Anda di halaman 1dari 3

DEKONTAMINASI PERALATAN

PERAWATAN PASIEN
Nomor : 440/ /PKM SKJ/SOP.VII
/2019
SOP No.Revisi : 0
Tgl.Terbit : 1 September 2019
Halaman : 1/3
Kepala Puskesmas
UPT. Puskesmas Rawat
Inap Sukaraja dr. Jhoni Effensyah
NIP.198310272011011002
A. Pengertian 1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan dan ruang
melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
2. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/ menghilangkan jumlah
mikroorganime patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan
cara fisik dan kimiawi.
3. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan
cara fisik dan kimiawi

B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dekontaminasi peralatan perawatan


pasien.

C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja, Nomo. 440/ /PKM.SKJ/
SK.VII/2019. Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis dalam Meningkatkan Mutu
dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

E. Prosedur/ Langkah- 1. Persiapan alat dan bahan


Langkah  Baskom 2 buah
 Klorin 0,5% (dibuat dari klorin 5,25% : air = 1 : 9)
 Spons/sikat
 Sumber : air mengalir
 Sabun/deterjen
 Kompor gas portable
 Panci rebus/kukus 3 susun
 Rak penyimpanan alat
 Bak instrumen
 Sarung tangan rumah tangga
2. Petugas yang melaksanakan :
 Perawat
 Bidan
3. Kategori Spaulding
Pada tahun 1968 Spaulding mengusulkan tiga kategori risiko berpotensi infeksi
untuk menjadi dasar pemilihan praktik atau proses pencegahan yang akan
digunakan (seperti sterilisasi peralatan medis, sarung tangan dan perkakas
lainnya) sewaktu merawat pasien. Kategori Spaulding adalah sebagai berikut:
a. Kritikal
Bahan dan praktik ini berkaitan dengan jaringan steril atau sistem darah
sehingga merupakan risiko infeksi tingkat tertinggi. Kegagalan manajemen
sterilisasi dapat mengakibatkan infeksi yang serius dan fatal.
b. Semikritikal
Bahan dan praktik ini merupakan terpenting kedua setelah kritikal yang
berkaitan dengan mukosa dan area kecil di kulit yang lecet.Pengelola perlu
mengetahui dan memiliki keterampilan dalam penanganan peralatan invasif,
pemrosesan alat, Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), pemakaian sarung tangan
bagi petugas yang menyentuh mukosa atau kulit tidak utuh.
c. Non-kritikal
Pengelolaan peralatan/ bahan dan praktik yang berhubungan dengan kulit
utuh yang merupakan risiko terendah. Walaupun demikian, pengelolaan
yang buruk pada bahan dan peralatan non-kritikal akan dapat menghabiskan
sumber daya dengan manfaat yang terbatas (contohnya sarung tangan steril
digunakan untuk setiap kali memegang tempat sampah atau memindahkan
sampah

4. Langkah-langkah dekontaminasi
a. Siapkan 2 baskom di masing-masing ruangan (Ruang VK, UGD, Ruang
Gigi, Ruang KIA, dan Ruang Umum) baskom pertama berisi klorin
0,5%, baskom kedua berisi air sabun
b. Setelah petugas melakukan tindakan, peralatan medis yang sudah
digunakan langsung direndam dalam baskom pertama yang berisi klorin
0,5% dalam keadaaan masih terpasang handscoon. Menggunakan
metode triple eliminasi;
 Semua peralatan medis harus terendam cairan klorin
 Semua peralatan medis harus direndam dalam keadaan terbuka
 Direndam selama 10 menit, untuk mencegah agar tidak
menyebabkan karat karena klorin bersifat korosif
c. Setelah 10 menit langsung dipindahkan ke baskom yang kedua berisi air
sabun/deterjen.
d. Peralatan medis dalam rendaman air sabun dari VK, ruang gigi dan
ruang umum dibawa ke pusat dekontaminasi yaitu di UGD
e. Di UGD, Petugas dekontaminasi mengunakan sarung tangan rumah
tangga untuk menyikat peralatan medis dalam rendaman air sabun.
f. Dibersihkan sisa-sisa sabun dengan cara dicuci dibawah air mengalir
g. Setelah bersih, peralatan medis diDTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi)
dengan metode rebus/kukus dengan panci rebus kukus 3 tingkat. Alat-
alat medis yang terbuat dari stainles diletakkan di tingkat bawah,
kemudian direndam dengan air sampai 2,5 cm diatas instrumen yang
hendak diDTT. Untuk kasa dan kapas bisa ditaruh di tingkat kedua, dan
di tingkat ketiga (paling atas) bisa ditaruh bahan linen contohnya duk.
h. Letakkan panci rebus/kukus diatas kompor gas portable, lalu
dihidupkan.
i. Tunggu sampai mendidih, kemudian diamkan selama 20 menit dalam
kondisi kompor masih menyala.
j. Setelah 20 menit matikan kompor, pindahkan peralatan yang sudah di
DTT ke rak pengering
k. Setelah kering, peralatan yang sudah di DTT dimasukkan ke dalam bak
instrumen tertutup, ditulis tanggal dan jam. bila peralatan yang sudah
diDTT tidak digunakan dalam jangka waktu 3 hari, harus diDTT ulang.
l. Bak instrumen yang berisi peralatan medis yang sudah diDTT disusun
di lemari alat
m. Tindakan yang dilakukan di Puskesmas sukaraja hanya sebatas semi
kritikal yaitu hanya sebatas mukosa, dan luka ringan lainnya tidak
sampai ke tulang atau masuk ke dalam peredarahan darah sehingga
teknik pembersihan alat hanya sampai DTT (Desinfeki Tingkat Tinggi).
n. Untuk peralatan yang mengenai kulit pasien utuh seperti tensimeter,
stetoskop, termometer dan lain lain bisa menggunakan Desinfeksi
Tingkat Rendah yaitu diusap dengan alkohol.
F. Bagan Alir
Rendam dalam baskom
Peralatan medis bekas pakai
pertama yang berisi cairan
klorin 0,5% selama 10 menit

Dibawa ke UGD (ruang Rendam dalam baskom


dekontaminasi) kedua yang berisi air sabun

Petugas dekontaminasi menyikat


peralatan medis yang terendam air Bilas dengan air
sabun dengan mengunakan sarung mengalir
tangan rumah tangga

DTT dengan metode


Keringkan
rebus kukus

Simpan dalam bak


Lebih dari 3 hari tidak
instrumen tertutup, diberi
digunakan DTT ulang
tanggal dan jam

G. Hal- hal yang perlu 1. Merendam alat di dalam klorin selama 10 menit.
diperhatikan 2. Alat yang sudah di DTT bila tidak digunakan dalam jangka waktu 3 hari harus
DTT ulang.
3. Korentang yang dipakai untuk memindahkan alat yang sudah diDTT harus
dalam keadaan sudah di DTT pula.

H. Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Wanita.


2. Ruang Perawatan Pria.
3. Ruang Perawatan Anak.
4. Ruang Bersalin.
5. Ruang UGD.
6. Ruang Pelayanan Kesehatan Anak.
7. Ruang Perawatan KIA-KB.

I. Dokumen Terkait SK Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja, Nomo. 440/ /PKM.SKJ/
SK.VII/2019. Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis dalam Meningkatkan Mutu
dan Keselamatan Pasien di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

J. Rekam Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai