Anda di halaman 1dari 31

Financial Technology

dan Lembaga Keuangan


Nofie Iman

Gathering Mitra Linkage Bank Syariah Mandiri


Hotel Grand Aston Yogyakarta, 22 November 2016
Kulonuwun…
I am Nofie Iman
BSc - Universitas Gadjah Mada
MSc - University of Manchester
PhD - London School of Economics and Political Science

nofie.iman@ugm.ac.id
www.nofieiman.com
Daftar isi
  efinisi FinTech
D
 Perkembangan FinTech
 Peranan dan Ancaman
 Peluang Inovasi
 Simpulan
1.
Definisi FinTech
Mari kita mulai dari dasar…
Apa Itu FinTech?

  The Oxford Dictionary: “Computer programs and other


technology used to support or enable banking and
financial services”.
  Wikipedia: “Financial technology, also known as
FinTech, is a line of business based on using software
to provide financial services. Financial technology
companies are generally startups founded with the
purpose of disrupting incumbent financial systems and
corporations that rely less on software.”
  FinTech Weekly: “A business that aims at providing
financial services by making use of software and
modern technology.”
Apa Itu FinTech?

  Implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk


peningkatan layanan jasa perbankan dan
keuangan
  Umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan
(startup), tetapi tidak sama
  Memanfaatkan teknologi software, internet,
komunikasi, dan komputasi terkini
  Bersifat “merusak” (disruptive) pasar/industri yang
sudah mapan (established)
Bentuk Dasar FinTech

Proses Bisnis Bentuk Interaksi

Pembayaran (digital wallets, P2P payments)


C2C
Investasi (equity crowdfunding, P2P lending)

Pembiayaan (crowdfunding, micro-loans, credit facilities)


B2C
Asuransi (risk management)

Lintas-proses (big data analysis, predictive modeling)


B2B
Infrastruktur (security)
Contoh Fintech di Dunia

Sumber: Business Insider Intelligence (2016)


Disruptive Innovation
2.
Perkembangan
FinTech
FinTech di Indonesia sejauh ini
Distribusi Fintech di Indonesia

Sumber: Fintech News Singapore (2016)


Contoh Fintech di Indonesia

Sumber: Fintech News Singapore (2016)


Visi Ekonomi Digital Pemerintah Indonesia

Sumber: Bank Indonesia & Otoritas Jasa Keuangan


Peta Kebijakan Pemerintah Indonesia

Sumber: Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, TNP2K


3.
Peranan dan
Ancaman
Yang menyenangkan dan agak
kurang menyenangkan…
Peranan FinTech

  Memberi solusi struktural bagi pertumbuhan


industri berbasis elektronik (e-commerce)
  Mendorong pertumbuhan usaha kecil dan
menengah serta lahirnya wirausahawan
(entrepreneur) baru
  Mendorong usaha kreatif (seperti artis, musisi,
pengembang aplikasi, dsb.) untuk meraih distribusi
pasar yang luas (critical mass)
  Memungkinkan pengembangan pasar, terutama
yang masih belum terlayani jasa keuangan dan
perbankan konvensional (unbanked population)
Ancaman FinTech

  Regulasi belum matang, aturan tumpang-tindih,


berpotensi menimbulkan penyelewengan (contoh:
shadow banking, MLM, money game, dll.)
  FinTech membawa inovasi yang bersifat
“merusak” (disruptive), berpotensi membuat air
menjadi keruh
  Percepatan problem klasik teknologi: polarisasi
pekerjaan akibat disintermediasi (job polarisation),
melebarkan digital divide, dan “pengkultusan”
sebagai jalan potong (shortcut) pertumbuhan
ekonomi
Case: Investree

  Menyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending


(P2PL): menghubungkan pemberi pinjaman (lender) yang
ingin berinvestasi dan peminjam (borrower)
○  Business Loan: pinjaman modal kerja untuk memperlancar cash flow
bisnis dengan menjaminkan tagihan (invoice), khusus PT, Jadetabek,
beroperasi minimal 6 bulan.
○  Employee Loan: pinjaman pribadi bagi karyawan di perusahaan yang
bekerjasama dengan Investree, skema potong gaji.
  Bunga pinjaman 1,2%-2,5% per bulan; return investor 18%
  Memverifikasi, menganalisa, menyetujui, memaintain akun
peminjam (borrower); membantu strategi monitoring,
collection, dan recovery agar tidak ada kredit macet
  Mayoritas pembiayaan sektor industri kreatif (EO, PH,
Advertising) (36%) dan outsourcing (29%)
Case: Amartha

  Menyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending


(P2PL): menghubungkan pemberi pinjaman (lender) yang
ingin berinvestasi dan peminjam (borrower)
  Target pasar adalah usaha mikro dan kecil, pembiayaan
antara Rp 1 juta hingga Rp 20 juta
  Pendekatan syariah dan bagi hasil: return untuk investor
10-20%, fee Amartha 5-10% dari pemohon pinjaman
  Cakupan wilayah Kabupaten Bandung, Bogor, Subang
  Mitra usaha dibentuk kelompok, diberi pelatihan, dan
pertemuan mingguan dengan field officer untuk memonitor
perkembangan usaha
  Pemanfaatan teknologi algoritma untuk grading dan profiling
peminjam
Case: Modalku

  Menyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending


(P2PL): menghubungkan pemberi pinjaman (lender) yang
ingin berinvestasi dan peminjam (borrower)
  Target pasar adalah startup dan UMKM yang ingin untuk
berkembang tapi belum bankable: WNI, 21-60 tahun, PT/CV
atau peorangan, omzet minimal Rp 20 juta/bulan, telah
beroperasi minimal satu tahun, area Jabodetabek
  Bunga 14-20% untuk pinjaman senilai Rp 50 juta hingga Rp
500 juta dengan tenor 3 hingga 12 bulan
  Pemanfaatan teknologi untuk meminimalkan kredit macet
(profile screening, anti-fraud verification, psychometric test,
dsb.)
FinTech Terhadap BPRS dan BMT

  Pada umumnya pengguna sebatas kalangan urban,


menengah atas, relatif muda, melek teknologi
  Klaim mampu zero-default, tapi pengalaman mitigasi risiko
pada perusahaan lending FinTech masih terbatas
  Dari total 60 juta pelaku UKM di Indonesia hanya 11 juta
UKM yang bisa menikmati layanan kredit perbankan –– ini
target pasar lending FinTech
  Kebutuhan pembiayaan total Rp 1.600 triliun/tahun, kapasitas
pembiayaan di lembaga jasa keuangan hanya Rp 660 triliun
–– ini target pasar lending FinTech
Peta Industri Bank dan LK Konvensional
Masih mendominasi industri. Cakupan
luas. Pertumbuhan tinggi. Sektor industri
mapan (well-established) dan matang
(mature). Cenderung stabil dan mitigasi
risiko baik. Didukung regulasi yang
ketat.

Fintech
Pemain baru. Pertumbuhan sangat
tinggi. Sektor industri belum mapan dan
belum matang. Fokus menggarap pasar
unbanked. Menggandeng bank dan
lembaga keuangan konvensional
sebagai mitra kerjasama. Stabilitas dan
mitigasi risiko perlu belum teruji.
4.
Peluang Inovasi
Bagaimana kita menyikapi FinTech?
Modal Dasar Indonesia

  Populasi tertinggi di Asia Tenggara, dengan


pertumbuhan ekonomi tercepat
  Banyak usaha rintisan (startups) dan perusahaan
besar yang terjun ke pasar
  Perekonomian Indonesia mewakili 40% GDP
ASEAN, satu-satunya anggota G20 dari ASEAN
  Tingginya pengguna Internet, media sosial, dan
smart phone; seiring dengan tumbuhnya kelas
menengah
Peta Digital Indonesia

Sumber: We Are Social (2016)


Potensi Inovasi FinTech
Regulatory Sandbox

Sumber: Bank Indonesia (2016)


Pilihan Strategi BPRS dan BMT

  Separasi unit bisnis


○  Garuda Indonesia/Citilink vs. Lion Group (Wings, Batik, Malindo)
○  iPhone (reguler) vs. iPhone C-series
  Ekspansi pasar baru
○  Fuji (film) untuk melawan Kodak
  Pilihan untuk kolaborasi, bukan kompetisi
○  BPR ikut berinvestasi di P2PL
5.
Simpulan
Last but not least…
Penutup

  Perkembangan FinTech di Indonesia masih dalam tahap


awal, banyak industri yang belum terjamah (under-
developed) dan banyak peluang yang belum terkesplorasi
maksimal
  Meningkatnya konektivitas Internet dan perangkat mobile
membutuhkan perkembangan infrastruktur yang memadai
pula
  Peluang inovasi yang paling menarik adalah peluang yang
mampu mengatasi tantangan tersebut (contoh: produk G-
Cash mobile payment di Filipina)
  Perlunya kolaborasi untuk bersama-sama mengembangkan
FinTech di Indonesia demi kemaslahatan bersama
Matur nuwun!
Any questions?

You can find me at:


nofie.iman@ugm.ac.id
www.nofieiman.com

Anda mungkin juga menyukai