Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib ingin menyampaikan 7 kalimat mulia dan penting yang
perlu diucapkan untuk mengiringi aktivitas setiap hari sehingga lebih memiliki nilai ibadah. Semakin
sering kita mengucapkan kalimat-kalimat ini, maka insyaAllah hubungan kita dengan Allah semakin
dekat. Dengan dibiasakannya kalimat-kalimat keluar dari mulut, maka karakter akhlak mulia bisa
terpatri dan terwujud dalam aktivitas kita.
Artinya: “Sesungguhnya urusannya, apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata
kepadanya, jadilah!. Maka jadilah sesuatu itu. Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya
kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Kedua adalah mengucapkan “Alhamdulillahirabbil alamin”. Kalimat ini harus kita biasakan
untuk diucapkan setelah menjalankan berbagai aktivitas sebagai ungkapan syukur kepada
Allah swt yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas.
Dengan rasa syukur ini juga, kita berharap Allah melipatgandakan segala nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya.
Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim Ayat 7:
Artinya: "Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan membuat setiap kesedihan menjadi
kelonggaran, setiap kesempitan menjadi jalan keluar, dan memberi rezeki kepadanya dari arah
yang tidak disangka-sangka." (HR Ibnu Majah)
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Keempat adalah mengucapkan “InsyaAllah”. Kalimat yang kita bisa diucapkan saat kita akan
melakukan sesuatu pada masa yang akan datang dan belum mengerjakannya. Mengucapkan
InsyaAllah merupakan perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat al-Kahfi ayat 23-
24:
Artinya: “Dan janganlah engkau mengatakan tentang sesuatu, ‘Aku akan melakukannya
besok.’ Kecuali jika Allah menghendaki atau mengucapkan insyaallah.”
Ayat ini memuat hikmah yang sangat mendalam sekaligus pendidikan bagi kita tentang
pentingnya rendah hati dan tidak melulu mengandalkan kemampuan pribadi. Hal ini karena
ada kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya yakni Allah swt.
Kelima adalah mengucapkan kalimat “La haula wa la quwwata illa billah”. Kalimat ini
digunakan untuk mengungkapkan pengakuan keterbatasan manusia atas kuasa Allah SWT. Hal
ini sesuai dengan artinya yakni: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang
maha tinggi lagi maha agung.”
Rasulullah pun menyebut bahwa kalimat ini merupalkan simpanan surga dengan sebuah
sabdanya:
Artinya: “Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari
berbagai simpanan surga?” Aku menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau
bersabda: “La haula wala quwwata illa billah.” (HR al-Bukhari).
Keenam adalah mengucapkan kalimat “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun”. Sebuah kalimat
yang diungkapkan ketika kita mendapatkan ataupun mendengar sebuah musibah seperti
kematian ataupun musibah-musibah lainnya. Kalimat yang disebut sebagai kalimat istirja’ ini
adalah ungkapan kesadaran bahwa semua yang di dunia ini adalah berasal dari Allah dan akan
kembali kepadaNya. Dengan mengucapkan kalimat ini, kita meminta kepada Allah untuk
senantiasa menganugerahkan kesabaran dan ketabahan. Allah berfirman dalam Surat Al-
Baqarah ayat 155-156:
Artinya: “155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan; dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. 156. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn.".
Ketujuh adalah mengucapkan kalimat “La ilaaha illalah”. Kalimat tauhid ini adalah salah satu
zikir paling utama karena lebih berat dari dunia seisinya dan mampu lebih mudah mendekatkan
diri kepada Allah swt. Kalimat ini bukan hanya kalimat pengakuan atas keesaan Allah swt,
namun juga disebut sebagai kunci surga. Rasulullah menyebut bahwa orang yang menjelang
ajalnya mengucapkan kalimat ini maka akan masuk surga.
Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha
illallah maka ia masuk surga’” (HR. Imam Abu Daud)