OUTLOOK
Published on:
2019
IT Journalists Gathering
Jl. Dayang Sumbi, Bandung
Jumat, 19 Januari 2019
Version 1.0
Date Modified:
Jumat, 19 Januari 2019
Sharing Vision Proprietary: This document and
information contained herein are proprietary to
PT. Sharing Vision Indonesia, created for
discussion and shared between Sharing Vision
with Business, Startups, Academicians,
Communities, can be shared other third parties
for knowledge sharing purpose. The versioning
1 of
of documentSharing
this128 can be updatedVision Outlook 2019
between
discussions. Sharing Vision Proprietary: This document and information contained herein are proprietary to PT. Sharing Vision Indonesia, created for discussion and shared between Sharing Vision
with Business, Startups, Academicians, Communities, can be shared other third parties for knowledge sharing purpose. The versioning of this document can be updated between discussions.
Greetings
Sharing Vision memprediksikan ada beberapa trend penting IT, eChannel, & eCommerce di Indonesia 2019 yang signifikan dalam
perubahan perilaku pelanggan dan transformasi ICT services di berbagai industri, seperti berikut.
Greetings 2
Cloud Computing 37
Data Center 59
0.0
2015 2016 2017 2018* 2019*
Global (Juta)
WhatsApp 77.27 01 WhatsApp
100%
100%
90%
90%
90%
10%
0% 80%
Sumber: Sharing VisionTM, identifikasi web masing-masing Bank, Appanie.com; N = 25, Nov 2018
Jumlah responden
100
80
32.4%
60
55.3% 40
20
0
<22 22-34 34-45 >45
(usia – dalam tahun)
Penggunaan internet normal (skor 0-30)
Adiksi internet ringan (skor 31-49)
Tingkat adiksi internet sedang (skor 50-79)
Tingkat adiksi internet parah (skor 80-100)
Sumber : survey adiksi internet, tugas kuliah filsafat ilmu
mahasiswa STEI ITB, n = 514, desember 2018
2017 2027
$1.4B
Software $103B
Hardware
$11B
$10B $12B
$33B $2.4B $17.8B
Services $6.4B $7.8B
$14B
Services
$0.4B
$24B $0.3B $2.8B
$5.7B
Hardware
Analytics Apps Apps Infrastructure
Data Science Apps Application & Analytic
$46B Stream Processing Database
$35B Software
• Pasar Big Data khususnya Big Data Analytics terus tumbuh dengan CAGR =
11%. Pertumbuhan terbesar ada pada sisi software yaitu dengan CAGR =
16%.
2017 2027
• Dari sisi Big Data Software, pertumbuhan terbesar adalah Stream
Processing (32%), Analytics Apps (29%), dan Data Science Pipeline (26%).
Sumber: Wikibon, 2018
23 of 128 Sharing Vision Outlook 2019
Sharing Vision Proprietary: This document and information contained herein are proprietary to PT. Sharing Vision Indonesia, created for discussion and shared between Sharing Vision
with Business, Startups, Academicians, Communities, can be shared other third parties for knowledge sharing purpose. The versioning of this document can be updated between discussions.
Di dunia, adopsi Big Data di enterprise meningkat menjadi
58% pada 2018. Sedangkan di Indonesia, 66%
menyatakan layanan Big data akan booming dalam 1-2
tahun ke depan
Global
Indonesia
82% perusahaan memprioritaskan
aplikasi dan platform analytics dan BI Kapan layanan Big Data akan booming di
sebagai bagian dari anggaran mereka Indonesia?
untuk teknologi dan layanan berbasis Dalam kurun waktu 1
33% tahun ke depan
cloud yang baru.
Dalam kurun waktu 2
78% perusahaan memprioritaskan tahun ke depan
advanced analytics, 17% Dalam kurun waktu 3
tahun ke depan
76% memprioritaskan persiapan data. Dalam kurun waktu >
33% 13% 3 tahun ke depan
Tidak tahu
4%
Sumber : BI and Analytics in the Age of AI and
Big Data, TDWI, desember 2018
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb –
Des 2018; N = 27 responden
N = 11
17%
Perusahaan- 33%
perusahaan yang 17%
SEDANG MENGKAJI SEDANG
sistem Big Data DIKAJI SUDAH 0%
48% 33%
berpendapat bahwa 41%
perusahaan perlu Saat ini sudah beroperasi
segera memasukkan Saat ini sedang dikembangkan
sistem Big Data ke 2019
dalam IT Strategic Plan 2020
>2020 N = 12
BELUM
11%
33.33% Lainnya:
Belum menjadi
prioritas 66.67% Belum mengetahui dengan jelas
apa sebenarnya sistem Big Data
Alasan N=3
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
N = 24
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
77%
Platform/tools yang digunakan atau dikenal/direkomendasikan
50% 54%
31% 31% 42%
23% 25% 17% 15% 23% 25%
0% 0% 0% 8%
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
42%
29%
33% 33%
25%
17% 14%
8% 8%
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Lainnya 16.67%
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Keahlian yang dibutuhkan saat ini Keahlian yang dibutuhkan 2 tahun mendatang
N = 26 N = 18
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Lainnya 30%
N = 10
Sumber: Sharing VisionTM, Big Data Survey, Feb – Des 2018; N = 27 responden
Beberapa startup lokal yang termasuk unicorn sudah menggunakan layanan cloud dari AWS
seperti Gojek, Traveloka, Halodoc, Grab, Moka, dll. Menurut VP of Engineering Traveloka Denni
Gautama, dengan menggunakan AWS manfaat yang didapatkan adalah bisa membawa
produk baru ke pasar lebih cepat dari sebelumnya, bisa mengerjakan lebih banyak hal dengan
lebih sedikit usaha serta menciptakan keluwesan, scalability, keandalan dan keamanan.
Tidak hanya startup, bahkan Himbara melakukan sinergi cloud guna mendukung transformasi
digital di Indonesia. Pada tahap awal sinergi ini memungkinkan bank-bank Himbara berbagi
cloud dan berbagi beberapa informasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. Contoh informasi
disini adalah yang termasuk informasi surrounding (terkait manajemen risiko) dan data core
banking. Tetapi untuk data core banking seperti data nasabah dan transaksi tidak akan
dibagikan pada tahap awal ini. Selain itu, belum ada ada dana investasi yang digunakan di
dalam tahap awal sinergi cloud Himbara karena masing-masing bank sudah memiliki
infrastruktur cloud.
Tren Cloud Computing akan menuju ke penggunaan Container. Containers akan menjadi
mainstream. Menurut Red hat, Penggunaan container akan meningkat 89% dalam 2 tahun
mendatang. Hal ini didorong oleh kebutuhan dari developer maupun kebutuhan untuk inovasi
yang lebih cepat. Selain itu, Container as a service merupakan layanan cloud dengan
pertumbuhan tertinggi setelah serverless yaitu 36%.
Dengan pasar cloud yang begitu besar, Sharing Vision merekomendasikan agar pemerintah
terus mendorong provider/ penyelenggara Cloud Global untuk membangun data center di
Indonesia. Hal ini dikarenakan apabila ada masalah security maupun masalah hukum akan
lebih mudah diatasi.
Prediksi pasar public cloud Prediksi pertumbuhan public cloud berdasarkan tipe layanan
(US$ Miliar) (US$ Miliar) – Gartner, 2018
278.3
175.8 206.2 240.3
145.3
Cloud Mgmt
2017 2018E 2019E 2020E 2021E BPaaS PaaS SaaS & Security IaaS
Serv.
Gartner, 2018 2017 42.2 11.9 58.8 8.7 23.6
2018E 46.6 15.2 72.2 10.7 31
Prediksi pasar cloud 2019E 50.3 18.8 85.1 12.5 39.5
2020E 54.1 23 98.9 14.4 49.9
Berdasarkan data dari Statista, 2021E 58.1 27.7 113.1 16.3 63
cloud computing spending di
Indonesia diperkirakan mencapai
US$1,3 Miliar di tahun 2018, IaaS akan tetap menjadi segmen dengan
meningkat dari US$160 Juta di pertumbuhan tercepat hingga 2021 dengan
tahun 2012 lalu. perkiraan revenue sebesar US$ 63 Miliar.
Containerization engine
https://www.docker.com/what-container
https://www.docker.com/what-container
Penggunaan internal:
Resource isolation and predictability
Quality of service
Batch vs latency sensitive serving
Over commitment
Resource accounting
Google memulai 2 milyar container setiap minggu
Pros
• Container berhasil sebagai sebuah Cons
arsitektur. • Container belum terbukti sukses saat
• Konsep sudah ada sejak lama, dan dijalankan untuk aplikasi lama
dimengerti perusahaan. • Meskipun mudah diterapkan pada aplikasi
• Teknologi sudah cukup solid. Misal Docker baru, namun terlalu kompleks untuk
instances yang baru, menggunaan aplikasi lama yang tidak didesain dari awal
centralized repository, dan dapat di scale, untuk container.
menggunakan cluster manager seperti • Kemungkinan biaya yang diperlukan cukup
Docker Swarm dan Google Kubernetes. mahal, karena harus mendesain ulang
• Public cloud besar support container (AWS, aplikasi lama tersebut.
Google, IBM, Microsoft).
Sumber: www.infoworld.com
• Container merupakan virtualisasi di level OS, untuk deploying dan UK Enterprise respondents:
running distributed application tanpa harus meluncurkan seluruh 49% responden menyatakan
VM untuk setiap aplikasi, melainkan menggunakan banyak container sebagai teknologi
container (saling terisolasi satu dan lainnya) yang berjalan diatas yang paling menarik untuk
satu control host dan mengakses single kernel. menjadi prioritas investasi TI di
• Benefit utama: portability perusahaaan,
– Container menyediakan seluruh komponen environment yang • 44% berharap
dibutuhkan aplikasi (libraries, utilities, configuration files, dll). containerization akan
Memudahkan developer untuk memindahkan dan menjalankan menjadi top prioritas
aplikasi di lingkungan berbeda, misal local desktop, physical investasi TI 3 hingga 5 tahun
server, virtual server, testing, staging, production, public atau ke depan.
private cloud.
Teknologi container telah digunakan vendor besar seperti Sumber: SolarWind global
Google, Twitter, Netflix. report, 2018
Keamanan data
91% 42%
Kemudahan proses
33%
Memenuhi regulasi untuk perusahaan finansial/perbankan
17%
Pengalaman vendor
8%
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) meluncurkan Cloud Himbara yang merupakan sistem
penyimpanan bersama bank-bank milik negara hasil sinergi teknologi. Bank Mandiri, BRI, BNI, dan
BTN menandatangani kesepakatan mengembangkan teknologi cloud untuk mendukung transformasi
digital menuju Industri 4.0.
Sumber: Sharing Vision, Cloud Survey, N = 27, 2018
Alasan menggunakan
Atas permintaan Manajemen
Untuk meningkatkan kualitas dimana tim hanya fokus pada satu app
Agar aplikasi lebih scalable
Untuk meningkatkan kualitas dengan mempersempit sumber kegagalan pada app tertentu
Memungkinkan deployment lebih cepat pada satu bagian app
Bereksperimen dengan arsitektur microservice
Fleksibilitas memilih tool atau bahasa yang berbeda untuk setiap layanan
Lainnya
Sumber: https://dzone.com/articles/dzone-research-microservices-priorities-and-trends
Medan
4 Balikpapan Makasar
Batam 1 2
4 Pontianak Kendari Ambon
1 1 1
Pekanbaru
1 Palu
1 Manokwari
1
Palembang
1
Bengkulu
1
Lampung
2
Tangerang
8
Serang Kupang
1 Solo Mataram 1
1
Purwakarta 1
3 Bali
Cimanggis Semarang Malang 3
1 1 2
Bogor Jakarta
44 Jogjakarta Surabaya
7 Bekasi 1 9
4
Bandung 6
Sumber: Sumber: Sharing Vision, N=101 DC dari 44 DC Provider (Januari 2019)
Implementasi public
Melakukan konsolidasi 24% 6% cloud
*Jumlah responden menjawab: 17
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
22%
17%
4 3 Rating 3 : 7 DC
0 Rating 2 : 2 DC
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Sumber : Sharing VisionTM , n = 101
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster data center dari 44 Data Center
Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018 provider, Jan 2019
28%
72% Active-passive
Meningkatkan Meningkatkan
availability performansi
*Hanya ditanyakan pada responden yang
menggunakan active-active data center di perusahaan
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
Infeksi Akses informasi Penyalahgunaan Penetrasi system Spam Denial of service Pencurian Perusakan
Infeksi
malware(virus, Akses
secara Penyalah-
ilegal oleh akses Penetrasi
internal oleh orang luar Spam Denial of Pencurian
password Perusakan
website
worm, trojan) orang dalam
malware informasi gunaan system service password website
(virus, secara akses oleh
worm, ilegal oleh internal orang
trojan) orang luar
dalam
*Jumlah responden menjawab: 17
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
77% 31% 8%
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
Source : Sharing VisionTM, Data Center & Disaster Recovery Center Survey, n= 21, Feb-Apr 2018
PBI No 9/15/PBI Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Resiko dalam Penggunaan
Teknologi Informasi oleh Bank Umum
Pasal 19 ayat 1 dan 2
Pusat Data (Data Center) dan/atau Disaster Recovery Center diselenggarakan di dalam negeri
Dalam hal Bank akan menyelenggarakan Pusat Data (Data Center) dan/atau Disaster Recovery Center di luar negeri,
Bank harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia dengan memenuhi persyaratan tertentu.
Peraturan OJK Nomor 13 tahun 2018 tentang Inovasi Keuangan Digital (IKD)
Pasal 29
Penyelenggara wajib menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di wilayah Indonesia
Flow:
http://infokomputer.grid.id/read/12943325/amazon-akan-mendirikan-data-center-di-indonesia-senilai-rp14-triliun?page=all
https://www.datacenterdynamics.com/news/amazon-invest-951m-indonesia/
BRI
BNI
CIMB Niaga
Bank Mega
BTN
BCA
Danamon
Mandiri
Rata-rata transaksi per ATM per hari
200 Rp Juta
100 Satuan
transaksi Rata-rata transaksi 2018:
0
2014 2015 2016 2017 2018* Jumlah transaksi per ATM per hari : 160
Rp Juta Nilai transaksi per ATM per hari: Rp 172 juta
*prediksi Nilai per transaksi per ATM per hari : Rp 1.08 juta
Sumber: Sharing Vision, dari berbagai sumber, 2018
16
14
12
10 total nasabah masing-masing
8
6
4
bank di tahun 2017
2
0 Penetrasi layanan (2017)
2014 2015 2016 2017
41.2 %
BCA 4.8 5 NA 7
26.3%
BNI 3.25 5.2 7.086 8.629
44.3%
Mandiri 5.97 6.6 7.33 7.53
28.8%
BRI 6.72 10 14.85 18
CIMB Niaga 27.7%
NA 1 1.4 1.8
7 CAGR : 24,03%
6 pengguna Internet
5 Banking Bank di
4
3 CAGR : 16,06% Indonesia sekitar 20%
2 CAGR : 30,83%
1 CAGR : 22,47% dari jumlah nasabah
0
2015 2016 2017 di tahun 2017
BCA 4.55 4.80 7.00 43%
BRI 4.46 6.83 7.90 13%
Mandiri Penetrasi pengguna
1.7 2.20 2.59 15%
internet banking
BNI 1.04 1.54 1.78 5% masing-masing bank
CIMB Niaga 1 1.28 1.50 23%
Jumlah transaksi
(dalam Trilyun)
Nilai transaksi
167 923 45
(dalam juta)
juta 3,000
691 ribu 40
90 ribu 2,500 35
juta 2,000 30
375 25
51 1,500
34 juta 282 ribu 20
juta ribu 1,000 15
10
500
5
0 0
2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
2015 2016 2017 2018
Jumlah Transaksi Nilai Transaksi
(CAGR : 76%) (CAGR : 107,5%)
atau
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
QR Code memungkinkan
pengguna melakukan
Dari sisi frekuensi penggunaan, transaksi online dan offline
penggunaan e-money akan lebih besar
ke arah transportasi online, karena e- Penggunaan QR Code ditrigger
money dapat digunakan untuk oleh GoPay dan OVO.
membeli berbagai macam layanan Pengguna GoPay dapat
seperti layanan antar makanan menggunakan QR code di
(GoFood, GrabFood), antar barang 20ribu merchant.
(GoSend, Grab Express), maupun Sedangkan pengguna ovo
pembelian barang/jasa penyelenggara dapat menggunakan QR code
lainnya, dll. di 9 ribu merchant
Sharing Vision, dari berbagai sumber, 2018
83.8% 85%
menggunakan
eMoney
42.5%
33.8% 30.0%
19.4%
6.3% 5.6% 5.0% 3.1% 2.2%
1.3% 1.3% 1.3% 0.5% 0.5% 0.3% 0.5%
91.60% • Transparant
• Push
notification
55.34% • Real time
• Sebagai
34.73% cadangan
20.99% cash
3.05%
Sumber: MC Kinsey, The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia’s economic
development, Agt 2018; Sharing VisionTM dari berbagai sumber Agustus 2018
7 Traveloka B2C 92
8 JD.id B2C 95
Nilai Valuasi
Tahun ini pemerintah menargetkan akan ada 5 startup unicorn di Indonesia. Startup Unicorn
merupakan startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar (Rp 14,1 triliun).
Di Asia Tenggara baru ada satu Decacorn, yakni startup berbagi tumpangan (ride hailing) Grab
Holdings. Adapun jumlah startup unicorn di Asia Tenggara sebanyak 7 startup. Empat di antaranya
ada di Indonesia.Yakni, Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.
Pertama, startup taksi online, Go-Jek. Menurut Cruchbase, Go-Jek telah tujuh kali melakukan
pengumpulan dana dan berhasil mengumpulkan dana sebesar US$3,3 miliar. Hingga 30 Oktober 2018
Go-Jek memiliki valuasi US$7,8 miliar. Valuasi ini bisa bertambah sebab Go-Jek masih menggalang
dana dari investor untuk ekspansi ke Asia Tenggara.
Kedua, startup toko online (e-commerce) Tokopedia. Menurut Crunchbase, Tokopedia sudah delapan
kali melakukan penggalangan dana dari investor dan berhasil mengumpulkan US$1,3 miliar. Saat ini
diperkirakan valuasi Tokopedia mencapai US$3,5 miliar. Salah satu investor Tokopedia adalah Alibaba.
Alasan user membeli secara online via social Kategori produk yang sering dibeli akibat pengaruh
media review, iklan, gambaran atau rekomendasi yang
muncul di sosial media yang dilihat customer
Lebih murah 28%
Fashion & Mode 55%
Barang lebih beragam 28%
Buku, Hobi & koleksi 39%
Lebih mudah 27% Makanan dan Minuman 37%
Lebih banyak promo 10% Accessories Laptop/ Komputer/ Handphone 34%
Bisa customize 5% Kosmetik & kesehatan 29%
Barang tidak tersedai di toko lain Handphone 15%
2%
Laptop/ Komputer 14%
Bisa CoD 2%
Elektronik rumah tangga 14%
Trusted 1% Groceries 6%
Kualitas barang dijamin 1% Lainnya 3%
Sumber: Survey Sharing Vision, Social Shopping, Agustus 2018, N=318
2%1%
4% 3% Payment
Distribusi 6% Lending
Penyelenggara Personal Finance Mgt
7% 38%
Fintech Comparison
Insurtech
8%
Crowdfunding
POS System
Cryptocurrency & Blockchain
Accounting
31%
182.9
Januari Oktober 115.9 330.1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
Januari Oktober
Bank Fintech
• Teknologi dalam Pengembangan
• Leadership Experience
Aplikasi
• Regulasi system
• Pengembangan Bisnis dan
Needs • Reputasi (Nama Besar) Needs
Inovasi
• Customer Base
• User Experience • Pengalaman manajemen resiko
• Improve Current Products • Sumber dana
• Data Integration
• Legacy Software / System
Dengan mengamati hasil survey maka dapat dilihat bahwa bank membutuhkan
fintech khususnya dalam hal kemampuan dalam penguasaan emerging teknologi yang
lebih unggul dan update. Adapun fintech membutuhkan pengalaman-pengalaman
bank dalam hal macam-macam layanan financial, manajemen risiko dan compliance.
Sumber: https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-
terkini/Pages/OJK-Batalkan-Tanda-Terdaftar-5-Penyelenggara-Fintech-
.aspx
Untuk informasi
lebih lanjut, hubungi:
INTAN PERMATASARI
Mobile: +62 813 227 25111
+62 815 602 1012
Email: intan@sharingvision.com