SKRIPSI
Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2019
i
MOTTO
- Lail -
iv
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan tugas akhir ini tentu tidak lepas dari bantuan,
bimbingan dan dukungan serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah rabb semesta alam, dan ucapan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua terutama Ayah yang telah berusaha menafkahi keluarga
hingga akhir hayatnya dan juga Ibu yang terus mendukung setiap langkah
penulis dan seluruh keluarga yang selalu membantu segala kekurangan.
2. Saudara Juna Selaku karyawan Bandara Tanjung Api Ampana yang telah
membantu proses pengambilan data.
3. Bapak R. Nur Akhmad Triwibowo, S.T., M.eng. dan Bapak Benedictus
Mardwianta, S.T., M.T. Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan tugas
akhir.
4. Bapak Dedet Hermawan, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberi masukan akademis selama perkuliahaan.
5. Seluruh Dosen Departemen Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu serta
motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam proses penyusunan tugas akhir ini dan selalu
memberikan motivasi dalam kehidupan.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan dalam penyusunan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan agar selanjutnya menjadi lebih
baik lagi. Mungkin saran dan kritik dapat disampaikan melalui e-mail
lailgete@gmail.com atau dapat berkunjung ke Instagram @il.lail. Akhir kata
penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
ingin menambah ilmu tentang perhitungan beban pendinginan (cooling load).
Yogyakarta,
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..…i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..…….ii
HALAMAN PERNYATAAN...…………………………………….……..…….iii
MOTTO………………………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………..…..v
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi
DAFTAR SIMBOL……………………………………………………………..xii
ABSTRAK……………………………………………………………………...xiii
ABSTRACT.…………………………………………………………………….xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1. Latar belakang………………………………………………………………...1
1.2. Rumusan masalah……………………………………………………………..2
1.3. Batasan masalah……………………………………………………………….2
1.4. Tujuan Penelitian……………………………………………………………...2
1.5. Manfaat penelitian…………………………………………………………….3
1.6. Sistematika penulisan…………………………………………………………3
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………….4
2.1. Kajian pustaka………………………………………………………………...4
2.2. Landasan teori…………………………………………………………………5
2.2.1. Pengertian pengkondisian udara………………………………………..5
2.3. Pengertian kalor……………………………………………………………….6
2.3.1. Penggunaan kalor………………………………………………………8
2.3.2. Macam-macam beban pendinginan…………………………………….8
2.3.3. Proses perpindahan panas………………………………………………8
2.4. Perhitungan beban pendinginan (cooling load) dengan mtode CLTD………...9
vii
2.4.1. Beban pendinginan melalui dinding……………………………………9
2.4.2. Beban pendinginan melalui atap………………………………………11
2.4.3. Beban pendinginan dari kaca………………………………………….11
2.4.4. Beban pendinginan dari pergantian udara (Ventilasi dan Inviltrasi)….12
2.4.5. Beban pendingnan tambahan………………………………………….14
2.5. Hipotesa……………………………………………………………………...16
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..17
3.1. Diagram alir penelitian………………………………………………………17
3.2. Objek Penelitian perhitungan cooling load………………………………….18
3.3. Metode pengumpulan data…………………………………………………...18
3.4. Alat penunjang……………………………………………………………….19
3.5. Waktu dan biaya penelitian…………………………………………………..20
3.5.1. Tempat penelitian……………………………………………………..20
3.5.2. Waktu penelitian………………………………………………………20
3.5.3. Jadwal penelitian……………………………………………………...20
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………….21
4.1. Beban pendinginan (cooling load) Bandar Udara Tanjung Api Ampna……...21
4.1.1. Dinding………………………………………………………………..21
4.1.2. Kaca…………………………………………………………………...22
4.1.3. Atap dan langit-langit…………………………………………………23
4.1.4. Penerangan……………………………………………………………23
4.2. Perhitungan beban pendinginan ruangan…………………………………….24
4.2.1. Hall keberangkatan……………………………………………………24
4.2.2. Hall kedatangan……………………………………………………….31
4.2.3. Ruang tunggu steril……………………………………………………38
4.2.4. Hall tunngu keberangkatan……………………………………………47
4.3. Analisa hasil perhitungan beban pendnginan dengan kapasitas AC yang…..55
BAB V PENUTUP……………………………………………………………....57
viii
5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………..57
5.2. Saran…………………………………………………………………………57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel 2.1. Shading coefficient glass sebagai nilai U…………………...12
Tabel 2.2. Pergatian Udara………………………………………………………..13
Tabel 2.3. Kalor dari manusia…………………………………………………….15
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian……………………………………………………...20
Tabel 4.1. Total Kalor Ruangan Hall Keberangkatan…………………………….31
Tabel 4.2. Total Kalor Hall Kedatangan………………………………………….38
Tabel 4.3. Total Kalor Ruang Tunggu Steril……………………………………...46
Tabel 4.4. Total Kalor Hall Tunggu Keberangkatan……………………………...55
Tabel 4.5. Analisa perhitungan beban pendingin dengan beban terpasang………55
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SIMBOL
xii
Perhitungan Beban Pendinginan Sistem Tata Udara Terminal Bandar Udara
Tanjung Api Ampana Sulawesi Tengah
Ditulis oleh:
Abd Lail Syafrudin
NIM: 14040043
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kembali beban
pendinginan pada Terminal Bandar Udara Tanjung Api Ampana Sulawesi Tengah
yang diharapkan dapat memberikan panduan mengenai sistem tata udara. Penelitian
dilakukan pada ruangan utama Terminal yang berada di lantai atas dan bawah.
Perhitungan beban pendinginan yang dilakukan dengan metode CLTD (Cooling
Load Temperature Difference) berdasarkan ASHRAE Handbook of Fundamentals
dan menggunakan data primer yang ada pada setiap ruangan yang meliputi beban
panas dari luar dan dari dalam.
Hasil yang didapatkan dari penelitian secara teoritis diperoleh total beban
pendinginan maksimum seluruh ruangan pada posisi puncak sebesar 683606.16
Btu/hr atau setara dengan 77 PK. Sementara kapasitas pengkondisian AC yang
terpasang adalah 270000 Btu/hr atau setara dengan 30 PK, dan diperoleh perbedaan
yang cukup besar yang disebabkan oleh pemasangan mesin pendingin udara yang
tidak memperhatikan faktor peningkatan beban pendinginan baik di dalam maupun
di luar sehingga mengakibatkan tidak mencapai suhu optimal yang diinginkan.
Kata kunci: beban pendinginan, sistem tata udara, metode CLTD, bandar udara
tanjung api ampana
xiii
Cooling Load Calculation of Air Conditioning System Tanjung Api Ampana
Sulawesi Tengah Airport Terminal
Written by:
Abd Lail Syafrudin
NIM: 14040043
Supervisor 1 : R. Nur Akhmad Tiwibowo, S.T., M.Eng
Supervisor 2 : Benedictus Mardwianta, S.T., M.T.
ABSTRACT
This study aims to recalculate the cooling load at the Tanjung Api Ampana
Airport Terminal in Central Sulawesi which is expected to provide guidance
regarding the air conditioning system. The study was conducted in the main room
of the terminal located on the upper and lower floors. Cooling load calculation was
done by CLTD (Cooling Load Temperature Difference) method based on the
ASHRAE Handbook of Fundamentals and used primary data in each room which
included heat loads from outside and from inside.
The results obtained from the theoretical study were the total maximum
cooling load of the entire room at the peak position was 683606.16 Btu/hour or
equivalent to 77 PK. While the installed capacity of the air conditioner is 270000
Btu/hour or equivalent to 30 PK, and obtained a large enough difference caused by
the installation of air conditioning machines that do not pay attention to the factors
increasing the cooling load both inside and outside so the result does not achieve
the desired optimum temperature.
Keywords: cooling load, air conditioning system, CLTD method, tanjung api
ampana airport
Approved by
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang tepat guna agar memberikan kenyamanan bagi orang yang berada didalam
ruangan tersebut.
a. Menghitung beban pendinginan (Cooling Load) pada ruang utama seperti hall
keberangkatan, hall kedatangan, ruang tunggu steril, dan hall tunggu
keberangkatan pada terminal Bandar Udara Tanjung Api Ampana.
b. Dalam penelitian ini perhitungan beban pendinginanan (Cooling Load) dengan
metode CLTD.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui beban
total pendinginan yang dibutuhkan pada ruang utama Terminal Bandar Udara
Tanjung Api Ampana, agar diperoleh kebutuhan AC (Air Conditioner) yang efektif
dan mencapai suhu optimum yang di inginkan untuk menunjang kenyamanan calon
penumpang, penumpang dan aktivitas karyawan bandara.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Pada bab ini berisi tentang pembahasan mengenai
dasar teori yang melandasi penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN, Bab ini besrisi tentang langkah-langkah dalam
penelitian dan metode yang digunakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Pada bab ini berisi tentang
data penelitian dan pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Bab ini berisi tentang kesimpulan dan
saran mengenai hasil dari penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sentral ini mungkin terdiri dari satu atau lebih mesin pendingin air (water-chiling
plants) dan mesin pemanas air yang diletakan didalam suatu ruangan mesin.
Banyak faktor yang dapat menghasilkan kalor yang nantinya akan menjadi
beban kalor atau cooling load, misalnya :
a. Panas (kalor) secara radiasi dan konveksi dari luar ruangan yang akan
terkonduksi pada dinding ruangan, yang mana panas itu akan masuk keruangan
walaupun nilai panas akan berkurang akibat adanya hambatan (konduktivitas
thermal) dari bahan dinding.
b. Panas dari pergantian udara (ventilasi dan infiltrasi), ventilasi adalah
pergantian udara ruangan yang telah digunakan dengan udara segar dengan
bantuan alat pengkondisian udara (AC). Sementara infiltrasi terjadi akibat
udara luar yang masuk kedalam ruanagan secara ridak sengaja melalui celah
jendela dan pintu yang mana hal ini mempengaruhi beda tekanan dan suhu
udara ruangan dengan luar ruanagan.
7
c. Panas dari manusia. Manusia tiap waktu akan menghasilkan panas tubuh, dan
panas yang dihasilkan biasanya dipengaruhi akibat aktifitas yang dilakukan
manusia.
d. Panas dari alat-alat elektronik. Alat elektronik akan menggunakan energi
listrik yang akan di konversi menjadi energi lainnya, dan pada saat terjadinya
proses konversi energi, akan menghasilkan energi panas yang teradiasi dan
terkonveksi kedalam ruangan.
Perpindahan kalor pada suatu zat terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi
dan radiasi. Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui
suatu zat yang sama tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Contoh:
besi yang dipanaskan. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui media gas atau
cairan, sebagai contoh udara di dalam lemari es dan air yang dipanaskan di dalam
cerek. Radiasi adalah perpindahan kalor dari suatu bagian yang lebih tinggi suhunya
ke bagian lain yang lebih rendah suhunya tanpa melalui zat perantara, contohnya:
cahaya matahari, panas lampu dan tungku api, (Modul PLPG Teknik Pendingin,
2013).
suhu (Temperature Gradient) maka akan terjadi perpindahan energi dari bagian
bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah (J.P Holman, 1986).
Beban panas pada dinding timbul akibat adanya konduksi panas dari
matahari yang mengenai permukaan luar dinding dan merambat menuju bagian
10
dalam dinding secara konduksi, dan dilanjutkan dengan radiasi serta konveksi
kedalam ruangan.
Bila dinding terdiri dari beberapa lapis bahan, maka rumus mencari koefisien
perpindahan panas bahan adalah, (Modul PLPG Teknik Pendinginan, 2013) :
𝟏
U= 𝟏 𝐱 𝐱 𝟏 (2.1)
+ + +⋯
𝐟𝟏 𝐤𝟏 𝐤𝟐 𝐟𝐝
Keterangan,
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (Btu/hr.ft.°F)
x = Tebal bahan (ft)
k = Konduktifitas panas (Btu/hr.ft.°F)
f1 = Konduktifitas thermal permukaan sisi luar
fd = Konduktifitas thermal permukaan dalam
Namun bila dinding terbuat dari satu jenis lapisan saja, maka U = C rumusnya
adalah,
𝐤
C= (2.2)
𝐱
Sumber: (Modul PLPG Teknik Pendingin, 2013)
Keterangan,
x = Tebal bahan (ft)
k = Konduktifitas panas (Btu/hr.ft.°F)
C = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (Btu/hr.ft.°F)
Q = A × U × ΔT (2.3)
Sumber : (ASHRAE Fundamentals Handbook, 1997)
Keterangan,
Q = Beban kalor yang dihasilkan dari dinding (BTU/hr)
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (Btu/hr.ft.°F)
11
Q = A × U × ΔT (2.4)
Sumber : (ASHRAE Fundamentals Handbook, 1997)
Keterangan,
Q = Beban kalor yang dihasilkan dari atap (Btu/hr)
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (Btu/hr.ft.°F)
A = Luas perpindahan panas (ft2)
ΔT = Perbedaan temperatur (°F)
Q = A × U × ΔT (2.5)
Sumber: (ASHRAE Fundamentals Handbook, 1997)
Keterangan,
Q = Beban kalor yang dihasilkan dari kaca (Btu/hr)
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (Btu/hr.ft.°F)
A = Luas perpindahan panas (ft2)
CLTDcorr= Koreksi Cooling Load Temperature Difference kaca (°F)
12
𝒑𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
CFM = volume ruangan × (2.6)
𝟔𝟎
Sumber : (TRANE, Cooling Load And Heating Load Estimation,2011)
Keterangan,
CFM = Aliran udara (ft3/minute)
Volume ruangan = Besar volume ruangan (ft3)
Pergantian udara = Jumlah pergantian udara yang diinginkan.
Setelah mendapat nilai CFM dari ruangan tersebut, maka kita akan
mencari besar kalor laten dalam ruangan tersebut dengan menggunakan factor
humidity atau kelembaban udara serta mengguakan diagram Psikometrik.
Sehingga kita dapat mencari besar kalor laten dengan menggunakan
persamaan.
13
Keterangan,
Ql = Kalor latent udara (Btu/hr)
CFM = Aliran udara (ft3/min)
0.7 = Faktor kali beban panas laten (Btu.min/hr.ft3.°F)
ΔꞶ = Perbedaan rasio kelembaban udara (grain water/lb dry air)
Untuk menentukan harga ΔꞶ dapat ditemukan pada diagram Psikometrik.
Kalor Sensibel
Kalor Sensibel adalah panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan
ataupun penurunan temperature, tetapi phasa (wujud) tidak berubah. Kalor
Sensible dapat dihitung dengan persamaan :
Keterangan,
Qsensibel = Kalor sensible udara (Btu/hr)
CFM = Aliran udara (ft3/min)
1.085 = Faktor kali panas sensible (Btu.min/hr.ft3.°F)
ΔT = Perbedaan temperatur (°F)
Setelah besar kalor laten dan besar kalor sensible diketahui, maka kita
bisa mencari besar kalor udara total dari hasil penjumlahan kalor laten dan
kalor sensible.
Keterangan,
Qlaten = Besar kalor laten udara
Qsensibel = Besar kalor sensible udara
2.4.5. Beban Pendinginan Tambahan
Keterangan,
Nm = Jumlah manusia yang ada pada ruangan
Nilai dari kalor sensible dan kalor laten dijumlahkan agar didapatkan
total beban panas yang dihasilkan dari aktifitas manusia.
2.5. Hipotesa
Setelah melihat bebrbagai referensi dan tinajuan pustaka, maka
perhitungan kalor yang ditimbulkan dari sebuah ruangan dapat ditinjau dari beberpa
hal :
1. Dengan menghitung kalor ruangan pada Terminal Bandar Udara Tanjung Api
Ampana, maka akan didapatkan kapasitas beban mesin pengkondisian udara
(AC) yang efektif sesuai kebutuhan ruangan tersebut dan akan diperoleh suhu
nyaman optimum karena manggunakan mesin AC yang sesuai.
2. Perhitungan yang dilakukan dengan metode CLTD akan diperoleh kelembaban
udara sesuai dengan dengan kebutuhan ruangan sehingga partikel-partikel udara
didalam ruangan tetap terjaga.
3. Kapasitas mesin pengkondisian udara (AC) yang akan digunakan pada setiap
ruangan akan sesuai karena berdasarkan total kalor yang di bebankan.
4. Umur penggunaan mesin pengkondisian udara akan lebih lama, karena
komponen mesin tidak bekerja dengan sangat berat karena sesuai dengan
kebutuhan ruangan yang memberikan suhu nyaman optimal.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
MULAI
Persiapan Alat
Kesimpulan
Selesai
18
pada ruangan. Selain metode deskriptif, juga diperlukan metode literature untuk
mengetahui sumber data lain seperti niali kalor dari manusia berdasarkan kegiatan
yang dilakukan dalam ruangan dan materi lain yang dapat melengkapi data
penelitian beban pendinginan pada Terminal Bandar Udara Tanjung Api Ampana,
Sulawesi Tengah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Beban Pendinginan (Cooling Load) Bandar Udara Tanjung Api Ampana
Gedung yang dikondisikan berlokasi di Ampana, Kabupaten Tojo Una-
Una, Sulawesi Tengah. Bangunan yang akan dikondisikan adalah gedung Terminal
Bandar Udara Tanjung Api Ampana. Secara keseluruhan Terminal Bandara
beroperasi dari pukul 8.00 – 16.00, dan waktu sibuk untuk saat ini adalah pada
pukul 10.00 – 14.00. Perhitungan yang dilakukan yaitu dengan asumsi semua
faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan beban pendingninan pada ruangan
dalam keadaan aktif (Penerangan, Penghuni Ruangan, Peralatan Elektronik) agar
memperolah beban puncak dari sistem Pengkondisian Udara. Pada bab ini akan
dilakukan analisa dari beban pendinginan yang dibutuhakan pada gedung Terminal
dengan data-data yang telah didapatkan dan semua jenis bahan konstruksi dinding,
kaca, atap di asumsikan sama pada setiap ruangan yang akan dikondisikan.
4.1.1. Dinding
Konstruksi dinding Beton dan dinding Gypsum pada gedung Terminal
di ilustrasikan sebagai berikut,
4.1.4. Penerangan
Berdasarkan analisa di gedung Terminal, bahwa jenis penerangan yang
digunakan adalah lampu Fluorescent dengan variasi daya 18 watt dan 11 Watt
dengan Ilustrasi bentuk seperti berikut,
d) Penghuni Ruangan
Pada data jumlah penghuni ruangan di asumsikan pada angka tertinggi
yaitu penumpang dewasa pria dengan jenis kegiatan standing, light work;
walking. sehingga kalor sensibel dan kalor laten adalah sebagai berikut :
Petugas terminal = 7 orang
Calon penumpang = 72 orang
Kalor sensibel = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
e) Penerangan
Jenis lampu yang digunakan pada ruang Hall Keberangkatan adalah
Fluorescent dengan daya dan jumlah sebagai berikut :
18 watt = 90 buah
11 watt = 21 buah
PERHITUNGAN KALOR
1) Kalor melalui atap
Perhitungan kalor melalui atap pada ruangan ini tidak dilakukan karena
posisi ruangan berada dilantai bawah sehingga beban pendinginannya
ditanggung oleh ruangan yang ada dilantai atas.
Maka kalor melalui atap di asumsikan = 0 Btu/hr
2) Kalor melalui dinding
Diketahui :
Plester, cement, and Sand :
(x) tebal = 0.0656 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.43 Btu/h.ft.°F
Brick, Building :
(x) Tebal = 0.3280 ft
(k) Konduktivitas thermal = 0.4 Btu/h.ft. °F
(fd) Konduktivitas thermal permukaan dalam = 1.65 Btu/h.ft2.°F
(f1) Konduktivitas thermal permukaan luar = 4.00 Btu/h.ft2.°F
(A) Luas dinding utara – luas pintu utara = 429.17 ft2
27
1
U= 1 0.0656 ft 0.3280 ft 0.0656 ft 1
Btu 2 + Btu + Btu + Btu + Btu 2
4.00 .ft .°F 0.43 .ft.°F 0.4 .ft.°F 0.43 .ft.°F 1.65 .ft .°F
h h h h h
1
U=
1.9811 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.5 Btu/h.ft2.°F
Nilai T1 diasumsikan sama dengan suhu maksimal luar, selanjutnya
adalah menghitung nilai kalor dinding dengan menggunakan persamaan 2.3.
Maka kalor dinding Beton utara,
Q = A × U × ΔT
Q = 429.17 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 4635 Btu/hr
3) Kalor melalui kaca
Kaca yang berada pada sebelah barat dan selatan ruangan Hall
Keberangkatan berfungsi sebagai dinding dan untuk menghitung kalor
menggunakan persamaan 2.5.
Dimana diketahui :
(A) Luas dinding kaca barat = 979.24 ft2
(A) Luas dinding kaca selatan = 451.96 ft2
(A) Luas pintu kaca utara = 22.79 ft2
(U) Koefisien thermal = 0.85 Btu/h.ft2.°F (tabel 2.1)
28
𝒑𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
CFM = volume ruangan × 𝟔𝟎
Maka,
1.0
CFM = 68210.94 ft3× 60
= 1138.84 ft3/min
Nilai kalor sensible dan laten udara dapat diketahui dengan persamaan :
Qsensibel = CFM × 1.085 × ΔT
Qlaten = CFM × 0.7 × ΔꞶ
Dimana,
CFM = Aliran udara (ft3/min)
1,085 = Faktor kali panas sensible (Btu.min/hr.ft3.°F)
ΔT = Perbedaan temperatur (°F)
0.7 = faktor kali beban panas laten (Btu.min/hr.ft3.°F)
ΔꞶ = Perbedaan rasio kelembaban udara (grain water/lb dry air)
Sehingga,
Qsensibel = 1138.84 × 1.085 × 12.6
= 15569 Btu/hr
Qlaten = 1138.84 × 0.7 × 63
= 50222.84 Btu/hr
Qtotal = Qsensibel + Qlaten
= 15569 Btu/hr + 50222.84 Btu/hr
= 65791.84 Btu/hr
31
L = 42.65 ft
T = 11.48 ft
A = 489.62 ft2
Pintu Utara (Kaca)
L = 2.78 ft
T = 8.2 ft
A = 22.79 ft2
Dinding Timur (Kaca)
L = 68.89 ft
T = 11.48 ft
A = 790.85 ft2
Dinding Selatan (Kaca)
L = 45.93 ft
T = 11.48 ft
A = 527.27 ft2
d) Penghuni ruangan
Pada data jumlah penghuni ruangan di asumsikan pada angka tertinggi
yaitu penumpang dewasa pria dengan jenis kegiatan standing, light work;
walking. sehingga kalor sensibel dan kalor laten adalah sebagai berikut :
Petugas terminal = 8 orang
Calon penumpang = 72 orang
Kalor sensible = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
e) Penerangan
Jenis lampu yang digunakan pada ruang Hall Kedatangan adalah
Fluorescent dengan daya dan jumlah sebagai berikut :
18 watt = 40 buah
11 watt = 20 buah
34
PERHITUNGAN KALOR
1) Kalor melalui atap
Perhitungan kalor melalui atap pada ruangan ini tidak dilakukan karena
posisi ruangan berada dilantai bawah sehingga beban pendinginannya
ditanggung oleh ruangan yang ada dilantai atas.
Maka kalor melalui atap di asumsikan = 0 Btu/hr
2) Kalor mealui dinding
Diketahui :
Plester, cement, and Sand :
(x) tebal = 0.0656 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.43 Btu/h.ft.°F
Brick, Building :
(x) Tebal = 0.3280 ft
(k) Konduktivitas thermal = 0.4 Btu/h.ft. °F
(fd) Konduktivitas thermal permukaan dalam = 4.00 Btu/h.ft2.°F
(f1) Konduktivitas thermal permukaan luar = 1.65 Btu/h.ft2.°F
(A) Luas dinding utara – Luas pintu utara = 466.83 ft2
(T1) Temperatur luar dinding = 93.2 °F
(T2) Temperatur perancangan = 71.6 °F
(ΔT) T1 – T2 = 21.6 °F
Pada ruangan Hall Keberangkatan dinding jenis Beton dengan
keterangan seperti di atas yang mana memiliki 3 lapisan yaitu Plester, Brick,
dan Plester. Temperatur luar dinding di asumsikan sama dengan temperatur
maksimal luar. Kemudian untuk mengetahui nilai U (Koefisien Thermal) dari
lapisan dinding yaitu menggunakan persamaan berikut :
𝟏
U= 𝟏 𝒙 𝒙 𝟏
+ + +⋯𝒇𝒅
𝒇𝟏 𝒌 𝒌
1
U= 1 0.0656 ft 0.3280 ft 0.0656 ft 1
Btu 2 + Btu + Btu + Btu + Btu 2
4.00 .ft .°F 0.43 .ft.°F 0.4 .ft.°F 0.43 .ft.°F 1.65 .ft .°F
h h h h h
35
1
U=
1.9811 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.5 Btu/h.ft2.°F
Nilai T1 diasumsikan sama dengan suhu maksimal luar, selanjutnya
adalah menghitung nilai kalor dinding dengan menggunakan persamaan 2.3.
Maka kalor dinding Beton utara,
Q = A × U × ΔT
Q = 466.83 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 5041.76 Btu/hr
3) Kalor melalui kaca
Kaca yang berada pada sebelah timur dan selatan ruangan Hall
Kedatangan difungsikan sebagai dinding, dan untuk menghitung nilai kalor
kaca menggunakan persamaan 2.5.
Dimana diketahui :
(A) Luas dinding kaca timur = 790.85 ft2
(A) Luas dinding kaca selatan = 527.27 ft2
(A) Luas pintu kaca utara = 22.79 ft2
(U) Koefisien thermal = 0.85 Btu/h.ft2.°F (tabel 2.1)
(T1) Temperatur luar kaca = 93.2 °F
(T2) Temperatur perancangan = 71.6 °F
Maka kalor dinding kaca timur,
Q = A × U × ΔT
Q = 790.85 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F× 21.6 °F
= 14520 Btu/hr
Maka kalor dinding kaca selatan,
Q = A × U × ΔT
Q = 527.27 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F× 21.6 °F
= 9680.67 Btu/hr
Maka kalor pintu kaca utara,
Q = A × U × CLTDcorr
Q = 22.79 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F× 21.6 °F
36
= 418.42 Btu/hr
Qtotal = Qkaca timur + Qkaca selatan + Qkaca utara
= 14520 Btu/hr + 9680.67 Btu/hr + 418.42 Btu/hr
= 24619 Btu/hr
4) Kalor dari nyala lampu
Seperti diketahui bahwa jenis lampu yang digunakan adalah
Fluorescent dengan variasi 11 dan 18 watt dengan total daya sebagai berikut :
Nl = (11 watt x 20) + (18 watt x 40)
= 940 watt
Dengan persamaan :
Qlamp = Nl × 1.2 × 3.41
Maka,
Qlamp = 940 × 1.2 × 3.41
= 3846.48 Btu/hr
5) Kalor dari aktivitas manusia
Diketahui :
Jumlah manusia pada ruangan = 80 orang
Kalor sensible = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
Dengan persamaan :
Qsensibel = Nm × Qsensibel dari tabel
Qlaten = Nm × laten dari tabel
Maka,
Qsensibel = 80 × 250 Btu/hr
Qlaten = 80 × 200 Btu/hr
Qtotal = Qsensibel + Qlaten
= 20000 Btu/hr +16000 Btu/hr
= 36000 Btu/hr
6) Kalor dari pergantian udara (ventilasi dan infiltrasi)
Diketahui :
(ΔT) Perbedaan temperatur = 12.6 °F
37
Maka,
1.0
CFM = 55921.26 ft3×
60
= 932 ft3/min
Nilai kalor sensible dan laten udara dapat diketahui dengan persamaan :
Qsensibel = CFM × 1.085 × ΔT
Qlaten = CFM × 0.7 × ΔꞶ
Sehingga,
Qsensibel = 932 × 1.085 × 12.6
= 12741.37 Btu/hr
Qlaten = 932 × 0.7 × 77
= 50234.8 Btu/hr
Qtotal = Qsensibel + Qlaten
= 12741.37 Btu/hr + 50234.8 Btu/hr
= 62976.17 Btu/hr
38
No Cooling Load Q
(Btu/hr)
1 Atap 0
2 Dinding Beton 5041.76
3 Kaca 24619
4 Lampu 3846.48
5 Aktivitas Manusia 36000
6 Pergantian udara (sensible dan laten) 62976.17
Qtotal = 132483.41
T = 11.48 ft
A = 489.62 ft2
Kaca jendela Timur
L = 8.2 ft
T = 4.92 ft
A = 40.34 ft2
N =4
Dinding Utara (Beton)
L = 14.43 ft
T = 11.48 ft
A = 165.65 ft2
Kaca jendela Utara
L = 8.2 ft
T = 4.92 ft
A = 40.34 ft2
Dinding Timur (Kaca)
L = 52.49 ft
T = 11.48 ft
A = 602.58 ft2
Dinding Utara (Kaca)
P = 64.3ft
T = 11.48 ft
A = 738.164 ft2
d) Penghuni ruangan
Pada data jumlah penghuni ruangan di asumsikan pada angka tertinggi
yaitu penumpang dewasa pria dengan jenis kegiatan standing, light work;
walking. sehingga kalor sensibel dan kalor laten adalah sebagai berikut :
Petugas terminal = 7 orang
Calon penumpang = 72 orang
Kalor sensible = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
41
e) Penerangan
Jenis lampu yang digunakan pada ruang Tunggu Steril adalah
Fluorescent dengan daya dan jumlah sebagai berikut :
18 watt = 46 buah
11 watt = 20 buah
PERHITUNGAN KALOR
1) Kalor melalui atap
Pada ruang Tunggu Steril menggunakan atap Zinc dan penyekat
Gypsum dengan frame Baja. Material tersebut mempengaruhi nilai U
(Koefisien Thermal) oleh karena itu perlu diketahui nilai U dari lapisan atap
tersebut dengan menggunakan persamaan berikut :
𝟏
U= 𝟏 𝒙 𝒙 𝟏
+ + +⋯
𝒇𝟏 𝒌 𝒌 𝒇𝒅
Dimana diketahui :
Zinc,
(x) tebal = 0.0016 ft
(k) konduktivitas thermal (110 W/m.K) = 63.59 Btu/hr.ft.°F
(f1) konduktivitas thermal permukaan luar = 4.00 Btu/hr.ft.°F
Frame Baja,
(x) tebal = 0.0024 ft
(k) konduktivitas thermal (50 W/m.K) = 28.90 Btu/hr.ft.°F
Gypsum,
(x) tebal = 0.0295 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.25 Btu/hr.ft.°F
(fd) konduktivitas thermal permukaan dalam = 1.20 Btu/hr.ft.°F
Maka,
42
1
U= 1 0.0016 ft 0.0024 ft 0.0295 ft 1
Btu + Btu + Btu + Btu + Btu
4.00 .ft.°F 63.59 .ft.°F 28.90 .ft.°F 0.25 .ft.°F 1.20 .ft.°F
hr hr hr hr hr
1
U=
1.2 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.83 Btu/h.ft2.°F
Nilai luas (A) atap di asumsikan sama dengan nilai luas ruangan dan T1
sama dengan suhu maksimal luar. Untuk menghitung nilai kalor dari atap
adalah dengan persamaan 2.4.
Maka,
Q = A × U × ΔT
Q = 5849.91 ft2 × 0.83 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 104877.18 Btu/hr
2) Kalor melalui dinding
Diketahui :
Plester, cement, and Sand :
(x) tebal = 0.0656 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.43 Btu/h.ft.°F
Brick, Building :
(x) Tebal = 0.3280 ft
(k) Konduktivitas thermal = 0.4 Btu/h.ft. °F
(fd) Konduktivitas thermal permukaan dalam = 4.00 Btu/h.ft2.°F
(f1) Konduktivitas thermal permukaan luar = 1.65 Btu/h.ft2.°F
(A) Luas dinding timur – luas jendela = 328.26 ft2
(A) Luas dinding utara – luas jendela = 125.31 ft2
(T1) Temperatur luar dinding = 93.2 °F
(T2) Temperatur perancangan = 71.6 °F
(ΔT) T1 – T2 = 21.6 °F
1
U= 1 0.0656 ft 0.3280 ft 0.0656 ft 1
Btu 2 + Btu + Btu + Btu + Btu 2
4.00 .ft .°F 0.43 .ft.°F 0.4 .ft.°F 0.43 .ft.°F 1.65 .ft .°F
h h h h h
1
U=
1.9811 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.5 Btu/h.ft2.°F
Nilai T1 diasumsikan sama dengan suhu maksimal luar, selanjutnya
adalah menghitung nilai kalor dinding dengan menggunakan persamaan 2.3.
Maka kalor dinding Beton timur,
Q = A × U × ΔT
Q = 328.26 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 3545.2 Btu/hr
Kalor dinding beton utara,
Q = A × U × ΔT
Q = 125.31 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 1353.34 Btu/hr
Qtotal = Qdinding timur + Qdinding utara
Qtotal = 3545.2 Btu/hr + 1353.34 Btu/hr
= 4898.54 Btu/hr
3) Kalor melalui kaca
Kaca pada ruang Tunggu Steril berfungsi sebagai dinding dan jendela.
Untuk menghitung kalor dari kaca menggunakan persamaan 2.5.
Dimana diketahui :
(A) Luas dinding kaca timur = 602.58 ft2
(A) Luas jendela kaca timur = 40.34 ft2
(A) Luas dinding kaca utara = 738.164 ft2
(A) Luas jendela kaca utara = 40.34 ft2
44
Dengan persamaan :
Qlamp = Nl × 1.2 × 3.41
Maka,
Qlamp = 1048 × 1.2 × 3.41
= 4288.41 Btu/hr
5) Kalor dari aktivitas manusia
Jumlah manusia pada ruangan = 79 orang
Kalor sensible = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
Dengan persamaan :
Qsensibel = Nm × Qsensibel dari tabel
Qlaten = Nm × laten dari tabel
Maka,
Qsensibel = 79 × 250 Btu/hr
Qlaten = 79 × 200 Btu/hr
Qtotal = Qsensibel + Qlaten
= 19750 Btu/hr +15800 Btu/hr
= 35550 Btu/hr
6) Kalor dari pergantian udara
Diketahui :
(ΔT) Perbedaan temperatur = 14.4 °F
Air change per hour = 1.0 (tabel 2.2)
(ΔꞶ) Perbedaan rasio kelembaban udara = 73 grain water/lb dry air
(V) volume ruangan = 67156.96 ft3
Dengan persamaan :
𝒑𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
CFM = volume ruangan × 𝟔𝟎
Maka,
1.0
CFM = 67156.96 ft3× 60
= 1119.28 ft3/min
Nilai kalor sensible dan laten udara dapat diketahui dengan persamaan :
46
Maka total kalor pada ruang Tunggu Steril Terminal Bandar Udara
Tanjung Api Ampana adalah :
a) Temperatur
Suhu maksimal luar ruangan = 93.2 °F = 34 °C
Kondisi dalam ruangan,
Temperatur bola kering = 84.2 °F = 29 °C
Kelembaban Relatif rata-rata (RH) = 68 %
Dari diagram Psikrometri :
Temperatur bola basah = 75 °F = 23.8 °C
Entalpi (h) = 39.6 Btu/lb
Perbandingan kelembaban = 122 grain water/lb dry air
Temperatur perancangan,
Temperatur bola kering = 71.6 °F = 22 °C
Kelembaban Relatif rata-rata (RH) = 50 %
48
PERHITUNGAN KALOR
1) Kalor melalui atap
Pada ruang Tunggu Steril menggunakan atap Zinc dan penyekat
Gypsum dengan frame Baja. Material tersebut mempengaruhi nilai U
(Koefisien Thermal) oleh karena itu perlu diketahui nilai U dari lapisan atap
tersebut dengan menggunakan persamaan berikut :
𝟏
U= 𝟏 𝒙 𝒙 𝟏
+ + +⋯
𝒇𝟏 𝒌 𝒌 𝒇𝒅
50
Dimana diketahui :
Zinc,
(x) tebal = 0.0016 ft
(k) konduktivitas thermal (110 W/m.K) = 63.59 Btu/hr.ft.°F
(f1) konduktivitas thermal permukaan luar = 4.00 Btu/hr.ft.°F
Frame Baja,
(x) tebal = 0.0024 ft
(k) konduktivitas thermal (50 W/m.K) = 28.90 Btu/hr.ft.°F
Gypsum,
(x) tebal = 0.0295 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.25 Btu/hr.ft.°F
(fd) konduktivitas thermal permukaan dalam = 1.20 Btu/hr.ft.°F
Maka,
1
U= 1 0.0016 ft 0.0024 ft 0.0295 ft 1
Btu + Btu + Btu + Btu + Btu
4.00 .ft.°F 63.59 .ft.°F 28.90 .ft.°F 0.25 .ft.°F 1.20 .ft.°F
hr hr hr hr hr
1
U=
1.2 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.83 Btu/h.ft2.°F
Nilai luas (A) atap di asumsikan sama dengan nilai luas ruangan dan
nilai T1 sama dengan suhu maksimal luar. Untuk menghitung nilai kalor dari
atap adalah dengan persamaan 2.4.
sehingga diketahui :
Maka,
Q = A × U × ΔT
Q = 3524.23 ft2 × 0.83 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
51
= 63182.39 Btu/hr
2) Kalor melalui dinding
Diketahui :
Plester, cement, and Sand :
(x) tebal = 0.0656 ft
(k) konduktivitas thermal = 0.43 Btu/h.ft.°F
Brick, Building :
(x) Tebal = 0.3280 ft
(k) Konduktivitas thermal = 0.4 Btu/h.ft. °F
(fd) Konduktivitas thermal dinding dalam = 4.00 Btu/h.ft2.°F
(f1) Konduktivitas thermal dinding luar = 1.65 Btu/h.ft2.°F
(A) Luas dinding barat – luas jendela barat = 404 ft2
(A) Luas dinding selatan – luas jendela selatan = 140.35 ft2
(T1) Temperatur luar dinding = 93.2 °F
(T2) Temperatur perancangan = 71.6 °F
(ΔT) T1 – T2 = 21.6 °F
1
U= 1 0.0656 ft 0.3280 ft 0.0656 ft 1
Btu 2 + Btu + Btu + Btu + Btu 2
4.00 .ft .°F 0.43 .ft.°F 0.4 .ft.°F 0.43 .ft.°F 1.65 .ft .°F
h h h h h
1
U=
1.9811 hr.ft2 .°F/Btu
U = 0.5 Btu/h.ft2.°F
Nilai T1 diasumsikan sama dengan suhu maksimal luar, selanjutnya
adalah menghitung nilai kalor dinding dengan menggunakan persamaan 2.3.
Maka kalor dinding Beton barat,
52
Q = A × U × ΔT
Q = 404 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 4363.2 Btu/hr
Kalor dinding beton selatan,
Q = A × U × ΔT
Q = 140.35 ft2 × 0.5 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 1515.78 Btu/hr
Sehingga,
Qtotal = Qdinding barat + Qdinding selatan
Qtotal = 4363.2 Btu/hr + 1515.78 Btu/hr
= 5878.98 Btu/hr
3) Kalor melalui kaca
Kaca pada Hall Tunggu Keberangkatan berfungsi sebagai dinding dan
jendela dengan. Untuk menghitung kalor kaca menggunakan persamaan 2.5.
Dimana diketahui :
(A) Luas dinding kaca barat = 225.92 ft2
(A) Luas jendela kaca selatan = 40.34 ft2
(A) Luas dinding kaca selatan = 237.17 ft2
(A) Luas jendela kaca utara = 40.34 ft2
(U) Koefisien thermal = 0.85 Btu/h.ft2.°F (tabel 2.1)
(T1) Temperatur luar kaca = 93.2 °F
(T2) Temperatur perancangan = 71.6 °F
Nilai T1 diasumsikan sama dengan nilai suhu maksimal luar.
Maka kalor dinding kaca barat,
Q = A × U × ΔT
Q = 225.92 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 4147.89 Btu/hr
Maka kalor jendela kaca barat,
Q = A × U × ΔT
Q = 40.34 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
53
Q = 740.64 × 4
= 2962.56 Btu/hr
Maka kalor dinding kaca selatan,
Q = A × U × ΔT
Q = 237.17 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 4354.44 Btu/hr
Maka kalor jendela kaca selatan,
Q = A × U × ΔT
Q = 40.34 ft2 × 0.85 Btu/h.ft2.°F × 21.6 °F
= 740.64 Btu/hr
Qtotal kaca = Qdinding barat + Qjendela barat + Qdinding selatan +
Qjendela selatan
Qtotal kaca = 4147.89 + 2962.56 + 4354.44 + 740.64
= 12205.53 Btu/hr
4) Kalor dari nyala lampu
Diketahui :
Nl = 52 × 18 watt
= 936 watt
Maka,
Qlamp = Nl × 1.2 × 3.41
= 936 × 1.2 × 3.41
= 3838.29 Btu/hr
5) Kalor dari aktivitas manusia
Jumlah manusia pada ruangan = 76 orang
Kalor sensible = 250 Btu/hr (tabel 2.3)
Kalor laten = 200 Btu/hr (tabel 2.3)
Dengan persamaan :
Qsensibel = Nm × Qsensibel dari tabel
Qlaten = Nm × laten dari tabel
Maka,
54
Maka,
1.0
CFM = 40458.16 ft3× 60
= 674.3 ft3/min
Nilai kalor sensible dan laten udara dapat diketahui dengan persamaan :
Qsensibel = CFM × 1.085 × ΔT
Qlaten = CFM × 0.7 × ΔꞶ
Sehingga,
Qsensibel = 674.3 × 1.085 × 12.6
= 9218.35 Btu/hr
Qlaten = 674.2 × 0.7 × 63
= 29736.63 Btu/hr
Qtotal = Qsensibel + Qlaten
= 9218.35 Btu/hr + 29736.63 Btu/hr
= 38954.98 Btu/hr
55
internal maupun eksternal bangunan. Hal ini akan menyebabkan kondisi kerja yang
sangat berat dari mesin pengkondisian udara untuk mendapatkan suhu nyaman
optimum yang diinginakan. Dalam hal ini motor induksi penggerak kompresor
merupakan komponen utama yang memiliki beban kerja yang sangat berat untuk
mencapai suhu optimum yang diinginkan, akibatnya motor akan mengalami panas
yang berlebihan over heating sehingga umur motor induksi tidak akan lama.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa beban pendinginan yang dilakukan di Terminal
Bandar Udara Tanjung Api Ampana, maka dapat disimpulkan :
5.2. Saran
1. Dalam proses perhitungan beban pendinginan (cooling load) agar
menggunakan data-data asli berdasarkan dari kasus yang dihadapi, yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang sesuai dengan kapasitas
pendingin yang akan dipasang.
DAFTAR PUSTAKA
Bejo, N., 2002, “Kaji Eksperimental Pemakaian Fluida Kerja R-12 dan LPG Pada
AC Mobil Dengan Variasi Isian Refrigeran dan Putaran Kompresor” Skripsi.
Stoecker, W.B., 1982, Refrigerant and Air Conditioning, Second Edition. Mcgraw-
Hill,Inc.
TRANE. 2011, Air Conditioning Clinic Cooling and Heating Load Estimation.
Yunus, A.M., 2018 “Studi Kasus Kebutuhan Cooling Load Dan Coefficient Of
Performance Refrigerator R-134a Di Ruang Produksi PT. Mitra Sejahtera
Sentosa”, Skripsi, STTA Yogyakarta.
Zainudin, L.M., 2018, “Analisa Beban Pendinginan Sistem Tata Udara (STU) Pada
Gedung Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta”,
Skripsi, STTA Yogyakarta.
LAMPIRAN
Denah lantai 1
Denah Lantai 2
Tabel Shading Koefisien untuk Kaca sebagai nilai U
Tabel Konduktivitas Termal bahan Zinc dan Steel berdasarkan ISO, 2007.
Hasil analisa diagram Psikrometri ruang Hall Keberangkatan
Hasil analisa diagram Psikrometri ruang Hall Kedatangan
Hasil analisa diagram Psikrometri ruang Hall Tunggu Keberangkatan
Hasil analisa diagram Psikrometri ruang Ruang Tunggu Steril
Hasil analisa diagram Psikrometri pada suhu perancangan 22 °C