Apriyana (27216452A)
Alvina Ajeng Anggreani (27216451A)
Alvito Pramudita Fitria (27216457A)
Ernisha Febriani Rambe (27216455A)
Diyah Ma’atus Solekhah (27216459A)
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Apriyana (27216452A)
Alvina Ajeng Anggerani (27216451A)
Alvito Pramudita Fitria (27216457A)
Ernisha Febriani Rambe (27216455A)
Diyah Ma’atus Solekhah (27216459A)
3. Urine yang terkumpul ditaruh di dalam botol plastik. Volume dari tiap
urine yang terkumpul dihitung. Dan dilakukan penyaringan lalu di ambil
1 ml dan dimasukan kedalam labu takar 50 ml.
3. Perlakuaan Sampel
1. Tiap sampel urine di ambil sebanyak 1 ml dan dimasukan kedalam labu
takar 50 ml, lalu di encerkan dengan dapar phosfat pH 6,8.
0,0004% V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,01% = 50 x 0,0004%
V1 = 2 ml @ 50 ml
0,0006% V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,01% = 50 x 0,0006%
V1 = 3 ml @ 50 ml
0,0008% V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,01% = 50 x 0,0002%
V1 = 4 ml @ 50 ml
4. Absorbansi
% Abs
0,0002% (2ppm) 0,208
0,0004% (4ppm) 0,320
0,0006% (6ppm) 0,428
0,0008% (8ppm) 0,499
A = 0,1185
B = 0,04905
R = 0,9951
y = a + bx
= 0,1185 + 0,04905x
= 1,8249
4ppm
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,320 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,320 – 0,1185
0,04905 x = 0,2015
0,2015
X = 0,04905
= 4,1080
6ppm
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,428 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,428 – 0,1185
0,04905 x = 0,3095
0,3095
X = 0,04905
= 6,3098
8ppm
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,499 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,499 – 0,1185
0,04905 x = 0,3805
0,3805
X = 0,04905
= 7,7573
ml)
14.00 2 39 ml 1 2 2,406 46,636 1818,804 909,402
16.15 4,25 217 ml 3,125 2,25 0,577 9,347 2028,299 901,466
20.00 8 55 ml 6,125 3,75 0,444 6,636 364,98 97,328
22.45 10,75 48 ml 9,375 2,75 0,489 7,553 362,544 131,834
05.15 17,25 300 ml 14 6,5 0,549 8,776 2632,8 405,046
a. Perhitungan t*
t2+t1
t* = 2
0+2
= 2
=1
t2+t1
t* = 2
2+4,25
= 2
= 3,125
t2+t1
t* = 2
4,25+8
= 2
= 6,125
t2+t1
t* = 2
8+10,75
= 2
= 9,375
t2+t1
t* = 2
10,75+17,25
= 2
= 14
b. Perhitungan ∆t
1. 2 – 0 =2
2. 4,25 – 2 = 2,25
3. 8 – 4,25 = 3,75
4. 10,74 – 8 = 2,75
5. 17,25 – 10,75 = 6,5
c. Perhitungan Cu
a) 14.00
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
2,406 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 2,406 – 0,1185
0,04905 x = 2,2875
2,2875
X = 0,04905
= 46,636
b) 16.15
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,577 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,577 – 0,1185
0,04905 x = 0,4585
0,4585
X = 0,04905
= 9,347
c) 20.00
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,444 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,444 – 0,1185
0,04905 x = 0,3255
0,3255
X = 0,04905
= 6,636
d) 22.45
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,489 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,489 – 0,1185
0,04905 x = 0,3705
0,3705
X = 0,04905
= 7,553
e) 05.15
y = a + bx
y = 0,1185 + 0,04905x
0,549 = 0,1185 + 0,04905x
0,04905 x = 0,549 – 0,1185
0,04905 x = 0,4305
0,4305
X = 0,04905
= 8,77
Du
e. Perhitungan ∆t
1818,804
1. = 909,402
2
2028,299
2. = 901,466
2,25
364,98
3. = 97,328
3,75
362,544
4. = 131,834
2,75
2632,8
5. = 405,046
6,5
f. Perhitungan RE
RE = t* vs Du/∆t
A = 618,164
B = - 0,0908
R = - 0,4452
B = -K
= 0,0908
0,693
T ½ = 0,0908
= 7,63 jam
Dimana waktu terbaik menurut t ½ adalah 7-10.
VI. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan dengan tujuan untuk dapat menghitung
kadar kosentrasi obat didalam ekresi urine dan mengetahui parameter parameter
lain yang dapat dihitung. Yang mana obat yang masuk kedalam tubuh, akan
terabsorpsi maka ketika itu akan mengalami eliminasi. Eksresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa yang berada di dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urin juga lazim sebagai
sampel, karena pada akhirnya obat berada di dalam darah akan terdistribusi kedalam
ginjal dan obat serta metabolitnya dikeluarkan melalui ginjal. Jadi, data urin
merupakan representasi data farmakokinetika obat di dalam darah.
Pada praktikum kali ini menggunakan kurva baku yaitu vitamin C dengan
sampel obat yang digunakan adalah xo-ce. Vitamin C atau yang sering dikenal
sebagai asam askorbat adalah senyawa kimia yang larut dalam air. (Wadge, 2003).
Vitamin C merupakan nutrisi yang penting bagi manusia dan juga hewan, karena
aktivitas asam akrobat dan garamnya dapat memberikan suatu bentuk molekul yang
akan teroksidasi.
Vitamin C yang terdapat di alam paling banyak akan dijumapi dalam bentuk
L- asam askorbat, sedangkan D- asam askorbat jarang ditemukannya di alam dan
hanya memiliki 10% aktivitas vitamin C. Vitamin C merupakan vitamin yang
dibentuk oleh beberapa jenis spesies tanaman dan hewan dari prekursor
karbohidrat. Manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya, karena
tidak memiliki enzim Lgulonolakton oksidase. Manusia memerlukan vitamin C dari
luar tubuh untuk memenuhi kebutuhannya.
Proses pembentukan urine yaitu pertama proses filtrasi dan kedua proses
reabsorpsi. Untuk mendapatkan data urin yang valid harus diperhatikan beberapa
hal yaitu obat tak berubah yang diekskresikan di dalam urin harus banyak, cara
analisis spesifik dan selektif, frekuensi pengambilan cuplikan urin harus cukup (7-
10xt1/2). Pengosongan kandung kemih harus sempurna, pH dan volume urin
berpengaruh pada kecepatan ekskresi obat.
Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin c yang
terukur masih dalam rentang atau jumlah yang sesuai ataupun tidak. Kita juga
melakukan pengujian tentang ekskresi dengan menggunakan urin untuk menentuan
kadar dan parameter farmakokinetik dari sampel menggunakan perhitungan regresi
dengan melihat waktu retensi (tR) yang diperoleh dan menandakan adanya
kandungan vitamin c atau tidak. Sampel yang digunakan kali ini adalah urine yang
telah ditampung selama 24 jam. Penampungan urine dilakukan ketika telah
meminum obat yaitu xo-ce. XON-CE merupakan tablet hisap mengandung Vitamin
C 500 mg yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Vitamin C dalam tubuh.
Urine yang digunakan memiliki kandungan dari berbagai macam komponen
senyawa yang salah satunya adalah senyawa eksogen. Senyawa eksogen adalah
senyawa yang berasal dari luar tubuh dan akan sengaja untuk dimasukan dengan
memiliki tujuan tertentu. Obat yang memiliki khasiat didalam tubuh akan
berinteraksi dengan molekul-molekul yang penting secara fungsional yang berada
didalam tubuh sehingga akan memberikan respon biologis.
Jika proses biofarmasetik didalam tubuh terlihat berlangsung dengan baik,
maka seharusnya jumlah vitamin C akan memberikan peningkatan dalam urin.
Proses biofarmasetik sendiri adalah proses yang menggambarkan obat mulai dari
pemberian sampai terjadinya penyerapan zat aktif kemudian diekskresikan.
Vitamin c lah yang akan menjadi acuan nilai konstanta eliminasi dan waktu paruh
pada tubuh.
Penampungan urine dilakukan mulai dari jam 14.00 – 05.00 yang kemudiaan
ditampung pada botol plastik hingga diperolehnya 5 sampel urine yang diambil
pada jam 14.00, 16.15, 20.00, 22.45 dan 05.15. Urine yang telah diperoleh
dilakukan penyaringan dan pengukuran volume total dan diambil 1 ml lalu
diencerkan dengan menggunakan dapar phospat Ph 6,8. Volume yang diperoleh
pada 5 botol urine adalah 39 ml, 217 ml, 55 ml, 48 ml dan 300 ml. Dari pengenceran
yang telah dilakukan dilanjutkan dengan menggunakan pengecekan absorbansi
sampel urine dengan menggunakan panjang gelombang 265 nm.
Sehingga dari data absorbansi yang telah diperoleh maka dapat dilakukan
perhitungan parameter urine dengan menggunakan metode kecepatan ekresi renal
yaitu perhitungan persamaan kurva baku terhadap vitamin C yang telah diperoleh
yaitu y = 0,1185 + 0,04905 x. Dan data absorbansi dari hasil sampel urine adalah
2,406 ; 0,577 ; 0,444 ; 0,489 ; dan 0,549. Sehingga dari hasil kurva baku tersebut
maka telah didapatkan hasil t* 1 ; 3,125 ; 6,125 ; 9,375 dan 14. Dan ∆t sebesar 2 ;
2,25 ; 3,75 ; 2,75 ; dan 6,5. Dilanjutkan dengan hasil Cu yang telah didapatkan
sebesar 46,636 ; 9,347 ; 6,636 ; 7,553 ; dan 8,776.
Dan untuk DU sebesar 1818,804 ; 2028,299 ; 264,98 ; 362,544 dan 2632,8
serta Du / ∆t diperoleh 909,402 ; 901,466 ; 97,328 ; 131,834 dan 405,046. Sehingga
persamaan regresi linear sampel urine didapatkan A = 618,164 , B = - 0,0908 dan
R = - 0,4452. Dan t ½ sebesar 7,63 jam. Dimana waktu sampling yang baik dimulai
dari 7 – 10 x t ½, dan disimpulkan bahwa hasil waktu sampling urine yang diperoleh
telah memasuki range dari litelatur yang didapatkan.
VII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Uji eksresi urin dilakukan untuk membuang molekul-molekul sisa yang berada
di dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan
tubuh, karena pada akhirnya obat berada di dalam darah akan terdistribusi
kedalam ginjal dan obat serta metabolitnya dikeluarkan melalui ginjal.
2. Penampungan urine dilakukan setelah meminum obat XON-CE yang
mengandung vitamin C 500mg yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Vitamin C dalam tubuh selama 24 jam.
3. Perhitungan parameter menggunakan metode kecepatan eksresi renal yaitu
perhitungan persamaan kurva baku terhadap vitamin C yang telah diperoleh
yaitu y = 0,1185 + 0,04905 x.
4. Hasil persamaan regresi linear sampel urine didapatkan A = 618,164 , B = -
0,0908 dan R = - 0,4452. Dan t ½ sebesar 7,63 jam.
5. Waktu sampling yang baik dimulai dari 7 – 10 x t ½, sehingga dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa hasil waktu sampling urine yang diperoleh telah
memasuki range dari litelatur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2022. Larutan Dapar. Ensiklopedia Dunia. Diakses pada, 02 Juni 2022.
Khatimah Husnul, 2021. Laporan Eksresi Urine. Universitas Setia Budi Surakarta.
Diakses pada, 02 Juni 2022.
Poedjadi, 2005. Definisi Sistem Eksresi. Diakses pada, 02 Juni 2022.
Shargel, L. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga University
Press : Surabaya. Diakses pada, 02 Juni 2022.
Sherwood Lauralee, “Fisologi Manusia, Edisi 6”. 2011. Buku Kedokteran : Jakarta.
Diakses pada, 02 Juni 2022.
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA