Anda di halaman 1dari 7

Journal Syifa Sciences and Clinical Research

Volume 3 Nomor 2, September 2021


Journal Homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jsscr, E-ISSN: 2656-9612 P-ISSN:2656-8187

Uji Efektivitas Mukolitik Ekstrak Umbi Bawang Dayak


(Eleutherine bulbosa (Mill) Urb)
Robiatun Rambe1*,Zulmai Rani2,Nur Ain Thomas3
1Department of Pharmacy, Universitas Haji Sumatra Utara, Sumatra Utara, Indonesia.
2Department of Pharmacy, Universitas Muslim Nusantara Al Washiyah, Jalan Guru II Medan, Sumatra
Utara, Indonesia.
3Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia

* Penulis Korespondensi. Email: zulmairani85@yahoo.com

ABSTRAK

Bawang dayak merupakan tanaman khas Kalimantan, dimana bawang dayak secara turun
temurun sudah dipergunakan oleh masyarakat suku dayak sebagai tanaman obat. Secara
empiris, umbinya dapat digunakan sebagai obat batuk. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek mukolitik dari ekstrak umbi bawang dayak secara in vitro dan mengetahui
kisaran konsentrasi yang memberikan efek setara dengan efek asetilsistein 0,1 %. Proses
ekstraksi menggunakan metode maserasi. Larutan uji dibuat dengan konsentrasi 0,5 %, 1 %
dan 1,5 % dicampurkan dengan larutan mukus-dapar fosfat pH 7 20:80. Larutan uji diinkubasi
selama 30 menit pada suhu 37oC. Kontrol positif yang digunakan adalah obat asetilsistein 0,1
% dan kontrol negatifnya adalah larutan mukus tanpa ekstrak. Nilai viskositas yang diperoleh
dianalisis menggunakan uji statistic Oneway Anova dengan taraf kepercayaan 99 % (α < 0.01).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang
dayak dengan konsentrasi 0,5 %, 1 % dan 1,5 % menunjukkan perbedaan signifikan yang
bermakna dan konsentrasi 0,5% pada penelitian ini menunjukkan efektivitas mukolitik yang
lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif (asetilsistein).
Kata Kunci:
Ekstrak umbi bawang dayak, mukolitik, mukus usus sapi.

Diterima: Disetujui:
Diterima: Diterima:
Disetujui:
Online: Disetujui:
Online:
15-7-2021 04-11-2021
15-7-2021 15-7-2021
08-11-2021
04-11-2021 04-11-2021
08-11-202

ABSTRACT
Dayak Onions are a typical Borneo plant that have been used by generations of Dayaks as
herbal medicine. Empirically, tubers can be used as cough medicines. The purpose of this study
was to determine the mucolytic effect of Dayak onion tuber extract by in vitro and the
concentration range which gaves an equivalent effect with the effect of 0.1% acetylcysteine.
This study conducted extraction using maceration. The test solution was made with a
concentration of 0.5%, 1%, and 1.5% mixed with a mucus-phosphate buffer pH 7 20:80. The test
solution was incubated for 30 minutes at 37oC. Further, positive control used was 0.1%
acetylcysteine drug and the negative control was mucus solution without extract. Viscosity
values obtained were analyzed using the One-way Anova statistical test with a confidence level
of 99% (α < 0.01). Based on the results, it was revealed that the extract of Dayak tuber with a
concentration of 0.5%, 1%, and 1.5% showed a significant difference and a concentration of
0.5%. Mucolytic effectiveness was better than positive controls (acetylcysteine).
Copyright © 2021 Jsscr. All rights reserved.
Keywords:

71
P-ISSN: 2656-8187, E-ISSN: 2656-9612

Dayak onion tuber extract, mucolytic, cow intestinal mucus


Received: Accepted: Online:
2021-07-15 2021-11-04 2021-11-08

1. Pendahuluan
Keragaman hayati tinggi dan alam berlimpah dimiliki Indonesia. Berdasarkan
empiris masyarakat Indonesia sejak lama telah menggunakan bahan alam sebagai obat-
obatan. Obat-obatan dari bahan alam seperti akar, umbi, batang, daun, bunga, buah, biji
tersebut dipercayai dapat mencegah dan mengurangi rasa sakit penyakit tertentu, serta
dapat mengobati penyakit.
Salah satu penyakit yang menimpa masyarakat Indonesia adalah batuk.
Menurut Harvey dan Champe (2009)[5] batuk secara reflektoris membersihkan dan
melindungi saluran nafas dan sekret, benda asing dan zat lain. Radang pada lapisan
lendir saluran pernapasan, alergi terhadap debu, asap rokok, atau uap bahan kimia dan
peralihan musim penyebab adanya batuk [16].
Keberadaan mukus pada saluran pernapasan merupakan satu bentuk respon
batuk. Normalnya mukus dapat melindungi paru-paru dari masuknya patogen dalam
tubuh. Ketika mukus terjadi peningkatan dapat mengganggu kelancaran saluran
pernafasan. Untuk mengurangi mukus tersebut, tubuh membutuhkan respon batuk.
Menurut Nugroho dan Kristanti (2011)[12] susah bernafas dapat disebabkan lelah, lemah
dan sianosis merupakan dampak sulitnya pengeluaran dahak. Jenis batuk terbagi atas
dua yakni, batuk produktif dan non produktif. Menurut Soegihardjo dan Sinaradi (2000)
batuk produktif yaitu batang tenggorokan keluar zat-zat asing dan dahak, sedangkan
batuk non produktif tidak ada pengeluaran dahak dan zat asing lainnya.
Antitusif, ekspektoran, dan mukolitik merupakan jenis obat batuk berdahak dan
tidak. Menurut Martin (2007)[9] antitusif atau cough suppressant seperti dekstrometorfan
merupakan obat batuk yang respirasinya ditekan dan diotak terjadi penurunan aktivitas
pusat batuk. Ekspektoran seperti ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat merupakan
obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernafasan (ekspektorasi).
Obat yang mengencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan memecah benang-
benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum adalah pengertian dari
mukolitik. Mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan
komponen mukoprotein fungsi dari agen mukolitik. Bromheksin, ambroksol, dan
asetilsistein merupakan agen mukolitik dipasaran [2].
Penelitian yang dilakukan terhadap suatu tanaman yang kurang dimanfaatkan
oleh masyarakat saat ini yaitu Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.). Menurut
BPOM RI (2011)[1] manfaat dari bawang dayak yang sudah diketahui secara empiris
dapat menyembuhkan beberapa penyakit contohnya penyakit kanker usus dan
payudara, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul, stroke, serta
sakit perut pasca melahirkan. Bagian dari bawang dayak dapat dimanfaatkan seperti
daun yang berkhasiat bagi wanita yang nifas sebagai obat. Adapula umbinya, berkhasiat
sebagai obat salah satunya sebagai obat batuk [4].
Berdasarkan hal diatas, maka perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan kebenaran khasiat umbi bawang dayak sebagai obat tradisional oleh
masyarakat. Oleh karenanya, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas
mukolitik ekstrak umbi bawang dayak menggunakan mukus sapi secara in vitro.
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan melakukan uji
aktivitas mukolitik dari ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine Bulbosa (L) Merr.).

72
Journal Syifa Sciences and Clinical Research. 3(2): 71-77

Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, bejana maserasi,
cawan porselin, gelas erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, magnetic stirer, neraca
analitik, oven, penangas, pipet tetes, penjepit tabung, pH meter, rak tabung reaksi,
spatula, tabung reaksi, termometer, viskometer Brookfield. Bahan yang digunakan adalah
Asetilsistein, aquadestilata, FeCl3, ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa L.
(Merr.), etanol 70 %, etanol 96 %, HCl, KH2PO4, Magnesium, NaOH, Reagen Mayer,
Tween 80.
Ekstraksi Sampel
Sebanyak 200 gram serbuk bawang dayak (Eleutherine bulbosa Merr.) dimaserasi
menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 2L selama 3 x 24 jam dengan sesekali
digoyang-goyangkan. Setelah itu, disaring filtrate dan dilakukan kembali remaserasi.
Selanjutnya filtrate digabungkan untuk diuapkan menggunakan rotatory evaporator
dengan suhu 40°C dilanjutkan dengan tangas air sehingga menghasilkan ekstrak kental.

Skrining Fitokimia
Identifikasi Alkaloid
Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 mL etanol 96% kemudian diaduk,
ditambahkan 5 mL HCl 2 N, dipanaskan pada penangas air. Setelah dingin,
ditambahkan beberapa tetes reagen Mayer. Sampel kemudian diamati hingga keruh
atau ada endapan [10].
Identifikasi Flavonoid
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan etanol 96% sebanyak 2 mL, lalu diaduk, kemudian ditambahkan serbuk
magnesium sebanyak 0,5 gram dan 3 tetes HCl pekat. Sampel berubah warna menjadi
jingga sampai merah menunjukkan adanya flavon, merah padam sampai merah
keunguan menunjukkan adanya flavanon, merah sampai merah padam menunjukkan
adanya flavanol [10]
Identifikasi Saponin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan etanol 96% sebanyak 2 mL, kemudian diaduk, lalu ditambahkan dengan
20 mL aquabides dan dikocok kemudian didiamkan selama 15-20 menit. Jika tidak
terdapat busa menunjukkan bahwa sampel negatif saponin, jika busa lebih dari 1 cm
menunjukkan positif lemah, jika terdapat busa dengan tinggi 1,2 cm menunjukkan
positif saponin, dan jika busa lebih besar dari 2 cm menunjukkan positif kuat [10]
Identifikasi Tanin
Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL
etanol 96% kemudian diaduk, ditambahkan FeCl3 sebanyak 3 tetes, menunjukkan adanya
tannin apabila berubah warna menjadi hijau atau biru-hijau, biru karakteristik, biru-hitam
dan endapan [10].
Pembuatan larutan Uji
Dibuat larutan uji dengan berbagai variasi konsentrasi 0,5 %, 1 % dan 1,5%
kemudian dicampurkan dan dilarutkan dengan tween 80 (0,5%) dalam mukus dapar
fosfat 20% sampai diperoleh berat 50 gram. Selanjutnya campuran tersebut diaduk
hingga homogen. Masing-masing larutan uji dilakukan replikasi 3 kali.

73
P-ISSN: 2656-8187, E-ISSN: 2656-9612

Uji Efektivitas Mukolitik Secara In Vitro


Pengujian efek mukolitik diuji secara in vitro dengan menggunakan alat
viscometer Brookfield spindle no. 6 dengan kecepatan 50 rpm. Sebelumnya, sampel
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC. Pada saat pengukuran, sampel uji
ditempatkan pada oven dan dijaga suhunya pada 37 ± 0,5oC). Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali untuk masing-masing sampel uji kemudian hasil pengukuran
dibandingkan dengan hasil pada kontrol positif dan kontrol negatif.

Analisis Data
Setelah didapatkan hasil data, selanjutnya untuk mengetahui perbedaan
bermakna antara kontrol positif, kontrol negatif, konsentrasi 0,5%, 1% dan 1,5%
digunakan uji statistik One way Anova (α = 0,01) dengan taraf kepercayaan 99%.

3. Hasil dan Pembahasan


Skrining Fitokimia
Tabel 1. Skrining Fitokimia Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Senyawa Pereaksi Hasil


Alkaloid HCl + Pereaksi Mayer (+) Endapan hitam dan warna
keruh
Flavonoid Mg + HCl (+) Warna merah padam
Saponin Aquadest (+) Adanya busa setinggi 1 cm
Tanin FeCl3 (+) Warna hijaun mendominasi
hitam
Tabel 1. menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa
(Mill.) Urb) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Hal ini dapat dilihat
pada tabel diatas ketika ekstrak tersebut direaksikan dengan beberapa pereaksi sampai
hasilnya positif mengandung senyawa yang dituju.
Uji Efektivitas Mukolitik Secara In Vitro

Tabel 2. Hasil Uji Efektivitas Mukolitik Umbi Bawang Dayak secara In Vitro

Viskositas (Cps)
Sampel Uji Waktu Rata-rata Standar
I II III Deviasi

Kontrol Negatif Ƞ0 2340 2220 2310 2290

Ƞ30 1840 1800 1760 1800 ± 65, 57

Ƞ30 - Ƞ0 500 420 550 490

Kontrol Positif Ƞ0 2340 2220 2310 2290

74
Journal Syifa Sciences and Clinical Research. 3(2): 71-77

Ƞ30 1140 1100 1080 1106 ± 56, 86


Ƞ30 - Ƞ0 1200 1120 1230 1183
Ekstrak 0,5 % Ƞ0 2340 2220 2310 2290
Ƞ30 1020 920 980 973 ± 15, 27
Ƞ30 - Ƞ0 1320 1300 1330 1316
Ekstrak 1 % Ƞ0 2340 2220 2310 2290 ± 35, 11
Ƞ30 980 900 920 933
Ƞ30 - Ƞ0 1360 1320 1390 1356
Ekstrak 1,5 % Ƞ0 2340 2220 2310 2290
Ƞ30 960 940 980 960 ± 50,00
Ƞ30 - Ƞ0 1380 1280 1330 1330
Keterangan :
Ƞ0 : Viskositas setiap sampel uji sebelum diberi perlakuan
Ƞ30 : Viskositas setiap sampel uji setelah diberi perlakuan
Ƞ30 - Ƞ0 : Perubahan viskositas tiap sampel uji
Kontrol Negatif : Tanpa ekstrak umbi bawang dayak
Kontrol positif : Menggunakan obat mukolitik asetilsistein 0,1 % 200 mg

Pembahasan
Skrining Fitokimia
Sebanyak 200 gram sebuk umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb)
diekstraksi menggunakan etanol 96 % sebanyak 2 Liter dengan menggunakan metode
maserasi selama 3 x 24 jam. Menurut Heinrich (2004)[6] metode ini dipilih dikarenakan
metode maserasi merupakan salah satu ekstraksi dingin sehingga memungkinkan
banyak senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki kelarutan terbatas
dalam pelarut ekstraksi suhu kamar. Disamping itu pula, metode maserasi ini dipilih
karena keuntungannya dari segi prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana,
serta tidak memerlukan pemanasan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai. Pada
penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96 % dikarenakan menurut Indradmojo
(2016)[7] lebih mudah melarutkan semua zat yang bersifat polar, semipolar dan non
polar karena gugus OH dalam etanol membantu melarutkan molekular polar dan ion-
ion dan gugus alkilnya CH3CH2- dapat mengikat bahan non polar, sehingga pelarut
etanol dapat melarutkan senyawa-senyawa bioaktif. Selain itu, etanol juga merupakan
pelarut yang cenderung aman, tidak beracun dan tidak berbahaya [11].
Skrining fitokimia ekstrak umbi bawang dayak meliputi uji alkaloid, flavonoid,
saponin dan tannin (Tabel 1). Adapun tujuan dilakukannya uji tersebut karena menurur
Gairola et al (2010)[3]bahwa senyawa kimia yang diduga memiliki aktivitas mukolitik
adalah saponin, tannin, flavonoid dan alkaloid. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan
bahwa ekstrak kental umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb) positif
mengandung alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin berdasarkan pengujian secara
kualitatif. Hal ini sudah sesuai dengan literatur menurut Puspadewi (2013)[13] dalam
penelitiannya hasil skrining fitokimia umbi bawang dayak menunjukkan bahwa umbi
bawang dayak mengandung alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, steroid,
monoterpenoid dan tannin.

75
P-ISSN: 2656-8187, E-ISSN: 2656-9612

Uji Efektivitas Mukolitik Secara In Vitro


Dilakukan pengujian efek mukolitik secara in vitro dengan mengukur perubahan
viskositas mukus usus sapi. Tujuan dilakukanya secara in vitro menurut Kurniati
(2018)[8] untuk memantau secara cepat aktivitas tanaman uji sebagai mukolitik dan tidak
menggunakan hewan uji. Hasil pengukuran dibandingkan dengan hasil pada kontrol
positif dan kontrol negative (Tabel 2). Campuran mukus dibuat dalam larutan dapar
fosfat pH 7 dengan perbandingan 20:80. Pengukuran dilakukan dengan menghitung
efek mukolitik menggunakan alat viskometer Brookfield spindle no. 6 dengan kecepatan
50 rpm. Tujuan digunakannya viscometer Brookfield pada penelitian ini dikarenakan
berdasarkan sifat aliran, karena mukus memiliki sifat alir non-newton tipe
pseudoplastis. Pseudoplastis adalah sifat alir yang berkebalikan dengan plastis dimana
viskositasnya cenderung menurun tetapi stear streo dari fluida meningkat.
Sebelumnya, sampel diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC. Pada saat
pengukuran, sampel uji ditempatkan pada oven dan dijaga suhunya pada 37 ± 0,5 oC).
Menurut Via dkk (2017)[17] dilakukannya inkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC
menurut literatur agar didapat suatu kondisi reaksi antara larutan uji dengan mukus
sesuai dengan kondisi fisiologis suhu tubuh manusia. Saat pengujian berlangsung suhu
dijaga agar tetap 37°C karena kekentalan akan menurun dengan naiknya suhu atau
sebaliknya, sehingga pengukuran menjadi kurang tepat. Karena itu suhu harus tetap
dijaga supaya viskositas mukus tetap stabil. Selanjutnya pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali untuk masing-masing sampel uji. Replikasi adalah pengulangan
kembali perlakuan yang sama pada eksperimen dengan kondisi eksperimen yang sama
pula. Tujuan dilakukannya replikasi untuk mengurangi kesalahan dari eksperimen itu
sendiri [16].
Setelah pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengukuran masing-
masing sampel uji yang telah direplikasi. Dimana pada kontrol negatif hasil yang
didapatkan (1840, 1800, dan 1760), kontrol positif (1140, 1100 dan 1080), konsentrasi 0,5%
(1020,920, dan 980), konsentrasi 1% (980, 900 dan 920) dan konsentrasi 1,5% (960,940 dan
980). Dari hasil tersebut, konsentrasi 0,5% mengalami penurunan viskositas yang
tergolong rendah, konsentrasi 1 % mengalami penurunan viskositas yang tergolong
kuat dan 1,5 % terjadi penurunan viskositas.tergolong sedang.
Berdasarkan perubahan nilai viskositas mukolitik dari masing-masing
konsentrasi dapat disimpulkan bahwa ekstrak umbi bawang dayak memiliki
kemampuan mukolitik yang lebih tinggi dengan komposisi ekstrak 1%. Hal ini sudah
sesuai dengan literatur dimana menurut Setyawati (2004)[15] semakin besar konsentrasi
dan semakin lama waktu uji maka semakin kecil viskositasnya, yang artinya pada
sampel tersebut dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga adesi mukus pada
bronkus menurun dan semakin kecil nilai viskositas dari senyawa uji tersebut maka
senyawa tersebut semakin efektif sebagai mukolitik.
Analisis Data

Hasil uji analisis oneway anova dengan taraf kepercayaan 99% dengan nilai (α >
0,01) yang didapat menunjukkan nilai dari uji viskositas didapatkan bahwa kontrol
negatif berbeda nyata dengan sampel uji yang mengandung kontrol positif. Sedangkan
kontrol positif hasilnya tidak berbeda nyata terhadap ekstrak 1 %, dan berbeda nyata
dengan ekstrak 0,5% dan 1,5%. Dapat disimpulkan bahwa ketiga konsentrasi ekstrak
memiliki efektivitas mukolitik, tetapi pada konsentrasi 0,5% memiliki efek mukolitik
lebih baik dibandingkan dengan asetilsistein 0,1 %.

76
Journal Syifa Sciences and Clinical Research. 3(2): 71-77

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb) memiliki efektivitas
sebagai mukolitik. Konsentrasi ekstrak umbi bawang dayak yang dapat memberikan
efek mukolitik dari ketiga konsentrasi tersebut yang paling baik adalah 0,5%.
Referensi
[1] Badan Pom RI, 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang Metode Analisis
Kosmetika. Jakarta : BPOM
[2] Estuningtyas, A., Azalia Arif. 2008. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi. Edisi V.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
[3] Gairola S, Gupta V, Bansal P, Singh R, Mathani M. 2010. Herbal Antitusive and
Expectorant-a review. International Journal Of Pharmaceutical Sciences Review and
Research
[4] Galingging, R. Y. 2009. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Sebagai Tanaman Obat
Multifungsi. Warta Penelitian dan Pengembangan Vol 15, No 3, Halaman 2-4.
[5] Harvey, R. A. dan Champe, P.C., 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 4,C.
Ramadhani, Dian [et al], Tjahyanto, Adhi, Salim, ed., Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
[6] Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, E.M. 2004. Fundamentals of
Pharmacognosy and phytotherapy. United Kingdom: Churchill Livingstone.
[7] Indradmojo, d. 2016. Perkembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmakaproblem dan Pengatasannya. Jakarta: Jamu Indonesia
[8] Kurniati N, Deden Winda, Safira Yuniati. 2018. Aktivitas Mukolitik Kombinasi
Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah. Bandung: ITB
[9] Martin. 2007. Out of thin air. Nature 445: 610–612.
[10] Mojab, F., Kamalinejad, M., Ghadeni, N., dan Vahidipour, H. R. 2003. Phytocemical
Screening Of Some Species Of Iranian Plants. Iranian Journal Of Pharmaceutical
Research.
[11] Munawaroh, S. , Handayani, Astuti P. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut
(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana . Jurnal Kompetensi Teknik.
[12] Nugroho T, Kristanti. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas Anak, Bedah dan Penyakit
dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
[13] Puspadewi, R., Putranti Adirestuti., Rizka Menawati. 2013. Khasiat Umbi Bawang
Dayak (Elelutherine palmifolia (L) Merr.) Sebagai Herbal Antimikroba Kulit.
Yogyakarta: Universitas Jenderal Achmad Yani
[14] Setyawati, D.R. 2004. Uji Aktivitas Mukolitik Larut Air dan Larut Etanol 70% dan
Identifikasi Senyawa Kulit Akar Senggugu (Clerodendrum serratum (L) Monn).
Yogyakarta: Skripsi Fakultas Farmasi UGM.
[15] Soegihardjo dan Sinaradi. 2000. Mencegah Penyakit Lebih Mudah Dari Pada
Mengobati Penyakit. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
[16] Triyanto, E. 2012. Strategi Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Aids. Yogyakarta:
Graha Ilmu
[17] Via Fitria, Rian Ismail, Daut Nugraha. 2017. Uji Aktivitas Mukolitik Infusa Daun
Karuk Pada Mukus Usus Sapi Secara In Vitro. Jawa Barat: STIKES Muhammadiyah
Ciamis.

77

Anda mungkin juga menyukai