Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KEPERAWATAN
PENGUKURAN PH URINE
MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI

Oleh:
Kelompok 5
Ika Aisyah Caesarria 2110913120008

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN(PSKep.)


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme yang dibentuk di dalam ginjal
melalui 3(tiga) tahap yaitu filtrasi(penyaringan),reabsorpsi(penyerapan kembali),dan
augmentasi atau sekresi(pengumpulan). Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus dan
disertai sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh (Hardjono dan Mangarengi, 2011).
Normalnya, dalam urine seseorang biasanya terkandung berbagai zat, seperti air, urea, asam
urat, amonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, dan beberapa zat yang
berlebihan dalam darah, misalnya vitamin C serta obat-obatan. Urine dapat digunakan untuk
menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh. PH urine normal berada di angka
4,5- 8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Sedangkan nilai pH urine netral adalah 7,0. PH
urine dinyatakan asam saat berada di bawah angka 5,0, dan dinyatakan basa saat berada di
atas angka 8,0
Mengukur pH urine biasanya menggunakan pH meter untuk memudahkan pengukuran
dan muncul skala pH yang membuat penguuran semakin akurat. Tetapi,pengukaran pH juga
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator alami seperti kol ungu,bunga mawar.bunga
sepatu,bunga telang,kunyit,kulit manggis dan sebagainya.Sedangkan indikator sintesis untuk
pengukuran pH yaitu menggunakan kertas lakmus,pH meter dan indikator
universal.Walaupun pengukuran menggunakan indikator alami belum seakurat indikator
sintesis yang bisa menunjukkan skala pH,tapi indikator alami ini sangat membantu ketika
dalam situasi tertentu hanya terdapat bahan alam sederhana yang bisa digunakan untuk
mengukur pH.
Di dalam praktikum ini terdapat dua indicator penguji yaitu ekstrak bunga sepatu dan
ekstrak kunyit.Sedangkan indikator yang diuji yaitu air cuka,air jeruk,air sabun dan urine.
Mengapa pengukuran pH tidak dilakukan pada urine saja sesuai dengan judul laporan?
Karena praktikum ini baru untuk program studi keperawatan di tahun 2021 dikarenakan
pembelajaran yang masih online(daring). Di dalam praktikum ini juga menggunakan bahan
alami dan alat yang tersedia di rumah. Biasanya dalam mengukur pH sangat mudah
menggunakan pH meter. Oleh sebab itulah pada praktikum ini menggunakan berbagai bahan
yang tersedia di sekitar rumah untuk mengetahui perubahan warna atau perbedaan warna yang
timbul akibat adanya suatu indikasi asam,basa,atau jika terdapat gangguan lain.
Lalu bagaimana kunyit dan bunga sepatu dapat dijadikan indikator untuk mengukur
pH? Zat warna kurkumin(kunyit) menurut (Nugroho, 1998) adalah kristal berwarna kuning
orange, tidak larut dalam ether, larut dalam minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan,
sedangkan dalam asam berwarna kuning muda. Kurkumin memberikan perubahan warna
yang jelas dan cepat yaitu kurang dari 5 detik sehingga dimungkinkan sebagai indikator
(Muhammad R, 2007). Sedangkan pada bunga sepatu menurut studi fitokimia
mengungkapkan terdapat bahan-bahan kimia diantaranya mengungkapkan terdapat bahan-
bahan kimia diantaranya flavonoid,flavonoid glikosida,hibiscetine,asam sitrat,asam tartrat,
siklopropenoid dan pigmen antosianin . Antosianin yang terdapat pada bunga sepatu adalah
jenis pelargonidin, antosianin dari berbagai tanaman semakin banyak digunakan dalam
industri makanan dan obat-obatan karena warnanya menarik dan aman bagi kesehatan. Warna
antosianin sangat dipengaruhi oleh struktur antosianin serta derajat keasaman (pH) (Jacman
dkk.,1987). Antosianin cenderung tidak berwarna di daerah pH netral, di dalam larutan yang
pHnya sangat asam (pH< 3) memberikan warna merah yang maksium, sedangkan di dalam
larutan alkali (pH 10,5) pigmen antosianin mengalami perubahan warna menjadi biru. Hal
inilah yang bisa menambah inovasi baru dalam mengukur pH dalam kehidupan sehari-hari
yang bahannya mudah didapat,alami,dan semua orang bisa menggunakan.
Bagi seorang perawat,pengetahuan mengenai pengukuran pH urine merupakan hal
yang sangat penting. Hal tersebut penting karena pengukuran pH urine merupakan
pemeriksaan yang dilakukan guna melihat tingkat asam dan basa dalam cairan urine. Dengan
pengetahuan tentang pengukuran pH urine ini,seorang perawat dapat mengetahui kelainan
yang dimiliki seorang klien atau pasien. Seseorang yang sering mengonsumsi daging daripada
sayuran akan memiliki kandungan pH urine yang lebih asam. Tes pH urine juga dilakukan
guna mendeteksi adanya penyakit yang berhubungan dengan kelainan kadar asam dalam
tubuh. PH urine normal berada di angka 4,5- 8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Sedangkan nilai
pH urine netral adalah 7,0. PH urine dinyatakan asam saat berada di bawah angka 5,0, dan
dinyatakan basa saat berada di atas angka 8,0. Meski memiliki patokan nilai, setiap
laboratorium memiliki standar nilai normal tersendiri yang tidak akan jauh berbeda dari nilai
yang telah disebutkan.
Salah satu faktor yang memengaruhi kadar pH urine adalah pola makanan. Jika pH-
nya di bawah normal, seseorang akan memiliki risiko tinggi mengidap batu ginjal. Jika pH
urine berada di angka yang tidak normal, hal tersebut menunjukkan adanya penyakit ini: 
1.)Asidosis, yaitu yaitu kondisi yang terjadi saat kadar asam dalam tubuh sangat tinggi.
2.)Dehidrasi, yaitu kondisi yang terjadi saat tubuh kekurangan cairan di dalamnya.
3.)Diabetes Ketoasidosis, yaitu komplikasi diabetes yang disebabkan oleh tingginya produksi
asam darah tubuh.
4.)Diare, yaitu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami buang air besar lebih sering
dari biasanya.
5.)Gagal ginjal, yaitu kondisi yang terjadi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena
kerusakan ginjal.
6.)Asidosis tubulus ginjal, yaitu kondisi yang terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang
asam melalui urine, sehingga asam terkumpul di dalam darah.
7.)Alkalosis respiratorik, yaitu kondisi yang terjadi saat darah menjadi basa karena proses
pernapasan yang cepat.
8.)Infeksi saluran kemih, yaitu kondisi yang terjadi saat organ dalam sistem kemih mengalami
peradangan.
Sementara itu, apabila pH urine terbaca lebih tinggi dari nilai normal, maka ada indikasi
mengalami gangguan diantaranya:
1.)Gagal ginjal
2.)Asidosis tubulus ginjal
3.)Obstruksi pilorus atau penyempitan katup yang terletak di antara lambung dan usus halus
4.)Alkalosis respiratori
5.)Infeksi saluran kemih
6.)Muntah-muntah

B.Tujuan Praktikum
1.Membandingkan perbedaan hasil pengukuran pH pada beberapa jenis cairan yang
digunakan dengan indikator alami(ekstrak kunyit dan bunga sepatu).
2.Menjelaskan makna dari perbedaan warna yang timbul dari setiap jenis cairan yang
digunakan.
3.Mengidentifikasi penyebab perbedaan hasil pengukuran pH pada beberapa jenis cairan yang
digunakan.
4.Mendeskripsikan pengaruh dilakukannya pengukuran pH khususnya pH urine bagi seorang
perawat yang dikaitkan dengan teori asam basa.

C. Manfaat Praktikum
Dengan dilakukan praktikum ini,dapat lebih memahami tujuan dilakukannya
pengukuran pH di berbagai jenis cairan,yaitu:mengetahui perbandingan hasil pengukuran pH
berdasarkan warna yang muncul dari pemberian indikator alami(ekstrak kunyit dan bunga
sepatu),memahami munculnya perbedaan jenis warna yang dihasilkan sebagai pembeda asam
dan basa dengan klasifikasinya,mengetahui perbedaan spesifikasi warna yang muncul karena
sifat lemah atau kuatnya sifat asam atau basa dari berbagai cairan yang digunakan.Mendapat
pengetahuan mengapa pengukuran pH penting bagi seorang perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Praktikum
Laporan adalah sekumpulan data yang telah disusun sedemikian rupa dalam format
yang baik sehingga mudah dipahami.(Rama & Jones, 2008:250). Laporan adalah cara penulis
atau pembuat laporan berkomunikasi dengan orang atau badan usaha yang bertanggung jawab
untuk menerima laporan.. Laporan adalah suatu bentuk penulisan khusus yang disusun untuk
mengidentifikasi dan memeriksa secara singkat sebuah masalah, peristiwa, atau temuan yang
telah terjadi, seperti peristiwa yang telah terjadi dalam suatu organisasi atau temuan dari
penyelidikan penelitian atau percobaan. Sedangkan praktikum menurut Agung W.
Subiantoro,berdasarkan terminologinya praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau
mempraktikkan sesuatu.Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan praktikum adalah sebuah
informasi pertanggung-jawaban dari kegiatan seseorang setelah melakukan pengamatan atau
uji coba dalam suatu pembelajaran yang merujuk pada materi yang telah didapatkan
sebelumnya.

B.Pengertian dan Teori Asam Basa


Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut korosif. Kata
asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat banyak zat-zat
bersifat asama sperti asam klorida dalam geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai
asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman
berkarbonat, dan asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali)
berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama dengan
abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat –  sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak
orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan
dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama. Basa
merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH - (Sutresna,
2008). Parning (2006) menyebutkan Asam memiliki sifat-sifat sebagai berikut : .
a. Rasa Asam
b. Mengubah Warna Indikator
c. Menghantarkan Arus Listrik
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Berikut ini teori asam basa dari para ahli:

a. Teori asam basa Arrhenius


Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887. Menurut
Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai satu-satunya ion positif.
Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan
membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya ion negatif.
Contoh :
Reaksi ionisasi asam:
HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)
Reaksi ionisasi basa:
NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)

b. Teori asam basa Bronsted-Lowry


Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan, yakni asam
dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam pelarut bukan air.
Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris
membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan
asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat
yang dapat menerima proton (akseptor proton).
Contoh :
NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

c. Teori asam basa Lewis


Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun 1923. Teori ini
timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas jangkauannya.
Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton.
Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang
dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan
pasang elektron.
Contoh :
NH₃: + H⁺ —> NH₄⁺
Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa
Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan elektron, sedangkan ion H+
adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun
asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

C.Pengertian PH
Soren Peder Lauritz Sørensen (S.P.L. Sørensen) adalah seorang Ahli Kimia asal
Denmark yang terkenal dan populer karena mengenalkan dan mengembangkan konsep pH,
skala numerik untuk mengukur tingkat keasaman (acid) dan basa (alkali). S.P.L. Sørensen
lahir di Havrebjerg, Denmark pada 9 Januari 1868 dan meninggal pada 12 Februari 1939.
Ketika bekerja di Laboratorium Carlsberg, S.P.L. Sørensen yang merupakan lulusan
Universitas Kopenhagen ini  mempelajari pengaruh konsentrasi ion pada protein. Dan karena
konsetrasi ion hidrogen sangat penting, S.P.L. Sørensen memperkenalkan skala pH sebagai
cara sederhana untuk mengekspresikannya pada tahun 1909. PH (Power of
Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis, skala pH bukanlah
skala absolut ( Chang 2003). Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-
nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Rahayu (2009) berpendapat bahwa
larutan dengan harga pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang harga pH-nya tinggi
dinamakan ”basa”. Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7
adalah harga tengah mewakili air murni (netral). Jadi, larutan asam merupakan larutan dengan
pH di bawah 7. Semakin ke kiri trayek pH semakin kecil yang artinya sifat keasaman akan
semakin kuat. Sedangkan, larutan netral memiliki nilai pH sama dengan 7. Larutan basa
memilki nilai pH di atas 7. Semakin ke kanan trayek pH semakin besar yang artinya sifat
kebasaan akan semakin kuat.

D. Peran Nilai PH
Nilai pH memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dan perlu dipantau
bagi kontrol kualitas produk farmasi, kosmetik, dan makanan (Schaude et al., 2017). Kondisi
pH pada cairan tubuh perlu dipantau untuk mengetahui tingkat kualitas kesehatan tubuh.
Kondisi pH sebagai salah satu parameter kualitas air perlu dimonitor bagi kelangsungan hidup
organisme seperti konsumsi air minum, pemantauan air kolam, air akuarium, atau air pada
kolam budidaya perairan (Zhao et al., 2013). Sebelumnya telah dikembangkan suatu metode
untuk mengukur nilai pH menggunakan pH meter, namun harganya yang relatif mahal dan
penggunaannya dibutuhkan keahlian khusus. Alat ukur pH berbentuk tes strip juga tersedia di
pasaran akan tetapi harga yang ditawarkan masih relatif mahal serta terkadang menggunakan
indikator bahan kimia sintesis yang tidak ramah lingkungan (Okoduwa et al., 2015; Yang et
al., 2011).

E. Pengukuran PH
Menurut Umar (1991) pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan
informasi data secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran dapat berupa informasi- informasi
atau data yang dinyatakan dalam berntuk angka ataupun uraian yang sangat
berguna dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu mutu informasi haruslah akurat. PH
adalah suatu ukuran yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari
suatu larutan, pH diukur pada skala 0- 14.(Nogroho, 2016).Jadi pengukuran ph dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan mendapatkan informasi data secara kuantitatif berupa angka kadar
keasaman atau kebasaan suatu larutan.Tujuan dari pengukuran pH ini bagi masyarakat biasa
untuk mengetahui pH benda atau cairan tertentu,sedangkan tujuan khusus yaitu bagi seorang
tenaga kesehatan terutama perawat yaitu untuk mengetahui adanya penyakit atau gangguan
tertentu pada seorang pasien.

F. Teknik-Teknik Pengukuran PH
Menurut Raini (2016) teknik-teknik pengukuran pH adalah :
1. Menggunakan Indara perasa
Secara mudah, lidah kita dapat merasakan rasa dari sesuatu yang dirasakan apakah air
tersebut bersifat asam atau basa. Namaun cara tidak dianjurkan karena ada beberapa
larutan yang tidak aman apabila di konsumsi.
2. Menggunakan indikator tetes
Cara ini ditemukan dalam aktivitas titrasi. Prinsipnya adalah pengamatan warna pada
setiap perubahan pH.
3. Menggunakan kertas lakmus
Kertas ini terbuat dari jenis tumbuhan khusus yang dapat memeberikan reaksi khusus
yang memberikan perubahan warna ketika menemukan kondisi pH tertentu.
4. Menggunakan pH meter
Cara pengukuran ini adalah cara yang paling banyak digunakan, karena alatnya kecil
dan dapat dibawa kemana-mana. Selain itu juga memeberikan hasil yang akurat
hingga nilai pH dalam koma. Namun alat ini memiliki kekurangan yang terkadang
tidak stabil saat di gunakan.

G. Indikator Asam Basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi
rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-senyawa
asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator asam-
basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel,
umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan
tersebut. Indikator yang dapat digunakan berupa indikator alami maupun indikator buatan.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan
berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa
(Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam basa dapat berupa indikator alami dan
indikator sintesis. Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan
warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang
dapat dipakai, misalnya: bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada
suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010). Sedangkan indikator
sintesis dapat menggunakan indikator universal,kertas lakmus,atau pH meter.
H. Klasifikasi Indikator yang digunakan
1.)Bunga sepatu
Bunga sepatu adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan
banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar,
berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa
bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang
berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Kembang
sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga digunakan
untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang
berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan
bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang
dikeringkan juga diminum sebagai teh. Di Okinawa, Jepang digunakan sebagai tanaman
pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman ini disebut Gushōnu hana (bunga kehidupan
sesudah mati) sehingga banyak ditanam di makam.

Klasifikasi Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L).


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : H. rosa-sinensis
2.)Kunyit atau kunir

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu


tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini
kemudian mengalami penyebaran
kedaerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap
orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau obat untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan seperti pemakaian dalam perawatan kulit dan wajah. Umbi
(rimpang) yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat, umbi (rimpang)
kunyit berkhasiat untuk mendinginkan badan, membersihkan, mempengaruhi bagian
perut khususnya pada lambung, merangsang, melepaskan lebihan gas di usus,
menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah. Selain dari itu juga
digunakan sebagai bahan dalam masakan sebagai perasa dan pewarna dalam beberapa
jenis olahan makanan guna memberikan cita rasa pengonsumsinya. Kunyit juga
digunakan sebagai obat anti gatal, anti septik dan anti kejang serta mengurangi
pembengkakan selaput lendir mulut. Kunyit dikonsumsi dalam bentuk perasan yang
disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau digunakan sebagai salep untuk
mengobati bengkak dan terkilir. Kunyit juga berkhasiat untuk menyembuhkan hidung
yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan menghirupnya untuk
memperlancar pernapasan.

Klasifikasi Kunyit (Curcuma domestica)


Kerajaan : Plantae
(tanpa takson) : Angiospermae
(tanpa takson) : Monocots
(tanpa takson) : Commelinids
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : C. domestica

I. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis yang menitik beratkan pada
proses dan makna dari penelitian (Sugiyono, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Identitas Probandus
Nama : Ika Aisyah Caesarria
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 51 kg
Suku Bangsa : Jawa

B.Waktu dan Tempat


Praktikum pengukuran pH urine menggunakan indikator alami ini,dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Minggu, 2 Oktober 2021
Tempat : Jalan Sampurna,Gang Kelengkeng no.60,Komplek
Beringin,Banjarbaru

C.Alat dan Bahan


Alat : Lumpang dan alu ,tabung reaksi,rak tabung reaksi,pipet tetes
tisu
Bahan : Kembang sepatu,kunyit,cuka,air jeruk,air
sabun,urine,aquades

D.Cara Kerja
1. Menggerus bunga sepatu menggunakan lumpang dan alu, tambahkan aquades
sebanyak 10 ml. melakukan hal yang sama pada kunyit.
2. Memipet ekstrak bunga sepatu dan kunyit, memasukkan ke dalam tabung reaksi,
memasukkan ke dalam rak tabung reaksi A.
3. Memipet sebanyak 2 ml cuka, air jeruk, air sabun dan urine ke dalam tabung reaksi
yang berbeda, memasukkan ke dalam rak tabung reaksi B.
4. Meneteskan sebanyak 1 ml ekstrak kembang sepatu ke dalam tiap tabung reaksi pada
rak B.
5. Menggoyangkan tabung, mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatat pada
tabel seperti contoh.
6. Mengulangi langkah 4-5 untuk kunyit.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Dari praktikum yang telah saya lakukan didapatkan hasil sebagaimana tabel berikut:

Bahan Perubahan warna setelah pemberian indikator


yang
Sifat Larutan
diuji Bunga Sepatu Kunyit

Cuka Merah Keorangean Kuning Jernih Asam

Air Jeruk Merah Muda Kuning Keorangean Asam

Air Ungu Muda Jingga Kecoklatan Basa


Sabun

Urine Merah tua jernih Orange Jernih Asam


Basa

Netral

Asam
Indikator Bunga Sepatu

Basa

Netral

Indikator Kunyit Asam

B.Pembahasan
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, asam
merupakan zat-zat yang biasanya berasa masam. Sementara basa memiliki rasa pahit dan
licin. Dalam ilmu kimia, asam diartikan sebagai semua zat yang jika dilarutkan dalam air akan
terurai dan menghasilkan ion H+. Suatu senyawa dikatakan sebagai asam apabila saat
dilarutkan ke dalam air pH nya lebih kecil dari 7. Sedangkan basa adalah semua zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH- dan memiliki pH lebih dari 7.Suatu zat dapat
dikatakan netral jika memiliki pH 7. Teori Asam-Basa dibagi menjadi beberapa bagian:
1.Asam-basa Arrhenius menyatakan bahwa suatu zat bersifat asam jika membentuk ion H+
ketika direaksikan dengan air. Suatu zat dikatakan basa apabila membentuk ion OH- ketika
direaksikan dalam air. ion H+ adalah pembawa asam sedangkan ion OH- adalah pembawa
basa.
2.Asam-Basa Bronsted-Lowry menyatakan bahwa suatu zat dikatakan asam apabila menjadi
donor proton (H+) dan dikatakan sebagai basa apabila bertindak sebagai acceptor/penerima
proton (H+).
3.Asam-basa Lewis menyatakan bahwa suatu zat dikatakan asam apabila menerima pasangan
elektron dan dikatakan basa apabila menjadi donor pasangan elektron.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya bahwa dalam pengukuran pH dapat
menggunakan indikator alami maupun sintesis. Indikator alami yaitu indikator yang berasal
dari bahan-bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip
indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa
. Indikator alami yang biasa di pakai adalah dalam pengujian sama basa adalah tumbuhan
yang berwarna mencolok berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah dan dedauanan. Di
bawah ini merupakan pigmen-pigmen warna alami yang dapat mendeteksi asam atau basa :

 Alizarin adalah warna oranye yang dapat ditemukan di akar tanaman madder plant; Ianya
digunakan untuk mewarnai wol di Mesir Kuno, Persia, dan India. Di larutan alkohol 0,5%
alizarin berwarna kuning pada pH 5.5 dan berwarna merah pada pH 6.8. Alizarin yang
telah dimodifikasi secara sintetis juga dapat digunakan sebagai indikator asam basa.

 Cochineal adalah indikator asam basa yang dibuat dari tubuh serangga cochineal yang
dikeringkan, serangga ini dapat ditemukan di Mexico dan Amerika Tengah. Kita hari
menggiling sekitar 70.000 serangga untuk membuat 1 pon indikator kering. Bubuknya
mengandung sekitar 10% Asam carminic yang berwarna kuning di larutan asam, dan ungu
tua di larutan basa. Larutan Cochineal tidak digunakan sebagai indikator asam basa lagi.

 Curcumin, yaitu kuning kunyit adalah pewarna alami yang ditemukan di bubuk kari.
Warna ekstrak kunyit berwarna kuning di pH 7.4 dan berubah menjadi merah di pH 8.6.

 Esculin adalah pewarna fluorescent yang bisa diekstrak dari daun dan kulit batang pohon
berangan kuda. Kita perlu memancarkan sebuah cahaya hitam (ultraviolet) pada indikator
ini untuk mendapat efek terbaiknya. Esculin berubah dari tidak berwarna di pH 1.5
menjadi biru fluorescent di pH 2.

 Anthocyanin adalah indikator asam basa yang paling mudah untuk didapatkan; ini adalah
pigmen warna tanaman yang membuat kol ungu berwarna ungu, bunga cornflower
berwarna biru, dan bunga poppy berwarna merah. Antocyanin berwarna merah di larutan
asam, berubah menjadi keunguan dan hijau di larutan basa lemah dan kuning di larutan
basa kuat.

 Litmus adalah pewarna biru yang diekstrak dari berbagai spesies lumut kerah. Walaupun
lumut keran ini tumbuh di berbagai daerah di dunia ini, hamper semua litmus diekstrak
dan dikemas di Belanda. Litmus berwarna merah di pH 4.5 dan biru di sekitar pH 8.3.
Sebagian besar Litmus digunakan untuk membuat kertas Lakmus, dan dapat juga dipakai
sebagai pewarna pada minuman.

 Logwood adalah pewarna yang didapatkan dari bagian inti pohon dari sejenis pohon yang
tumbuh di Amerika Tengah dan daerah Hindia Barat. Ekstrak ini berisi hematoxylin dan
hematein, yang berubah menjadi merah cerah di larutan basa.

 Betalains adalah kelas “indole-derived pigments” berwarna merah dan kuning yang
ditemukan di tanaman berordo Caryophyllales, dimana pigmen ini menggantikan pigmen
antocyanin. Betalain juga ditemukan pada spesies jamur tingkat tinggi.
Kelebihan dari indikator alami yaitu mudah didapat, harganya lebih terjangkau dan
pada indikator tertentu akan berubah lebih dari satu warna ketika pengujian asam basa.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat menentukan derajat keasaman (pH) dan tidak
tahan lama. Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang bewarna, misalnya
kelopak bunga sepatu, daun kubis ungu, daun bayam merah, kayu secang dan kunyit.
Sebenarnya hampir semua tumbuhan warnanya tidak jelas. Sehingga tidak semua tanaman
dapat dijadikan sebagai indikator, hanya tanaman-tanaman tertentu yang dapat dijadikan
indikator. Praktikum ini menggunakan indikator bunga sepatu dan kunyit karena dirasa
mudah didapat karena ada di alam sekitar. Dalam penggunaannya sebagai indikator alami
asam basa, bunga sepatu dapat menjadi indikator karena mengandung mempunyai zat warna
yang disebut antosianin dan mampu memberikan perubahan warna baik pada
senyawa asam maupun senyawa basa. Penelitian Siregar (2009) menunjukkan, kembang
sepatu (Hibiscus rosasinensis) mengandung antosianin yang memberikan warna merah pada
pH < 4,85 dan berwarna menjadi hijau pada pH > 9,60. Perubahan warna ekstrak mahkota
bunga sepatu dalam larutan asam dan basa disebabkan adanya antosianin, larutan ekstrak
mahkota bunga sepatu dalam asam tidak berwarna dalam basa berwarna violet. Antosianin
dalam strukturnya mengandung kation flavilium dapat terjadi perubahan warna karena
terjadinya perubahan bentuk struktur yagng disebabkan karena pengaruh pH. Sedangkan
kunyit mempunyai zat warna kurkumin yang terdapat dalam ekstrak kunyit (Curcuma
domestica) adalah kristal berwarna kuning oranye, tidak larut dalam ether, larut dalam
minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam berwarna kuning
muda. Kurkumin memberikan perubahan warna yang jelas dan cepat yaitu kurang dari 5 detik
sehingga dimungkinkan sebagai indikator. Trayek pH indkator kunyit yaitu apabila pH < 4,5
perubahan warnanya dari kuning apabila pH > 9,9 warnanya menjadi coklat kemerahan
(Harjanti, 2008). Penelitian Harjanti (2008), menunjukkan bahwa kunyit (Curcuma
domestica) mengandung zat kurkumin yang dapat berubah warna dari kuning menjadi coklat
kemerahan pada pH 9,9. Hal inilah yang membuat bunga sepatu dan kunyit dapat menjadi
alternatif indikator asam basa karena indikator asam basa yang baik adalah yang dapat
memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan basa.
Menurut hasil praktikum yang telah dilakukan terjadi perbedaan warna yang
dihasilkan dengan pemberian masing-masing indikator di tabung reaksi yang berbeda. Ketika
mencampurkan indikator alami dengan larutan asam atau basa, terjadi perubahan warna yang
berbeda dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ketika ditembahan atau
dikurangi ioin H+. Pada zat asam yang ditetesi dengan ekstrak bunga mawar akan
memunculkan warna merah tua hingga merah terang,untuk zat yang sifatnya basa akan
memunculkan warna ungu muda.Pada cairan yang ditetesi dengan ekstrak kunyit
menunjukkan perubahan warna kuning agak keorangean sampai kuning jernih,sedangkan
pada cairan basa akan menunjukkan warna merah kecoklatan.Kemudian,menurut jurnal yang
pernah dibaca,dikatakan bahwa ketika mengukur zat yang bersifat netral,penetesan ekstrak
bunga sepatu akan merubah cairan tersebut menjadi warna putih. Lain halnya jika ditetesi
dengan ekstrak kunyit maka cairan yang bersifat netral tersebut akan berubah warna menjadi
kuning cerah. Pengelompokkan zat berdasarkan hasil praktikum ini,termasuk zat asam yaitu
cuka,urine dan air jeruk dan sudah pasti bahwa air sabun merupakan zat basa karena juga
memiliki ciri licin dan pahit.Lebih jelasnya di dalam urine normal terdiri dari air, urea, asam
urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam
terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin c dan obat-
obatan. Semua cairan dan pembentuk urine tersebut berasal dari darah atau cairan interstisial.
Derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH urin dewasa normalnya adalah 4,6-7,5
pH urin 24 jam biasanya asam, hal ini disebabkan oleh zat-zat sisa metabolise badan yang
biasanya bersifat asam. Kemudian ada air jeruk. Sebagai salah satu jenis buah sitrus, buah
jeruk mengandung asam sitrat dan sitrat,dimana asam sitrat merupakan salah satu jenis asam
lemah. Selanjutnya ada cuka,biasanya cuka ditambahkan ke makanan supaya rasanya lebih
segar. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik yang
berada dalam golongan asam alkanoat. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%)
selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka
konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain
seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam
asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Yang terakhir ada air
sabun, sabun terbuat dari senyawa alkali (natrium hidroksida atau kalium hidroksida) yang
dicampur dengan lemak nabati atau hewani serta pewangi. Formulasi ini bersifat basa dan
berfungsi membersihkan minyak dan kotoran di permukaan kulit yang cenderung bersifat
sedikit asam.
Pengukuran pH sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya yang sering
memerlukannya yaitu di bidang pertanian. Manfaat pengukuran pH tanah
diantaranya:menentukan tinggi rendahnya unsur hara yang diserap oleh tanaman, dapat
diketahui bila ada unsur yang beracun dalam tanah, mengetahui potensi perkembangan
mikroorganisme, dan dapat memonitor pengolahan pertanian terhadap penggunaan bahan
kimia dan diketaui dampaknya terhadap lingkungan. Pengukuran juga pH juga penting bagi
perawat,seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perawat dapat mendiagnosis adanya
gangguan pada pasien melalui pengukuran pH urine. PH urin merupakan indikator yang baik
untuk menilai seberapa baik ginjal bekerja mempertahankan homeostasis. Ketika seorang
perawat mampu dan memahami rentang normal pH urine,maka akan mempermudah nantinya
mengetahui suatu penyakit apabila hasil pengukuran tidak sesuai dengan rentang normal.
Penelitian pH urin berguna pada gangguan cairan badan elektrolit serta pada infeksi saluran
kemih yang disebabkan oleh kuman yang menguraikan ureum. Misalnya, saat ph di bawah 7
artinya tubuh terlalu asam. Ini sangat berbahaya karena tubuh tidak bisa menolerir
ketidakseimbangan asam dalam waktu lama. Saat pH terlalu rendah itu artinya terjadi
penumpukan karbondioksida dalam darah. Karbondioksida yang tinggi akan membuat
pernafasan jadi sulit. Asam yang tinggi juga memungkinkan kolesterol buruk atau LDL (Low
Density Lipoprotein) menumpuk cepat dalam arteri yang merusak dinding pembuluh darah
dan menciptakan penumpukan plak. Sedikit saja nilai pH tubuh mengalami kenaikan dari
batas idealnya, sifat darah cenderung lebih basa. Hal ini akan mengganggu keseimbangan
mineral kalium dalam tubuh dan kalsium darah. Kondisi peningkatan kadar basa dikenal
dengan istilah alkalosis. Gejala yang timbul akibat alkalosis dapat bervariasi. Dalam jangka
pendek, cairan tubuh yang terlalu basa dapat menyebabkan mual, kram dan nyeri otot, otot
kedutan, tangan tremor, pingsan, serta sensasi mati rasa di sekitar wajah, tangan dan kaki. Jika
tidak diatasi atau dibiarkan bertambah parah, alkalosis dapat menyebabkan pusing, detak
jantung tidak teratur (aritmia), kesulitan bernapas, merasa kebingungan, kesulitan memproses
informasi (stupor), bahkan koma. Pencegahan utama dari kondisi nilai pH tubuh yang tidak
seimbang adalah dengan menjaga kesehatan organ paru dan ginjal, dengan cara:
1.)Kurangi konsumsi alkohol.

2.)Gunakan obat sesuai aturan.

3.)Hindari/berhenti merokok.

4.)Menjaga berat badan ideal.

5.)Cukupi kebutuhan cairan.

6.)Jaga pola makan tetap sehat, dengan memperbanyak sumber makanan buah dan sayuran
seperti wortel, susu, pisang, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

1. 1.PH urine normal berada di angka 4,5- 8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Sedangkan
nilai pH urine netral adalah 7,0. PH urine dinyatakan asam saat berada di bawah
angka 5,0, dan dinyatakan basa saat berada di atas angka 8,0
2. Kelebihan dari indikator alami yaitu mudah didapat, harganya lebih terjangkau
dan pada indikator tertentu akan berubah lebih dari satu warna ketika pengujian
asam basa. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat menentukan derajat
keasaman (pH) dan tidak tahan lama.
3. Kelebihan indikator buatan Presisi, karena disertai indikator nilai pH untuk
pengukuran tepat dan sudah disesuaikan oleh produsennya. Sedangkan
kekurangannya Menggunakan bahan kimia buatan yang dapat mencemari
lingkungan. Sisa indikator buatan, seperti kertas litmus yang terpakai, harus
ditangani dengan tepat.
4. Indikator alami asam basa dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari
tanaman yang akan dijadikan indikator asam basa,yakni bunga sepatu dan
kunyit.
5. Zat warna yang mempengaruhi sebagai indikator alami bunga sepatu adalah
antosianin sedangkan pada kunyit adalah zat warna curcumin.
6. Cuka,urine dan air jeruk bersifat asam karena saat ditetesi bunga sepatu
menghasilkan warna merah sedangkan menggunakan indikator kunyit
menghasilkan warna kuning jernih sampai kuning tua.
7. Air sabun bersifat basa karena menghasilkan warna ungu muda setelah ditetesi
indikator bunga sepatu,berwarna merah kecoklatan dengan indikator kunyit.
8. Pengukuran urine biasanya sangat bermanfaat di bidang pertanian,tetapi juga
bagi seorang tenaga medis khususnya perawat,pengetahuan mengenai
pengukuran pH urine sangat diperlukan. PH urin merupakan indikator yang baik
untuk menilai seberapa baik ginjal bekerja mempertahankan homeostasis. Ketika
seorang perawat mampu dan memahami rentang normal pH urine,maka akan
mempermudah nantinya mengetahui suatu penyakit apabila hasil pengukuran
tidak sesuai dengan rentang normal.
9. Pencegahan utama dari kondisi nilai pH tubuh yang tidak seimbang adalah
dengan menjaga kesehatan organ paru dan ginjal, dengan cara: Kurangi
konsumsi alkohol, gunakan obat sesuai aturan, hindari/berhenti merokok,
menjaga berat badan ideal, cukupi kebutuhan cairan, jaga pola makan tetap
sehat, dengan memperbanyak sumber makanan buah dan sayuran seperti wortel,
susu, pisang, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Academia. (n.d.). Academia.co.id. Retrieved from https://academia.co.id/laporan-praktikum-


asam-basa/: https://academia.co.id/laporan-praktikum-asam-basa/
al, S. e. (2017). Peran Niai PH. Test Strip Pengukur PH.
AP, D. D. (2016). PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK. Urinalis dan Cairan Tubuh.
Azizah, U. (2018). lppm.unesa.ac.id. Retrieved from
http://prosiding.lppm.unesa.ac.id/index.php/semnasppm2018/article/download/176/15
6/
Br.Karo, M. (2017). Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Bunga
Karamunting. Identifikasi Sifat Asam Basa Menggunakan Indikator Alami Bunga
Karamunting .
Citra Ayu Dewi, S. d. (2020). Kimia Asam-Basa Berbasis Kontekstual. IKIP Mataram:
deepublish.
Efendi, A. (2021, Agustus 23). Hasil Uji Indikator Asam Basa pada Kol Ungu, Kunyit, Bunga
Sepatu.
Fessenden, R. (1999). Kimia Organik Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Handayani, d. V. (2020, Juni 23). Apa bedanya Cek Urine dengan Tes PH.
Hendri Wasi, E. K. (2017). Indonesian Journal of Chemical Science. Test Strip Pengukur pH
dari Bahan Alam yang Diimmobilisasi dalam Kertas .
Nofi Untari, I. P. (2016). Academia.com. Retrieved from
https://www.academia.edu/36355496/MAKALAH_ASAM_DAN_BASA:
https://www.academia.edu/36355496/MAKALAH_ASAM_DAN_BASA
PINASTI, N. I. (2019). poltekkesjogja. Retrieved from
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1167/: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1167/
Putra, R. P. (2017, November 10). Scribd.ac.id. Retrieved from
https://id.scribd.com/document/364028207/MAKALAH-Reaksi-Asam-Dan-Basa:
https://id.scribd.com/document/364028207/MAKALAH-Reaksi-Asam-Dan-Basa
Putri, N. H. (2020, Februari 24). Berapa PH urine normal.
Raini. (2016). Pengukuran PH. Teknik Pengukuran PH.
Safitri. (2019). PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ALAMI SEBAGAI ALAT
PRAKTIKUM PENENTUAN ASAM BASA SUATU LARUTAN.
Setiaputri, K. A. (2020, November 25). Mengulik Lebih Dalam Berbagai Fungsi dan Jenis
Tes Urine (Urinalisis).
Tambunan, L. R. (2018). Pengantar Kimia Dasar. Yogyakarta: deepublish.
Yusran Khery, S. A. (2019). Kimia Umum. IKIP Mataram: deepublish.

PENGESAHAN

Mengetahui,

Praktikkan 1 Asisten Praktikum Biokimia

Nama : Nama : Syifa Nisrina

NIM : NIM : 1710913220023

Anda mungkin juga menyukai