Anda di halaman 1dari 12

PRODI 

D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

BAB 8 
LAKU PANAS DENGAN KONDISI 
EQUILIBRIUM 
8.1 Tujuan
Laku panas dengan kondisi equilibrium adalah laku panas yang dilakukan
dengan kondisi equilibrium (mendekati equilibrium) sehingga akan menghasilkan
struktur mikro yang sedikit banyak mendekati kondisi pada diagram fasenya.
Secara umum, laku panas ini dapat disebut dengan annealing.
Annealing adalah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Pada dasarnya annealing dilakukan dengan pemanasan suatu logam atau
paduan sampai temperatur tertentu, kemudian melakukan penahanan atau
holding time pada temperature tersebut selama waktu tertentu agar tercapai
perubahan yang diinginkan, selanjutnya mendinginkan logam atau paduan
tersebut dengan laju pendinginan yang cukup lambat menggunakan beberapa
variasi media pendingin, seperti : carbide, udara, dll. Annealing dapat dilakukan
terhadap benda kerja dengan kondisi dan tujuan yang berbeda-beda. Tujuan dari
dilakukan annealing adalah untuk mendapatkan salah satu atau kombinasi dari
beberapa tujuan berikut:
™ Melunakkan
™ Menghaluskan butir kristal
™ Menghilangkan tegangan dalam
™ Memperbaiki machinabillity
™ Memperbaiki sifat kelistrikan atau kemagnitan
Dilihat dari fungsinya dalam suatu rangkaian proses produksi, annealing
dapat dianggap sebagai suatu langkah dalam mempersiapkan suatu bahan atau
benda kerja untuk pengerjaan, laku panas berikutnya, atau berupa proses akhir
yang menentukan sifat dari produk akhir.
Macam atau jenis annealing ada banyak dan dapat diklasifikasikan
tergantung beberapa hal, antara lain : pada jenis dan kondisi benda kerja,

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   182 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

temperature pemanasan, lamanya holding time, laju pendinginan, dan lain-lain.


Contoh annealing antara lain : full-annealing, process annealing, stress relief
annealing, normalising, spheroidising, homogenising, dan lain-lain. Pada
umumnya dalam membicarakan annealing, bila tidak disebut secara spesifik
tentang jenis annealing, maka yang dimaksud adalah full annealing.

8.2 Full annealing


Proses full annealing biasanya digunakan untuk membuat baja lebih lunak,
menghaluskan butir kristal, dan dalam beberapa hal juga memperbaiki
machinability (kemampuan diolah dengan proses permesinan).
Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja sampai ke atas temperatur
kritis (untuk baja hypoeutektoid, 25°- 50° C di atas termperatur kritis A3, untuk
baja hypereutektoid, 25° - 50° C diatas temperatur kritis A1), kemudian diikuti oleh
pendinginan yang cukup lambat (terutama selama melewati daerah temperatur
transformasi). Pendinginan dilakukan bersama dapur atau dalam bahan yang
mempunyai sifat penyekat panas yang baik. Karena pendinginan dilakukan
dengan sangat lambat maka kondisi ini dianggap sangat dekat dengan keadaan
equilibrium, sehingga dalam hal ini proses dapat dianggap sesuai dengan diagram
equilibrium besi-karbida besi (diagram Fe-Fe3C).

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   183 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Slide 3. Perubahan struktur mikro baja karbon 0.2% C pada pemanasan dan
pendinginan lambat (annealing). (a) struktur awal. Ferlit dan pearlit
butiran kasar. (b) sedikit diatas A1. Pearlit bertransformasi menjadi
austenite, ferrit belum berubah. (c) diatas A3 seluruhnya austenite
halus. (d) setelah pendinginan lambat, ferrit dan pearlit berbutir

Baja yang dalam proses pengerjaannya mengalami pemanasan sampai


temperatur yang terlalu tinggi biasanya butiran kristalnya akan terlalu besar
sehingga sifat mekaniknya juga kurang baik, untuk itu butiran kristalnya perlu
dihaluskan dengan annealing. Selama pemanasan dibawah temperatur kritis A1
belum terjadi perubahan. Perubahan baru dimulai jika telah mencapai temperatur
kritis A1, butir-butir kristal pearlit telah bertransformasi sebagian menjadi sejumlah
kristal austenite yang halus (Slide no. 3). Pada baja hypoeutektoid bila
pemanasan dilanjutkan ke temperature yang lebih tinggi maka butir kristalnya
mulai bertransformasi menjadi sejumlah kristal austenite yang halus, sedang butir
kristal austenite yang sudah ada (yang berasal dari pearlite) hamper tidak tumbuh.
Perubahan ini selesai pada temperature kritis A3. Pada temperature ini butir kristal
austenite masih halus sekali dan tidak homogen. Dengan menaikkan sedikit
temperature diatas A3 dengan holding time seperlunya maka akan diperoleh
austenite yang lebih homogen dan butiran kristal yang masih tetap halus.
Sehingga bila nantinya didinginkan dengan lambat maka akan menghasilkan
butiran kristal ferrit dan pearlite yang halus. Bila temperatur pemanasannya terlalu
tinggi, holding time terlalu lama atau salah satu diantaranya maka akan

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   184 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

menghasilkan butiran kristal austenite yang terlalu kasar. Dan bila didinginkan
lambat akan menghasilkan ferrit dan pearlite yang juga kasar.

Baja dapat menjadi keras apabila mendapat pengerjaan dingin, atau bila
mengalami pemanasan pada temperatur yang cukup tinggi dan didinginkan
dengan cukup cepat. Dalam beberapa hal pengerasan ini kurang disukai, untuk
menghilangkan efek pengerasan ini, baja dapat dilunakkan dengan full annealing.
Dengan pemanasan pada annealing ini akan terbentuk kristal austenite, dan bila
didinginkan dengan lambat maka akan dihasilkan kristal ferrit dan pearlite (pada
baja hypoeutektoid) atau pearlite dan sementit network (pada baja hypereutectoid)
yang lebih lunak dari sebelumnya.
Temperatur pemanasan untuk full annealing, hardening dan normalising
dapat dilihat di slide no. 4. Untuk baja hypoeutektoid pemanasan pada proses full
annealing digunakan hingga mencapai daerah austenite 25°-50° C di atas
temperature kritis A3, sedang untuk baja hypereutektoid sampai 25°-50° C di atas
temperature kritis bawah A1, tidak sampai pada Acm. Pemanasan pada
temperatur yang terlalu tinggi akan membuat butiran yang terlalu kasar dan
karenanya akan menjadi lebih getas. Untuk baja hypereutektoid annealing
merupakan persiapan untuk proses selanjutnya, dan bukan merupakan proses
akhir.
Setelah temperatur pemanasan ini dicapai, keadaan ini dipertahankan
beberapa saat agar austenite menjadi lebih homogen, kemudian dilakukan
pendinginan lambat. Biasanya pendinginan ini dilakukan didalam dapur pemanas,
atau ditimbun dalam suatu bahan penyekat panas.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   185 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Slide no. 4. Daerah temperatur pemanasan laku panas kondisi setimbang

Karena pendinginan pada full annealing ini sangat lambat, dapat dianggap
mendekati keadaan equilibrium maka struktur yang terjadi dapat diramalkan dari

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   186 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

diagram Fe-Fe3C, jadi untuk baja dengan kadar karbon tertentu dapat diramalkan
beberapa bagian pearlite dan bagian ferrit atau cementitnya. Sebaiknya juga
dengan melihatnya dengan mikroskop beberapa bagian pearlit dan ferrit / cementit
agar dapat dihitung berapa kadar karbon baja itu. Dan untuk baja hypoeutektoid
dapat juga diperkirakan kekuatan tariknya :

Appr. Tensile strength = (40.000 x %ferrit + 120.000 x %pearlit)/ 100 psi

Bila pendinginan dilakukan dalam dapur tentunya akan mengurangi


produktifitas dapur. Untuk menghindari hal ini dapat dilakukan isothermal
annealing, dimana pemanasan dan holding time dilakukan dalam dapur
pemanasan seperti halnya pada full annealing. Tetapi sesudah itu benda kerja
dicelupkan dalam garam cair(salt balt) yaitu garam yang dipanaskan hingga
mencair dengan temperature sedikit dibawah temperature kritis A1 (subcritical
temperature) dan dibiarkan disana sampai transformasi austenite ke pearlite
selesai, lalu didinginkan di udara. Temperature salt balt sekitar 650°C.

8.2. Normalising

Dari Slide. No. 4 dapat dilihat bahwa temperatur pemanasan untuk


normalising lebih tinggi daripada temperatur pemanasan untuk full anneaaling,
sampai sekitar 50° C diatas temperatur kritis atas A3 untuk baja hypoeutectoid,
diatas temperatur Acm untuk baja hypereutectoid, dan pendinginan dilakukan di
udara. Pendinginan ini lebih cepat daripada pendinginan pada annealing. Karena
pandinginan yang lebih cepat ini maka kesempatan untuk pembentukan ferrit
proentectoid (pada baja hypoeutectoid) atau sementit proeutecyoid (pada baja
hyperentectoid) akan lebih kecil. Sehingga ferrit proeutectoid atau sementit
proeutectoid yang terjadi akan lebih sedikit dan perlit akan lebih banyak (bila
dibandingkan dengan struktur yang diperoleh pada full annealing). Lihat slide no.5
yang memperlihatkan struktur mikro dari baja karbon 0,52% C yang dinormalising.
Pada slide no.5 itu, tampak bahwa ferrit (putih) hanya sedikit padahal bila
diannealing akan tampak ferrit sebanyak kurang lebih 3/8 bagian.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   187 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Slide no. 5. Stuktur mikro baja karbon 0.52% C yang dinormalising.

Dari sini dapat dikatakan bahwa normalising merubah letak titik eulektoid,
menjadi lebih ke kiri pada baja hypoeutectoid, dan menjadi lebih ke kanan pada
baja hypereutectoid. Jadi eutectoid tidak lagi 0,8% C.

Pendinginan yang lebih cepat ini juga akan menyebabkan lamel sementit pada
perlit menjadi lebih tipis (lihat slide no.5) juga sementil network ( pada baja
hypereutectoid) menjadi lebih tipis atau terputus-putus.

Disamping mempengaruhi banyaknya proeutectoid constituent yang terjadi,


lebih cepatnya pendinginan ini juga menyebabkan perlit menjadi lebih halus, jarak
antar lamel lebih tipis, sehingga menjadikanya lebih keras dan lebih kuat,
dibandingkan dengan yang diperoleh dengan full annealing.

Slide no.5. Perbedaan tebal lamel pearlit yang terjadi pada annealing dan nomalising.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   188 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Jadi pada umumnya hasil dari normalising mempunyai struktur mikro lebih
halus, sehingga untuk baja dengan komposisi kimia yang sama akan mempunyai
yield strengh, ultimate strength, kekerasan, dan impact strenghtnya yang lebih
tinggi dari pada yang diperoleh dengan full anneaing dan machinabilitynya akan
menjadi lebih baik.

Normalising juga sering dilakukan terhadap benda hasil tuangan atau hasil
tempa untuk menghilangkan tegangan dalam dan menghaluskan butiran
kristalnya, sehingga diperoleh sifat mekanik yang lebih baik.

Normalising juga akan menghasilkan strukturmikro yang lebih homogen,


sehingga akan memberi respons lebih baik terhadap proses pengerasan
(hardening), karena itu biasanya baja yang akan dikeraskan perlu dinormalising
lebih dahulu.

Pada normalising (juga annealing) hendaknya tidak dilakukan pemanasan


sampai ke temperatur yang lebih tinggi karena butiran kristal austenit yang terjadi
akan lebih besar, sehingga pada pendinginan lambat akan diperoleh butir
ferrit/perlit yang juga terlalu kasar. Ini akan mengakibatkan berkurangnya
keuletan/ketangguhan. Sedang bila butir austenit yang terlalu kasar ini didinginkan
lebih cepat (seperti halnya pada normalising), ferrit proeutectoid akan dapat
berbentuk Widmanstaten structure. Widmanstaten structure ini berupa pelat-pelat
ferrit yang sejajar , yang tumbuh di dalam butir kristal austenit yang terlalu besar
tadi (lihat slide no.5). pada kondisi pendinginan yang agak cepat ini inti-inti ferrit
proeutectoid tidak tumbuh secara normal menjadi butir-butir kristal, tetapi ia akan
tumbuh dengan cepat membentuk ferrit berupa oelat-pelat ke arah bidang
kristalografik tertentu di dalam butir kristal austenit.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   189 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Slide no 5. (a) pertumbuhan struktur widmanstaten.

(b) struktur widmanstaten.

Widmanstatten struktur juga akan menurunkan keuletan/ketangguhan dari


suatu baja.

8.4 Spheroidizing

Baja hypereutectoid yang dianneal mempunyai struktur yang terdiri dari


perlit yang “terbungkus” oleh jaringan sementit. Adanya jaringan sementit yang
sangat ini menyebabkan baja ini mempunyai machinability rendah. Untuk
memperbaikinya maka cementit network tersebut harus “dihancurkan” ,yaitu
dengan spheroidizing.

Spheroidizing dilaksanakan dengan melakukan pemanasan sampai


disekitar temperatur kritis bawah atau sedikit dibawahnya, dan dibiarkan pada
temperature tersebut dalam waktu yang lama baru kemudian didinginkan. Karena
berada pada temperature tinggi dalam jangka waktu yang sangat lama, maka
sementit yang tadinya berbentuk plat atau lempengan akan “hancur” menjadi bola-
bola kecil (sphere) yang disebut spheroidite yang tersebar dalam matriks ferit, lihat
Slide no.6 dan no.7. Pada Slide n0.6 terlihat srtuktur mikro baja hypereutectoid
1,1% yang dianneal, strukturnya terdiri dari perlit yang “dibungkus” oleh jaringan
sementit. Pada Slide no.7 terlihat struktur mikro baja yang sama tetapi yang
dispheroidizing, tampak spheroidit yang tersebar dalam matriks ferit. Dalam
keadaan ini baja mempunyai ductility dan machinability yang maksimum,

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   190 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

sebaliknya kekerasan minimum. Speroidit ini akan makin besar bila holding time
makin panjang.

Spheroidizing, annealing, maupun normalizing dapat digunakan untuk


memperbaiki machinability dari suatu baja. Untuk menentukan proses mana yang
akan digunakan untuk memperbaiki machinability suatu baja, akan tergantung
pada kadar karbon dari baja tersebut. Spheroidizing sering kali dilakukan pada
baja karbon medium dan tinggi. Sedang untuk baja karbon benda tidak
dispheroidizing karena akan menghasilkan struktur yang terlalu lunak, yang juga
menyulitkan machining, jadi cukup dengan normalizing atau as cold rolled.

Slide no.6 Strukturmikro baja karbon 1,1% C dianneal


terdiri dari perlit yang “terbungkus” jaringan sementit

Slide no.7 Baja Karbon 1,1% C dispheroidizing semua


sementit berbentuk spheroidit

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   191 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

Tabel .1 Strukturmikro dengan machinability yang optimum

% Carbon Optimum Microstructure

0,06 to 0,20 As cold Rolled

0,20 to 0,30 Under 3 inches diameter, normalised

Over 3 inches diameter. As cold rolled

0,30 to 0,40 Annealed to give coarse pearlite

0,40 to 0,60 Annealed to give coarse pearlite as coarse spheroidite

0,60 to 1,00 100% spheroidit, coarse to line

8.5 Stress relief annealing dan proses annealing

Sebenarnya kedua cara annealing ini hampir sama, temperatur


pemanasannya tidak melampaui temperatur kritis bawah A1, untuk baja karbon
o
biasanya suhu tidak melebihi 550 – 650 C. Stress relief annealing bertujuan
untuk menghilangkan tegangan dalam yang timbul sebagai akibat dari proses
pengerjaan dingin atau machining yang dialami sebelumnya. Benda kerja yang
baru mengalami pengerjaan dingin atau machining yang berat akan menyimpan
tegangan dalam. Adanya tegangan dalam ini akan mengakibatkannya menjadi
getas. Untuk menghindari itu perlu dilakukan stress relief annealing.

Sedang proses annealing dimaksudkan untuk melunakkan dan menaikan


kembali keuletan benda kerja agar dapat di deformasi lebih lanjut. Pada
pembuatan kawat atau plat dengan pengerjaan dingin, deformasi dilakukan dalam
beberapa tahap. Setelah melewati sejumlah tahap deformasi tertentu baja akan
menjadi keras dan getas untuk dapat di deformasi lebih lanjut. Karena itu sebelum
memasuki tahap deformasi berikutnya baja itu perlu di anneal untuk memperoleh
kembali keuletan yang memadai.

Karena temperatur pemanasannya masih dibawah temperatur kritis bawah


A1 maka peristiwa terjadi sebenarnya hanyalah rekristalisasi.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   192 
 
PRODI D3 TEKNIK MESIN FTI ITS   TM 090301 
 

8.6 Homogenising

Struktur mikro dari benda tuangan biasanya dendritik, dan pada benda
tersebut terjadi coring (karena pendinginan tidak ekuilibrium). Hal ini akan
memberikan sifat mekanik yang kurang baik bagi benda tersebut. Untuk itu perlu
dilakukan suatu usaha untuk membuat struktur mikro menjadi lebih homogen,
yaitu dengan homogenising.

Homogenising dilakukan dengan memanaskan kembali benda kerja sampai


temperatur yang cukup tinggi di daerah austenit dan membiarkannya cukup lama
disitu agar dapat terjadi difusi yang akan membuat struktur mikro menjadi lebih
homogen. Setelah itu didinginkan dengan lambat. Karena temperatur pemanasan
tadi cukup tinggi maka struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan biasanya
kasar. Untuk itu setelah homogenising biasanya masih diperlukan annealing untuk
memperhalus butir kristalnya.

                                             TEORI DAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK   193 
 

Anda mungkin juga menyukai