Anda di halaman 1dari 18

Preferensi Milenial terhadap Investasi Reksa Dana

Digital Research and Fintech Strategy


Digital Banking Product Group
Digital Research and Fintech Strategy

❶ Digital Research ❷ Fintech Strategy

1. Focus Group 1. Mempertimbangkan


Discussion pertumbuhan Fintech yang pesat
2. Studi 2. Prioritas integrase dengan top
Karakteristik fintech player
User 3. Memperhitungkan pertumbuhan
3. Kajian terhadap fintech player lainnya
Produk Pesaing

MILENIAL & INVESTASI


2
Latar Belakang

Fungsi Jasa Finansial Yang Diperankan Fintech


Personal Traditional Wealth
Payment Fund Transfer Finance Personal Loan Deposit Insurance
Management

84% 68% 60% 56% 49% 38% 38%


3
*Berdasarkan PwC Global Fintech Survey 2017

Fintech dapat Dibutuhkan Studi


Kategori fintech yang
menangkap peluang untuk mengetahui
kini tumbuh kian
rendahnya tingkat preferensi investasi,
pesat adalah
persentase (%) behavior serta
insurtech dan wealth
investasi Reksa Dana persepsi Milenial
management.
di Indonesia. terkait Reksa Dana.
Karakteristik Generasi Milenial
Gen - Xer Gen - Z 1 Pengguna Platform Online/
Digital
2 Pengguna Teknologi yang
1946 - 1964 1965 - 1980 1981 - 2000 2001 - sekarang Tinggi

3 Terkoneksi dengan Sosial


Media
4 Cepat Menangkap Informasi &
Baby Boomer Millenials Data
Source: Cohorts Menyukai Perkembangan Diri/
5
Karir yang Cepat
6 Progresif

7 Menyukai Innovasi & Kreatif

8 Tidak Mudah Loyal

9 Kuriositas yang Tinggi

262 Juta IDR 30 Juta Bonus Demografi Generasi Milenial


Total Populasi Pendapatan Tahunan Dominasi (35%) usia 15 – 34 th
Urbanisasi: 55% di Tahun 2020 - 2030

Source: Worldbank, Pitchbook, We are social and Hootsuite – Southeast Asia Digital in 2017,
Globalenvision, CEIC, Statista
Karakteristik Responden TOTAL
663 RESPONDENTS
1 Usia 2% 2 Gender 3 Pendidikan
13%
P L S2 12%
31%

S1 84%
18 - 24

25 - 32
54%
33 - 45 45 % 55 %
> 45 th SLTA/ Sederajat 4%

4 Status 5 Domisili
663 4% 1%
RESPONDENTS

– 85% adalah kelompok milenial Kota


Kabupaten
– 55% adalah laki-laki, Desa
41 % 59 %
– 84% berlatarbelakang S1 95%

– 59 % belum menikah
– 95% berdomisili di Kota
Survey Digital Research 2019, DBP
Karakteristik Responden
512
6 Profesi 8 Bank yg paling sering
7 Pendapatan 3% 3% digunakan Transaksi
4% 2% 4% 5%
77
24 7 2 7 11 23 21%
< 5 Juta Bank Mandiri
22% 10%
5 -10 Juta BCA
Pelajar/ Mahasiswa Pegawai Swasta PNS
11 - 20 Juta BRI
TNI/Polri Pegawai BUMN Jobseeker
21 - 30 Juta BNI
Entrepreneur Lainnya BTPN/Jenius
> 30 Juta 75%
51% Lainnya

9 Dompet Digital
Non Bank Bank Lainnya
2% 2%
663
0% RHB Bank 1
1%
1% RESPONDENTS Panin 1
15% Bank DKI 1
– 77% berprofesi pegawai BUMN Common Wealth 1
Bank Muamalat 4
19% 60% – 51% berpendapatan 5-10 Juta Rupiah BTN 4
Citibank 1
– 75% paling sering menggunakan bank mandiri DBS/ Digibank 5

– 60% paling sering menggunakan Permata 2


CIMB Niaga 8
Gopay untuk transaksi
Danamon 2
Gopay Ovo e-cash Dana T-cash Sakuku Tradisional/ cash Lainnya
Jumlah (responden)

Survey Digital Research 2019, DBP


Pengalaman Investasi
Produk investasi:
Total Responden Berdasarkan survey Digital Research 2019 1. Reksa Dana
2. Surat Berharga Negara
(2019) terhadap 663 Responden 3. Surat Berharga Korporasi
4. Asuransi dari Agen

663 65 % Punya produk investasi 433 orang


5. Beli Saham Langsung
6. Produk Derivatif
7. Forex
8. Commodities
*Berdasarkan DGB Survey
2019
35 % Tidak punya produk investasi 230 orang
9. Emas/ logam mulia
10. Properti
11. P2P Lending
Alasan belum punya produk investasi
Sebanyak 127 Responden belum memiliki
Lainnya 8 preferensi jenis investasi yang sesuai.
Belum memiliki preferensi jenis
127
investasi apa yang sesuai
Lainnya:
Sudah cukup dengan menabung
sehingga tidak butuh investasi
10 1. 1. Belum ada investasi yang masuk akal
2. 2. Masih mengumpulkan uang darurat, baru investasi
Tidak ada uangnya 48 3. 3. Lebih suka investasi tanah/property
4. 4. Masih menentukan strategi investasi
Ragu-ragu jika berinvestasi 26
5. 5. Sudah dicairkan untuk kebutuhan lain
6. 6. Belum memiliki pengalaman dan belum ada saran
Tidak tahu mengapa harus investasi 11

Survey Digital Research 2019, DBP


Pengalaman Investasi
Dari 663 Responden Berdasarkan survey Digital Research 2019
Yang punya produk terhadap 433 Responden
investasi
433 46 % Bermain saham 198 orang

*Berdasarkan DGB Survey 54 % Tidak bermain saham 235 orang


2019

Instrumen yang pernah di investasikan


Emas/ Sebagian besar kaum milenial
Reksa Dana Saham Properti Asuransi Asuransi ternyata masih memiliki keinginan
Logam SBN
dari Bank dari Agen untuk berinvestasi, jenis investasi
mulia
64% yang dipilih tentu disesuaikan
dengan gaya hidup generasi
49% tersebut. Reksa Dana adalah jenis
37% investasi yang banyak diminati
26% 24%
17% oleh generasi milenial.
15%

Investasi Lainnya:
1. Forex 11,1% 5. Commodities 0,5%
2. Peer to peer lending 10% 6. Collectibel item 10%
3. Produk Derivatif 2,4%
4. Surat Berharga Korporasi 2%
Survey Digital Research 2019, DBP
Investasi Reksa Dana

Total Responden Berdasarkan survey Digital Banking 2019


terhadap 663 Responden

663 44 % Investasi Reksa Dana 294 orang

*Berdasarkan DGB Survey 56 % Tidak investasi Reksa Dana 369 orang


2019

Alasan Tidak Pernah Investasi Reksa Dana


Lainnya (5%):
29% Belum memiliki preferensi jenis Reksa Dana 1. 1. Belum aja, belum cocok
yang sesuai
2. 2. Takut dosa, masih bimbang, Riba, Ragu
21% Tidak tahu apa itu Reksa Dana 3. akan kehalalannya
4. 3. Lebih memilih investasi pada saham
Belum memiliki alokasi dana untuk berinvestasi
18% Reksa Dana 5. 4. Kurang menantang
6. 5. Produk turunan akan menghasilkan
15% Ragu-ragu jika berinvestasi Reksa Dana
7. keuntungan yang tidak optimal
8. 6. Bingung karena saya orang daerah
13% Lebih suka dan lebih percaya investasi lainnya selain
9. 7. Belum ada pengalaman terkait Reksa Dana
Reksa Dana
Survey Digital Research 2019, DBP
Investasi Reksa Dana
Motivasi investasi Reksa Dana? Jenis Reksa Dana yang banyak digunakan saat ini

Lainnya 5% ETF (Exchange Traded Fund) 1%


Risiko Rendah 14%
Reksa Dana Syariah 7%
Coba-coba/ spekulasi 9%
Reksa Dana Index 2%
Berinvestasi Reksa Dana… 1%
Reksa Dana Terproteksi 4%
Keputusan sendiri karena… 11%
Reksa Dana Saham 61%
Pengaruh eksternal… 3%
Reksa Dana Campuran 49%
Agar mendapatkan… 27%
Reksa Dana Pendapatan Tetap 31%
Bisa berinvestasi dengan… 31%
294 Reksa Dana Pasar Uang 48%
RESPONDENTS
– 31% dapat berinvestasi dengan nominal kecil – 61% Responden paling banyak menggunakan Reksa Dana Saham
– 27% agar mendapatkan keuntungan lebih, – 49% Reksa Dana Campuran
– 14 % memilih karena Risiko rendah – 48% Reksa Dana Pasar Uang.

Survey Digital Research 2019, DBP


Investasi Reksa Dana
Hambatan utama saat beli/ top-up unit Reksa Dana
48%
Lainnya (14 %):
1. 1. Dulu belum ada versi mobilenya
2. 2. Malas bertemu sales
3. 3. Banyak kebutuhan
12% 12% 14%
10% 4. 4. Kepercayaan terhadap manager investasi
4% 5. pihak ketiga
6. 5. Trauma suprime
Capek harus Nominal Top-up Proses Takut terhadap Penjelasan staf Lainnya
datang ke cabang minimal Rp. pembukaan risiko Reksa Dana penjual tidak 7. 6. Profitnya kecil
bank 100.000 rekening investasi memadai
berbelit-belit
1. 7. Ribet kalo mau pencairan, Pencairanreksadana yang memakan
2. waktu hingga 2 minggu
3. 8. Kejelasanproduk danperforma produk

294 respondents 4. 9. Tidak dapat dikontrol atas saham apa saja yang dibeliolehpara
5. MI
– 48% mengalami hambatan capek datang ke cabang 6. 10. Tidak real time
7. 11. Return yang tidakterlalu besar jika dibandingkansaham
8. 12. Harga NAB terkini tidaksesuai dengan summary
9. performance
10. 13. Produk reksadana yang saya inginkantidakdijual di
11. tempat yg saya sering datangi

Survey Digital Research 2019, DBP


Data Analysis
Qualitative Response Regression Models

Variabel Koefisien Std.Err z P>│z│ Odds Ratio


Usia18-24 1.870568 .8673367 2.16 0.031 6.491985
Usia25-32 2.3799826 .8378896 2.84 0.005 10.80303
Usia33-45 2.246871 .8190313 2.74 0.006 9.458093
Usia>45 0 (omitted) 1 Dengan regresi logistik, peneliti memprediksi variabel terikat yang berskala
Lakilaki .0183385 .1814866 0.10 0.920 1.018508 dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud adalah skala data nominal dengan
Perempuan 0 (omitted) 1
Kota 2.230413 1.383404 1.61 0.107 9.303709 dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah
Kabupaten 1.676041 1.455693 1.15 0.250 5.344358
Desa 0 (omitted) 1
SLTA 0.2351624 .9195171 .26 0.798 1.265114 • variabel usia 18-24, usia 25-32, usia 33-45, variabel
S1 -.22713 .2856946 -0.80 0.427 .7968172
S2 0 (omitted) 1 pekerjaan Polri/TNI, serta tingkat pendapatan <5jt
Pelajar/Mahasiswa
PegawaiSwasta
.1689921
-.0602673
1.062334
.823148
0.16
-0.07
0.874
0.942
1.184111
.9415128
dan tingkat pendapatan 5-10jt secara statistik
PNS -.3717887 1.337481 -0.28 0.781 .6894999 signifikan mempengaruhi probabilitas memilih
Polri/TNI 3.863566 1.915912 2.02 0.044 47.63491
PegawaiBUMN 1.478416 .7677931 1.93 0.054 4.385991
reksa dana sebagai instrument investasi.
Jobseeker 1.829532 1.171639 1.56 0.118 6.230971

• Dilihat dari odds ratio, Individu yang memiliki


Entrepreneur -1.543534 1.399473 -1.10 0.270 .2136248
Lainnya 0 (omitted) 1
Pendapatan<5jt -3.143582 .8314343 -3.78 0.000 .043128
reksadana dengan usia 18-24 lebih besar sebesar
Pendapatan5-10jt -2.082882 .7942913 -2.62 0.009 .1245706
Pendapatan10-
-1,442021 .7855906 -1.84 0.066 .2364494
6.491 kali, usia 25-32 lebih besar sebesar 10.803
20jt
Pendapatan21-
.489483 .8854404 0.55 0.580 1.631498 kali, dan usia 33-45 sebesar 9.458 kali bila
30jt
Pendapatan>30jt 0 (omitted) 1 dibandingkan dengan individu dengan usia >45.
BelumBerkeluarga -.235259 .2212181 -1.06 0.288 .7903661
SudahBerkeluarga 0 (omitted) 1
_Cons -3.521497 1.743264 -2.02 0.043 .029552
Number of obs 663
LR chi2 (20) 162.40
Prob>chi2 0.0000
Pseudo R2 0.1783
Sumber: Hasil Output STATA, diolah
Keterangan: ( ) signifikan pada alfa 5% Survey Digital Research 2019, DBP 12
Reksa Dana Online
Total Responden Berdasarkan survey Digital Research 2019
terhadap 663 Responden

663 18 % Investasi Reksa Dana Online

Tidak Pernah investasi


117 orang

*Berdasarkan DGB Survey 82 % Reksa Dana Online 546 orang


2019

Alasan Tidak Pernah Investasi Reksa Dana Online

57 % Lainnya (9%): 5. Lebih memilih saham, return dari saham lebih


Belum mengetahui caranya
1. Lebih suka berinvestasi di stock market besar dibanding instrumen investasi lainnya
2. bingung dari app mana yang terpercaya 6. Takut dosa, Riba
3. Return Kurang Menarik 7. Lack of knowledge and data
16 % Lebih aman kalau beli melalui Bank 4. Belum aja, Belum dapet reksadana yang 8. Tidak dihubungi
cocok aja 9. Faktor keamanan, Belum tau mau beli dimana
dan jenis yg aman
10 % Risiko pencurian data/ penipuan
10. Tidak percaya dengan Manajer Investasi Reksa
Dana. Beberapa MI masih sering menyarankan
buy/sell atas karena ada kepentingan dengan
produk tertentu. Analisanya tidak pure,
7% Reksa Dana Online sangat berisiko dipengaruhi kepentingan pribadi
11. Produk yg ditawarkan tidak menarik, reputasi
manajer investasi kurang
12. Tidak ada reksa dana online yang menyediakan
banyak produk
13. Tidak tertarik investasi di reksadana, Produk reksa
dana pada dasarnya sudah kurang menarik

Survey Digital Research 2019, DBP


13
Reksa Dana Online
Tempat beli Reksa Dana Online? Alasan mengapa kamu beli Reksa Dana Online?

Lainnya 17%
Harga sangat transparan (data NAB/UP) 3%
Moinves 29%
Pencairan yang cepat
3%
POEMS 3%
Banyak pilihan dalam investasi Reksa Dana
Online 6%
Tokopedia 20% Waktu lebih fleksibel, karena langsung
bertransaksi secara cepat dan langsung 26%
BukaReksa
(Bukalapak) 15% Lebih murah, karena investasi Reksa Dana
dapat dimulai dari Rp. 10.000 4%
Ipotfund
(indopremier) 26% Lebih mudah, karena hanya membuka
website dan klik beberapa bagian 58%
Bareksa 29%

117
– 29% membeli melalui moinves Respondents – 58% responden merasa lebih mudah dalam beli Reksa
– 29% responden juga membeli melalui Bareksa Investasi Reksadana Dana online karena hanya membuka website/ aplikasi
Online
– 26% responden membeli melalui Ipotfund

Survey Digital Research 2019, DBP


14
Model Bisnis
Pendekatan Investasi dengan Meleverage habit yang sudah ada di e-commerce

Konsep “Up-Size

• Investasi disini di trigger oleh user setiap kali


melakukan transaksi di e-Commerce. Dimana,
nominal yang diinvestasikan adalah penyisihan sisa
uang transaksi yang sangat kecil (receh).

“Rounding Up”
• Jumlah uang yang disisihkan adalah hasil dari
pembulatan nilai nominal transaksi user baik dari e-
wallet e-commerce maupun payment gateway lainnya

Dompet Investasi
• Uang yang mengendap di e- wallet e-commerce dapat
berkembang dengan cara merubah ke dalam produk
khusus Reksa Dana Pasar Uang (T+0).
Mandiri Investasi Sebagai APERD
KYC & Account Creation
oleh MMI

APERD

Leverage Teknologi
Moinves
PLATFORM MANAJER
PROVIDER INVESTASI

Bigger Pie

16
Saran yang ingin disampaikan adalah simplifikasi dalam hal

Kesimpulan investasi yang ada di e-commerce. Karakteristik milenial mereka


suka belanja online di e-commerce, sehingga akan mudah untuk
cross selling via e-commerce dan strategi pengenalan Reksa
Dana di e-commerce. Hal ini tentunya akan memberikan
Studi Milenial & Investasi kontribusi yang positif bagi Bank Mandiri dan khususnya bagi
MMI itu sendiri.
• Berinvestasi secara online menjadi pilihan kaum milenial untuk
mempersiapkan dana masa depan. Meski Reksa Dana sudah lama
hadir dan dianggap sebagai cara berinvestasi konvensional, Traditional data
konsepnya yang kini dipadukan dengan sistem dalam jaringan Digital data
menawarkan kemudahan lain yang menarik minat kelompok yang Biometric data
dikenal dengan Generasi Y ini. Ada beberapa jenis investasi Reksa
Dana yang tersedia, diantaranya pasar uang. Jenis investasi tersebut
menawarkan retur tingkat medium dengan risiko yang kecil, dan
minimal pembelian dengan nominal kecil, sehingga cocok dipilih oleh
investor pemula.

Konsep Investasi Mandiri Manajemen Investasi (MMI)

• Investasi Receh
• Dompet Investasi
• MMI sebagai APERD di market place, dengan:
a. KYC dan pembuatan akun dibuat oleh MMI Real-time Analyze users to
b. Leverage Teknologi MOINVES monitoring commit fraud
c. Sebagai Bigger Pie Assessment of
Feedback from
Optimize pembagian revenue share yang hanya user repayment user credit risk
dilakukan oleh dua pihak yaitu antara Bukalapak data
dengan Mandiri Investasi.

17
Terima Kasih

18

Anda mungkin juga menyukai