Anda di halaman 1dari 4

Tugas Etik dan Hukum

Nama : Indah Aprilyani Kusumadewi


NPM : 216080013
1. Jelaskan peranan Mediasi dalam proses penyelesaian kasus medis !
JAWABAN
Mediasi merupakan upaya utama dalam penyelesaian kasus sengketa medis. Dengan
proses meduasi di harapkan hubungan dokter pasien tetap terjaga dan mencapai
kesepakatan perdamaian yang bersifat win-win solution.
Mediasi dapat memberikan hasil yang memuaskan semua pihak, jika keputusan
berdasarkan kesepakatan bersama yang win-win solution. Keputusan mediasi tidak
sekedar siapa yang menang atau kalah, melainkan hasil yang memuaskan semua pihak
sehingga terjalin hubungan yang tetap baik.
Proses mediasi berlangsung secara tertutup, sehingga rahasia kedokteran akan tetap
terjaga. Terungkapnya rahasia kedokteran dapat menimbulkan dampak yang merugikan,
terutama bagi pasien

2. Uraikan langkah langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam penanganan kasus
medis di RS !
JAWABAN
Penyelesaian sengketa medis dapat melalui lembaga profesi dan non profesi. Non profesi
bisa diselesaikan di luar pengadilan (non litigasi) dan dalam pengadilan (litigasi).
1. Penyelesaian Melalui Lembaga Profesi Kedokteran
a. Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK)
Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) adalah majelis khusus tenaga
medis, sehingga ini berlaku pada kalangan kedokteran. MKEK berfungsi
melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan etika
kedokteran oleh dokter. Tugas khusus MKEK adalah melakukan penanganan
pelanggaran (pengaduan) etika kedokteran.
b. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia ini juga hanya berlaku di
lingkungan tenaga medis saja. MKDKI sebagai lembaga yang berwenang
untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter
gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan
menetapkan sanksi. Tujuan penegakan disiplin antara lain memberikan
perlindungan kepada pasien, menjaga mutu pelayanan dokter/dokter gigi serta
kehormatan profesi dokter dan dokter gigi. Tugas MKDKI adalah lembaga
yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan dokter dan dokter
gigi, dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, serta
menetapkan sanksi disiplin.

2. Penyelesaian Lembaga Non-Profesi berupa:


a. Penyelesaian sengketa medis secara perdata
1) Non-litigasi
a) Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa.
Kelebihan lembaga arbitrase: Dijamin kerahasiaan sengketa; dapat dihindari
kelambatan karena hal prosedural dan administratif; para pihak dapat memilih
arbiter yang tepat; para pihak dapat menentukan pilihan hukum, serta proses dan
tempat penyelenggaraan; putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para
pihak dan dengan melalui tata cara (prosedur) sederhana saja ataupun langsung
dapat dilaksanakan.
b) Alternatif Penyelesaian Sengketa
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian
ahli diselesaikan melalui:
(1) Konsultasi
Konsultasi: Suatu tindakan yang bersifat personal antara satu pihak tertentu yang
disebut klien dengan pihak lain yang disebut konsultan, yang memberikan
pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluannya.
(2) Mediasi
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan Para Pihak dengan dibantu oleh Mediator.
(3) Konsiliasi
Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga
(konsiliator), dimana konsiliator bersifat lebih aktif, dengan mengambil inisiatif
menyusun dan merumuskan langkah langkah penyelesaian, yang selanjutnya
ditawarkan dan diajukan kepada para pihak yang bersengketa. Konsiliator tidak
berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenang membuat rekomendasi,
pelaksanaan tergantung itikad baik para pihak.
(4) Penilaian Ahli
Penilaian ahli, merupakan bentuk pendapat ahli yang dapat dipahami dan diterima
oleh para pihak yang bersengketa. Pendapat para ahli untuk suatu hal yang
bersifat teknis sesuai dengan bidang keahliannya
c) Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
BPSK mempunyai serangkaian tugas, namun tugas pokok BPSK adalah
menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
2) Litigasi
a) Melalui Jalur Peradilan Perdata di Peradilan Umum.
Gugatan wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Penggugat dibebani
kewajiban untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatannya. Sedangkan
Tergugat berhak untuk mematahkan dalil-dalil yang dikemukakan penggugat.
Masing – masing pihak secara aktif mengupayakan bukti-bukti yang diperlukan.
Dalam hal ini informed consent, rekam medis, kerahasiaan, dll sangat diperlukan.
Kemudian tentang malpraktik, kriteria, kelalaian, tanggungjawab, dll juga sangat
penting.
b) Penyelesaian Sengketa Medis Secara Pidana Melalui Peradilan Umum
c) Penyelesaian Sengketa Medis Secara Administrasi/ Tata Usaha Negara Melalui
Peradilan Administrasi / Tata Usaha Negara.

3. Bagaimana Tanggung jawab Direksi RS bila ada dugaan Malpraktek di RS ?


Pengaturan terkait rumah sakit secara yuridis yang dalam hal ini berkaitan dengan
tanggungjawabnya termuat di dalam Pasal 46 UU No. 44 Tahun 2009. Dengan timbulnya
ketentuan terkait, dalam hal ini rumah sakit yang berperan dalam memberikan layanan
kesehatan serta juga sebagai institusi yang melakukan tindakan medis dan membawahi
tenaga medis harus dapat bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan
kelalaiannya yang dilakukan oleh tenaga medisnya. Corporate Liability merupakan
doktrin yang diterapkan dalam rumah sakit, yang memiliki implikasi dan konsekusi
yuridis kepada rumah sakit agar dapat bertanggungjawab atas kewajibannya dan segala
peristiwa yang dalam hal ini terjadi di rumah sakit. Doktrin terkait, mengharuskan kepada
rumah sakit agar dapat mengontrol juga selalu mengawasi segala hal yang berkaitan
dengan lingkup pekerjaan yang dilakukan bawahannya agar dapat diminimalisir
terjadinya suatu kerugian yang diakibatkan oleh kelaliannya. Bentuk tanggung jawabanya
adalah dengan mengganti kerugian kepada pasien yang telah dirugikan dengan adanya
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga medis.

4. Jelaskan peranan kelompok staff medis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit !
JAWABAN
Peran dan fungsi Komite Medik di rumah sakit adalah menegakkan etik dan mutu
profesi medik dengan tugasnya adalah meningkatkan profesionalisme staf medis
(dokter-dokter) yang bekerja di rumah sakit, dengan cara : melakukan kredensial bagi
seluruh staf medis yang akan melakukanpelayanan medis di rumah sakit; memelihara
mutu profesi staf medis; dan menjaga disiplin, etika, serta perilaku profesi staf medis.
Komite Medik bukan merupakan wadah atau perwakilan dari seluruh staf medis.

Komite medik telah ditetapkan hanya menangani masalah keprofesian saja dan bukan
menangani pengelolaan rumah sakit yang seharusnya dilakukan kepala/direktur rumah
sakit. Kepala/direktur rumah sakit dapat membentuk berbagai panitia/pokja dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Panitia/pokja tersebut bertanggung
jawab langsung kepada kepala/direktur rumah sakit. Rumah sakit harus menerapkan
model komite medik yang menjamin tata kelola klinis (clinical governance) untuk
melindungi pasien.

Setiap staf medis dikendalikan dengan mengatur kewenangan klinis nya (clinical
privilege) untuk melakukan pelayanan medis, hanya staf medis yang memenuhi syarat-
syarat kompetensi dan perilaku tertentu sajalah yang boleh melakukan pelayanan medis.
Pengaturan kewenangan klinis tersebut dilakukan dengan mekanisme pemberian izin
untuk melakukan pelayanan medis (entering to the profession), kewajiban memenuhi
syarat-syarat kompetensi dan perilaku tertentu untuk mempertahankan kewenangan
klinis tersebut (maintaining professionalism), dan pencabutan izin (expelling from the
profession). Untuk melindungi keselamatan pasien, komite medik di rumah sakit harus
memiliki ketiga mekanisme diatas.
5. Uraikan tanggung jawab komite medik dalam peningkatan profesionalisme staff medis di
Rumah Sakit !
Komite medik mempunyai tugas :
1. Menyusun standar pelayanan medis.
2. Memberikan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam pembinaan,
pengawasan dan penilaian mutu pelayanan medik. Monitoring dan evaluasi
penggunaan obat di rumah sakit.
3. Memberikan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit tentang penerimaan tenaga
medik untuk bekerja di rumah sakit.
4. Bertanggung jawab tentang palaksanaan etika profesi
5. Menampung semua aspirasi dan pendapat serta memformulasikan menjadi usulan
kebijakan yang kemudian ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.
6. Dalam manajemen adalah membuat perencanaan dan mengadakan evaluasi atas
implementasi rencana.
7. Dalam lingkup komite medik dapat :
a. Mengambil keputusan
b. Memberikan alternatif pemecahan masalah untuk disampaikan kepada Kepala
Rumah Sakit.
c. Mengajukan rekomendasi kepada Kepala Rumah Sakit.
d. Menyampaikan informasi ke arah vertikal maupaun horisontal.
e. Memberikan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit.
f. Menangani masalah khusus yang muncul dalam masalah medik.

Anda mungkin juga menyukai