Anda di halaman 1dari 18

No. SOP NO.

SOP TGL REV KET


ISI

1. Kriteria pasien masuk Instalasi Gawat Darurat 10 Oktober B


2021

2. Penerimaan pasien datang sudah meninggal 10 Oktober B


(death on arrival (doa)) 2021

3. Skrining pasien di Instalasi Gawat Darurat 10 Oktober B


2021

4. Penerimaan pasien dari instalasi rawat jalan ke Instalasi Gawat 10 Oktober B


Darurat 2021

5 Respon time 10 Oktober B


2021

6. Memulai dan mengakhiri resusitasi Di Instalasi Gawat Darurat 10 Oktober B


2021

7. Sistem rujukan IGD 10 Oktober B


2021

8. Rujukan Medik/Alih Rawat Pasien IGD 10 Oktober B


2021

9. Pemulangan Pasien IGD 10 Oktober B


2021

10. Konsultasi medis pasien IGD 10 Oktober B


2021

11. Observasi pasien IGD 10 Oktober B


2021

12. Tugas dan tanggung jawab Dokter jaga ruangan 10 Oktober B


2021
PENERIMAAN PASIEN DATANG SUDAH MENINGGAL
(DEATH ON ARRIVAL (DOA))

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Farida Widayati, M. Kes


NIP 196308161989032009

1. Pengertian Yaitu pasien yang meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di rumah sakit
atau pasien yang meninggal di tempat kejadian.

2. Tujuan Sebagai acuan pelayanan kepada pasien yang ating sudah meninggal sebelum
tiba di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.

3. Kebijakan SK Direktur Nomor: UK.02.10/II/2948/2016 tentang kebijakan pelayanan


resiko tinggi

4. Prosedur 1. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa


pasien benar-benar telah meninggal sebelum sampai di IGD RS Paru
Dr. Ario Wirawan Salatiga.

2. Pasien yang datang ke IGD RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga sudah
meninggal harus di data dan dibuatkan status lengkap beserta data luka
atau cederanya untuk kepentingan pembuatan visum luar dan pengisian
blangko asuransi serta untuk data pasien death on arrival (DOA) pada
IGD RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.
3. Setelah itu pasien diserahkan kepada pihak keluarga.
4. Jika pasien/jenazah tidak langsung dibawa pulang maka di antarkan ke
Instalasi Pemulasaran Jenazah setelah dilakukan perawatan jenazah
5. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. Ambulance
3. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
SKRINING PASIEN DI IGD

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat


dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak
t e r d i a g n o s i s a t a u m e m p u n y a i r i s i k o t i n g g i , untuk
menemukan adanya masalah atau faktor risiko

2. Tujuan Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan


dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan
3. Kebijakan SK Direktur Nomor: UK.01.10/32.1/2013 tentang panduan pelayanan
emergency
4. Prosedur 1. Perawat atau triase merespon cepat kedatangan pasien
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 2 menit
- Melakukan penilaian kesadaran
- Memasang pulse oksimetri untuk pemeriksaan sirkulasi :
- HR (-) , cek pulsasi segera lakukan Resusitassi Jantung
Paru
- Heart Rate bradikardi/takikardia segera antar pasien ke
ruang resusitasi
- SpO2 < 90% segera antar pasien ke ruang resusitasi
3. Menentukan kriteria ESI pasien sesuai triase
4. Melakukan Primary Survey :
- Airway dengan kontrol servikal
- Breating dan ventilasi oksigenasi
- Circulation dengan control perdarahan
- Disability
- Exposure/Environment
5. Resusitasi
6. Secundery Survey
Pemantauan dan reevaluasi penderita berkesinambungan
5. Unit Terkait Rekam Medis
PENERIMAAN PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN KE
INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Proses penerimaan pasien yang diindikasikan oleh dokter jaga IRJ
karena indikasi kasus kegawatdaruratan untuk segera ditangani di IGD

2. Tujuan Demi kelancaran pelayanan pasien gawat di IGD RS Paru Dr. Ario
Wirawan Salatiga

3. Kebijakan - SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
4. Prosedur 1. Dokter yang menangani pasien memastikan bahwa pasien dalam
kondisi stabil
2. DPJP poli membuat pengantar medis pasien untuk Penanganan
Gawat Darurat
3. Keluarga/pengantar pasien mendaftarkan di Pendaftaran IGD
4. Pasien diperiksa oleh Dokter atau Perawat Triase
5. Pasien ditangani oleh Dokter Jaga IGD dan perawat sesuai
indikasi
5. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
KRITERIA PASIEN MASUK
INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Kategori pasien dengan kondisi gawat darurat yang mendapatkan


pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
2. Tujuan 1. Memberikan pelayanan Gawat Darurat paripurna yang cepat, tepat
dan akurat
2. Memberikan prioritas penanganan Kasus Gawat Darurat
3. Meningkatkan keselamatan pasien, staf dan lingkungan

3. Kebijakan - SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
4. Prosedur 1. Pasien yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat darurat :
a. Nyeri dada
b. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
c. Batuk darah atau muntah darah
d. Sesak nafas
e. Pusing disertai adanya kelemahan otot atau penglihatan kabur
f. Diare dan muntah hebat
g. Penurunan kesadaran
h. Korban kecelakaan dan kekerasan
i. Nyeri hebat yang tidak tertahankan
j. Panas disertai batuk dan atau sesak nafas
2. Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses triase untuk
dipilah berdasarkan Kriteria Kegawatdaruratannya.
3. Pasien yang datang dengan keluhan yang tidak masuk dalam kriteria
Gawat Darurat tapi tanda vital tidak stabil maka akan mendapatkan
penanganan sesuai dengan masalahnya dan dilakukan observasi
maksimal 2 jam, selanjutnya dipulangkan untuk berobat jalan di
Poiklinik atau menjalani rawat inap.

5. Unit Terkait
1. Rekam Medis
2. Instalasi Rawat Inap
OBSERVASI PASIEN
IGD

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Farida Widayati, M. Kes


NIP 196308161989032009

1. Pengertian Melakukan penilaian dan pengawasan kepada pasien yang sudah


diatasi kegawatdaruratannya
2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien
2. Melakukan penilaian ulang kondisi pasien
3. Kebijakan - SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
4. Prosedur 1. Dokter Jaga IGD memutuskan pasien yang memerlukan observasi
2. Observasi dilakukan oleh perawat dan dokter jaga IGD dengan
lembar observasi EWS
3. Observasi ulang dilakukan sesuai hasil skoring EWS. Hal-hal yang
harus di observasi :
a. Respirasi Rate
b. Saturasi Oksigen
c. Penggunaan alat bantu Oksigen
d. Suhu Tubuh
e. Tekanan darah Sistolik
f. Frekuensi denyut jantung
g. level kesadaran

4. Observasi pasien di IGD dilakukan maksimal dalam waktu 2 (dua)


jam untuk kemudian diputuskan apakah penderita boleh pulang atau
dialihkan ke ruangan rawat inap / kamar operasi atau di rujuk ke
rumah sakit lain.
7. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di formulir EWS
5. Unit Terkait 3. Rekam Medis
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap
KONSULTASI MEDIS PASIEN
IGD

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Dokter jaga konsulen adalah dokter spesialis yang dikonsultasikan


oleh dokter jaga IGD

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan konsultasi dengan dokter spesialis

3. Kebijakan - SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
4. Prosedur 1. Semua pasien gawat darurat yang akan dirawat inap atau perlu
tindakan spesialistik dikonsultasikan ke dokter jaga konsulen
2. Bila pasien gawat darurat menolak dirawat, maka penatalaksanaan
atau tindakan dapat dilaksanakan oleh dokter jaga IGD.
3. Konsultasi medis dilakukan oleh dokter jaga IGD melalui telepon
dalam bentuk S-BAR.
4. Dokter Jaga Konsulen menerima konsultasi sesuai dengan jadwal
jaganya selama 24 Jam
5. Bila dokter jaga konsulen tidak dapat dihubungi, dapat
dikonsultasikan kepada dokter konsulen pengganti yang tergabung
dalam masing-masing SMF.

5. Unit Terkait 1. Komite Medis


2. Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Farida Widayati, M. Kes


NIP 196308161989032009

1. Pengertian Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan


fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien

2. Tujuan Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri resusitasi pada keadaan
yang tepat
3. Kebijakan - SK Direktur Nomor: UK.02.10/II/2948/2016 tentang penyediaan
pelayanan resiko tinggi
4. Prosedur Persiapan
1. Alat
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Trolly emergency yang berisi :
 Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
 Magil force
 Pipa trakhea berbagai ukuran
 Trakhea tube berbagai ukuran
 Gudel berbagai ukuran
 CVP set
 Infus set/blood set
 Papan resusitasi
 Gunting verband
 Bag resuscitator lengkap
 Semprit 10 cc – jarum no. 18

c. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai


d. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
e. EKG record
EKG monitor bila memungkinkan
DC shock lengkap
2. Pasien
- Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
- Baju bagian atas pasien dibuka
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 2/3

4. Prosedur Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaannya
- Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, terjadi henti nafas dan
henti jantung mulai lakukan resusitasi
4. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis, jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan
setiap 5 detik sekali.
5. Jika areteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi kompresi
jantung luar nafas buatan dan dengan perbandingan 30:2 untuk
dewasa dan anak baik 1 atau 2 penolong dan 15:2 untuk
neonates
6. Setelah 5 siklus cek pernafasan.
7. Buka jalan nafas dengan posisi head tilt chin lift dan bersihkan
jalan nafas dari sumbatan
8. Menilai pernafasan dengan cara :
- Melihat pergerakan dada/perut
- Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan.
9. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan
resuscitator sebanyak 2 kali secara perlahan
10. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar.
11. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
1) Dewasa
 Penekanan menggunakan dua pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
 Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas proses
xyphoideus
 Kedalaman tekanan 3-5 cm
 Frekuensi penekanan 100 kali per menit
2) Anak
 Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
 Kedalaman tekanan 2 – 3 cm
 Frekuensi penekanan 100 kali per menit
3) Neonatus
 Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan  tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba arteri brakhialis sebelah kiri
 Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah
 Kedalaman tekanan 1-2 cm
 Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah
3:1
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 3/3

4. Prosedur 12. Resusitasi tidak dilakukan pada :


- Kematian normal
- Stadium terminal penyakit yang tidak dapat
disembuhkan lagi
- Apabila hampir pasti fungsi serebral tidak akan dapat
pulih kembali setelah 0,5 – 1 jam dan normotermia
- Pasien dengan kriteria Do Not Resuscitate (DNR)
13. Resusitasi dapat diakhiri pada :
- Fungsi sirkulasi dan ventilasi telah kembali spontan
efektif dan tekanan sistolik > 60 mmHg
- Jika dalam 30 menit dilakukan resusitasi yang adekuat
namun pasien belum menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
- Penolong telah terlalu lelah
- Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter
- Diketahui kemudian bahwa pasien berada dalam
penyakit terminal yang tidak dapat disembuhkan lagi
14. Semua tindakan resusitasi dokumentasi secara tertulis

1. Unit Terkait Rekam medis


SISTEM RUJUKAN IGD

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
STANDAR PROSEDUR 10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
OPERASIONAL

dr. Farida Widayati, M. Kes


NIP 196308161989032009

1. Pengertian Sistem rujukan adalah tata cara pengiriman pasien ke instalasi kesehatan
lain yang tidak dapat ditangani karena terbatas kemampuan atau fasilitas
rumah sakit atau atas dasar permintaan pasien/keluargamya sendiri.
Jenis rujukan adalah :
1.Rujukan alih rawat.
2.Rujukan pemeriksaan penunjang.
3.Rujukan spesimen pemeriksaan.
2. Tujuan Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan terbaik dan paripuna
kepada pasien sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana
yang dimiliki RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

3. Kebijakan - SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

4.Produser 1. Dokter jaga IGD memberikan informasi kepada pasien dan


keluarga bahwa pasien perlu di rujuk ke RS lain
2. Jika keluarga pasien menyetujui, maka dokter jaga IGD membuat
surat rujukan dengan melengkapi keterangan hasil
pemeriksaan,diagnosa sementara,dan terapi yang telah diberikan.
3. Surat rujukan harus ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa
pasien tersebut.
4. Informasikan terlebih dahulu kepada RS yang dituju melalui
SISRUTE atau telpon
5. Beritahukan kepada bagian transportasi ( Ambulance ) untuk
mempersiapkan kendaraan.
6. Siapkan peralatan yang dibutuhkan pasien selama dalam
perjalan.
7. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi dokter/perawat
IGD.
SISTEM RUJUKAN IGD

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 2/2

5. Prosedur 8. Apabila pasien/keluarganya menolok dirujuk,berikan dulu


penjelasan mengenai resiko yang mungkin terjadi.
Selanjutnya keputusan diserahkan kepada pasien/keluarganya
untuk tetap dirawat di RS Paru Dr. Ario Wirawan atau pulang
dengan terlebih dahulu mengisi dan menandatangani formulir
surat penolakan rujukan.

6.Unit Terkait 1. Ambulance


2. Rumah sakit/ Instansi Kesehatan lain
RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Merupakan pelimpahan kewenangan atau pengiriman pasien pada


instansi kesehatan/rumah sakit lain yang dianggap lebih mampu dalam
merawat pasien yang ada di IGD RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga

2. Tujuan - Setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan paripurna


sehubungan dengan keterbatasan sarana penunjang maupun tenaga
ahli atau permintaan keluarga
- Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pasien ke unit yang
lebih lengkap fasilitasnya.
- Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of
knowledge and skill) melalui pendidikan dan pelatihan.

3. Kebijakan SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
-
4.Prosedur 1. Dokter IGD Memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga bahwa alasan medis atau karena ketiadaan
tempat tidur maka pasien harus dirujuk.
2. Dokter IGD Melakukan konfirmasi dan memastikan
kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dituju
sebelum merujuk melalui SISRUTE dan atau telepon jika
memungkinkan
3. Dokter IGD Membuat surat rujukan dengan melengkapi
keterangan hasil pemeriksaan, diagnosa sementara, dan
terapi yang telah diberikan.
4. Perawat IGD Mencatat pada register dan membuat laporan
rujukan.
5. Sebelum dikirim, keadaan umum pasien sudah distabilkan
lebih dahulu dan stabilitas pasien dipertahankan selama
dalam perjalanan.
6. Perawat IGD Beritahukan kepada bagian transpotasi
(ambulance) untuk mempersiapkan kendaraan dan surat
tugas
7. Siapkan peralatan yang diperlukan pasien selama dalam
perjalanan misalnya oksigen, suction dan lain-lain
RUJUKAN MEDIK/ALIH RAWAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

2/2

5. Prosedur 8. Pasien yang kondisinya gawat harus didampingi oleh


perawat IGD dan atau Dokter IGD (sesuai kondisi SDM
yg jaga)

6.Unit Terkait 1. Ambulance


2. Rumah Sakit/Instansi Kesehatan lainnya
PEMULANGAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

1. Pengertian Pasein dinyatakan boleh pulang oleh dokter jaga IGD

2. Tujuan Sebagai acuan pemulangan pasien


3. Kebijakan SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

4. Prosedur 1. Dokter jaga IGD memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
bahwa pasien boleh pulang, perawatan pasien dirumah dan rencana
tindak lanjut
2. Untuk pasien meninggal, Perawat IGD melakukan perawatan jenazah
dan menyiapkan administrasi pasien pulang
3. Perawat IGD Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan kartu
kontrol dan resep obat
4. Petugas kasir IGD menyelesaikan biaya administrasi pasien pulang
5. Petugas kasir IGD menginformasikan kepada Perawat IGD bahwa
administrasi pasien sudah selesai
6. Pasien diperbolehkan pulang
5.Unit Terkait 1. Instalasi Rekam Medis
2. Administrasi IGD
RESPON TIME

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


B 1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur Utama
10 Oktober 2021 RS. Paru Dr. Ario Wirawan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Farida Widayati, M. Kes


NIP 196308161989032009

1. Pengertian Kesigapan dalam memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.


2. Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan dan tempat pelayanan medik
penderita.
3. Kebijakan SK Direktur Nomor: UK.02.10/II/2948/2016

4. Prosedur 1. Penderita datang diterima perawat atau Dokter IGD


2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya berdasarkan
ESI oleh paramedis yang terlatih / dokter.
3. Penderita dibedakan menurut kegawatannya ESI 1-5
4. Pasien dengan ESI 1 waktu respon time 1-5 menit,ESI 2 waktu
respon time 1-30 menit, ESI 3-5 waktu respon time 1 – 60 menit
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan ESI 1, 2,
3,4, 5
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan ESI 4 dan ESI 5 dianjurkan
ke poli rawat jalan sesuai dengan kasus pasien ( sakitnya pasien ).
5. Unit Terkait 1. Rekam Medis
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DOKTER JAGA RUANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

B 17/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan


10 Oktober 2021 Direktur Utama
STANDAR RS. Paru Dr. Ario Wirawan
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Farida Widayati, M. Kes
NIP 196308161989032009

PENGERTIAN Dokter Jaga Ruangan adalah seorang dokter umum yang masih aktif yang
ditetapkan oleh surat perintah Direktur Rumah Sakit dan bertanggung jawab
dalam pelayanan Medis di tempat tugasnya yaitu Ruangan Rawat Inap dan
Intensive Care Unit. Dokter jaga ruangan bertanggung jawab kepada dokter
ruangan atau dokter kepala unit rawat inap.

TUJUAN Terlaksananya pelayanan medis di seluruh Ruang Rawat Inap, Ruang ICU secara
tertib, baik dan benar sesuai standar pelayanan medis di RS Paru Dr. Ario
Wirawan Salatiga.

KEBIJAKAN SK Kemenkes RI No. 856/Menkes/SK IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit

PROSEDUR Tugas dan tanggung jawab Dokter Jaga ruangan :

1. Dokter jaga ruangan menginformasikan ke bangsal dan ICU bahwa


dokter tersebut adalah dokter yang bertugas jaga.
2. Dokter jaga ruangan mengecek ketersediaan obat emergensi serta
kelengkapan alat resusitasi kepada perawat jaga via telephon.
3. Dokter jaga menanyakan apakah ada pasien yang membutuhkan
pengawasan tertentu.
4. Memonitor seluruh pasien rawat inap yang gawat atau memerlukan
perhatian.
5. Melaporkan pasien yang perlu perhatian kepada Dokter Penanggung
Jawab Pasien ( DPJP ).
6. Memperhatikan dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien ( DPJP ).
7. Dapat memberikan pengobatan simptomatik dan live saving kepada
pasien yang memerlukan penanganan darurat sebelum Dokter
Penanggung Jawab Pasien ( DPJP ) datang.
8. Melakukan visite pasien rawat inap setiap kali tugas jaga terutama
mengawasi pasien – pasien yang perlu perhatian dan mengisi status
perkembangan rawat inap pasien.
9. Membuat buku laporan dalam buku laporan jaga yang memuat :
 Pasien yang memerlukan perhatian
 Pasien yang meninggal,dll
10. Melakukan serah terima dengan dokter jaga pengganti pada waktu
pertukaran shift jaga.
11. Membuat surat kematian dan surat rujukan pasien rawat inap jika
dibutuhkan
12. Mencatat segala tindakan / terapi yang diberikan didalam status pasien.
13. Berkewajiban aktif didalam pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
oleh RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.
UNIT TERKAIT Komite Medik
Bidang Medik dan Keperawatan
Bagian Keperawatan
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap
ICU

Anda mungkin juga menyukai