanan dinas Bapak Prasetyo
Seperti yang sudah dibahas pada awal bab ini tentang penggunaan metode Kepner-Tregoe
Decision Analysis (KTDA), solusi terpilih untuk permasalahan sepinya Sail Sabang 2017 pada
artikel “Harta Karun” adalah membuat video “Exploring Sabang” yang bekerjasama dengan
National Geographic untuk mempromosikan keindahan Sabang. Untuk penerapan solusi
tersebut, potensi masalah dapat dianalisis dengan menggunakan tabel KTPPA seperti yang
tercantum dalam Tabel 6.10.
Potential
Possible Cause Preventive Action Contingent Action
Problem
Mengganggu o Tempat pengambilan o Izin dan sosialisasi o Pindah lokasi yang
kenyamanan gambar dilakukan di kepada masyarakat jauh dari
penduduk dekat pemukiman terdampak/ tokoh pemukiman
setempat saat penduduk masyarakat penduduk
pengambilan o Penduduk merasa o Menentukan pihak o Meminta maaf
gambar risih (tidak nyaman) dari masyarakat kepada
saat di wawancara yang bersedia/ masyarakat/
akan terlibat dalam tokoh masyarakat
pembuatan video terhadap
keramaian yang
terjadi
Gangguan lalu o Tempat pengambilan Bekerjasama dengan Meminta pihak
lintas akibat gambar dilakukan di pihak Kepolisian terkait Kepolisian melakukan
keramaian saat jalan umum dengan izin keramaian rekayasa lalu lintas
pengambilan o Banyak pengemudi/
gambar warga yang
(shooting) terdistraksi untuk
menonton
pengambilan gambar
Ada hambatan o Tim pelaksana o Mengganti tim
Perlu adanya planning,
pada proyek proyek tidak monitoring dan
yang tidak
pembuatan profesional evaluasi pada tiap-tiap
profesional
video National o Alokasi dana o Jika dana tidak
tahapan pelaksanaan
Geographic (budget) tidak turun proyek turun, maka: (a)
Dana talangan
dari Pemerintah
Sabang, (b)
Meminjam dana
dari Bank
Apabila ditarik kesimpulan, menetapkan solusi dapat dilakukan dengan beberapa
pertimbangan yaitu; menilai kebutuhan kita, mengetahui dampak negatif atau potensi-
potensi masalah yang mungkin muncul jika menerapkan solusi tersebut, menyusun rencana
pencegahan masalah dan cara menanggulanginya bila potensi masalah tersebut benar-benar
terjadi.
Anda memutuskan untuk membeli sebuah mobil baru, dengan budget maksimal yang Anda
miliki sebesar 230 juta Rupiah. Anda menginginkan mobil baru Anda harus bertransmisi
automatic. Selain itu, Anda ingin mobil tersebut memiliki sistem keyless entry dan kamera
belakang untuk parkir.
Arno baru saja merayakan kelulusannya sebagai Sarjana Teknik Logistik dari Universitas
Pertamina. Saat ini Arno memiliki beberapa penawaran kerja dari perusahaan yang
berbeda. Arno ingin memutuskan perusahaan mana yang akan dia pilih, namun Arno
memiliki beberapa batasan. Orangtua Arno di Jakarta sudah tua dan sering sakit-sakitan,
sehingga Arno tidak ingin bekerja di luar Jakarta, sehingga Arno perlu memastikan bahwa
perusahaan yang ia pilih nanti bisa memberi jaminan untuk tidak mentransfernya ke luar
kota. Selain itu, Arno ingin posisi yang sesuai dengan jurusannya.
Setelah melakukan wawancara dengan perusahaan-perusahaan tersebut, Arno
menyempitkan pilihannya pada tiga perusahaan : Otocar, DE-Warehouse, dan RealOil. Tiga
perusahaan tersebut menawarkan posisi yang sesuai bagi lulusan Teknik Logistik, namun
RealOil mengatakan bahwa setelah beberapa tahun bekerja, kemungkinan rotasi pekerja
ke cabang perusahaan di luar kota mungkin saja terjadi. DE-Warehouse dan RealOil adalah
perusahaan berskala besar, sedangkan Otocar berskala medium. DE-Warehouse
Anda adalah seorang mahasiswa Semester Dua yang beruntung memenangkan paket
liburan dari sebuah produk elektronik (lengkap dengan tiket pergi pulang, akomodasi
penginapan, transportasi lokal, voucher makan, dan uang saku) selama 10 hari pada saat
liburan akhir semester Bulan Juli nanti. Beruntungnya, Anda boleh memilih negara tujuan
dengan bebas (Indeks 1 hingga 11 pada Gambar 6.2).
Buatlah Tabel Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis yang lengkap untuk persiapan
liburan tersebut! Gali potensi masalah yang mungkin terjadi selama liburan nanti!
Ariel adalah seorang pebisnis muda dalam bidang properti. Untuk menunjang kegiatan
operasional bertemu klien, Ariel berencana untuk membeli mobil bekas di sebuah
Showroom. Sebagai pebisnis yang profesional, Ariel ingin membuat kesan yang baik pada
setiap kliennya, sehingga ia ingin mobil bekas yang akan dibeli masih terlihat bagus dan
bukan mobil tua. Ariel kemudian meminta pendapat Anda terkait dengan rencana
pembelian mobil bekas tersebut.
Sebagai seorang sahabat yang telah belajar Creative Problem Solving, Buatlah Tabel Kepner-
Tregoe Potential Problem Analysis yang lengkap untuk membantu Ariel!
IMPLEMENTASI SOLUSI
Setelah mantap menetapkan solusi yang dipilih melalui metode Kepner-Tregoe Decision
Analysis dan Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis, tahapan selanjutnya adalah
implementasi solusi tersebut. Tahapan implementasi (implement) merupakan realisasi dari
solusi yang telah ditentukan sebelumnya.
Produk PROTOTYPE
1. GANTT CHART
Gantt Chart adalah grafik batang yang mengindikasikan kapan suatu tugas dimulai dan berapa
lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Misalnya, Anda diberikan
waktu satu tahun untuk menyelesaikan suatu masalah, maka Anda perlu mengalokasikan
TUGAS BULAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pendefinisian masalah
Menghasilkan solusi-
solusi alternatif
Menetapkan solusi
yang dipilih
Implementasi solusi
Evaluasi solusi
o Minimal 25% dari keseluruhan waktu digunakan untuk mendefinisikan masalah. Para
ahli mengatakan bahwa jika real problem telah didefinisikan, maka proyek tersebut
telah selesai setengah langkah.
o Adanya evaluasi untuk setiap tahapan problem solving dan evaluasi di akhir tahapan.
PT. Liga Indonesia Baru sebagai event organizer acara Liga 1 sedang mempersiapkan segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan acara kompetisi sepakbola nasional di Indonesia
yang mengundang beberapa klub sepakbola dari seluruh Indonesia. Acara Liga 1 akan
diadakan di stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada akhir tahun 2018. Untuk
mengurangi kemacetan akibat para pendukung sepakbola (supporter) yang berdatangan
dari berbagai kota, panitia mengarahkan bus-bus para supporter agar parkir di Monas.
Dalam waktu 18 minggu persiapan, salah satu hal yang harus dirancang adalah pengadaan
shuttle bus dari Monas ke Gelora Bung Karno (GBK) untuk menghindari kemacetan di jalan
Dari contoh kasus tersebut, maka berikut adalah Gantt Chart yang dibuat dalam periode 18
minggu.
Tabel 7.2 Gantt Chart pengadaan shuttle bus Monas – Gelora Bung Karno (GBK)
MINGGU
TUGAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2. DEPLOYMENT CHART
Dalam melaksanakan sebuah proyek, perlu adanya tim atau grup dari beberapa individu untuk
menyelesaikan masalah. Deployment Chart dapat memandu tim untuk menentukan tanggung
jawab dari setiap individu atau anggota tim yang berkaitan dengan tugas mereka. Berikut
adalah contoh Deployment Chart pada kasus shuttle bus Monas – Gelora Bung Karno (GBK)
untuk rangkaian pertandingan sepakbola.
3. BUDGET
Hal yang penting dalam perencanaan adalah membuat budgeting atau alokasi dana. Hal yang
perlu dilakukan dalam budgeting adalah angka yang realistis dan detail, sesuai dengan
kebutuhan proyek. Dalam perusahaan, proses budgeting dikenal dengan sebutan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dalam setiap pengajuan proposal proyek. Berikut adalah contoh
budgeting atau RAB pada kasus shuttle bus Monas - GBK:
Honor Personil
Logistik
Keamanan
Publikasi
TOTAL 66.500.000
4. PROTOTYPE
Prototype atau purwarupa merupakan sampel atau model yang mewakili keseluruhan produk
atau sistem. Ketika solusi yang dihasilkan berupa produk, maka kita dapat membuat prototype
mulai dari perlengkapan sederhana, hingga yang paling mendekati dengan produk yang
diinginkan. Pembuatan prototype pun harus dimasukkan ke dalam budget, yang kemudian
pun perlu dievaluasi dengan meminta saran dan kritik dari klien maupun masyarakat terkait.
1) Prototype produk untuk solusi berwujud, jika kita merancang suatu solusi berupa
barang atau produk yang dapat ditunjukkan kepada user. Contohnya yaitu dalam
wallet project yang sebelumnya dilakukan, kita melakukan proses interview
2) Prototype solusi tidak berwujud, jika kita merancang suatu kegiatan atau sistem
sebagai solusi akhir. Prototype dapat dibuat dalam bentuk flowchart kegiatan yang
kemudian dapat disimulasikan melalui roleplay. Kita juga dapat membuat prototype
produk yaitu dengan menghasilkan barang yang sekiranya akan digunakan dalam
kegiatan/sistem tersebut.
Berikutnya mari kita bahas untuk contoh kasus prototype produk dari sebuah contoh solusi.
Tabel 7.4 menunjukkan alokasi dana untuk pengadaan shuttle bus selama pertandingan
berlangsung. Dengan menggunakan data tersebut, berikut adalah beberapa prototype yang
dapat dilakukan.
o Flowchart: prosedur naik turun penumpang dari Monas ke GBK.
o Simulasi kegiatan/roleplay, misalnya dengan melibatkan panitia/volunteer yang
berperan sebagai supporter, pengarah jalan, maupun aparat keamanan. Selama
simulasi dipehatikan waktu pelaksanaan, kendala, serta hal-hal yang perlu diperbaiki
di masing-masing tahap untuk penyempurnaan rencana kegiatan.
o Prototype Produk: misalnya yang akan digunakan adalah tanda pada shuttle bus atau
papan petunjuk jalan. Tanda pada shuttle bus dapat berupa stiker atau spanduk, dan
papan petunjuk jalan dapat dibuat dari bahan yang diinginkan seperti acrylic, kayu,
dsb.
Gambar 7.4 Pilihan prototype untuk kasus Shuttle Bus Monas – GBK
Berdasarkan hasil analisis keputusan yang telah dilakukan di bab sebelumnya, dipilih
solusi berupa pembuatan video “Exploring Sabang” yang bekerjasama dengan National
Geographic untuk mempromosikan keindahan Sabang. Implementasi dari solusi tersebut
dapat dirinci dalam Gantt Chart, Deployment Chart, anggaran biaya, dan prototype simulasi
sebagai berikut:
Tabel 7.5 Gantt Chart pembuatan video Exploring Sabang
Casting
Rehearsal
Shooting
Screening
Prototype kegiatan dalam pembuatan video dapat dituangkan dalam rencana detail maupun
diperagakan saat tahap rehearsal. Misalnya, rehearsal untuk pengambilan gambar untuk
adegan diving dan snorkeling di pantai Iboh yang akan dilakukan pada minggu ke-9. Selain itu
juga disimulasikan penutupan area/pengalihan lalu lintas di lokasi-lokasi shooting selama
beberapa jam atau 1 hari untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas warga.
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari keseluruhan tahapan problem solving heuristic. Dalam
bab ini, akan dibahas beberapa panduan dalam mengevaluasi suatu solusi yang dapat secara
menyeluruh menyelesaikan masalah dengan spesifik, etis dan aman.
Evaluasi penting dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah tujuan dari solusi sudah tercapai
dan apakah ada hal yang dapat diperbaiki supaya solusi menjadi lebih baik.
Evaluasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang proyek berjalan. Di akhir setiap
tahapan proyek, harus dilakukan evaluasi terhadap tujuan dan pencapaian pada tahap
tersebut. Sebelum menuju ke tahap selanjutnya pun harus dilakukan evaluasi terhadap
asumsi yang diambil, untuk memastikan apakah solusi yang dipilih sudah tepat.
1) Pre-evaluasi
Evaluasi yang dilakukan di akhir proyek atau setelah proyek selesai dilakukan.
Tujuannya untuk menilai keberhasilan dari suatu proyek.
o Sebagai penentu apakah proyek sudah tercapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan
Catatan: Pada diktat ini hanya difokuskan pada evaluasi di tahap akhir yaitu evaluasi
yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas solusi yang dipilih.
Aktivitas Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Pendefinisian masalah
Menghasilkan solusi-
solusi alternatif
Menetapkan solusi yang
dipilih
Implementasi solusi
Evaluasi solusi
Dalam melakukan tahapan evaluasi kita dapat mengecek dengan beberapa daftar periksa
evaluasi (Evaluation Checklist).
Dalam daftar periksa evaluasi terdapat beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita
mengetahui apakah solusi yang dipilih sudah tepat atau belum. Pertanyaan-pertanyaan ini
digunakan sebagai panduan (guidelines) yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa pertanyaan yang dimaksud adalah:
3) Apakah dampak positif dan negatif dengan penambahan jumlah kendaraan umum
ini?
4) Apakah solusi dapat membuat penduduk Jakarta beralih dari kendaraan pribadi ke
kendaraan umum?
Setelah membuat daftar pertanyaan maka langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi hasil
dari daftar periksa ini dengan menjawab masing-masing pertanyaan. Kemudian hal yang harus
dilakukan adalah mengecek kembali apakah solusi sudah cukup baik atau perlu diubah atau
dimodifikasi kembali.
Berdasarkan kasus Liga 1 untuk mengurangi kemacetan maka dipilih solusi pengadaan shuttle
bus dari Monas ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Shuttle Bus ini digunakan untuk
memberangkatkan supporter Liga 1 dari Monas ke GBK. Kemudian kendaraan yang boleh
parkir dan keluar masuk GBK hanya shuttle bus khusus yang memiliki identitas acara Liga 1.
Berdasarkan penerapan solusi tersebut maka panitia dapat menggunakan daftar periksa
evaluasi untuk melihat ketepatan dari solusi tersebut. Berikut adalah tahapan dalam
melakukan evaluasi:
Solusi: Mengadakan shuttle bus dari Monas ke GBK untuk meminimalisir kemacetan.
Ya, dengan mengadakan shuttle bus yang dapat membawa supporter yang
berdatangan dari berbagai kota secara terpusat yaitu dari Monas ke GBK dan juga
dengan menerapkan kebijakan yang dapat parkir dan keluar masuk GBK hanya shuttle
bus yang memiliki identitas Liga 1 dapat mengurangi kemacetan yang mungkin terjadi.
2) Apakah segala resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul dari solusi ini? Bagaimana
mengatasinya?
Ya, resiko dan konsekuensi yang terjadi seperti gangguan lalu lintas dan kepadatan
parkir di Monas sudah diperhitungkan. Beberapa tindakan antisipatif juga dilakukan
dengan bekerja sama dengan jasa aparat keamanan dan merekrut relawan yang
membantu proses pengadaan shuttle bus hingga pemasangan petunjuk jalan.
Ya, sejak awal panitia hanya diperbolehkan untuk membuat solusi yang tepat dalam
jangka waktu 18 minggu, sehingga solusi yang dipilih untuk mengurangi kemacetan
adalah melakukan pengadaan shuttle bus untuk supporter.
Ya, potensi-potensi hambatan yang mungkin terjadi akibat dari penerapan solusi ini
seperti padatnya area parkir, tindakan-tindakan supporter yang tidak terduga
(supporter rusuh), terganggunya lalu lintas sudah diperhitungan. Panitia juga bekerja
sama dengan aparat agar dapat menanggulangi masalah ini.
Dari studi kasus “Harta Karun” pada Latihan Soal 5.3, dipilih solusi untuk bekerjasama dengan
bekerjasama dengan National Geographic untuk membuat video dengan judul “Exploring
Sabang”. Solusi ini ditujukan untuk mempromosikan kegiatan pariwisata di Sabang, terutama
Sail Sabang 2018. Panitia dapat dengan mudah melakukan kegiatan promosi karena
kemudahan video tersebut untuk diakses dan disebarkan oleh siapa pun, kapan pun dan
dimana pun.
Selama empat bulan penerapan solusi ini, video “Exploring Sabang” telah mendapatkan
500,000 viewers dan telah 759,843 disebarkan melalui media-media sosial.
Berdasarkan penerapan solusi tersebut maka panitia dapat menggunakan daftar periksa
evaluasi untuk melihat ketepatan dari solusi tersebut. Berikut adalah tahapan dalam
melakukan evaluasi:
• Solusi: Bekerjasama dengan National Geographic untuk membuat video dengan judul
“Exploring Sabang”
2) Apa resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul dari solusi ini? Bagaimana
mengatasinya?
Ya, dengan video mempromosikan pariwisata di Sabang dan selama empat bulan
penerapan solusi ini, video “Exploring Sabang” telah mendapatkan 500,000 viewers
dan telah 759,843 disebarkan melalui media-media sosial. Tentunya, hal ini akan
memberikan dampak terhadap kenaikan peserta di Sail Sabang 2018.
2) Apakah segala resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul dari solusi ini sudah
diperhitungkan? Bagaimana mengatasinya?
Ya, resiko dan konsekuensi yang terjadi seperti gangguan-gangguan teknis ketika
proses pengambilan gambar, keengganan masyarakat berpartisipasi dalam proses
pembuatan video, permasalahan birokrasi dengan pihak berwajib sudah
diperhitungkan dan diantisipasi dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait sejak
awal sebelum memulai proses pengambilan gambar.
Ya, sejak awal panitia hanya diperbolehkan untuk membuat solusi yang tepat dalam
jangka waktu empat (4) bulan dengan alokasi dana kurang dari 5 Milyar. Solusi
pembuatan video “Exploring Sabang” sudah memenuhi segala kriteria dan batasan
yang ada.
Ya, potensi-potensi hambatan yang mungkin terjadi akibat dari penerapan solusi ini
seperti terganggunya kenyamanan penduduk serta gangguan lalu lintas saat proses
pengambilan gambar dapat diantisipasi dengan bekerja sama dengan masyarakat
setempat dan pihak berwajib, sehingga secara keamanan, etik, politik/sosial dan
lingkungan, solusi yang diterapkan sudah baik.
Jika masih terdapat pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban “ya”, maka solusi yang
dipilih belum dapat menyelesaikan permasalahan sepenuhnya, sehingga perlu melakukan
pengkajian ulang.
Selain menggunakan metode Daftar Periksa Evaluasi, untuk mengetahui ketepatan solusi yang
dipililh dapat juga menggunakan metode Build and Test (Buat dan Tes Solusi Anda).
Metode ini dipergunakan untuk mengetahui umpan balik (feedback) mengenai solusi yang
dipilih. Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan metode ini.
Langkah pertama dalam metode ini adalah solusi harus dibuat dalam bentuk
purwarupa (prototype). Segala solusi dalam bentuk berwujud (tangible) atau tidak
berwujud (intangible) harus tetap dibuat dalam bentuk purwarupa.
Contoh solusi berwujud adalah produk, misalnya hendak mencari alat yang dapat
membantu orang yang berlengan pendek untuk dapat secara mudah menempelkan
kartu e-money pada mesin gardu tol, sehingga muncullah tongkat tol. Sedangkan
contoh solusi tidak berwujud adalah berupa pengalaman/aksi, misalnya hendak
meningkatkan minat orang untuk berolahraga secara berkelompok dan sekaligus
mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, sehingga muncullah aksi Car Free Day.
Untuk purwarupa solusi tak berwujud dapat dibuat dalam bentuk diagram alur (flow
chart) dan role play.
Pada tahap ini, Anda dapat menggunakan tabel Build and Test Method dibawah.
? Questions ! Ideas
o Solusi Tidak Berwujud. Untuk solusi tidak berwujud, Anda dapat melakukan
bermain peran (role play) atau memberikan pengalaman solusi tersebut
kepada user. Contoh: membuat gambaran situasi serupa dengan Car Free Day
(CFD) di suatu ruangan atau di lapangan bersama teman-teman lain. Beberapa
orang dapat juga berperan langsung sebagai orang-orang yang berolahraga di
jalan dan beberapa lainnya menjadi pedagang atau pun polisi yang mengatur
penataan lalu lintas akibat penutupan jalan di CFD.
Tanyakan apakah solusi sudah baik, tepat dan berguna bagi user Anda. Lalu
catatlah hal-hal yang sudah baik dari solusi yang Anda pilih.
Tanyakan apakah masih ada yang kurang baik, kurang tepat dan kurang
berguna bagi user Anda. Lalu catatlah hal-hal yang masih kurang baik, kurang
tepat dan kurang berguna dari solusi yang Anda pilih.
o Setelah mencatat beberapa hal baik dan kurang baik dari solusi terpilih,
langkah selanjutnya adalah:
o Ide dari user (Ideas) yaitu menuliskan ide-ide yang diberikan dari user terhadap
solusi Anda. Misalnya user memberikan ide tambahan bahwa Tongkat Tol juga
bisa diberikan tambahan fungsi sebagai Tongkat Swafoto (Selfie Stick), ide
untuk membuat kerjasama event ketika CFD, penambahan area penutupan
jalan supaya lebih menjangkau banyak orang dan lain sebagainya.
Setelah mendapatkan masukan dari user, dapat memperbaiki solusi agar lebih tepat
dan baik. Hal ini dilakukan agar dapat lebih menyesuaikan dengan kebutuhan user.
? Questions ! Ideas
•Adakah fitur lain dari Tongkat Tol ini? •Bagaimana bila Tongkat ini juga
•Berapa harga yang tepat untuk memiliki fungsi lain sebagai Tongkat
Tongkat Tol ini? Swafoto?
•Bagaimana jika panjang tongkat dapat
diatur sesuai kebutuhan pengguna?
Gambar 8.4 Penerapan Build and Test Method dalam contoh Tongkat Tol
Hasil dari metode ini, Tongkat Tol dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga lebih dapat
menyesuaikan kebutuhan user. Contohnya:
a. Panjang Tongkat dapat diatur oleh b. Bahan dibuat lebih kokoh dengan
penggunanya. menggunakan besi dan dapat diatur
panjang tongkatnya.
Gambar 8.5 Contoh Tongkat Tol 1 Gambar 8.6 Contoh Tongkat Tol 2
Dalam build ini seharusnya CFD betul-betul dirasakan langsung melalui role play.
Namun dalam diktat ini hanya disajikan dalam bentuk diagram alur sederhana.
2) Beritahu Solusi Anda (Share your solution) dan Dapatkan Masukan (Get Feedback)
? Questions ! Ideas
•Bagaimana dengan parkir untuk orang •Dapat memperbanyak kerjasama
yang membawa kendaraan ke tempat dengan event-event misalnya senam
CFD? bersama, gerak jalan bersama dan lain
•Apakah fasilitas umum seperti sebagainya.
toilet/ruang menyusui di CFD? •Penambahan area CFD
Gambar 8.8 Penerapan Build and Test Method dalam contoh Car Free Day
a. Ada kerjasama dengan event b. Mengalokasikan bus toilet sebagai fasilitas umum
ketika CFD
Gambar 8.9 Contoh event dalam CFD Gambar 8.10 Contoh bus toilet di CFD
(Sumber: (Sumber:
http://beritajateng.net/jalan- https://www.facebook.com/bondartabu/posts/1015
sehat-sambil-pungut-sampah-di- 3328436671296 )
cfd-simpanglima/)
4. EVALUASI ETIS
Salah satu model yang dapat digunakan untuk melihat solusi sudah etis adalah Lima P (The
Five P’s).
Setia Novanti adalah pegawai yang bekerja di bagian Purchasing, yang memiliki kewenangan
untuk memilih supplier untuk perusahaannya. Suatu ketika ia menerima hadiah lain dari
supplier tertentu berupa tiket konser ColdPley di Melbourne, Australia. Tiket konser tentunya
sangat bernilai. Apa yang harus dilakukan oleh Setia?
➢ Mengembalikan tiket
Purpose (Tujuan): Tanyakan kepada diri Anda apa yang akan Anda lakukan jika berada
di posisi karyawan tersebut agar tetap tidak bias memilih pemasok terbaik untuk
pekerjaan tertentu.
Pride (Rasa bangga): Apakah Anda merasa bangga menerima tiket, atau kebanggaan
dalam mengembalikan tiket.
Patience (Kesabaran): Sisihkan waktu untuk memikirkan apakah Anda harus menerima
tiket atau tidak. Bicaralah dengan seseorang yang penilaiannya Anda percayai.
Dalam sebuah Education Experiment, Anda menjadi perwakilan dari Universitas Pertamina
untuk mengikuti perlombaan dalam percobaan sains di pameran tersebut. Anda berencana
melakukan percobaan dengan mengisi air di sebuah akuarium kemudian mengetes bahwa
minuman kaleng bersoda dapat mengambang.
Ide Anda adalah memperlihatkan bahwa minuman kaleng diet-soda dapat mengambang
karena tidak mengandung gula, sedangkan minuman kaleng non-diet soda akan tenggelam.
Ketika Anda melakukan persiapan sehari sebelumnya, Anda baru saja mengetahui bahwa
pada saat percobaan, salah satu minuman kaleng diet-soda dari beberapa kaleng lainnya,
secara perlahan mulai tenggelam. Anda mengetahui bahwa jika Anda memberikan garam
di akuarium tersebut akan meningkatkan kepadatan air dan membuat seluruh minuman
kaleng diet-soda mengambang.
Berdasarkan situasi diatas, apakah yang akan Anda lakukan di perlombaan esok hari?
a. Menambahkan garam dalam air akuarium tanpa memberitahukan siapa pun?
b. Menambahkan garam dalam air dan hanya memberitahu orang-orang tertentu?
c. Menambahkan garam tetapi jujur mengatakan bahwa air mengandung garam?
d. Tidak menambahkan garam?
e. Atau melakukan hal lain?
Salah satu bentuk penilaian pembelajaran mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif adalah sebuah
tugas besar yang mewajibkan mahasiswa mengusulkan sebuah solusi kreatif dengan
menerapkan teknik-teknik dari seluruh tahapan penyelesaian masalah yang telah diajarkan di
kelas, mulai dari pendefinisian masalah, pengumpulan ide, analisis keputusan, implementasi
dan evaluasi solusi. Tugas akhir ini dikerjakan secara berkelompok, dikumpulkan dalam bentuk
sebuah makalah yang dicetak dan dipresentasikan di kelas. Penilaian dilakukan berdasarkan
performa individu dan kelompok saat presentasi, serta penilaian konten makalah.
Dalam menyelesaikan tugas besar ini, mahasiswa dituntut untuk mencari masalah yang
terdapat di dalam maupun di luar lingkup kampus, serta mengidentifikasi apa saja solusi-solusi
alternatif yang dapat diterapkan kemudian memilih dan mengevaluasi solusi terbaik. Pada bab
ini dibahas dua buah contoh tugas besar yang telah dikerjakan oleh beberapa mahasiswa di
Universitas Pertamina. Konten tugas besar tersebut telah dimodifikasi oleh tim diktat agar
dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa-mahasiswa di semester berikutnya untuk
mengerjakan tugas akhir mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif. Diharapkan mahasiswa tidak
terlalu terpaku pada contoh yang dilampirkan, namun dapat menjadikan contoh tersebut
sebagai ide untuk mengembangkan makalah yang jauh lebih baik.
Berikut contoh tugas akhir yang dikerjakan oleh mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik
Perminyakan semester 2 tahun ajaran 2017/2018.
TUGAS BESAR
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif
oleh
KELOMPOK 7:
IQBAL TRI WIDIANTO (102217004)
I WAYAN DEDI PARWATA (102217008)
ERWANDA SITINJAK (102217014)
LUTFI FAKHREZA (102217016)
DAMAR LARAS ANGGIT (102217028)
Jakarta merupakan pusat perkonomian dan pemerintahan di Indonesia. Oleh karena itu,
banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia datang dan menetap di Jakarta untuk
mengadu nasib. Hal tersebut mengakibatkan besar populasi penduduk tidak sebanding
dengan luas wilayah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, kepadatan penduduk di DKI
Jakarta mencapai 15.663 jiwa per kilometer persegi, jika dibandingkan dengan kepadatan
penduduk nasional hanya sekitar 130 jiwa per meter persegi. Dengan adanya masalah
kepadatan penduduk di Jakarta, maka hal ini kerap menimbulkan dampak negatif, seperti
kemacetan.
Kemacetan di Jakarta merupakan hal yang sering terjadi pada waktu tertentu seperti pada jam
berangkat dan pulang kerja. Kemacetan dapat menimbulkan banyak kerugian mulai dari segi
materi, waktu dan tenaga. Kemacetan di Jakarta biasanya terjadi di daerah ramai penduduk
misalnya di beberapa stasiun di Jakarta.
Menurut Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Muhammad Nurul Fadhila,
menyebutkan ada 17 (tujuh belas) stasiun yang diklaim menjadi biang kemacetan di Jakarta.
Stasiun Palmerah merupakan salah satu stasiun dari 17 stasiun tersebut. Maka dari itu, peran
kami dalam tugas akhir ini adalah sebagai mahasiswa Universitas Pertamina yang melakukan
penelitian untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait masalah kemacetan yang terjadi di
stasiun Palmerah. Untuk mencapai hal ini, kami menggunakan kaidah pemecahan masalah
kreatif atau Creative Problem Solving Heuristics.
1. Kemacetan disebabkan oleh ojek online yang mangkal di depan pintu keluar Stasiun
Palmerah
Untuk mempersempit cakupan solusi yang akan dibahas pada tugas akhir ini, maka kami
memutuskan untuk menentukan skala prioritas dalam menyelesaikan beberapa penyebab
masalah kemacetan yang terjadi di sekitar stasiun Palmerah. Teknik yang digunakan untuk
skala prioritas masalah adalah Kepner-Tregoe Situation Appraisal (KTSA). Teknik ini berguna
ketika ada beberapa masalah yang dihadapi dalam satu waktu bersamaan namun perlu skala
prioritas untuk penyelesaiannya.
Berdasarkan ketiga penyebab masalah yang terlihat (perceived problem) dari hasil kuesioner,
maka disusun tabel KTSA sebagai berikut.
Priority
Problem Timing Trend Impact Justifikasi
Level
Meningkatnya permintaan
Menertibkan
H H H 1 penumpang dan juga armada ojek
ojek online
online
Membuat Menurut survey, bus Transjakarta
halte khusus tidak menyebabkan kemacetan
bus M M L 3 sebesar ojek online dan jalur sempit.
pengumpan Selain itu, pembangunan halte
Transjakarta. memerlukan waktu yang cukup lama
Memperluas
akses jalan Perluasan jalan tidak akan efektif
umum di M H M 2 apabila ada peningkatan volume
sekitar kendaraan
stasiun
Apabila skala prioritas masalah telah ditentukan, maka selanjutnya dilaksanakan tahap
mengidentifikasi akar permasalahan yang sebenarnya (real root cause). Kemacetan yang
disebabkan oleh ojek online yang mangkal di depan pintu keluar Stasiun Palmerah hanyalah
sebuah perceived problem, atau penyebab yang terlihat, sehingga masih ada penyebab
sebenarnya yang merupakan akar permasalahan dari kemacetan di daerah tersebut. Dalam
mengidentifikasi akar permasalahan, kami menggunakan teknik Why-why Diagram seperti
pada Gambar Contoh 2.
Berdasarkan analisis Why-why Diagram, kemacetan akibat ojek online yang mangkal di Stasiun
Palmerah disebabkan ojek online tersebut memakai badan jalan umum yang seharusnya
digunakan oleh pengendara lalu lintas lain. Selain itu juga, tidak adanya peraturan tertulis di
Stasiun Palmerah untuk mengatur para pengendara ojek online tersebut. Pemakaian badan
jalan disebabkan para pengendara ojek online parkir atau mangkal sembarangan, karena
mereka sedang menunggu penumpang, atau karena tidak ada tempat untuk parkir motor,
atau karena tidak adanya tempat khusus yang disediakan untuk penjemputan penumpang.
Tidak adanya peraturan tertulis untuk mengatur para pengendara ojek online tersebut
disebabkan oleh tidak adanya perhatian khusus oleh pemerintah setempat.
Kemudian kami menarik kesimpulan bahwa akar permasalahan sebenarnya (real root cause)
dari masalah ojek online mangkal di Stasiun Palmerah menimbulkan kemacetan adalah: tidak
adanya tempat khusus untuk penjemputan penumpang ojek online, sehingga para pengendara
parkir sembarangan dan menimbulkan kemacetan di daerah sekitar Stasiun Palmerah.
Tidak ada
Parkir / mangkal perhatian khusus
sembarangan dari pemerintah
daerah
Real Root Cause: Tidak adanya tempat khusus penjemputan di Stasiun Palmerah
Problem Statement: Bagaimana cara mengatur daerah Stasiun Palmerah untuk menciptakan
tempat khusus penjemputan penumpang ojek online?
PENGUMPULAN IDE
Ketika akar permasalahan sebenarnya (real root cause) telah teridentifikasi, langkah
selanjutnya adalah menemukan inovasi atau solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Masalah yang dihadapi yaitu tidak adanya tempat khusus untuk penjemputan
penumpang ojek online di Stasiun Palmerah. Sebagai bentuk peran kami sebagai mahasiswa
yang sedang melakukan penelitian untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka kami
mencoba menemukan solusi kemacetan di Stasiun Palmerah berdasarkan akar permasalahan
yang telah ditemukan. Untuk membantu menemukan solusi ini kami menggunakan teknik
SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Minify, Manify, Put to other use, Eliminate,
Rearrange) seperti yang digambarkan pada Gambar Contoh 3. Dengan menggunakan teknik
tersebut, kami memilih beberapa solusi alternatif seperti berikut:
2. Mengurangi atau memindahkan lahan pedagang kaki lima yang berjualan untuk
dijadikan tempat menjemput/menunggunya penumpang
3. Menerapkan aturan untuk menertibkan ojek online yang mangkal di Stasiun Palmerah
Combine
Adapt
Eliminate
Re-arrange
• Mengatur ulang posisi pintu keluar penumpang KRL agar tidak di dekat
persimpangan/lampu merah
ANALISIS KEPUTUSAN
Beberapa alternatif solusi telah didapatkan dari tahap pengumpulan ide. Langkah selanjutnya
adalah memutuskan solusi terbaik yang akan diaplikasikan untuk menyelesaikan real problem.
Untuk memutuskan solusi terbaik kami menggunakan teknik Kepner-Tregoe Decision Analysis
Dari ketiga solusi alternatif yang ada, kami menggunakan teknik KTDA untuk membantu
memilih solusi terbaik. KTDA adalah suatu alat untuk menampilkan beberapa parameter
penilaian yang dibutuhkan dan mengevaluasi pemenuhan setiap alternatif solusi terhadap
parameter tersebut, sekaligus mengidentifikasi dan mengevaluasi kemungkinan risiko yang
akan terjadi dari setiap alternatif solusi. Sesuai tahapan KTDA, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu Decision Statement yaitu: memilih solusi paling
efektif untuk mengatasi kemacetan di Stasiun Palmerah.
• Must:
• Wants:
Selanjutnya, evaluasi kategori Musts dan Wants dengan menggunakan table KTDA di bawah
ini:
Analisis solusi yang dipilih dilaksanakan dengan mempertimbangkan terpenuhinya aspek yang
harus dicapai (must) seperti waktu perencanaan atau pembangunan solusi dapat dilaksanakan
kurang dari sama dengan 12 bulan dengan biaya kurang dari 120 juta Rupiah. Dalam hal ini,
ketiga solusi alternatif yang dievaluasi memenuhi prasyarat must, sehingga kami kategorikan
sebagai GO. Namun, apakah ketiga solusi tersebut memenuhi prasyarat yang kami inginkan
(want)? Diharapkan solusi yang dipilih dapat menciptakan kenyamanan bagi masyarakat
sekitar Stasiun Palmerah saat pembangunan maupun saat solusi diterapkan, dan dapat
memberi pemasukan ke Pemerintah dalam jangka panjang. Dalam evaluasi want ini, alternatif
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 123
solusi pertama yaitu “memfungsikan lahan kosong untuk parkir, menjemput, menunggu dan
menurunkan penumpang” memiliki total skor tertinggi (128) dibandingkan dua solusi lainnya,
karena selama pembangunan lahan kosong tidak mengganggu lalu lintas umum dan tidak
menimbulkan keributan bila dibandingkan dengan solusi kedua yang mengharuskan
pemindahan para pedagang kaki lima. Selain itu, diharapkan dengan adanya lahan kosong
yang diubah menjadi tempat khusus untuk ojek online tersebut, Pemerintah dapat
bekerjasama dengan perusahaan ojek online untuk mengenakan tarif murah kepada
pengendara yang parkir di lahan tersebut, sehingga dapat memberikan pemasukan kepada
Pemerintah.
Setelah melakukan evaluasi kategori Musts dan Wants menggunakan table KTDA, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi konsekuensi negatif dari masing-masing alternatif solusi
dengan menggunakan Tabel Adverse Consequences. Tabel ini juga digunakan untuk
membandingkan konsekuensi dari setiap solusi dan untuk lebih memastikan kembali apakah
solusi terpilih pada tabel KTDA sebelumnya akan memberikan dampak negatif apabila
diimplementasi.
Pada tabel Adverse Consequences, setiap alternatif solusi memiliki dampak negatif yang
berbeda-beda. Lain halnya dengan tabel KTDA, pada tabel Adverse Consequences, solusi yang
memiliki nilai terendah adalah solusi yang memiliki dampak buruk terkecil sehingga dapat
diajukan menjadi solusi terpilih. Dari Tabel Contoh 3, didapat bahwa solusi memfungsikan
lahan kosong sebagai tempat parkir dan penjemputan penumpang ojek online adalah solusi
yang memiliki konsekuensi negatif terkecil, bila dibandingkan dengan dua solusi lainnya.
Hambatan terbesar yang mungkin terjadi dari solusi ini adalah potensi birokrasi yang sulit
dalam pembebasan lahan, sedangkan pungli oleh preman dapat diatasi dengan
menempatkan petugas yang berjaga di lahan parkir baru tersebut.
Sedangkan solusi pemindahan pedagang kaki lima pasti akan menimbulkan penolakan dari
para pedagang tersebut sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Selain itu pula,
selama ini para pedagang kaki lima menggunakan akses trotoar untuk berdagang, bila trotoar
ini digantikan untuk tempat parkir ojek online, maka akses untuk pejalan kaki lainnya akan
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 124
berkurang atau bahkan hilang. Solusi menetapkan aturan untuk menertibkan para
pengendara ojek online juga dianggap tidak efektif, karena selama ini sudah banyak polisi atau
petugas Dinas Perhubungan yang menertibkan para pengendara ojek online dan taksi di
depan Stasiun Palmerah, namun tetap macet. Selain itu juga, penolakan dari ojek online juga
sangat mungkin terjadi dan hal ini dapat menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar.
Berdasarkan analisis di atas, maka kami memilih untuk Memfungsikan lahan kosong untuk
parkir, menjemput, menunggu dan menurunkan penumpang ojek online sebagai solusi terbaik
untuk mengatasi kemacetan di Stasiun Palmerah.
Setelah kami menentukan solusi terbaik untuk dilaksanakan berdasarkan tabel KTDA, tahapan
selanjutnya adalah kami perlu meyakinkan bahwa solusi tersebut dapat berjalan lancar pada
saat pelaksanaannya dengan menggunakan metode KTPPA. Metode ini bertujuan untuk tidak
hanya memastikan kesuksesan implementasi dari solusi yang kami pilih melainkan juga
meminimalkan risiko terjadinya permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 125
penerapan solusi atau hasil yang diharapkan dari penerapan solusi tersebut. Tabel KTPPA
menjelajahi tentang masalah-masalah yang berpotensi terjadi (potential problems), penyebab
potensi masalah terjadi (possiblecauses), tindakan pencegahan agar potensi masalah tidak
terjadi lagi (preventive actions), dan tindakan kontingensi jika potensi masalah terjadi
(contingency actions).
Dalam KTPPA dianalisis potensi masalah yang akan muncul ketika solusi dijalankan. Untuk
memfungsikan lahan kosong untuk parkir, menjemput, menunggu dan menurunkan
Masalah kedua yaitu pungli oleh preman karena kurangnya pengawasan petugas. Masalah
pungli ini kerap terjadi di tempat parkir umum dan tempat drop off manapun karena para
preman juga ingin mendapatkan penghasilan. Untuk mencegah agar masalah pungli tidak
terjadi ialah menempatkan petugas parkir resmi dengan seragam. Sedangkan untuk
contingency actions dapat dilakukan operasi tangkap tangan oleh pihak petugas.
Masalah ketiga pengendara ojek online tetap mengambil penumpang di pinggir jalan
sepanjang Stasiun Palmerah. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu, pengendara yang
malas untuk masuk ke tempat drop off atau calon penumpang yang enggan berjalan jauh.
Tindakan pencegahannya adalah dengan menempatkan petugas di pinggir jalan Stasiun
Palmerah untuk menertibkan penumpang dan pengendara. Bila ada yang masih melanggar,
maka penumpang tetap harus diarahkan ke area drop off dengan tegas, dan memberikan
tilang bagi pengendara ojek online.
Masalah keempat yaitu pengendara ojek online yang enggan membayar biaya parkir karena
mengganggapnya mahal atau tidak perlu. Hal ini dapat dicegah dengan menerapkan biaya
gratis parkir 10 menit pertama, sehingga apabila hanya untuk menurunkan atau menjemput
penumpang, para pengendara tidak perlu bayar. Namun apabila ingin mangkal lebih lama,
maka tetap harus membayar. Selain itu juga menempatkan pos dengan palang untuk bayar
parkir dapat mencegah para pengendara yang tidak ingin bayar. Apabila masih ada penolakan
dari pengendara untuk membayar, maka pengendara tersebut dapat dilaporkan ke
perusahaannya.
Masalah terakhir yang dapat timbul dalam penerapan solusi ini adalah kemacetan tambahan
saat proses pembangunan lahan parkir / drop off. Hal ini disebabkan karena proses
pembangunan melibatkan kendaraan dan alat-alat berat, sehingga untuk mencegahnya
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 127
adalah melakukan pembangunan pada malam hari. Apabila masalah kemacetan tetap terjadi,
maka polisi atau petugas Dinas Perhubungan tetap harus dikerahkan untuk mengatur lalu
lintas agar kemacetan tidak terlalu parah.
IMPLEMENTASI
Setelah mantap menetapkan solusi yang dipilih melalui metode KTDA dan KTPPA, tahapan
selanjutnya adalah implementasi solusi tersebut. Tahapan implementasi merupakan realisasi
dari solusi yang telah ditentukan. Dalam tahapan implementasi, terdiri dari langkah-langkah
berikut:
produk Prototype
Untuk mewujudkan solusi lahan parkir untuk ojek online di Stasiun Palmerah, perlu dirancang
sebuah jadwal pembangunan yang memakan waktu sama dengan atau kurang dari 12 bulan.
Tabel Gantt Chart digunakan untuk memberikan ilustrasi penjadwalan selama 12 bulan dari
bulan Januari hingga Desember. Dalam pengimplementasian solusi tersebut, akan dilakukan
beberapa kegiatan yang meliputi penyusunan rencana pembangunan dan anggaran, survei
lokasi, negosiasi dengan pemilik lahan yang akan disewa / dibeli, pengadaan tender proyek
pembangunan tempat parkir dan drop off, pelaksanaan kegiatan pembangunan oleh
pemenang lelang tender, pengawasan kegiatan pembangunan dan evaluasi.
Bulan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Menyusun
Rencana
Pembangunan
dan Anggaran
Survey lokasi
Negosiasi
dengan
pemilik lahan
Tender untuk
kontraktor
pembangunan
lahan parkir
Kegiatan
Pembangunan
Pengawasan
Evaluasi
Dalam pelaksanaan seluruh proses kegiatan tersebut, maka untuk memudahkan pembagian
tugas, perlu disusun sebuah Deployment Chart. Tabel ini disusun untuk mengetahui masing-
masing peran anggota tim untuk mewujudkan solusi sesuai dengan jadwal yang telah disusun
pada Gantt Chart. Untuk memudahkan, kami membagi Deployment Chart menjadi dua bagian
besar yaitu Tim Proyek dari Pemerintah DKI Jakarta dan Kontraktor pemenang tender. Setiap
elemen memiliki peranan penting dalam setiap proses kegiatan pembangunan lahan parkir
dan drop off. Tim Proyek Pemerintah kami bagi menjadi Ketua Tim, Divisi Survey, Divisi
Pengadaan dan Divisi Pengawasan Lapangan. Ketua Tim bertanggungjawab atas kelancaran
proyek lahan parkir ini dan memiliki tugas inti menyusun rencana anggaran dan pembangunan
lahan parkir, berpartisipasi dalam survey lokasi dan negosiasi dengan pemilik lahan. Divisi
Survey memiliki tugas pokok melaksanakan survey lokasi dan negosiasi dengan pemilik lahan.
Divisi Pengadaan bertanggungjawab melaksanakan tender untuk kontraktor pembangunan
lahan parkir, dan Divisi Pengawasan Lapangan bertugas untuk memonitor setiap kemajuan
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 130
selama proses pembangunan berlangsung. Kontraktor memiliki tugas pokok melaksanakan
kegiatan pembangunan lahan kosong menjadi tempat untuk parkir, menurunkan dan
menjemput penumpang ojek online (drop off). Tentunya pada situasi sebenarnya di lapangan,
harus ada pembagian tugas untuk masing-masing fungsi secara detail, namun karena batasan
peran kami sebagai peneliti untuk pemerintah, maka pembagian tugas untuk kontraktor tidak
kami bahas.
Negosiasi dengan
pemilik lahan
Tender untuk
kontraktor
pembangunan
lahan parkir
Kegiatan
Pembangunan
Pengawasan
Evaluasi
4.3 Budget
Proyeksi penggunaan dana perlu disusun dalam sebuah tabel budgeting pada Tabel Contoh 7.
Budgeting yang dibuat tersebut sudah memperhatikan kondisi harga rata-rata produk di
pasaran, sehingga nantinya dapat mendekati total pengeluaran yang sebenarnya di lapangan.
Pemilihan produk tersebut berdasarkan keperluan kemungkinan jenis produk yang diperlukan
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 131
pada saat pembangunan lahan parkir dan drop off. Berdasarkan tabel, proyeksi penggunaan
dana terbesar yaitu untuk pembelian dan pemasangan paving seluas 500 m2, karena
diperlukan lahan yang cukup luas sehingga dapat menampung banyak kendaraan. Biaya total
yang diperlukan untuk pembangunan lahan parkir dan drop off lebih kurang
Rp121.100.000,00.
Prototype atau purwarupa yang kami susun adalah bentuk sketsa lahan parkir yang berguna
untuk memarkir kendaraan untuk para pengendara ojek online yang sedang menunggu
penumpang, atau menunggu orderan. Dibuat pula sebuah tempat drop off yang berguna
untuk menaikan/menurunkan penumpang dalam waktu singkat. Kami juga membuat sistem
pembayaran saat masuk area parkir dan drop off. Para pengendara ojek online yang akan
menjemput penumpang maksimal berada dalam area drop off selama 10 menit untuk
menunggu ataupun menurunkan penumpang. Selama rentang waktu tersebut para
pengendara ojek online yang memasuki area drop off tidak akan dikenakan biaya masuk.
Apabila melebihi waktu yang ditentukan, maka para pengendara ojek online akan dikenakan
tarif sesuai tarif parkir. Semua pengendara yang memasuki daerah drop off akan langsung
terdata di komputer sehingga dapat diketahui pengendara yang lewat batas waktu yang
ditentukan.
Gambar Contoh 5 Purwarupa sketsa rancangan tempat parkir dan drop off ojek online
EVALUASI
Untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di stasiun Palmerah, kami memilih solusi untuk
memfungsikan lahan kosong untuk dijadikan tempat parkir dan drop off. Berdasarkan
penerapan solusi tersebut maka kami dapat menggunakan daftar evaluasi checklist untuk
melihat ketepatan dari solusi yang kami pilih.
1. Apakah solusi dapat mengurangi kemacetan akibat para ojek online yang mangkal?
Mungkin, dengan penyediaan tempat drop off dan parkir khusus ojek online dapat
mempermudah penjemputan dan tidak mengganggu jalannya lalu lintas yang
berlangsung.
2. Apakah segala resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul dari solusi ini sudah
diperhitungkan? Bagaimana mengatasinya?
Ya, resiko dan konsekuensi yang akan terjadi seperti adanya pemungutan liar,
pengendara ojek online yang tetap parkir sembarangan, dan yang tidak mau
membayar sudah kami siapkan. Beberapa tindakan preventif juga dilakukan dengan
bekerja sama dengan aparat keamanan dan pihak keamanan Stasiun Palmerah yang
membantu menertibkan proses penjemputan di tempat drop off. Selain itu, juga dapat
menimbulkan kemacetan saat proses pembangunan. Hal itu dapat dihindari dengan
melakukan proses pembangunan pada malam hari.
Ya, dari segi keamanan adanya pengendara ojek online yang melanggar peraturan
dengan tetap parkir atau mengambil penumpang sembarangan sudah diperhitungkan
dengan menugaskan aparat keamanan agar dapat menanggulangi masalah ini. Selain
itu pula penempatan petugas parkir resmi dapat mengurangi adanya pemungutan liar
oleh preman setempat.
Ya, solusi ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memberi pemasukan ke
pemerintah. Namun, sedikit merugikan bagi pengendara ojek online karena harus
bayar parkir. Tetapi biaya parkir dibuat cukup murah dan digratiskan untuk 10 menit
pertama.
Ya, dengan adanya lahan khusus untuk para pengendara ojek ini, diharapkan dapat
membentuk etika berlalu lintas yang lebih baik dari sebelumnya karena para
pengendara dan penumpang menjadi lebih tertib dan tidak mengganggu kenyamanan
pengguna jalan lainnya.
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian kami yang berjudul Solusi Kemacetan di Stasiun
Palmerah adalah tidak adanya tempat khusus untuk penjemputan penumpang ojek online
merupakan penyebab utama kemacetan di Stasiun Palmerah. Berdasarkan masalah utama
tersebut, kami mendapatkan solusi terbaik yaitu dengan menyediakan lahan drop off dan
parkir untuk ojek online sehingga tidak berhenti dan mangkal sembarangan di pinggir jalan.
Solusi ini kami tentukan melalui penerapan teknik Berpikir Solusi Kreatif yaitu Kepner-Tregoe
Situation Appraisal, Why-why Diagram, Kepner-Tregoe Decision Analysis, dan Kepner-Tregoe
Potential Problem Analysis. Setelah itu kami membuat rencana implementasi solusi tersebut
menggunakan tabel Gantt Chart, Deployment Chart, tabel Budgeting dan purwarupa berupa
sketsa layout lahan parkir dan drop off. Kami sebagai mahasiswa yang bertugas untuk
melakukan penelitian untuk pemerintah DKI Jakarta, berharap solusi yang telah dibuat dapat
membantu mengurangi kemacetan di daerah sekitar Stasiun Palmerah.
TUGAS BESAR
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif
oleh
KELOMPOK 3:
HANUM TRI MULYANI (101317002)
HANA OKTAVIA M (101317008)
HANA KHAYYIRAH H (101317024)
EUIS NUR AZIZAH (101317026)
AULIA NURUL IZZAH (101317056)
Perayaan pergantian malam tahun baru identik dengan antusiasme dan euforia dari
masyarakat terutama di kota-kota besar. Berbagai acara diadakan oleh pemerintah ataupun
beberapa stasiun televisi dalam rangka memeriahkan perayaan pergantian malam tahun
baru, seperti countdown, live music, pesta kembang api dan berbagai acara lainnya. Namun
dibalik meriahnya malam pergantian tahun baru tersimpan masalah lain yang disadari tetapi
diacuhkan oleh masyarakat, yaitu penumpukan sampah yang terus meningkat. Sampah di
Ibukota pada perayaan tahun baru 2018 mencapai 780 ton, meningkat dari tahun lalu yang
hanya 700 ton sampah (Adji, 2018). Hal ini sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun di setiap
lokasi yang menjadi pusat perayaan pergantian malam tahun baru. Berkaca dari masalah
tersebut kami berusaha untuk menganalisis akar permasalahan sebenarnya (real root cause)
dari penumpukan sampah yang terus meningkat pada perayaan pergantian malam tahun
baru di Ibukota. Dari akar permasalahan tersebut, kami sebagai mahasiswa yang ingin
melaksanakan pengabdian masyarakat, bermaksud berkontribusi untuk mencari solusi
untuk mengurangi penumpukan sampah di Ibukota, khususnya pada malam tahun baru.
is Is not Distinction
What Sampah menumpuk Sampah dibuang pada Budaya masyarakat
sembarangan tempatnya
Ibukota yang tidak
terbiasa membuang
sampah pada tempatnya
• Kurangnya tempat sampah yang disediakan oleh panitia acara bila dibandingkan
dengan jumlah pengunjung yang besar
PENGUMPULAN IDE
Teknik brainstorming digunakan untuk memperkaya ide-ide baru dalam menentukan solusi
alternatif. Teknik Morphological Matrix digunakan untuk menuangkan ide-ide baru tersebut.
Berikut tabel pemilihan kombinasi ide alternatif menggunakan Morphological Matrix:
Media
Jenis Target Sumber
Lokasi Waktu Biaya untuk
Kegiatan Peserta Dana
Promosi
Bulan
Salah satu Desember
daerah awal,
Anak- pusat sebelum ≤ Rp
Sosialisasi Sponsor Iklan TV
anak perayaan malam 20.000.000
malam pergantian
tahun baru tahun
baru
Kantor Saat ≤ Rp Sosial
Kelurahan malam 15.000.000 Donatur Media
Kompetisi Remaja
terdekat pergantian
kampus baru
≤ Rp Iuran
Kampanye Dewasa Kampus Poster
10.000.000 Panitia
≤ Rp Iuran
Seminar Lansia Banner
5.000.000 Peserta
Berjualan Radio
Pemerintah Brosur
1. Sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah dengan target peserta remaja dengan
memakai kantor kelurahan terdekat kampus pada bulan Desember. Biaya yang
diperlukan ≤ Rp 10.000.000 didapat dari sponsor dan donatur. Media yang digunakan
untuk mempromosikan acara adalah sosial media dan poster.
3. Seminar kebersihan dan daur ulang sampah dengan target peserta dewasa memakai
kantor kelurahan terdekat kampus pada bulan Desember. Biaya yang diperlukan ≤ Rp
15.000.000 didapat dari sponsor. Media yang digunakan untuk mempromosikan acara
adalah banner dan radio.
ANALISIS KEPUTUSAN
Dari ketiga alternatif solusi yang telah ditemukan dengan teknik Morpholohical Matrix, kami
menggunakan metode KTDA untuk membantu proses pemilihan solusi. Decision Statement
yang kami tentukan adalah: Memilih solusi paling efektif dan efisien untuk menyadarkan
masyarakat agar berbudaya membuang sampah pada tempatnya khususnya saat perayaan
pergantian malam tahun baru.
1. Perizinan acara
tidak sulit 8 6 48 4 32
2. Memberikan
pemasukan
tambahan dari 7 7 49 4 28
daur ulang
sampah
Berdasarkan tabel KTDA tersebut, kami memiliki prasyarat bahwa solusi yang terpilih harus
memenuhi dana kami yaitu di bawah atau sama dengan 10 juta Rupiah dan persiapannya
harus kurang atau sama dengan dua bulan. Solusi seminar kebersihan dan daur ulang sampah
kami anggap NO GO dalam masalah biaya, karena diperkirakan akan menghabiskan dana lebih
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 142
dari 10 juta. Perkiraan biaya masing-masing alternatif solusi kami hitung menggunakan Fermi
Analysis berikut.
Kemudian setelah dianalisis lebih dalam menggunakan tabel KTDA, solusi pertama yaitu
mengadakan sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah memiliki skor tertinggi. Namun
kami harus membandingkan masing-masing konsekuensi negatif dari alternatif solusi yang
Peluang
Risiko yang Mungkin Terjadinya Risiko Tingkat Bahaya
Total Ancaman
Terjadi (Probability of Risiko (Seriousness If
(Threat)
(Adverse Consequences) Accurance) It Occurs)
Konsekuensi negatif yang dimiliki oleh solusi sosialisasi kebersihdan dan daur ulang sampah
memiliki tingkat resiko yang lebih kecil daripada kampanye kebersihan saat pergantian malam
tahun baru, oleh karena itu dari analisis keputusan dengan menggunakan teknik KTDA dan
Adverse Consequences, dipilihlah solusi: Sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah untuk
menyadarkan masyarakat agar berbudaya membuang sampah pada tempatnya khususnya saat
perayaan pergantian malam tahun baru.
KTPPA digunakan untuk memastikan kesuksesan implementasi dari solusi yang telah dipilih
dan meminimalkan risiko terjadinya permasalahan yang dapat mengganggu penerapan solusi.
Berikut tabel penerapan metode KTTPA pada solusi yang dipilih:
TIM DIKTAT BERPIKIR SOLUSI KREATIF 2018 144
Tabel Contoh 12 KTPPA Sosialisasi Kebersihan dan Daur Ulang Sampah
IMPLEMENTASI
Pada tahap implementasi ini, kami menyusun rencana penyelenggaraan sosialisasi kebersihan
dan daur ulang sampah kepada remaja kelurahan sekitar kampus yang akan diadakan pada
bulan Desember menjelang pergantian tahun baru, dengan harapan acara ini dapat
memberikan dampak positif kepada remaja agar tidak membuang sampah sembarangan
kapan pun dimanapun, dan khususnya pada perayaan tahun baru nantinya. Budget yang kami
alokasikan adalah kurang dari 10 juta Rupiah dan lokasi yang akan digunakan adalah kantor
kelurahan. Acara ini juga akan dipromosikan melalui poster dan sosial media untuk menarik
peserta. Rencana implementasi ini hanya disusun untuk satu kali sosialisasi. Harapan ke
depannya, apabila acara sosialisasi tersebut sukses, maka sosialisasi rutin akan kami
laksanakan untuk lebih menyebarkan dampak positif kepada masyarakat mengenai
pentingnya berbudaya membuang sampah pada tempatnya dan pentingnya daur ulang
sampah.
Gantt Chart digunakan untuk mengindikasikan kapan suatu tugas dimulai dan alokasi waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Berikut tabel Gantt Chart sosialisasi
kebersihan dan daur ulang sampah:
Tabel Contoh 13 Gantt Chart Sosialisasi Kebersihan dan Daur Ulang Sampah
MINGGU
AKTIVITAS 1 2 3 4 5 6
Pembentukan panitia dan
identifikasi kebutuhan
Perekrutan volunteer
Pembuatan dan
pengajuan proposal
sponsorship
Pencarian donatur
Survei dan penentuan
lokasi sosialisasi
Persiapan materi
Evaluasi
Deployment Chart berisi pembagian tugas terhadap pihak-pihak yang dibutuhkan dalam
sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah. Pihak-pihak yang dibutuhkan adalah divisi
acara, divisi dana usaha, divisi logistik, dan volunteer.
Tabel Contoh 14 Deployment Chart Sosialisasi Kebersihan dan Daur Ulang Sampah
Divisi Dana
Tugas Divisi Acara Divisi Logistik Volunteer
Usaha
Pembentukan panitia dan
identifikasi kebutuhan
Perekrutan volunteer
Pembuatan dan
pengajuan proposal
sponsorship
Pencarian donatur
Survei dan penentuan
lokasi sosialisasi
Pengurusan Perizinan
Evaluasi
4.3 Budget
Dengan proyeksi dana untuk acara sosialisasi yang kami inginkan kurang dari 10 juta Rupiah,
maka disusunlah tabel budgeting seperti di bawah ini.
Harga
Harga
Per Unit
Kebutuhan Jumlah Unit Total (Rp) Keterangan
(Rp)
Sewa tempat
Kesekretariatan
Sertifikat volunteer 5 Lembar 5.000 25.000
4.4 Prototype
Prototype atau purwarupa yang kami susun ada dua jenis yaitu prototype tak berwujud yang
berupa alur kegiatan sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah, serta prototype berwujud
yaitu desain poster promosi sosialisasi.
Gambar Contoh 8 Prototype Berwujud: Poster Promosi untuk dicetak dan di sosial media
EVALUASI
Berdasarkan kasus penumpukan sampah pada perayaan malam tahun baru di Ibukota, maka
dipilihlah solusi sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah. Kami menggunakan daftar
periksa evaluasi untuk melihat ketepatan dari solusi tersebut.
1) Apakah solusi dapat mengurangi penumpukan sampah pada perayaan malam tahun
baru di Ibukota?
Ya, mungkin solusi yang kami simpulkan secara tidak langsung dapat mengurangi
penumpukan sampah saat perayaan malam tahun baru di Ibukota. Penumpukan
sampah dapat berkurang karena masyarakat diberikan edukasi mengenai kebersihan
melalui sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah.
2) Apakah solusi ini sudah mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi yang
mungkin terjadi? Bagaimana mengatasinya?
Ya, segala risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi pada solusi ini telah
dipertimbangkan dalam tabel ‘Adverse Consequences’ dan ‘Kepner-Tregoe Potential
Problem Analysis (KTPPA)’. Cara mengatasi segala risiko dan konsekuensi yang
mungkin terjadi telah dikaji dalam tabel ‘Kepner-Tregoe Potential Problem Analysis
(KTPPA)’.
Ya, solusi ini sudah mempertimbangkan keterbatasan sumber daya panitia. Sejak awal
panitia hanya diperbolehkan untuk membuat solusi yang efektif dan efisien dalam
jangka waktu kurang dari dua bulan dengan alokasi dana kurang dari Rp10.000.000
sesuai dengan tabel ‘Evaluasi Kategori Must dan Wants dengan KTDA’. Solusi
sosialisasi kebersihan dan daur ulang sampah sudah memenuhi segala kriteria dan
batasan yang ada.
Ya, solusi tidak hanya dapat mengurangi penumpukan sampah saat perayaan malam
tahun baru di Ibukota, tetapi juga memberikan pendapatan tambahan kepada
masyarakat dari daur ulang sampah. Secara tidak langsung, hal ini berdampak kepada
perekonomian masyarakat.
SIMPULAN
Di Ibukota, penumpukan sampah terus mengalami peningkatan seperti pada malam tahun
baru 2018, sampah mencapai 780 ton yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak
700 ton (Adji, 2018). Hal ini disebabkan karena budaya masyarakat yang kurang baik dalam
membuang sampah. Untuk mengatasi hal tersebut, kami sebagai mahasiswa yang melakukan
pengabdian masyarakat dengan melalui tahapan berpikir kreatif (define problem, generate
ideas, decide, implement, dan evaluate) didapatkan bahwa solusi yang bisa diterapkan
dengan memperhatikan resiko dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan yaitu sosialisasi
mengenai kebersihan dan daur ulang sampah agar masyarakat sadar akan budaya membuang
sampah pada tempatnya, sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah khususnya saat
perayaan malam tahun baru. Adapun implementasi yang diterapkan adalah Gantt Chart,
Deployment Chart, budgetting, dan prototype. Secara garis besar, Gantt Chart dan
Deployment Chart terdiri dari beberapa rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
seperti pembentukan panitia, perekrutan volunteer, pembagian tugas, pencarian dana, dan
persiapan perlengkapan untuk sosialisasi. Kemudian membuat anggaran untuk memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan tersebut, serta prototype dalam wujud flowchart dan poster.
Semua tahapan dilaksanakan untuk mencapai tujuan mengurangi penumpukan sampah
khususnya pada malam pergantian tahun. Setelah merencanakan implementasi, kami
melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan suatu proyek. Kami menggunakan metode
Daftar Periksa Evaluasi untuk melihat ketepatan dari solusi sosialisasi mengenai kebersihan
dan daur ulang sampah. Berdasarkan hasil evaluasi, diharapkan solusi yang kami pilih dapat
menyelesaikan permasalahan penumpukan sampah malam tahun baru di Ibukota.
Berikut merupakan contoh penerapan metode Berpikir Solusi Kreatif dalam tugas besar mata
kuliah Mikrobiologi Lingkungan di Program Studi Teknik Lingkungan.
Pertanyaan:
Escherichia Coli merupakan bakteri gram negatif yang kerap menjadi penyebab kasus diare
dan keracunan makanan. Investigasi adanya kandungan bakteri Escherichia Coli pada
beberapa jenis makanan di kantin Universitas Pertamina. Jika ditemukan nilai yang melebihi
standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/MENKES/PER/VI/2011,
identifikasi penyebab terjadinya hal tersebut.
Contoh Jawaban:
Mahasiswa yang terbagi dalam tiga kelompok mengambil sampel makanan dari beberapa
warung di kantin Universitas Pertamina, kemudian dilakukan uji kandungan bakteri di
laboratorium. Dari eksperimen yang dilakukan didapatkan data bahwa pada beberapa warung
ditemukan kandungan bakteri yang melebihi standar.
Dari investigasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa root cause dari ditemukannya
kandungan bakteri yang melebihi standar di kantin Universitas Pertamina adalah pencucian
alat penyajian makanan yang kurang baik.
Pada kasus ini, metode Berpikir Solusi Kreatif dapat digunakan lebih lanjut untuk mencari dan
memutuskan solusi untuk menyelesaikan root cause di atas serta bagaimana mekanisme
implementasinya.
Adair, J. (2010). Decision Making and Problem Solving Strategies. Kogan Page Limited.
Fogler, H. S., & LeBlanc, S. E. (2014). Strategies for Creative Problem Solving (3rd ed.). New
Jersey: Pearson Education.
Isaksen, S. G., Dorval, K. B., & Treffinger, D. J. (2011). Creative Approaches to Problem
Solving, A Framework for Innovation and Change (3rd ed.). USA: SAGE Publications.
Okes, D. (2009). Root Cause Analysis: The Core of Problem Solving and Corrective Action.
Wisconsin: ASQ Quality Press.
Paul, R., & Elder, L. (2005). Critical Thinking: Learn the Tools the Best Thinkers Use (Concise
ed.). New York: Pearson.
Watanabe, K. (2009). Problem Solving 101: A Simple Book for Smart People. Portfolio.