Anda di halaman 1dari 250

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.026/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Penerimaan pasien baru yaitu menerima pasien yang baru masuk Ruang Rawat Inap untuk
dirawat dan dilakukan tindakan sesuai peraturanyang berlaku.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerimaan pasian baru di ruangan IRNA

III. KEBIJAKAN
1. Semua petugas ruangan IRNA bisa menerima pasien baru dengan benar.
2. Semua petugas mampu menjelaskan kepada pasien baru tentang tata tertib, hak dan
kewajibannya di Ruangan IRNA.

IV. PROSEDUR
1. Pasien diterima dan diantar ke tempat tidur.
2. Posisi pasien diatur sesuai dengan kasusnya.
3. Serah terima pasien dengan petugas pengirim pasien tentang tindakan, pengobatan,
yang telah dilakukan dan rencana tindak lanjut serta operan obat, barang – barang milik
penderita.
4. Periksa keadaan untuk pasien, TTV, TFU, kontraksi dan pengeluaran pervag, infus, DC,
drain, NGT.
5. Masukan status pada map sesuai kasusnya.
6. Tulis data pasien di status.
7. Beritahu pasien / keluarga tentang keadaan pasien / rencana tindakan selanjutnya
sesuai dengan wewenang perawat.
8. Beritahu pada pasien / keluarga tentang tata tertib di Ruangan / Rumah Sakit.
9. Beritahu pada pasien / keluarga tentang hak dan kewajibannya.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang IGD
2. Ruang OK
3. Ruang VK
4. Ruang IRNA 1
5. Ruang IRNA 2

1
MEMBERSIHKAN TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.030/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mempertahankan tempat tidur termasuk kasur bantal dan alat – alat tenunya dari segala
kotoran dengan cara membersihkannya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam membersihkan tempat tidur

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
- Tempat alat tenun kotor.
- Sikat kasur dan bantal.
- Lap kerja bersih sekurang – kurannya tiga helai.
- Vim dalam tempatnya
- Ember berisi larutan sabun hangat
- Ember berisi air bersih
2. Pelaksanaan
- Bantal diangkat dan dikeluarkan dari sarungnya.
- Alat tenun dilepaskan dari bawah kasur, digulung satu persatu kemudian
dimasukkan dalam tempatnya demikian juga sarung bantal.
- Kasur dan bantal dibawa keluar ruangan untuk dibersihkan dengan sikat lembab
kemudian dijemur kedua permukaannya selama masing – masing dua jam. Jika
kasur / tempat tidur masih digunakan pasien kasur yang basah diganti.
- Alas tempat tidur dibersihkan dengan sikat lembab, bila tempat tidur memakai
papan maka papannya dibersihkan dengan lap lembab kemudian dijemur.
- Kerangka tempat tidur dibersihkan dengan lap larutan sabun, bila ada noda digosok
dengan vim kemudian dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan.
- Alat – alat tenun yang kotor ditaruh pada tempat tenun kotor (ember tertutup)
- Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Perawatan Khusus
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

2
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.031/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menyediakan tempat tidur dengan segala persiapannya agar dapat digunakan pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menyiapkan tempat tidur.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
- Tempat tidur
- Kasur dan bantal
- Sprei besar (laken)
- Sprei kecil (stik laken)
- Perlak
- Selimut
2. Pelaksanaan
- Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
- Kasur diratakan, laken dipasang pada garis tengah, lipatannya harus di tengah
kasur, bagian atas sprei dimasukkan rata di bawah kasur sekurang – kurangnya 30
cm. demikian juga dengan sprei pada bagian kaki, setelah itu ditarik setegang
mungkin. Pada ujung setiap sisi kasur dibuat sudut setinggi 90 o, lalu seluruh tepi
laken dimasukkan ke bawah kasur dengan rapi dan tegang.
- Perlak dipasang sekurang – kurangnya 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala.
- Sprei kecil dipasang bersama – sama perlak ke bawah kasur setegang mungkin.
- Selimut dilipat empat secara terbalik dan dipasang pada kasur bagian kaki sedang
bagian atas yang terbalik dimasukkan kebawah kasur sekurang – kurangnya 10 cm.
- Bantal dipasang sarungnya dengan sudut bantal dimasukkan benar – benar ke
sudut sarung.
- Bagian sarung yang terbuka tidak menghadap ke arah pintu.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Perawatan Khusus

3
MERAPIKAN TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.032/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Khusus tempattidur pada waktu tertentu dan sewaktu – waktu diperlukankhususnya selama
pasien masih dirawat.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam merapikan tempat tidur.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Sprei besar (laken)
b. Sprei kecil (stik laken)\
c. Sarung bantal
d. Selimut
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
b. Pasien dianjurkan untuk turun dari tempat tidur.
c. Pasien yang belum kuat berjalan dibantu oleh perawat untuk duduk di kursi.
3. Pelaksanaan
a. Barang – barang diletakkan diatas kursi / meja.
b. Semua alat tenun dikeluarkan dari bawah kasur lalu dibersihkan dan dilipat terbalik
satu persatu (tidak boleh dikebutkan) selanjutnya letakkan diatas kursi.
c. Kasur dibalik dengan cara melipat bagian kepala ke bagian kaki selanjutnya ditarik
ke tengah dan dibentangkan.
d. Perlak, sprei kecil, dan selimut dipasang dengan cara seperti pada perasat
menyiapkan tempat tidur.
e. Setelah selesai pasien dipersilahkan kembali ke tempat tidur.
f. Peralatan dibersihkan dan dibereskan.
g. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Perawatan Khusus

4
PENERIMAAN PASIEN DI KLINIK DARURAT RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.033/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Prosedur tetap yang mengatur tata cara penerimaan pasien di klinik darurat rawat jalan RS.
Griya Husada.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerimaan pasiendi klinik rawat jalan.

III. KEBIJAKAN
1. Mekanisme pelayanan rawat jalan sesuai dengan alur pelayanan di rawat jalan di
bawah tanggung jawab Kasubid Rawat Jalan.

IV. PROSEDUR
Pasien yang datang di Instalasi Rawat Jalan yang mengalami kasus darurat ditangani di
Klinik Darurat Rawat Jalan RS. Griya Husada Madiun.
1. Pasien masuk dibawa oleh petugas.
2. Petugas jaga klinik darurat.
Bantuan pelayanan, yang bertugas sebagai bantuan pelayanan adalah dokter umum
atau dokter gigi yang ditempatkan di rawat jalan. Jadwal jaga bantuan pelayanan diatur
oleh Direktur melalui Ketua Komite Medik.
3. Petugas Lain
Petugas dari satuan kerja lain dilingkungan rumah sakit yang secara rutin ditugaskan di
instalasi rawat jalan yang diatur oleh pimpinannya masing – masing dan diberitahukan
ke instalasi rawat jalan.
4. Alur penerimaan pasien
a. Pasien diperiksa oleh Dokter Jaga dipersiapkan oleh perawat klinik darurat.
b. Jika tidak memerlukan tindakan segera pasien dapat istirahat di ruang menunggu
pelayanan dari klinik spesialis sesuai jenis penyakit.
c. Jika pasien memerlukan perawatan segera, dokter jaga selanjutnya merujuk sesuai
dengan diagnosa sementara. Petugas yang menghubungi dokter spesialis.
d. Dokter spesialis datang di klinik darurat untuk melakukan pemeriksaan yang
kemudian menentukan apakah pasien akan dirawat inap atau dipulangkan. Selama
proses tersebut dilakukan konsultasi antar instalasi inap.
e. Yang berkewajiban membuat Surat Pengantar Rawat Inap adalah dokter spesialis.
f. Pengaturan pasien akan dirawat inap menjadi tanggung jawab klinik spesialis rawat
jalan RS. Griya Husada.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap

5
PENEMPATAN PASIEN ANAK DI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.034/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menempatkan pasien anak berdasarkan umur dan jenis penyakitnya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menempatkan pasien anak di rawat inap.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun.
2. Mekanisme penempatan pasien anak sesuai kriteria umur dibawah tanggung jawab
Kasubid rawat jalan.

IV. PROSEDUR
1. Pasien dengan kasus bedah yang dirawat di ruang Melati adalah usia (29 hari – 7
tahun) kecuali dalam kondisi tertentu atau atas permintaan dokter yang merawat untuk
dirawat di ruang jalan.

V. UNIT TERKAIT
1. PHCU/NHCU
2. Ruang Melati

6
MENGANTAR PASIEN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.035/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
mengantar pasien rawat inap adalah memindahkan pasien dari klinik rawat jalan ke ruang
rawat inap

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam mengantar pasien rawat inap
2. Agar pasien mendapatkan penanganan lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
1. Mengatur pasien rawat inap merupakan tanggung jawab perawat.

IV. PROSEDUR
1. Ada lembar Rawat inap yang ditandatangani oleh dokter jaga IGD.
2. Pasien diantar oleh perawat
3. Klien yang masih kecil digendong oleh keluarganya.
4. Klien besar boleh duduk (pakai kursi roda).
5. Klien besar yang tidak boleh duduk (pakai brankart)
6. Timbang terima dengan perawat IGD / Perawat ruangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang Rawat Inap

7
PENGELOLAAN PASIEN BARU YANG PERLU RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.036/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kegiatan dalam pemberian pelayanan kepada pasien sejak mulaidirawat di rumah sakit
meliputi medik, asuhan keperawatan, dan administrasi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengelolaan pasien baru yang perlu rawat inap.

III. KEBIJAKAN
1. Pengisian data menjadi tanggung jawab perawat penerima.

IV. PROSEDUR
1. Pasien diterima oleh petugas IGD.
2. Melaksanakan serah terima meliputi
a. Surat Pengantar dan Informed Concent.
b. Tindakan dan pengobatan yang telah diberikan dan sisa obat yang harus dioperkan.
c. Rencana tindak lanjut
d. Menempatkan pasien sesuai dengan kasusnya.
e. Tanda tangan dan nama terang pada lembar pengiriman oleh petugas pengantar
dan penerima.
3. Melaksanakan pengkajian keperawatan meliputi :
a. Pengisian formulir
b. Masuk keluar (RSGH/FRRS/011/002)
c. Status present (RSGH/FRRS/011/003)
d. Lembar Pernyataan Rawat Inap (RSGH/FRRS/011/004)
e. Grafik suhu, nadi, tensi (RSGH/FRRS/011/007)
f. Balance cairan, pemakaian dan penggantian alat medis/penunjang
(RSGH/FRRS/011/006)
g. Monitoring asupan makanan (RSGH/FRRS/011/007)
h. Catatan pemberian obat – obatan (RSGH/FRRS/021/002)
i. Lembar Visite Harian (RSGH/FRSS/011/008)
j. Laporan poses perawatan (RSGH/FRRS/001/060)
k. Lembar Discharge Summary (RSGH/FRRS/011/009)
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai rencana keperawatan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Ruang Rawat Inap

8
PASIEN MASUK ICU / HIGH CARE

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.037/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tata cara dalam menerima pasien yang membutuhkan perawatan lebih intensif di ruang
ICU/High Care.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memasukkan pasien di ruangan ICU / Highcare.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun.
2. Kriteria penempatan pasien di ruang ICU/High Care sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

IV. PROSEDUR
1. Pasien yang masuk HCU/High Care adalah pasien post operasi baik operasi dengan general,
regional, maupun lokal anaestesi yang memerlukan perawayan khusus.
2. Pasien masuk HCU/High Care diantar oleh petugas anaestesi dan diikuti oleh keluarga pasien
sampai di depan pintu masuk, selanjutnya keluarga hanya boleh menunggu di luar ruangan.
3. Petugas HCU/High Care menyiapkan ruangan, tempat tidur lengkap dengan alat keperawatan
dan kedokteran sesuai kebutuhan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital dan dicatat pada lembar observasi.
5. Pasien post operasi dengan general anaestesi yang kesadarannya belum pulih maka perlu
dilakukan tindakan pengamatan untuk mencegah trauma fisik, sedang pada pasien yang masih
terpasang endotracheal tube maka perlu dilakukan ektubasi bila sudah memungkinkan (sesuai
kondisi kesadaran pasien).
6. Observasi terhadap pasien dilakukan tiap 15 menit sampai 4 jam atau sesuai kondisi pasien
(tanda – tanda vital) pada lembar observasi.
7. Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan dan perubahan – perubahan pada pasien
(tanda – tanda vital) pada lembar observasi.
8. Bila memungkinkan ganti baju pasien dengan baju khusus yang disediakan.
9. Mencatat biodata, nomor register, dll pada buku pasien masuk dan keluar.
10. Mencatat nama, macam operasi pada papan nama yang ditempel pada tempat tidur.
11. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi GawatDarurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Ruang Rawat Inap.

9
PENERIMAAN PASIEN ISOLASI RUANG INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.038/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan perawatan pada penderita dengan penyakit menular yang membutuhkan
tindakan khusus.

II. TUJUAN
1. Sebagai pedoman penerimaan pasien sesuai dengan standar ruang isolasi.
2. Sebagai upaya untuk mencegahinfeksi nosokomial.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Kriteria penempatan pasien isolasi di ruang infeksius sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.

IV. PROSEDUR
1. Pasien yang akan masuk ruang infeksius harus sesuai dengan prosedur penderita
infeksi.
2. Pasien yang akan masuk dengan diagnosa meragukan harus dilengkapi dengan
pemeriksaan penunjang (laboratorium, foto thorax)
3. Pasien yang masuk ruang infeksius akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan ruang
infeksius.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Ruang Rawat Inap.

10
PEMERIKSAAN FISIK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.039/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pemeriksaan terhadap keadaan umum pasien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun.
2. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Depkes RI

IV. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Alat : Tensimeter, stetoskop, thermometer, lampusenter, reflek humer, tounge,
spatel, bengkok, meja periksa, blanko pemeriksaan, arloji.
b. Pasien : memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilaksanakan.
2. Pelaksanaan :
a. Menyiapkan pasien pada tempat periksa
b. Menyiapkan lingkungan, kalau perlu pasang sketsel
c. Pasien dipersilahkan membuka baju/dibantu membuka baju sebatas yang
diperlukan.
d. Melaksanakan pengkajian meliputi : biodata pasien, keluarga, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu.
e. Melaksanakan pengkajian persistem.
f. Melaksanakan pencatatan sesuai dengan pengkajian dan hasil pemeriksaan fisik.
g. Merapikan pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus

11
MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.040/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Langkah – langkah yang dilakukan dalam menghitung denyut nadi pasien.

II. TUJUAN
1. Mengetahui keadaan umum pasien.
2. Membantu menegakkan diagnosa.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun.
2. Mengacu pada Standar Asuhan

IV. PROSEDUR
Langkah – langkah :
1. Perawat cuci tangan
2. Meletakkan jari tengah di atas arteri tertentu (radialis, brancialis, dorsalis).
3. Menghitung denyut nadi selama satu menit.
4. Mengamati volume (keras / lemah denyutannya).
5. Mengamati irama (teratur / tidak).
6. Mencatat dalam buku / status.
7. Mencuci tangan

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus.

12
MENGHITUNG PERNAFASAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.041/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Langkah – langkah yang dilakukan dalam menghitung pernafasan penderita,

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam melakukan tindakan menghitung pernafasan pasien.
2. Membantu menegakkan diagnosa.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Depkes RI.

IV. PROSEDUR
1. Mencuci tangan
2. Meletakkan tangan pasien di dada dengan melihat pergerakan dada pasien.
3. Menghitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama satu menit.
4. Waktu menghitung jangan ajak bicara pasien.
5. Engamati pernafasan pasien.
6. Mencatat jumlag, kedalaman, lama dan bunyi.
7. Perawat mencuci tangan.

Hal – hal yang perlu dilakukan


1. Bekerja dengan teliti dan sopan.
2. Anjurkan untuk tetap relaks dan tidak dibuat- buat.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus

13
MENGUKUR TEKANAN DARAH PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.042/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kegiatan memeriksa tekanan darah pasien dengan menggunakan tensimeter

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam mengukur tekanan darah pasien
2. Membantu menegakkan diagnosa

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Alat disiapkan.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Memberi indormasi kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
4. Pasien dipersilahkan berbaring di atas tempat tidur.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus.

14
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.043/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Cara melakukan pengukuran lingkar kepala pada bayi / anak dengan langkah – langkah
yang benar.

II. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk melakukan pengukuran lingkar kepada pada bayi / anak.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Langkah pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Mengatur posisi pasien duduk atau tidur terlentang
c. Melilitkan alat pengukur / meteran pada kepala pasien dengan cara
melingkarkannya.
d. Menggeser – geser alat ukur untuk mendapatkan lingkaran besar.
e. Melihat pada alat pengukur beserta lingkar kepala.
f. Melepaskan alat pengukur dan menggulungnya kembali
g. Alat dibereskan.
h. Mencatat hasil dalam catatan keperawatan
i. Posisi pasien dirapikan kembali.
j. Perawat mencuci tangan.
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Sabar dan tenang sewaktu mencari lingkar kepala terbesar.
b. Hati – hati waktu mengangkat kepala bayi.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus

15
MENGUKUR TINGGI BADAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.044/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Melakukan pengukuran terhadap tinggi badan pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mengukur tinggi badan pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlauakn SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Langkah pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melakukan pengukuran tinggi badan.
- Untuk pasien yang mampu berdiri memakai alat pengukur khusus.
- Untuk pasien yang tidak mampu berdiri memakai segitiga siku.
c. Mencatat hasil tinggi badan pasien.
d. Membereskan alat.
e. Perawat mencuci tangan.
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan.
Menjaga kesopanan, teliti dan cermat

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus.

16
MENGUKUR SUHU MELALUI ANUS PADA BAYI / ANAK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.045/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Langkah – langkah yang dilakukan dalam mengukur suhu melalui anu pada bayi / anak.

II. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk mengukur suhu tubuh melalui anus pada bayi / anak.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Langkah – langkah pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Mencuci thermometer dan mengeringkannya.
c. Memeriksa air raksa dan menurunkannya sampai dibawah 35oC.
d. Membuka popok / celana.
e. Membaringkan pasien dalam posisi sim.
f. Memasukkan thermometer ke anus selama 3 – 5 menit.\
g. Mengusahakan pasien agar tidak bergerak.
h. Mengangkat thermometer dan membacanya.
i. Mengenakan kembali popok / celana pasien.
j. Membereskan alat.
k. Mencatat pada buku catatan / lembar status pasien.
2. Hal yang perlu diperhatikan:
a. Hati – hati dalam bekerja.
b. Sewaktu bekerja pasien jangan ditinggal.
c. Teliti dalam membaca hasil.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Khusus.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Darurat.

17
MENGUKUR SUHU AXILLA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.046/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu langkah untuk mengukur suhu di ketiak sesuai dengan teori yang ada.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam mengukur suhu axial pasien.
2. Membantu menegakkan diagnosa.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Langkah – langkah pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan.
b. Menurunkan skala air raksa termometer sampai 35oC
c. Membuka lengan atas pasien dan mengerinkan ketiak.
d. Memasang termometer sehingga reservior tepat berada di tengah ketiak.
e. Memastikan termometer menempel pada permukaan kulit.
f. Menyilangkan tangan di atas dada.
g. Mengangkat termometer setelah setelah 10 menit.
h. Mencatat hasil ke dalam buku.
i. Membersihkan alat.
j. Setelah selesai cuci tangan.
k. Membuat grafik / kurve last.

2. Hal yang perlu diperhatikan.


a. Tidak memasang pada ketiak yang baru dikompres.
b. Hati – hati pada waktu mengangkat kepala bayi.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

18
MELAKSANAKAN TES RUMPLEED

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.047/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan yang dilakukan untuk tes awal demam berdarah dengan menggunakan alat
tensimeter.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan tes rumpled.
2. Mengobservasi keadaan umum pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Mengatur posisi pasien dengan posisi berbaring terlentang / supinasi.
3. Mengukur tekanan darah pasien.
4. Mengitung tekanan batas yang akan dipertahankan kemudian pertahankan hasil
perhitungan kurang dari 5 menit.
5. Membaca hasil tes :
a. Positif bila ada bintik merah lebih dari 5 dalam diameter 1,5 cm.
b. Negatif bila tidak ada bintik merah.
6. Setelah selesai pembacaan hasil, turunkan tekanan secara perlahan – lahan dan
manset dibuka.
7. Alat dibersihkan dan dirapikan kembali.
8. Mencatat dalam catatan keperawatan.
9. Pasien dirapikan
10. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

19
PENGAMBILAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.048/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu kegiatan yang dilakukan perawatuntuk melaksanakan kegiatan rutin dalam
pengambilan urine untuk pemeriksaan laboratorium.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pengambilan urine pada pasien untuk
pemeriksaan laboratorium.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Pemeriksaan urine biasa pada pasien sadar :
a. Menyiapkan tempat urine.
b. Menyediakan botol tempat penampung urine.
c. Memasang label pada tempat urine, diisi nama, tanggal, jam pengambilan, nomor
rekam medik.
d. Menyuruh pasien berkemih dan menampungnya kedalam botol sebanyak 30 – 60
cc.
e. Mengirim urine dengan disertai blangko pemeriksaan yang telah diisi.

2. Pemeriksaan urine biasa pada pasien tidak sadar


a. Menyiapka tempat urine.
b. Memasang kateter.
c. Menampung urine dengan bengkok.
d. Memasang label pada tempat urine, diisi nama, tanggal, jam pengambilan, nomor
rekam medik.
e. Menyuruh pasien berkemih dan menampungnya dalam botol sebanyak 30 – 60 cc.
f. Mengirim urine dengan disertai blangko pemeriksaan yang telah diisi dan
ditandatangani oleh dokter.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Instalasi Rawat Khusus

20
PENGAMBILAN URINE DENGAN CARA MIDSTREAM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.049/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tindakan untuk mengambil dan menyediakan bahan urine dengan cara mengambil urine di
tengah-tengah aliran urine.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam pengambilan urine dengan cara maidstream.
2. Membantu menegakkan diagnosa.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat:
a. Sarung tangan steril.
b. Kapas savlon steril.
c. Botol urine steril, label botol urine.
d. Bengkok.
e. Perlak.
f. Handuk.
g. Sabun mandi.
h. Pispot.
i. Formulir pemeriksaan urine.
j. Sketsel.

2. Persiapan pasien:
a. Membantu dan menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Menganjurkan pasien untuk banyak minum setengah jam sebelum pengambilan
urine midstream (jikan pasien tidak ada batasan minum).
c. Memasang sketsel atau menutup pintu dan jendela.

3. Pelaksanaan:
a. Mengusahakan ruangan cukup terang (pasang lampu dan sebagainya). Perawat
cuci tangan.
b. Memasang perlak dibawah bokong pasien.
c. Jika daerah genetalia sangat kotor bersihkan dulu dengan sabun.
d. Pasien wanita diletakan diatas pispot.

21
e. Perawat menggunakan sarung tangan.

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit


2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. Membersihkan daerah meatur uretra seperti pada pemasangan kateter.


g. Menganjurkan pasien untuk berkemih.
h. Mengambil urine (30-60 cc) ditengah-tengah aliran urine (pada pasien wanita labia
mayora sambil tetap dibuka) langsung ke dalam botol steril dan ditutup.
i. Memberi kesempatan untuk berkemih.
j. Membersihkan sisa urine yang ada di botol urine.
k. Merapikan label pada botol urine.
l. Merapikan pasien dan mengembalikan posisi yang nyaman.
m. Memberikan label pada botol urine.
n. Mengisi formulir sesuai dengan jenis pemeriksaan.
o. Menulis pada catatan perawat tentang:
- Waktu pengambilan (tangngal dan jam)
- Karakteristik urine.
- Macam pemeriksaan
p. Mengirim segera ke laboratorium paling lambat 15 menit setelah pengambilan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Laboratorium
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Darurat
5. Instalasi Rawat Khusus

22
PENGAMBILAN FAECES UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.050/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mengambil dan menyediakan bahan faeces untuk pemeriksaan laboratorium.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengambilan faeces untuk pemeriksaan laboratorium.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat:
a. Botol steril yang tertutup / botol bersih biasa.
b. Pispot / pasu surungan.
c. Formulir pemeriksaan faeces / formulir bakteriologi.
d. Sarung tangan.
e. Vaselin.
f. Kapas lembab ditempatnya.
g. Bengkok.
h. Tempat bahan pemeriksaan.
i. Sketsel.
2. Persiapan pasien:
Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan:
a. Mengambil pispot / pasu surungan, pasien di tempat tidur / kamar mandi.
b. Untuk pemeriksaan steril mengambil faeces pada bagian tengah dengan kapas lidi
steril kemudian dimasukan ke dalam botol steril dan sisa faeces dibuang.
c. Untuk pemeriksaan biasa memasukan faeces dalam botol bersih.
d. Perawat cuci tangan.
e. Mengisi formulir pemeriksaan faeces dan memberi etiket pada botol dan mengirim
ke laboratorium.
V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

23
PEMBUATAN REKAMAN ELEKTRO CARDIOGRAFI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.051/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk melaksanakan pemeriksaan ECG pada pasien
yang mengalami gangguan irama jantung.

II. TUJUAN
Sebagai pedoman pelaksanaan pemeriksaan ECG sesuai dengan prosedur.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan Keperawatan di RS Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Kriteria alat :
a. Alat ECG harus lengkap siap pakai.
b. Kapas alkohol pada tempat.
c. Kapas / kasa lembab.

2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
b. Pasien tidur terlentang mendatar.
3. Pelaksanaan :
a. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam
tangan, gelang, logam lainnya harus dilepas.
b. Membersihkan kotoran dan lemak dengan menggunakan kapas pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kaki pada lokasi pemasangan manset elektroda.
c. Mengoleskan jelly ECG pada permukaan elektroda, bila tidak ada jelly dapat
digunakan kapas basah.
d. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kaki.
e. Memasang arde.
f. Menghidupkan monitor ECG.
g. Menyambung kabel ECG pada kedua pergelangan tangan dan kaki pasien, untuk
rekam ekstrimitas (lead I, II, II, AVR, AVL, AVF) dengan cara sebagai berikut :
- Warna merah pada tangan kanan (RA)
- Warna kuning pada tangan kiri (LA)
- Warna hijau pada tungkai kiri (LL)
- Warna hitan pada tungkai kanan (RL)

24
PEMBUATAN REKAMAN ELEKTRO CARDIOGRAFI

No. Dokumen No. Revisi Hal Tgl Terbit


2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

h. Memasang elektroda dada untuk rekam prekardial lead :


- V1, elektroda balon pada intercosta IV digaris sternum sebelah kanan.
- V2, elektroda balon pada intercosta IV digaris sternum sebelah kiri.
- V3, elektroda balon pada garis tengah antara V2 dan V4.
- V4, elektroda balon pada intercosta V mid clavicula kiri.
- V5, elektroda balon pada intercosta V garis axilla kiri bagian depan.
- V6, elektrodabalon pada intercosta V garis mid axilla sebelah kiri sejajar dengan V4
dan V5.
i. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 mvolt / detik.
j. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pemilihan lead yang terdapat
pada mesin ECG.
k. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman selesai.
l. Memberi identitas penderita pada hasil rekaman yang meliputi nama, umur, tanggal
dan jam rekaman, serta nama lead dan nomor rekam medik.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

25
PERSIAPAN PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.052/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mempersiapkan pemeriksaan USG.

II. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk mempersiapkan pasien dalam pemeriksaan USG.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Antri jadwal pelaksanaan pemeriksaan.
2. Puasa 9-10 jam sebelum pemeriksaan.
3. Pasien minum air putih 2 gelas ½ jam sebelum pemeriksaan.
4. Pasien diantar ke radiologi di dampingi oleh perawat dan diperhatikan keadaan umum
pasien.
5. Mengantar pasien ke tempat semula.

VI. UNIT TERKAIT


1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

26
PERSIAPAN PEMERIKSAAN IVP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.053/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mempersiapkan pemeriksaan IVP.

II. TUJUAN
Sebagai pedoman untuk mempersiapkan pasien dalam pemeriksaan IVP.
III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Antri jadwalpemeriksaan.
2. Sehari sebelumnya pasien diberi diit ML kecap.
3. Jam 17.00 WIB minum megnesium sulfat / castro oil sebagai pencahar dan minum air
putih.
4. Dilakukan lavement sebanyak 2 kali dan minum yod 3x1 tab.
5. Pasien puasa mulai jam 24.00 WIB sebelum pemeriksaan.
6. Pasien diantar ke radiologi oleh perawat dengan membawa obat urogratine 76% 2
ampul, spuit, dexamethasone, serta perhatikan keadaan umum pasien.
7. Mengantar pasien ke tempat semula.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus

27
PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.054/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan alat penunjang diagnostik.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik.
III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan obat-obatan :
a. Kursi roda / brankart.
b. Alas brankart dan selimut.
c. Obat-obatan sesuai program.
d. Bengkok dan tissu.
e. Formulir permintaan pemeriksaan yang sudah ditandatangani dokter.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan sebelum pemeriksaan.
a. USG : pasien puasa mulai pukul 24.00 WIB, pagi sebelum pemeriksaan minum air putih 2
gelas dan menahan kencing.
b. IVP : sore pukul 17.00 WIB minum castro oil / magnesium sulfat / dan yodkali 3x1 tab,
lavement 2x (sore dan pagi), diil ML kecap sehari sebelum pemeriksaan, pasien puasa mulai
jam 24.00 WIB.
c. Cystografi : pasien dipasang kateter dan mengosongkan kandung kencing sebelum
pemeriksaan.
d. BOF : lavement 2x (sore dan pagi), pasien puasa mulai jam 24.00 WIB
e. EEG : pasien cuci rambut pada sore hari, pasien tidak boleh memakai minyak rambut.
f. Colon un Loop : sore jam 17.00 WIB minum castro oil / magnesium sulfat, lavement 2x (sore
dan pagi).
4. Saat pemeriksaan :
a. Mendampingi pasien saat pemeriksaan.
b. Memperhatikan keadaan umum pasien.
5. Setelah pemeriksaan :
a. Mengantar pasien ke tempat semula.
b. Observasi tensi, nadi, pernafsan.
c. Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat

28
4. Instalasi Rawat Khusus

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.055/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan badan pasien diatas tempat tidur.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memandikan pasien di tempat tidur.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur.
3. Perawat berdiri di sisi kanan / kiri pasien.
4. Pakaian bagian atas dibuka kemudian ditutup dengan selimut atau kain penutup
lainnya.
Urutan memandikan pasien sebagai berikut :
a. Mencuci muka.
b. Mencuci lengan
c. Mencuci dada dan perut.
d. Mencuci punggung.
e. Mencuci kaki.
f. Mencuci lipat paha dan genetalia.
5. Pakaian dikenakan kembali, kain penutup diangkat, pakaian dirapikan dan selimut
pasien dipasang kembali.
6. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Darurat.
3. Instalasi Rawat Khusus.

29
MEMANDIKAN PASIEN DALAM KEADAAN DUDUK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.056/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan badan pasien dengan air dalam posisi duduk.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memandikan pasien dalam keadaan duduk.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Selimut ditutup pada bagian kaki di tempat tidur.
3. Membantu pasien duduk ditepi tempat duduk dengan meletakan kaki di atas kursi.
4. Perawat berdiri berhadapan dengan pasien.
5. Membentangkan handuk atas dan bawah menyilang di pangkuan pasien.
6. Menganjurkan psiengodok gigi (bila perlu).
7. Menerangkan pemakaian kain, waslap, handuk dan bedak.
8. Perawat membantu membersihkan bagian yang tidak bisa dilakukan oleh pasien
sendiri.
9. Tawarkan pada pasien untuk istirahat / memperbaiki posisi.
10. Alat-alat dibereskan, pakaian dan alat tenun kotor dimasukan ke tempat yang telah
disediakan.
11. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

30
MENYIKAT GIGI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.057/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menyikat gigi pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat memcuci tangan.
2. Handuk diletakan di bawah baju dan pipi.
3. Kain alas diletakan diatas handuk.
4. Pasien yang mampu melakukan sendiri untuk berkumur dan sikat gigi dianjurkan untuk
sikat gigi sendiri.
5. Pasien yang tidak mampu dibantu perawat.
6. Setelah selesai gelas dan bengkok diangkat, bibir dan sekitarnya dibersihkan dan
dikeringkan.
7. Handuk dan alas diangkat.
8. Pasien dikembalikan seperti semula.
9. Alat-alat dibereskan.
10. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

31
MEMBERSIHKAN MULUT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.058/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa mkanan dengan
menggunakan kain kasa / kapas yang dibasahi dengan air bersih.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam membersihkan mulut pasien.
2. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Handuk diletakan di bawah baju dan pipi.
3. Kain alas diletakan diatas handuk.
4. Ujung pinset / arteri klem dibungkus kasa dan dibasahi dengan air masak / larutan NaCI
0,9% / betadin 1%.
5. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding gusi, lidah dan terakhir bibir.
6. Langkah ke-5 ulangi sampai bersih kemudian diolesi dengan borax gliserin.
7. Bila ada stomatitis tetesi dengan gentian violet.
8. Alat-alat dibereskan.
9. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

32
MEMELIHARA GIGI PALSU

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.059/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan dan merawat gigi palsu yang lepas atau ditanggalkan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam merawat gigi palsu.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan
2. Perawat memakai sarung tangan.
3. Gigi palsu dibuka.
4. Gigi palsu dibilas di bawah air mengalir dan disikat dengan pasta gigi kemudian dibilas
sampai bersih.
5. Perawat cuci tangan

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi rawat Jalan

33
MENCUCI RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.060/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sabun atau
shampo kemudian dibilas dengan air bersih.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mencuci rambut pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Pengalas / perlak dipasang di sisi kiri dan kanan kepala, digulung sedikit ke dalam dan
ujungnya berada di ember.
3. Ember diletakan dibawah tempat tidur bagian kepala.
4. Telinga disumbat dengan kapas dan mata ditutup dengan kasa / sapu tangan pasien.
5. Dada ditutup handuk sampai leher.
6. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat.
7. Dicuci dengan shampo / sabun dan digosokan merata dengan jari tangan meremas.
8. Rambut dibilas beberapa kali hingga bersih sambil memijit-mijit kepala.
9. Setelah bersih kepala diangkat dan diletakan diatas handuk.
10. Sumbatan telinga dan tutup mata diambil diletakan pada bengkok, kemudian dibungkus
dengan kertas dan dibuang.
11. Rambut dikeringkan dan diletakan dalam ember.
12. Rambut dikeringkan dan disisir.
13. Alat dibereskan.
14. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

34
MENYISIR RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.061/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Merapikan rambut dengan cara menyisir.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menyisir rambut pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Bila pasien dapat duduk, kerjakan sambil duduk. Bila tidak, kerjakan sambil berbaring.
3. Alas / handuk diletakan diatas bahu / di bawah kepala sampai bawah belikat.
4. Untuk rambut yang panjang dibagi dua, kemudian disisir sedikit-sedikit, setelah licin /
lurus diikat dengan erat dan rapi.
5. Untuk rambut pendek cukup disisir dari pangkal ke ujung.
6. Rambut yang rontok dikumpulkan kemudian dibuang.
7. Sisir dan handuk dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya.
8. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

35
MEMOTONG KUKU

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.062/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memotong kuku yang panjang karena pasien tidak dapat melakukannya.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam memotong kuku pasien.
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi.
3. Mencegah berkembangbiaknya bakteri.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Waskom berisi air hangat.
e. Sabun dalam tempatnya.
f. Sikat kuku.
g. Kapas.
h. Aceton.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dijelaskan.
3. Pelaksanaan :
a. Memotong kuku jari tangan.
b. Tangan direndam dalam air hangat selama 2 menit untuk melunakan kuku dan disabun.
c. Bila kuku sangat kotor disikat dan disabun.
d. Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan handuk.
e. Tangan diletakan di ats bengkok agar potongan kuku tidak berantakan. Cara memotong kuku jari
tangan disesuaikan dengan lengkungan kuku.
4. Memotong kuku jari kaki.
a. Kaki direndam dalam air hangat selama 2-3 menit (lebih lama dari jari tangan karena lebih kras).
b. Bila sangat kotor, kaki disikat dengan sikatkuku dan disabun.
c. Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan handuk.
d. Peralatan dikeringkan dan dikembalikan ketempat semula.
e. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus

36
VULVA HIGIENE

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.063/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Perawatan pada daerah vulva atau alat kelamin wanita bagian luar secara aseptik.

II. TUJUAN
1. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva.
2. Mengurangi kuman-kuman yang patogen pada vulva.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
4. Sebagai acuan dalam melaksanakan vulva hygiene.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Menyiapkan dalam baki yang berisi :
a. Alas bokong dan perlak.
b. Handschoon steri.
c. Kom berisi kapas savlon 3% sesuai kebutuhan.
d. Kom berisi larutan BWC (PZ), air hangat.
e. Kapas steril secukupnya pada tempatnya.
f. Bengkok / kantong plastik.
g. Penyekat / sketsel.
2. Persiapan pasien :
a. Perawat memperkenalkan diri.
b. Memberitahukan tujuan prosedur.
3. Menyiapkan lingkungan.
4. Pelaksanaan :
a. Mencuci tangan sebelum melakukan prasat.
b. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
c. Memasang penyekat.
d. Menyiapkan posisi pasien litothomy.
e. Meletakan alas bokong dibawah pasien.
f. Memakai sarung tangan.
g. Membersihkan daerah sekitar vagina, usap dari atas ke bawah dengan kapas savlon
sekali usap sampai bersih.
h. Membersihkan labia mayora kanan dan kiri dengan kapas savlon dari atas ke bawah
sampai bersih.

37
VULVA HIGIENE

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.063/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

i. Membersihkan labia mayora kanan dan kiri dengan jalan : tangan kiri membuka labia
mayora, dan tangan kanan membersihkan labia minora kiri dan kanan dengan
mengusap dari atas ke bawah dengan kapas salvon satu kali usap sampai bersih.
j. Membersihkan Vulva juga dengan kapas salvon satu kali pakai dari atas ke bawah
sampai bersih.
k. Membilas dengan kaps PZ lalu dikeringkan.
l. Mengembalikan pasien pada posisi yang menyenangkan.
m. Membereskan alat-alat.
n. Membuat catatan (laporan prosedur).
V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Jalan

38
MEMASANG KAP KUTU

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.030/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membungkus rambut yang telah diberi obat.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memasang kap kutu.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat-alat dibawa ke dekat pasien.
3. Perawat memakai celemek, tutup kepala dan sarung tangan,
4. Pengalas dipasang pada bahu.
5. Kertas koran dilebarkan sampai lebar.
6. Rambut disisir dengan sisir biasa kemudian disisir dengan sisir kutu dan kotoran
dibuang dalam larutan yang berisi cairan desinfektan.
7. Kulit di sekeliling kepala diberi obat kuku.
8. Kulit kepala digosok dan diberi obat kutu.
9. Setelah merata rambut yang panjang dijalin longgar.
10. Kepala dibungkus dengan kap kutu / kain segitiga, telinga jangan sampai tertutup.
11. Sikap pasien diperbaiki dengan kap kutu dibiarkan selama 12-18 jam kemudian dicuci
seperti mencuci rambut.
12. Alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Khusus
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap

39
PEMAKAIAN SPOEL HOCK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.068/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu ruangan yang disiapkan untuk melakukan kegiatan penunjang kebersihan ruang
keperawatan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemakaian spoel hock.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.

IV. PROSEDUR
1. Harus ada air yang mengalir.
2. Ada peralatan desinfeksi.
3. Setiap hari sesudah dipakai harus dibersihkan dengan desinkfektan.
4. Semua petugas atau paramedic harus bertangggung jawab atas kebersihan spoel hock.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Khusus.
3. Instalasi Rawat Inap.

40
PENGELOLAAN OBAT-OBATAN DAN ALAT-ALAT HABIS
PAKAI

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.073/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mengatur pendistribusian obat-obatan dan alat habis pakai meliputi perencanaan obat/alat,
pelaksanaan pemberian obat/alat, monitoring dan evaluasi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengelolaan obat-obatan dan alat-alat habis pakai.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.

IV. PROSEDUR
1. Obat dan alat Emergency :
a. Apabila dalam keadaan tertentu pasien memerlukan pengobatan sebelum mendapat resep
obat dapat meminjam persediaan emergency.
b. Setiap pemberian dicatat dalam buku Bantu yang mencantumkan nama pasien, jumlah,
nama obat yang dipakai, tanggal pemakaian.
c. Apabila terjadi pergantian shift kerja, perawat menuliskan pinjaman yang belum kembali
dilembar serah terima sesuai shift, serah terima ditandatangani oleh penerima dan
penyerah.
d. Perawat penanggung jawab pagi hari meminta pinjaman bahan obat/alat berdasarkan bukti.
2. Pelaksanaan :
a. Bisa dipakai pasien tanpa harus mengganti.
b. Jenis desinkfektan dipakai dan dikelola oleh ruangan untuk pelayanan rumah sakit.
3. Stock Opname :
Penggunakan, penyediaan,dan pengawasan obat dan alat di rumah sakit dilakukan
secaraperiodic 1 kali dalam 1 tahun oleh farmasi.
4. Bila pasien setelah opname masih mempunyai sisa obat
a. Bila obat resep bukan Askes langsung dikembalikan.
b. Bila peserta Askes obat dikembalikan.
c. Obat yang dikembalikan di masukan kedalam buku bantuan yang ditandatangani keluarga
pasien.
5. Sisa obat yang diminum pasien diserahkan kepada keluarhga untuk diteruskan diminum.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

41
SESUDAH PASIEN RAWAT INAP / PULANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.074/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menata kembali ruangan serta kelengkapan fasilitas setelah digunakan oleh pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan sesudah pasien rawat inap/pulang.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.

IV. PROSEDUR
1. Memeriksa kelengkapan tempat tidur dan fasilitasnya.
2. Membersihkan dan merapikan semua barang yang ada dikamar.
3. Mengganti alat tenun.
4. Membersihkan kamar mandi dan WC.
5. Kamar tidur siap pakai.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Khusus
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Medik.

42
PENGADAAN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.075/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pengadaan kebutuhan makanan pasien rawat inap sesuai dengan prosedur yang berlaku
di RSFH.

II. TUJUAN
Sebagai acuan pengadaan nutrisi pasien rawat inap

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Pemberian makanan pada pasien berdasarkan intruksi dokter dan pertimbangan ahli
gizi yang ditulis dalam RM 4.
2. Setiap pagipetugas ruanganmencatat macam diet, jumlah diet yang dicatat dalam
blangko fooding rangkap 2 dan diserahkan ke bagian gizi.
3. Bon fooding pasien baru dapat dilaksanakan pertelpon selanjutnya petugas ruangan
membuat bon dalamblanko bon fooding baru dan diletakkan pada tempat yang telah
ditentukan agar dapat diambil oleh petugas gizi.
4. Petugas gizi mengantar fooding antara petugas seuai dengan jenis dan jumlah pesanan
pada jam – jam yang telah disepakati.
5. Serah terima fooding antara petugas ruangan dengan petugas gizi.
6. Petugas pantre membagikan fooding ke pasien sesuai dengan jenis diet yang telah
ditentukan dan mepersilahkan makan.
7. Pada pasien yang tidak dapat makan sendiri maka perawat harus membantu.
8. Pembatalan / pengurangan jumlah diet dapat dilakukan perteleponan segera setelah
pasien pulang untuk selanjutnya ditulis pada blanko pembatalan, diletakkan pada
tempat yang telah ditentukan agar dapat diambil oleh petugas gizi.

V. UNIT TERKAIT
1. Istalasi Rawat Khusus
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gizi

43
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.076/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat tetes dengan cara meneteskannya ke dalam hidung

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat tetes hidung.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Obat tetes hidung sesuai dengan program pengobatan
b. Pipet obat
c. Kertas tisu
2. Pelaksanaan
a. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
b. Petugas memakai sarung tangan.
c. Teteskan obat sebanyak yang telah ditentukan dalam program pengobatan.
d. Anjurkan pasien agar tetap dalam posisi tidur dengan kepala ekstensi selama dua
menit.
e. Bersihkan daerah sekitar hidung dengan kertas tisu.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Isntalasi Gawat Darurat
3. Istalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

44
PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.077/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat tetes dengan cara meneteskannya ke dalam lubang telinga pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat tetes telinga.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan Alat :
a. Kapas Lidi
b. Obat tetes telinga sesuai yang dibutuhkan
c. Pipet obat
d. Kapas dan bengkok
2. Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Pasien memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
c. Pasien diatur dengan posisi duduk.
d. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
e. Pasien dianjurkan untuk memegang bengkok di bawah telinga.
f. Dengan tangan kiri petugas menarik daun telinga ke atas sedikit ke belakang.
g. Penyemprotan / penetesan obat dilakukan pada posisi atas lubang telingan dengan
hati – hati.
h. Cairan yang keluar dari telinga ditampung dengan bengkok.
i. Bila untuk membersihkan telinga penyemprotan dapat diulang lagi seperlunya.
j. Setelah selesai daerah sekitar telinga dibersihkan.
k. Pasien dirapikan.
l. Peralatan dibereskan dandibersihkan.
m. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap.

45
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.078/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat tetes dengan cara meneteskannya secara local pada mata.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat tetes mata.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Obat tetes mata / salep mata.
b. Pipet obat
c. Kapas basah steril pada tempatnya.
d. Bengkok.
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Bersihkan mata pasien dengan kapas basah steril, buang kapas yang telah dipakai
ke bengkok.
d. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan.
e. Wajah pasien diatur menghadap langit – langit.
f. Tarik kelopak mata bawah dan teteskan obat pada konjungtiva bawah.
g. Bersihkan sisa obat yang ada di mata dengan kapas basah steril.
h. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

46
PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.079/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menyiapkan dan memberikan obat pasien melalui mulut.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat melalui mulut.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Meja atau baki
b. Obat yang diperlukan pada tempatnya
c. Gelas atau sendok obat.
d. Air minum pada tempatnya.
e. Tisu
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Siapkan baki obat yang telah disiapkan diperiksa kembali, baca etiket dan cara
pemeberiannya.
c. Obat – obat yang telah disiapkan diperiksa kembali, baca etiket dan cara
pemberiannya.
d. Obat – obat yang telah diperiksa diberikan langsung pada pasien dan ditunggu
sampai obat ditelan habis. Bila perlu petugas membantunya.
e. Pada waktu menuangkan obat cair, sisi botol yang beretiket harus berada di
sebelah atas agar etiket tidak terkena cairan dan dapat dengan mudah dibaca.
f. Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah meberian obatharus segera dilaporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.
g. Setiap pemberian obat harus dicatat pada kartu obat.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap.

47
PEMBERIAN SUNTIKAN INTRA MUSKULER

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.080/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan, dilakukan pada pangkal lengan atas,
paha atas bagian luar (1/3 tengah bagian luar) atau pada bokong atas (1/3 bagian dari
SIAS)

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat intra muscular.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Tentukan daerah yang akan disuntik lalu didesinfeksi dengan kapas alcohol.
2. Jarum ditusukkan tegak lurus 900 dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spuit ditarik sedikit bila ada darah obat jangan dimasukkan, bila tidak ada
darah obat masukkan perlaha – lahan.
4. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat, bekas tusukan dengan kapas
alkohol.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap.

48
PEMBERIAN SUNTIKAN INTRA VENA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.081/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena yang dilakukan pada
vena anggota gerak.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat intra vena

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Tentukan daerah yang akan disuntik kemudian lakukan pembendungan pada bagian
atasnya. Permukaan kulit di daerah bersangkutan didesinfeksi dengan kapas alcohol
dan ditegangkan.
2. Jarum ditusukkan ke pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.
3. Penghisap suit ditarik sedikit, bila jarum berhasil masuk ke dalam vena darah akan
masuk ke dalam spuit tapi bila tidak ada darah yang keluar berarti jarum tidak berhasil
masuk dan ponyuntikan harus dipindahkan ke tempat lain. Setelah berhasil bukalah
segera karet pembendung.
4. Obat dimasukkan perlahan – lahan sampai habis.
5. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut cepat, bekas tusukan di tekan dengan kapas
alcohol.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

49
PEMBERIAN SUNTIKAN SUB CUTAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.082/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah
luar.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat sub cutan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Permukaan kulit didesinfeksi lalu diangkat sedikit dengan tangan kiri.
2. Jarum ditusukkan dengan lubangnya menghadap ke atas dan memebntuk sudur 450
dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila ada darah jangan dimasukkan tapi bila tidak ada
cairan obat dimasukkan perlahan – lahan.
4. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat, bekas tusukan ditekan
dengan kapas alcohol.

V. UNIT TERKAIT
1. Istalasi Rawat Jalan
2. Istalasi Gawat Darurat
3. Istalasi Rawat Khusus
4. Istalasi Rawat Inap

50
PEMBERIAN SUNTIKAN INTRA CUTAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.083/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan kedalam jaringan kulit yang akan dilakukan pada lengan
bawah bagian dalam.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan uji coba obat-obat tertentu (skin test).
2. Sebagai acuan dalam pemebrian obat yang pemberiannya hanya dapat dilakukan
dengan cara intra cutan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Menggunakan spuit 1 cc/khusus.
2. Permukaan kulit didesinfeksi lalu direnggangkan dengan tangan kiri.
3. Lubang jarum menghadap ke atas membentuk sudut 150 sampai dengan 200 dengan
permukaan kulit.
4. Obat dimasukkan sampai permukaan kulit pada tempat yang disuntik mengembung.
5. Setelah obat masuk semua ± strip, jarum suntik dicabut dengan cepat, bekas tusukan
jarum dilarang ditekan maupun dihapus dengan kapas alcohol.
6. Setelah jangka waktu yang ditentukan ± 15 menit, lihat dan catat reaksi yang terjadi
pada daerah tusukan dan hasilnya segera laporkan untuk menentukan tindakan
selanjutnya.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Rawat Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap.

51
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA PLEURA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.084/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui kateter thorak

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian obat melalui intra pleura

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan obat
2. Persiapan pasien
3. Pelaksanaan
a. WSD dimatikan, ujung kateter diklem.
b. Obat disiapkan
c. Memasang alat dibawah kateter dan bengkok didekatkan
d. Dokter memasukkan obat melalui thorak cateter
e. Kateter diklem pada daerah dekat incise
f. Ujung thorak kateter disambungkan dengan ujung selang penampung cairan.
g. Bersihkan luka dengan desinfektan.
h. Luka dirawat
i. Bereskan alat dan pasien dirapikan.
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Setelah memasukkan obat, suction continous dimatikan kecuali dalam kondisi tertentu.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap.

52
MEMBERIKAN DRIP DOPAMIN
DENGAN INFUSSION PUMP

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.085/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan obat secara tetes melalui infuse atas rekomendasi medis.

II. TUJUAN
1. Mengatasi penurunan tekanan darah.
2. Sebagai acuan dalam pemberian obat.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Infus pump
b. Dopamine 200 mg/ampul
c. Cairan D5% atau Normal Salin
d. Infus Set
2. Pelaksanaan :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien.
b. Melarutkan dopamine dalam cairan infus D5% atau NS dan hubungkan pada infus
set.
c. Pasang infusion pump pada standar infus dan hubungkan dengan sumber listrik.
d. Lewatkan selang infus pada lekukan yang tersedia pada alat kemudian tutup lagi
penjepitnya.
e. Atur angka pada kolom present volume sesuai dengan jumlah cairan yang ada.
f. Atur dosis dengan mengatur kecepatan aliran (deliveri race) obat dalam menit atau
jam.
g. Tekan tombol “purge” untuk mendorong cairan sampai ujung selang infus.
h. Tekan “on”

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

53
54
PERAWATAN PAYUDARA PASCA PERSALINAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.086/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Langkah – langkah perawatn payudara setelah pasien bersalin / melahirkan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan payudara pasca persalinan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
3. Dilakukan pada ibu Post Partum agar tidak terjadi penyumbatan saluran susu dan ASI
menjadi lancar.

IV. PROSEDUR
1. Dikerjakan sedini mungkin yaitu : 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan dilakukan 2x sehari.
2. Persiapan alat :
a. Kapas
b. Oleumcoccus (minyak kelapa)
c. Air hangat dalam Waskom
d. Air dingin dalam Waskom
e. Dua buah Waskom
f. Handuk Bersih.
3. Pelaksanaannya :
a. Pengurutan Pertama : Menggunakan telapak tangan
b. Pengurutan Kedua : Mengurutkan jari – jari tangan
c. Pengurutan Ketiga : Menggunakan sendi – sendi jari tangan
4. Cara Kerjanya :
a. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan pengurutan.
b. Ambil kapas, basahi dengan minyak kelapa, tempelkan 2 – 3 menit pada kedua
putting susu dan areola mammae dan kemudian bersihkan.
c. Lakukan pengurutan dengan cara menempelkan kedua telapak tangan diantara
kedua payudara kemudian diurut mulai dari atas, kesamping, dan kebawah
payudara.
d. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri kemudian jari – jari tangan kanan
dengan sisi kelingking mengurut payudara kearah putting susu.
e. Telapak tangan menopang payudara, tangan lainnya menggenggam dan mengurut
payudara dari pangkal kearah putting dengan kuku jari tangan. Gerakan ini
dilakukan 20 – 30 kali untuk setiap payudara.

55
PERAWATAN PAYUDARA PASCA PERSALINAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.086/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. Setelah selesai pengurutan payudara disiram dengan air hangat dan air dingin
secara bergantian selama kurang lebih 5 menit. Setelah memakai BH yang
menopang payudara.
g. Alat – alat dibereskan

V. UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat Inap

56
PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.089/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Penatalaksanaan pemasangan AKDR ke dalam rahim.

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Seleksi medi dan konseling sebelum tindakan.
2. Lengkapi inform concent
3. Persiapan klient dan alat – alat sesuai dengan :
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Siapkan pasien dengan sopan untuk pemeriksaan panggul.
3. Pakai sarung tangan baru atau steril
4. Susun alat – alat di atas tempat steril
5. Pakai lampu yang terang untuk melihat servik.
6. Periksa genetalia eksterna.
7. Masukkan spekulum ke dalam vagina.
8. Lakukan pemeriksaan dengan spekulum
- Memeriksa adanya cairan vagina
- Memeriksa adanya servik dan uretra
- Ambil spesimen dari sekret vagina dan servik untuk pemeriksaan mikroskopik
bila ada indikasi (dan ada fasilitas pemeriksaan).
9. Keluarkan spekulum dan letakkan kembali pada tempat alat – alat yang lain.
10. Lakukan pemeriksaan panggul
11. Lakukan pemeriksaan retrovagina, bila ada indikasi.
12. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin.
Pemeriksaan miksroskopis (bila ada indikasi dan alat – alat tersedia) :
13. Periksa spesimen dengan kertas PH.
14. Siapkan preparat NaCl 0,9% dan KOH.
15. Identifikasi (Kalau ada)
- Sel epitel
- Tricomonas
- Jamur
- Sel abnormal lain
16. Siapkan pewarnagram (bila ada indikasi dan alat – alat tersedia) dan identifikasi :
- Sel PMN
- Gram negatif Diplococcus Intraseluler.
Tindakan pra pemasangan :
17. Setelah selesai pemeriksaan mikroskopis (bila dilakukan). Cuci tangan dengan air
dan sabun.

57
PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.089/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

18. Beritahu pasien apa yang akan dilakukan.


19. Susun atau periksa alat – alat yang akan digunakan.
20. Masukkan lengan IUD C U T 380A ke dalam kemasannya.
- Buka dari sebagian kemasannya
- Masukkan pendorong ke dalam tabung insersi
- Selipkan lengan pengukur di bawah lengan IUD.
- Sambil memegang kedua ujung lengan, dorong tabung insersi sampai pangkal
lengan sehingga melipat.
- Setelah lengan melipat, tarik tabung insersi, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan IUD ke dalam tabung insersi (lengan IUD dalam tabung
insersi jangan lebih dari 5 menit karena akan menggangu kelenturannya).
21. Pakai kembali sarung tangan baru.
22. Pasang spekulum dan lihat servik.
23. Usap vagina dan servik dengan larutan antiseptik.
24. Jepit servik dengan tenakulum dengan hati – hati.
25. Masukkan sonde uterus dengan cara “”no touch technique” yaitu secara hati – hati
memasukkan sonde ke dalam ronge uterus (sekali masuk) tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum.
26. Tentukan kedalaman rongga uterus dan posisi uterus.
27. Keluarkan sonde dan ukur kedalaman uterus pada tabung insersi yang masih ada
dalam kemasan steril dengan menggeser leher biru pada tabung insersi.
28. Memasukkan tabung insersi secara hati – hati ke dalamuterus sampai leher biru
menyentuh servik atau sampai terasa adanya tahanan.
29. Lepaskan lengan IUD dengan menggunakan withdrawel technique.
30. Keluarkan pendorong IUD dan tabung insersi didorong kembali ke servik secara hati
– hati sampaibatas leher biru.
31. Lepaskan tenakulum denganhati – hati.
32. Keluarkan sebagian dari tabung insersi kemudian dipasang kembali ke servik lebih
dari (3-4) cm.
33. Keluarkan seluruh tabung insersi.
34. Periksa servik dan bila ada pendarahan pada tempat penjepitan tekan tenakulum
dengan kasa steril selama 30 – 60 detik.
35. Keluarkan spekulum
Tindakan Pasca Pemasangan :
36. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan chlorin 0,5% selama
10 menit untuk tindakan dekontaminasi.
37. Buang bahan – bahan (kasa yang sudah terpakai kedalam kantong plastik)
38. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% selama 10 menit.
39. Cuci tangan dengan air dan sabun.
40. Buat catatan medik.
41. Lakukan konseling setelah pemasangan.
42. Lakukanpencatatan dan pelaporan.
43. Selesaikan administrasi dan keuangan.
V. UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat Jalan.

58
EVAKUASI JARINGAN MOLA HIDATIDOSA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.090/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tindakan pengosongan uterus pada kehamilan Mola Hidatidosa dnegan curretase.

II. TUJUAN
Sebagai acuan agar tidak terjadi komplikasi Chorio Carsinoma.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan pasien :
a. Inform concent.
b. Amnesia
- Pengkajian data subjektif.
- Pengkajian data objektif
o Pemeriksaan fisisk
 Pemeriksaan umum
 Pemeriksaan khusus
o Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Kadar Hb dalam batas normal dan hasil PA
2. Persiapan alat :
a. Meja ginekologi
b. Kursi periksa
c. Lampu sorot ginekologi
d. Meja instrumen berisi
- Spekulum vagina (2 buah)
- Cunam tampon (1 buah)
- Sonde uterus (1 buah)
- Manual curretase (1 set)
- Larutan betadine (20 buah)
- Depres (10 buah)
- Kapas savlon (5 buah)
- Sarung tangan (2 pasang)
e. Pengiriman ke laboratorium
f. Persiapan larutan dekontaminasi dengan larutan chlorin 0,5% dalam ember.
3. Tidakan :
Untuk pasien curentase mola hidatidosayang keadaan umumnya baik, persiapan yang
dilakukan dari ruangan :
a. Pasangan infus
b. Obat – obatan :
- Analgesik (pethidine 1-2%)

59
- Sedativa (diazepam 10 mg)

EVAKUASI JARINGAN MOLA HIDATIDOSA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.090/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

- Stropin sulfas (0,25-0,5 mg)


- Uterotonika (10 mg)
Untuk pasien yang keadaan umumbaik untuk diagnostikkecil dan bersihan daerah
kemaluan :
a. Beritahukan pada pasien tindakan yang akan dilakuka.
b. Pasien disiapkan di meja ginekologi dengan posisi litothomy.
c. Desinfeksi daerahvulva, vagina dengan latutan bethadine.
d. Beri alas bokong dengan duk steril demikian juga dengan perut bagian bawah.
e. Intruksikan asisten untuk memasukkan obat sedativ, analgesi dan uretrotonika.
f. Pasien siap dilakukan curretase.
g. Setelah selesai dilakukan tindakan, daerah vulva dan vagina dibersihkan.
h. Alat – alat dibereskan.
i. Perawat cuci tangan.
j. Perhatikan keadaan umum pasien pasca dilakukan tindakan.
k. Perhatikan sebelum pasien sadar jangan sampai jatuh.
l. Jaringan mola dikirim ke laboratorium
Untuk Pasien yang keadaan umumnya kurang baik / buruk :
a. Segera perbaiki keadaan umum.
b. Setelah keadaan umum biak, tanda – tanda vital dalam batas normal, beritahukan
pasien bahwa akan dilakukan tindakan.
c. Daerah vuiva dan vagina didesinfeksi dengan kapasa savlon.
d. Kosongkan kandung kencing.
e. Beri alas bokong dengan duk steril demikian juga dengan perut bagian bawah.
f. Intruksikan asisten untuk memasukkan obat sedativ analgesi dan uretrotonika.
g. Perhatikan keadaan umum pasien.
h. Pasien siap dilakukan curretase.
i. Setelah selesai tindakan daerah vulva dan vagina dibersihkan.
j. Pasang softek dan celana dalam.
k. Alat – alat diebereskan
l. Perawat mencuci tangan
m. Ukur tanda – tanda vital
n. Perhatikan sebelum pasien sadar jangan sampaijatuh.
o. Jaringan moladikirim ke laboratorium.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Laboratorium

60
MEMBERIKAN POSISI SIM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.091/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi dengan posisi setengah telungkup ke arah sisi kiri
atau kanan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memberikan posisi sim pada pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan Pasien :
Memberitahukan pasien tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Menutup pintu, korden, dan kalau perlu memasang sketsei.
c. Menganjurkan kepada pasien untuk tidur setengah terlungkup ke arah sisi kiri,
tumpuan tubuh terletak pada bagian kiri badan.
d. Meletakkan lengankiri pasien sejajar dengan punggung tangan kanan ke depan.
e. Perawat menekuk lutut pasien dan menarik ke arah perut.
f. Untuk miring kanan dilakukan sebaliknya.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Bekerja dengan hati – hati
b. Selalu menjaga privasi pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Istalasi Rawat Jalan
2. Istalasi Gawat Darurat
3. Istalasi Rawat Khusus
4. Istalasi Rawat Inap.

61
MEMBERIKAN POSISI TRENDELENBERG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.092/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi dengan posisi kepala lebih rendah dari posisi kaki
dengan cara meninggalkan tempat tidur bagian kaki.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih rendah ddari kaki
atau posisi Trendelenberg

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat : dua balok tempat tidur.
2. Persiapan pasien :
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Perawat mengangkat tempat tidur bagian kaki, perawat lain memberi balok di
bawah kaki tempat tidur.
c. Memberikan posisi yang nyaman
d. Perawat cuci tangan.
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan.
Bekerja dengan sabar dan hati – hati.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Khusus.
3. Instalasi Rawat Inap.

62
MEMBERIKAN POSISI ANTI TRENDELENBERG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.093/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi dengan posisi kepalalebih tinggi dari posisi kaki
dengan cara meninggikan tempat tidur bagian kepala.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki
atau anti Trendelendberg.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat : dua balok tempat tidur.
2. Persiapan pasien :
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan.
a. Perawat cuci tangan
b. Perawat mengangkat tempat tidur bagian kepala, perawat lain memberi balok
dibawah kaki tempat tidur atau dengan memutar pengungkit tempat tidur ke atas.
c. Memberikan posisi yang nyaman.
d. Perawat cuci tangan.
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Bekerja dengan sabar, cermat dan hati – hati.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

63
MEMBERIKAN POSISI GENUPECTORAL / NUNGGING

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.094/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatutindakan dalam mengatur posisi nunggung dengan kedua kaki ditekuk, dada
menempel di kasur.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memberikan posisi Genupectoral / Nungging.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan Pasien :
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan :
a. Menutup pintu jendela, kalau perlu pasang sketsel.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Membantu pasien dalam posisi berlutut.
d. Membantu pasien memutar kepala ke salah satu sisi dan kedua tangan disamping
kepala.
e. Meluruskan punggung shingga tahanan bukan terletak pada siku lutut.
f. Paha tegak lurus dengan tempat tidur.
g. Perawat menunggu pasien selama posisi ini
h. Setelah selesai tindakan buka kembali pintu dan jendela.
i. Perawat mencuci tangan.\\
3. Hal – hal yang perludiperhatikan :
a. Bekerja dengan sabar, cermat dan berhati – hati.
b. Usahakan jangan sampai melelahkan.
c. Jaga perasaan malu pasien dan kesopanan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

64
65
MEMBERIKAN POSISI DORSAL RECUMBENT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.095/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk dan
direnggangkan, tumitmenempel tempat tidur.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memberikan posisi Dorsal Recumbent.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan Pasien :
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pelaksanaan :
a. Menutup pintu dan jendela, kalau perlu pasang sketsel.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Membantu pasien dalam posisi menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki.
d. Pasien memakai bantal di kepala.
e. Kedua kaki tetap menapak di tempat tidur.
f. Kedua tangan pasien diletakkan ke arah kepala.
g. Perawat mencuci tanga.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Bekerja dengan sabar, cermat dan hati – hati.
b. Usahakan jangan sampai melelahkan
c. Jaga perasaan malu pasien dan kesopanan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan.

66
MEMBERIKAN POSISI LITOTHOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.096/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk
ke arah perut, tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memberikan posisi Litothomy.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan Pasien
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Menutup pintu dan jendela, bila perlu pasang sketsel.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Menganjurkan pasien tidur terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditekuk ke
arah perut..
d. Tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha. Gunakan alat penahan kaki.
e. Perawat cuci tangan
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Bekerja dengan sabar, cermat dan hati – hati.
b. Usahakan pasien tetap merasa nyaman.
c. Jaga perasaan malu pasien dan kesopanan

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

67
MEMIRINGKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.097/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan dalam mengatur posisi miring ke salah satu sisi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memiringkan pasien

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan pasien :
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Perawat berdiri di depan perut pasien ke arah yang dituju.
c. Bantal digeser ke sisi yang sama.
d. Tangan pasien yang berada di dekat perawat dijatuhkan pada badan pasien.
e. Kaki pasien berlawanan disilangkan ke arah pesawat.
f. Tangan perawat memegang bahu dan panggul pasien sambil menarik ke arahnya.
g. Pasien dibantu untuk tidur dalam sikap yang nyaman.
h. Perawat cuci tangan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Bekerja dengan sabar, cermat dan hati – hati.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan.

68
MEMBANTU PASIEN DALAM LATIHAN AKTIF

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.098/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Bentuk aktifitas pasien yang dilakukan secara mandiri dan dilatih secara bertahap sesuai
dengan kemampuan pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhangerak aktif sesuai
dengan kemampuan didasari teori latihan gerak aktif.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan pasien :
Sesuaikan kebutuhan pasien, misal : tripot, lowbot.
2. Pelaksanaan :
a. Melakukan komunikasi terapeutik.
b. Menganjurkan kepada pasien untuk menggerakkan ekstrimitas secara bergantian
(pemanasan)
c. Pasien dianjurkan untuk bangun dan duduk di tepi tempat tidur sambil mengangkat
kaki (kiri, kanan dan depan sesuai kemampuan).
d. Melatih pasien berdiri selanjutnya dianjurkan berjalan sesuai kemampuan.
e. Pasien dibantu kembali ke tempat tidur.
f. Observasidan ukur tanda – tanda vital.
g. Tulis dalam catatan keperawatan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Perawat harus selalu ada di samping pasien.
Latihan dilakukan secara bertahap dengan kemampuan pasien.
Diusahakan ada peningkatan setiap hari.
Bekerja dengan hati-hati dan menjaga kesopanan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

69
MEMBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
RODA DAN SEBALIKNYA

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.099/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda atau dari kursi roda
ke tempat tidur.

II. TUJUAN
Sebagai acuan agar pasien dapat dipindah pada kursi roda dengan aman dan nyaman.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Meletakan kursi roda sejajar dengan tempat tidur pasien.
3. Mengunci kursi roda dan membuka sandaran kaki.
4. Kedua kaki pasien digeser ke pinggir tempat tidur dan dibantu duduk dengan kaki
terjuntai.
5. Perawat berdiri di depan pasien, pegang ketiak pasien dengan jari- jari kedua tangan
melebar.
6. Pasien dibantu untuk berdiri.
7. Menganjurkan pasien untuk membelakangi kursi roda kemudian pasien dibantu untuk
duduk dikursi roda.
8. Memasang kembali sandaran kaki dan membantu meletakan kaki pasien di atasnya.
9. Untuk memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur berlaku sebaliknya.
10. Perawat mencuci tangan

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

70
MEMASANG INFUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.100/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memasukan cairan kedalam tubuh pasien dengan melalui vena.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memasang infuse yang benar.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan / memakai srung tangan.
2. Memeriksa etiket botol Infus.
3. Menggantungkan infus di standar infus.
4. Mendesinfeksi karet penutup botol (dalam penutup itu onsteril).
5. Pengatur tetesan ditutup dengan jarak 2-4cm dibawah tempat tetesan.
6. Menusukkan set infus ke dalam botol infus.
7. Mengisi tabung set infus dengan cairan setengahnya (jangan sampai penuh).
8. Menentukan lokasi tusukan dengan pilihan pertama pada ekstrimitas atas bagian distal.
a. Bila akan dilakukan di tangan, pakaian atas dibuka.
b. Bila akan dilakukan di kaki, bagian bawah celana panjang dibuka.
9. Meletakan perlak kecil dibawah bagian yang akan diinfus.
10. Membendung daerah di atas lokasi yang akan diinfus.
11. Mendesinfeksi lokasi yang akan dipasang infus, gunakan sarung tangan bila perlu.
12. Menusukan wing needle (abocath) kedalam vena sedalam mungkin.
13. Membuka karet pembendung dan menyambungkan wing needle atau abocath dengan
selang infus. Dan membuka pengaturan tetesan.
14. Menilai ada atau tidaknya pembengkakan.
15. Wing needle atau abocath difiksasi dengan plester.
16. Daerah sekitar tusukan dioles dengan betadhine sol kemudian ditutup dengan kasa
steril dan diplester.
17. Pasang bidai dan dibalut (kalau perlu).

71
MEMASANG INFUS

No. Dokumen No. Hal Tgl terbit


004.100/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

18. Pada anak-anak bidai ditali dengan tepi tempat tidur.


19. Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai instruksi.
20. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat.
21. Perawat mencuci tangan.
22. Mencatat :
a. Tanggal dan jam pemberian cairan.
b. Macam cairan.
c. Jumlah tetsan dalam satu menit.
d. Nama perawat.
23. Membuat kartu observasi infus dan digantung di standar infus.
24. Mengobservasi reaksi pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan

72
PEMBERIAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.101/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan tranfusi darah kepada pasien dengan cara aseptik.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memenuhi kebutuhan darah pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Mengobservasi tensi, suhu, nadi dan pernafasan.
3. Memasang cairan NaCI 0,9%.
4. Mengecek kembali darah yang telah dipersiapkan mengenai :
a. Warna darah.
b. Indentitas pasien.
c. Jenis golongandarah.
d. Nomor kantong darah.
e. Tanggal kadaluwarsa.
f. Cross matching dan jumlah darah.
5. Setelah semuanya sesuai ganti cairan NaCI 0,9% dengan darah yang dimaksud.
6. Atur tetesan darah sesuai instruksi.
7. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

73
MENGUKUR JUMLAH CAIRAN MASUK DAN KELUAR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.102/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mengukur jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh dalam rentang waktu 24 jam.

II. TUJUAN
Sabagai acuan untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh dengan cara
mengukur jumlah cairan masuk dan keluar atau intake dan output.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Menentukan jam permulaan pencatatan sampai akhir pencatatan, misal : jam 06.00 –
06.00 pada hari berikutnya.
2. Mengukur cairan yang keluar dengan gelas ukur.
3. Mencatat pada formulir dengan segera setiap ada cairan yang masuk dan keluar.
4. Menjumlah cairan yang masuk dan keluar selama 24 jam.
5. Mencatat dalam status pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

74
MENGELUARKAN FAECES SECARA MANUAL (RECTAL
TAUCHER)

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.103/SPO/RSGH/2018 1/2
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk mengeluarkan faeces pasien dengan memakai tangan melalui anus.

II. TUJUAN
Sebagai acuan cara pengeluaran faeces secara manual (Rectal Taucher).

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan.
b. KY jelly / vaselin.
c. Bengkok.
d. Kertas tissu.
e. Sabun.
f. Waslap basah.
g. Pispot.
h. Botol berisi air bersih.
i. Sampiran / sketsel.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan.
b. Memasang sketsel / menutup pintu dan jendela.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melepaskan pakaian pasienbagian bawah kemudian menutupnya dengan selimut.
c. Membantu pasien untuk posisi tidur miring ke kiri membelakangi perawat dengan
lutut kanan ditekuk atau dalam posisi sim.
d. Dekatkan pispok ke bokong pasien.
e. Perawat memakai sarung tangan.
f. Mengolesi sarung tangan bagian telunjuk dengan KY jelly / vaselin diatas bengkok.

75
MENGELUARKAN FAECES SECARA MANUAL (RECTAL
TAUCER)

No. Dokumen No. Hal Tgl. terbit


RS. GRIYA HUSADA 004.103/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
MADIUN

g. Memasukan jari telunjuk perlahan-lahan ke dalam anus dengan arah menuju


umbilicus sampai terasa adanya sumbatan faeces sambila pasien disuruh tarik
nafas dalam.
h. Menggerakan jari telunjuk dengan gerakan melingkar, melingkar 2 sampai lima kali
untuk merangsang spinter ani semudian jari telunjuk dikeluarkan dai anus sambil
mengait faeces keluar.
i. Mengeluarkan semua faeces dengan jari telunjuk dan ditampung dalam pispot.
j. Mengobservasi keadaan umum pasien selama tindakan berlangsung.
k. Mencuci sarung tangan (saat masih dipakai ditangan) dari faeces yang melekat,
dibawah air mengalir atau kran.
l. Melepas sarung tangan dan meletakan di bengkok.
m. Membersihkan dan merapikan pakaian pasien serta lingkungannya, anus dan
sekitarnya dibersihkan dengan kertas kloset / tissu kemudian dibersihkan dengan
sabun dan waslap basah sampai bersih, setelah bersih pantat dikeringkan dengan
handuk.
n. Membuang faeces di spoelhock, membersihkan dan mengembalikan pispot
ketempatnya.
o. Perawat mencuci tangan.
p. Menulis catatan perawatan tentang :
- Waktu pelaksanaan.
- Jumlah dan warna faeces.
- Hal-hal yang ditemukan.
- Perawat yangmengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Jalan

76
MEMASANG KATETER SEMENTARA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.104/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan memasang kateter melalui ureta. Setelah urine keluar kateter dilepas
kembali.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemasangan kateter sementara.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Satu bengkok steril.
b. Satu mangkok steril.
c. Empat kapas steril.
d. Satu pinset steril.
e. Satu pasang sarung tangan steril.
f. Kateter logam untuk wanita.
g. Kateter nelaton untuk pria.
h. KY jelly.
i. Perlak.
j. Larutan savlon.
k. Sampiran / sketsel
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien / keluarha tentang prosedur yang
akan dilakukan.
b. Memasang sketsel, menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien (dorsal recumbent).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Membuka set kateter baru.
c. Memakai sarung tangan.
d. Membuka daerah genetalia dengan kapas savlon.
e. Membersihkan daerah meatus utera dengan kaps savlon.

77
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Hal Tgl terbit


004.104/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. Mongolesi ujung kateter dengan KY jelly.


g. Memasukan kateter sampai urine ketuar, pada wanita (4-5) cm sedangkan pada
pria (15-18) cm.
h. Menampung urine dengan bengkok.
i. Mengeluarkan kateter secara pelan-pelan.
j. Membersihkan genetalia dari sisa urine.
k. Membersihkan alat-alat dan merapikan pasien.
l. Perawat mencuci tangan.
m. Mencatat pada catatan perawatan :
- Waktu pemasangan (tanggal dan jam).
- Jumlah urine yang keluar.
- Karakteristik urine.
- Hal-hal yang dijumpai selama pemasangan.
- Nama perawat yang mengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

78
PEMASANGAN KATETER TETAP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.105/SPO/RSGH/2018 1/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan memasang kateter melalui utera untuk mengeluarkan urine yang bersifat
menatap atau terus-menerus dalam jangka waktu tertantu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pemasangan kateter tetap.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Satu bengkok steril.
b. Satu mangkok steril.
c. Empat kapas steril.
d. Satu pinset steril.
e. Satu pasang sarung tangan steril.
f. Folley cateter sesuai ukuran.
g. Korentang pada tempatnya.
h. KY jelly.
i. Aquadest steril ±10-15 cc.
j. Spuit 10 cc dengan jarumnya.
k. Perlak.
l. Larutan savlon.
m. Plester dan gunting.
n. Sampiran / sketsel.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang prossedur
yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel, menutup pintu dan jendela.

79
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Hal Tgl terbit


004.105/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Melakukan desinfeksi pada daerah sekitar uretra.
c. Mengatur posisi untuk pemasangan kateter :
- Wanita dorsal recumbent.
- Pria posisi supinasi.
d. Meletakan set kateter diantara kedua tungkai bawah.
e. Membuka set kateter.
f. Memakai sarung tangan steril.
g. Membuka daerah meatus.
- Wanita membuka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri,
kemudian sedikit ditarik ke atas.
- Untuk pria memegang daerah di bawah glands penis nengan telunjuk ibu jari,
perineum ditarik ke bawah.
h. Membersihkan daerah meatus utera dengan kapas savlon.
- Wanita : membersihkan daerah labia dengan arah dalam ke luar, kapas hanya
sekali pakai.
- Pria : membersihkan dengan arah melingkar dari meatus ke luar (minimal tiga kali).
i. Mengolesi ujung kateter dengan KY jelly.
j. Memasukan kateter sampai urine keluar, pada wanita (5-7) cm sedangkan
pada pria (18-20) cm, tegakan penis sampai sudut 90º.
k. Jika waktu memasukan kateter terasa ada tahanan jangan dilanjutkan.
l. Selama pemasangan kateter pasien dianjurkan untuk nafas panjang.
m. Mengisi balon kateter dengan aquadest sesuai ukuran folley kateter dengan
menggunakan spuit tanpa jarum / dengan jarum sesuai petunjuk (setelah urine
yang keluar dari kateter habis).
n. Menarik kateter dengan perlahan-lahan sampai adatahanan balon.
o. Fiksasi kateter dengan menggunakan plester pada perut bagian bawah (pada
wanita difksasi ke arah igunial).
p. Menempatkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari vesika urinary.
q. Menghubungkan kateter dengan urine bag.
r. Bagi pasien yang tidak menggunakan urine bag (pasien rawat jalan) lubang
kateter ditutup dengan menggunakan palstik bekas tutup jarum infis. Berikan
pesan untuk membuka tutup saat kandungkencing terasa penuh dan segera
menutupnya kembali.
s. Mengatur posisi nyaman pada pasien.
t. Membereskan alat-alat.
u. Perawat mencuci tangan.

80
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Hal Tgl terbit


004.105/SPO/RSGH/2018 Revisi 3/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


- Waktu pemasangan.
- Jumlah urine, warna dan karakteristik urine.
- Reaksi pasien dan hal-hal yang ditemukan.
- Nama perawat yang mengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Perawatan Khusus

81
PERAWATAN KATETER TETAP / DC

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.106/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk membersihkan alat kateter dan daerah sekitar pemasangan, secara
terus menerus.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan kateter tetap / DC

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Kapas savlon (satu) / kapas sublimat 1 : 1000.
b. Sarung tangan steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Lidi watten steril.
e. Korentang dalam tempat.
f. Perlak.
g. Bengkok.
h. Betadhine 10% / cairan NaCI 0,9%.
i. Sketsel.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang prosedur yang
akan dilaksanakan.
b. Memasang sketsel, menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien (sama dengan pemasangan kateter).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Membuka daerah meatus (sama seperti pada pemasangan kateter).
d. Mengkaji keadaan meatus dan jaringan sekitarnya : periksa adanya radang,
pembengkakan, adnya cairan atau kotoran.
e. Membersihkan daerah meatus dengan kapas savlon / kapas sumblimat.

82
83
PERAWATAN KATETER / DC

No. Dokumen No. Hal Tgl. terbit


004.106/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. Membersihkan kateter dekat daerah meatus sepanjang ± 10 cm dengan cairan


savlon atau kapas sublimat dengan arah melingkar ke luar.
g. Mengoles dengan bethadine daerah meatus dan kateter dekat meatus
sepanjang ± 2,5 cm.
h. Memberi posisi yang nyaman kepad pasien.
i. Membersihkan alat-alat.
j. Perawat mencuci tangan.
k. Mencatat pada catatan perawatan :
- Kondisi meatus dan jaringan disekitarnya.
- Keluhan-keluhan pasien.
- Nama perawat yang mengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan khusus
4. Instalasi Rawat Inap

84
MELEPAS KATETER MENETAP / DC

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.107/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk melepas dower kateter melalui uretra pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melatih pasien agar dapat buang air kecil normal.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Kapas pembersih/tissue
b. Sarung tangan steril kalau perlu.
c. Pinset anatomi steril.
d. Spuit.
e. Lidi watten steril.
f. Korentang dalam tempat.
g. Perlak.
h. Bengkok.
i. Betadhin 10% / cairan NaCI 0,9%.
j. Sketsel
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Memasang sketsel dan menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien (sama dengan pemasangan kateter).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Manutup aliran katater.
c. Memisahkan aliran kateter dari air bag.
d. Mencabut kateter dengan cara sebagai berikut :
- Meletakan bengkok di bawah kateter.
- Menghisap cairan dari balon sampai habis dengan spuit.
- Menjepit kateter dengan pinset dan menariknya keluar serta menaruhnya
ke dalam bengkok (pasien dianjurkan nafas dalam saat kateter dilepas).
e. Membersihkan meatus dengan kapas lidi betadhine.
f. Mengukur jumlah urine dari kantong.
g. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
- Memperbaiki posisi pasien.
- Menganjurkan banyak minum.
- Memperhatikan keluhan pasien.

85
h. Membereskan alat-alat.

PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Hal Tgl. terbit


004.030/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

i. Perawat mencuci tangan.


j. Mencatat pada catatan perawat tentang
- Waktu pelaksanaan.
- Jumlah urin.
- Keluhan pasien
- Hal-hal yang ditemukan.
- Nama perawat yang mengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

86
MENAMPUNG URIN PADA BAYI / ANAK DENGAN CARA
MEMASANG URINE KOLEKTOR

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.108/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memasang alat penampung urin pada bayi atau anak.

II. TUJUAN
Sebagai acuan agar urin bisa tertampung dan tidak membasahi pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Melepaskan celana / popok bayi.
3. Melepaskan kertas tutup urin bag kecil.
4. Merekatkan urin bag kecil pada kulit sekitar kelamin.
5. Mengenakan kembali celana / popok bayi.
6. Mengamati adanya urin yang tertampung.
7. Melepaskan kembali popok / celana bayi bila urin sudah tertampung.
8. Melepaskan urin bag kecil yang menempel di kulit.
9. Mengenakan kembali celana / popok bayi.
10. Alat-alat dikembalikan pada tempatnya, urin bag kecil dibuang.
11. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

87
MEMASANGKONDOM KATETER

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.109/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk memasang alat kondom kateter melalui alat kelamin pasien laki-laki agar
pasien dapat buang air kecil.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemasangan kondom kateter.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Sketsel.
b. Sarung tangan steril.
c. Kondom kateter.
d. Urin bag / kantong urin.
e. Plester dan gunting.
f. Kapas bulat / kassa steril.
g. Cairan savlon dalam tempat.
h. Kertas pembersih / tissue.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahukan dan menjelaskan pada pasien / keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan.
b. Memasang sketsel dan menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien dan melepaskan pakaian bawah pasien.
3. Pelaksanaan.
a. Perawat mencuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
b. Mencuci daerah genetalia dengan savlon dan mengeringkan dengan kassa / tissue.
c. Memasang kondom kateter pada gland penis dan difiksasi dengan plester/perekat khusus.
d. Menghubungkan ujung selang penampung urin dengan kondom.
e. Menggantungkan penampung urin lebih rendah dengan kandung kemih pasien.
f. Membantu/mengenakan pakaian bawah pasien.
g. Membuka sketsel, pintu dan jendela.
h. Membereskan alat-alat.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

88
MEMBERIKAN HUKNAH PADA BAYI/ANAK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.110/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan memasukan cairan huknah melalui anus pada pasien bayi/anak agar dapat
merangsang reflek buang air besar.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memberikan huknah pada bayi/anak bertujuan merangsang peristaltik usus
agar dapat buang air besar, mencegah obstipasi, membersihkan usus untuk pengobatan.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Larutan NaCI hangat, bayi ±(150 – 250) cc, anak ± (200 – 500) cc.
b. Irigator lengkap dengan selang karet.
c. Rectal canul ukuran (10 – 20 ).
d. Bengkok.
e. KY jelly / vaselin.
f. Pispot botol berisi air bersih.
g. Sampiran / sketsel.
h. Kertas pembersih / tissue.
i. Sarung tangan
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahukan pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel atau menutup pintu jendela.
c. Menanggalkan pakaian pasien bahian bawah.
d. Membantu pasien dalam posisi sim dengan miring ke kiri untuk huknah rendah dan miring ke
kanan untuk huknah tinggi.
e. Meletakan bengkok dibawah bokong.
f. Mengisi irigator dengan larutan NaCI hangat dan dicoba alirkan melalui kanul / vaselin.
g. Mengolesi ujung kanul dengan KY jely.
h. Memasukan kanul ke dalam rectum dengan hati-hati. Untuk bayi sedalam (2,5 – 4) cm,
untuk anak (5-7,5) cm.
i. Mengatur tinggi irrigator 30 – 50 cm dari tempat tidur.
j. Mengeluarkan cairan dari irrigator secara perlahan-lahan selama lima sampai sepuluh menit.
k. Mengeluarkan kanul bila cairan dalam irrigator habis/bila pasien tidak mampu menahan lagi.
l. Menganjurkan pasien untuk menahan cairan sampai betul-betul devekasi.

89
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Hal Tgl. terbit


004.110/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

m. Membereskan alat-alat.
n. Membantu pasien untuk devekasi dengan menggunakan pispot atau ke WC.
o. Perawat mencuci tangan.
p. Mencatat waktu pemberian huknah, dan warna fases serta keluhan pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

90
PEMBERIAN HUKNAH RENDAH/TINGGI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.111/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk memasukan cairan huknah melalui anus agar dapat merangsang reflek buang
air besar.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemberian huknah rendah / tinggi bertujuan untuk merangsang peristatic usus
agar dapat buang air besar dan mencegah obstipasi / membersihkan usus,pengobatan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Air hangat (40,3º - 43,3º) C sebanyaksatu liter.
b. Irrigator dan selang karet.
c. Canule rectal.
d. Sampiran/sketsel.
e. Kertas pembersih (kertas kloset, tissue).
f. Sarung tangan bersih.
g. Perlak.
2. Persiapan pasien :
Memberitahukan kepada pasien atau keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan :
a. Pasang sketsel/tutup jendela ruangan.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Menanggalkan pakaian pasien bagian bawah.
d. Memakai sarung tangan.
e. Membantu pasien dalam posisi sim dengan miring ke kiri unyuk huknah rendah dan miring
ke kanan untuk huknah tinggi.
f. Mengisi irrigator denganair hangat.
g. Selamng karet diklem.
h. Mengolesi ujung kanul dengan KY jelly/vaselin.
i. Memasukan canul ke dalam anus dengan perlahan-lahan menuju kearah umbilicus.
j. Kedalaman kanul untuk huknah rendah 7,5 cm dan huknah tinggi 10 cm.
k. Mengatur tinggi irrigator :
- Huknah rendah : 50 cm dari anus pasien.
- Huknah rendah : 30 cm dari anus pasien.
l. Mengalirkan cairan dari irrigator secara perlahan-lahan ±100 cc/menit

91
PEMBERIHAN HUKNAH RENDAH/TINGGI

No. Dokumen No. Hal Tgl terbit


004.111/SPO/RSGH/2018 Revisi 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

m. Bila cairan habis selang karet di klem.


n. Mengeluarkan kanul bila cairan dalam irrigator sudah habis/bila pasien sudah tidak dapat
menahan lagi.
o. Menganjurkan pasien untuk menahan cairan sampai betul-betul ingin defekasi.
p. Membersihkan alat.
q. Membantu pasien untuk defekasi dengan menggunakan pispot / ke WC / kamar mandi.
r. Bersihkan daerah anus.
s. Merapikan tempat tidur.
t. Perawat mencuci tangan.
u. Mencatat :
- Waktu pemberian huknah.
- Jumlah dan warna fases.
- Keluhan pasien.
- Nama perawat yang mengerjakan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap.

92
MELAKUKAN LAVAMENT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.112/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan keperawatan untuk membersihkan daerah kolon melalui lubang kolostomy dengan
menggunakan cairan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan lavament colostomy untuk membersihkan daerah kolon dan
mengurangi obstipasi.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat ;
a. Irigator.
b. Kanula khusus (nelaton nomor 22 dari karet).
c. Pelumas KY jelly/vaselin.
d. Sarung tangan steril.
e. Bangkok.
f. Cairan sesuai pesan medik.
g. Perlak untuk alas.
h. Pot dua buah jika dilakukan di tempat tidur.
i. Kursi (jika dilakukan di kamar mandi).
j. Kapas alcohol.
k. Handuk.
l. Sketsel kalau perlu.
m. Kassa / tissue.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel atau menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien : duduk di kursi (jika didalam kamar mandi), sem flower (jika pasien
di tempat tidur).
3. Pelaksanaan:
a. Perawat mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan steril.
c. Membawa kantong colostomy.
d. Menyambung kanul dengan irrigator.
e. Mengisi irrigator dengan mengosongkan selang dari udara.
f. Memberi ujung kanul dengan pelumas KY jelly atau vaselin.
g. Memasukkan canul pada stoma colon ± 8 cm (dorong pelan).
h. Meninggikan irrigator ± (30 – 45) cm dari stoma.
i. Mengalirkan cairan secara perlahan-lahan dengan membuka kran.

93
MELAKUKAN LAVAMENT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.112/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

j. Jika cairan sudah masuk sesuai kebutuhan, canul dikeluarkan dengan menarik perlahan-
lahan.
k. Kurang lebih 15 menit setelah irigasi pasien dimiringkan ke arah stoma sehingga cairan/
fases mudah keluar.
l. Membersihkan stoma dengan kassa atau tissue.
m. Mengolesi kulit sekitar stoma dengan zink salp.
n. Memasang kantong colostomy.
o. Melepaskan sarung tangan.
p. Merapikan pasien.
q. Membersihkan alat-alat dan membuang kotoran.
r. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Darurat.
3. Instalasi Rawat Inap

94
PEMBERIAN SEMPRIT GLYSERIN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.113/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan keperawatan untuk memasukan cairan glyserin melalui anus agar dapat merangsang
reflek buang air besar.

II. TUJUAN
Sebagai acuran dalam pemberian semprit glyserin.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Semprit glyserin.
b. Campuran cairan glyserin dan minyak/oli.
- Untuk dewasa ± (15 – 20) cc.
- Untuk anak-anak ±10 cc.
- Kalau perlu cairan dihangatkan.
c. Bengkok.
d. Perlak.
e. Pispot/pasu surungan.
f. Sampiran.
g. Kertas pembersih / tissue.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu pasien tatau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel atau menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien (miring ke kiri) dan meletakan perlak.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Bengkok diletakan didekat bokong dan diatas perlak.
c. Udara didalam canul dikeluarkan.
d. Canul dimasukkan dengan hati-hati sambil pasien dianjurkan untuk tarik nafas dalam.
e. Memperhatikan hermoid ada/tidak.
f. Cairan glyserin dimasukan dengan perlahan-lahan.
g. Memotivasi pasien untuk menahan mules ± 5 menit.
h. Memasang pispot di bawah bokong pasien (untuk pasien yang menghendaki BAB di WC
perawat membantu dan mengawasi).
i. Melepaskan canul dari sempritnya dan bersihkan dari fases kemudian rendam di bengkok
yang berisi larutan Lysol 2% selama dua jam.

95
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.113/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

j. Alat dicuci dengan sabun.


k. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

96
PEMASANGAN CEROBONG ANGIN (DARM BUS)

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.030/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan memasukan alat darm bus melalui anus pasien untuk mengurangi kembung.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemasangan cerobong angin (darm bus) agar pasien tidak kembung.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Rectal canule / darm buis sesuai dengan ukuran.
b. KY jelly / vaselin.
c. Bengkok / plabot bekas botol infuse yang berisi air.
d. Selang penyambung ke plabot ±1,5 m.
e. Perlak.
f. Sampiran / sketsel.
g. Kalau perlu pasu surungan.
2. Persiapan pasien :
a. Memberitahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel atau menutup pintu dan jendela.
c. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksana :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Memasang perlak dibawah pantat pasien.
c. Mengoleskan ujung kanul dengan KY Jelly.
d. Sebelum kanul dipasang ajarkan tehnik relaksasi yaitu menarik nafas dalam dengan
penghayatan penuh.
e. Pasien dimiringkan ke kiri / ke kanan.
f. Memasang kanul sesuai panjangnya rectum :
- Bayi : (2,5 – 3,8) cm.
- Prasekolah : (5 – 7,5) cm.
- Usia sekolah : (10) cm.
- Dewasa : (10 – 20)cm.
g. Observasi selama pemasangan, perhatikan bila ada hermoid.
h. Bengkok berisi air diletakan di bawah canul perhatikan udara yang keluar.
i. Bila perlu sambungkan dengan plabot.

97
98
PEMASANGAN CEROBONGANGIN (DARM BUIS)

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.114/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

j. Alat-alat dibereskan.
k. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

99
PEMBERIAN KOMPRES ES

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.115/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukan dengan menggunakan kribat
es yang telah diisi potongan es.

II. TUJUAN
a. Membantu menurunkan panas suhu tubuh.
b. Mengurangi rasa nyeri.
c. Membantu mengurangi perdarahan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Kribat es dan sarungnya.
b. Perlak kecil dan sarungnya.
c. Mangkok berisi potongan es.
2. Pelaksanaan :
a. Perlak dan alasnya dipasang.
b. Kirbat es dipasangpada bagian tubuh yang memerlukan.
c. Bila pasien nampak sianosis atau kedinginan kirbat es harus segera diangkat.
d. Pada pengunaan kirbat es untuk menurunkan suhu, setiap satu jam suhu pasien
harus dikontrol. Bila suhu pasien telah turun kirbat es dihentikan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

100
PERTOLONGAN PERTAMA PASIEN KEJANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.116/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan pertolongan pertama pada pasien yang mengalami kejang sesuai dengan teori
yang ada.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk memberikan pertolongan pertamapada pasien kejang dan mencegah
terjadinya komplikasi.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Mengatur posisi tidur pasien datar dengan kepala dimiringkan.
3. Melindungi lidah dari gigitan dengan menggunakan spatel lidah yang telah dibungkus
kassa atau guedel / mayo tube.
4. Membebaskan jalan nafas, kalau perlu dipasang oksigen.
5. Pakaian pasien dilonggarkan.
6. Memebrikan kompres es/air biasa atau alcohol 70% untuk pasien dengan panas tinggi.
7. Memberikan obat anti kejang sesuai dengan intruksi.
8. Bersikap peka terhadap kebutuhan pasien.
9. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Bekerja dengan hati – hati dan menjaga keamanan pasien dari jatuh.
b. Sewaktu kompres alcohol jangan mengenai mata.
c. Bersikap tenang.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Perawatan Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap.

101
MENGELUARKAN BENDA ASING DARI JALAN NAFAS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.117/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mengeluarkan benda asing yang ada di jalan nafas

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam membebaskan jalan nafas dari benda asing

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat.
2. Persiapan pasien.
3. Pelaksanaan dengan cara manual :
- Memasukkan jari – jari ke dalam mulut.
- Melakukan tindakan back low
- Melakukan gentakan abdomen
4. Pelaksanaan dengan memakai alat khusus :
- Melakukan penghisapan dengan kateter pengisap melalui mulut di saluran
pernafasan secara berulang – ulang dengan cara yang benar.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

102
MERAWAT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.118/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan yang akan dilakukan dengan merawat dan membersihkan luka kolostomy.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam merawat luka Colostomy serta memberi rasa nyaman pada pasien
dan mencegah terjadinya infeksi di saluran pencernaan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Kapas bulat steril
b. Cairan savlon / cairan sublimate : 1000 cc dalam tempatnya.
c. Sarung tangan steril.
d. Zink oil.
e. Kertas pembersih atau tissu.
f. Kassa steril.
g. Bengkok.
h. Kantong kolostomy (ukuran sesuai dengan kebutuhan).
i. Plester dan gunting.
j. Kantong plastic atau tempat sampah.
k. Sketsel.
2. Persiapan pasien :
a. Pasien atau keluarga diberitahukan tentang prosedur yang akan dilakukan.
b. Memasang sketsel
c. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Memasang perlak di bawah badan atau di bawah stoma.
c. Memakai sarung tangan
d. Meletakkan bengkok dekat stoma.
e. Mengangkat kantong kolostomy dengan hati – hati.
f. Mengangkat kantong kantong kolostomy beserta isinya dan menaruhnya ke dalam
bengkok.

103
MERAWAT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.118/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

g. Membersihkan stoma dan kulit disekitarnya dengan kapas savlon atau kapas
sublimate.
h. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan tissu.
i. Menyesuaikan lubang kolostomy dengan mulut kantong.
j. Melakukan observasi kondisi kulit di sekitar stoma dan keadaan memasangnya
sendiri.
k. Memasang / merekatkan kantong kolostomy dengan tanpa udara yang sebelumnya
sekitar stoma diolesi dengan zink oil.
l. Kalau perlu menggunakan plester untuk perekat untuk kantong kolostomy yang
belum berperekat.
m. Membereskan alat – alat dan membuang kotoran.
n. Melepaskan sarung tangan dan meletakkannya dalam bengkok
o. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap.

104
PERAWATAN LUKA DAN MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.119/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memasukkan pembalut atau penutup pada luka agar tidak terbuka dan mengangkat jahitan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan luka dan mengangkat jahitan

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Bak steril
b. Pinset anatomi
c. Pinset cirrugi.
d. Guntingoff heachthing.
e. Kapas lidi
f. Kasa steril
g. Kasa depress.
h. Mangkok kecil / cucing.
i. Gunting pembalut
j. Plester
k. Alcohol 70%.
l. Betadhine.
m. Sulfratul atau obat luka sesuai kebutuhan.
n. Cairan dekontaminasi (air clorin 0,5% dalam tempatnya).
2. Pelasanaan :
a. Posisi ppasien disiapkan sesuai kebutuhan.
b. Tangan perawat memakai hadscon steril.
c. Plester luka dibuka, sebelumnya dibasahi dengan alcohol 70% dengan memakai
pinset.
d. Kapas kotor dibuang pada bengkok.
e. Pinset yang sudah tidak steril diletakkan pada tempat dekontaminasi (air clorin
0,5%).

105
PERAWATAN LUKA DAN MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.119/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. luka yang diangkat jahitannya diolesi dengan betadhine, kemudian dilakukan


pengankatan jahitan yaitu : dengan menarik simpul jahitan ke atas secarahato – hati
dengan memakai pinset cirrugi, sehingga benang yang ada dalam kulit kelihatan,
selanjutnya digunting dan ditarik secara hati – hati kemudian benang dibuang di
bengkok.
g. Luka diolesi lagi dengan betadhine sedikit kemudian ditutup dengan sufratul dan
kassa steril lalu di plester.
h. Setelah selesai pasien dirapikan.
i. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Perawatn Khusus.
Instalasi Rawat Inap.

106
PERAWATAN LUKA OPERASI ATAU LUKA BERSIH

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.120/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Perawatanluka pasca operasiatau luka yang bersihdan kering tanpa adanya tanda – tanda
infeksi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan luka operasi atau luka bersih agar tidak terjadi infeksi
sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat
a. Alat – alat setril :
- Pinset anatomi
- Pinset cirrugi.
- Gunting angkat jahitan
- Kapas lidi
- Kapas steril sesuai kebutuhan
- Kassa bulat atau depress sesuai kebutuhan.
- Mangkok kecil.
b. Alat – alat tidak steril
- Gunting ferban
- Plester
- Bengkok atau plastic
- Perban kain pembalut secukupnya
- Botol isi alcohol 70%
- Yod
- Bensin
- Obat – obat desinfektan (betadhine, savlon)
2. Pelaksanaan
a. Menyiapkan alat-alat ke dekat pasien.
b. Mencuci tangan sebelum dan setelah prasat
c. Olesi plester dengan alcohol 70%
d. Buka pembalut dengan pinset dan buang di tempatnya
e. Bekas plester dibersihkan dengan Yod bensi kearah luar

107
PERAWATAN LUKA OPERASI ATAU LUKA BERSIH

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.120/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

f. Luka dibersihkan dengan kapas alcohol dari arah ke dalam ke luar.


g. Kapas kotor dibuang ditempatnya atau tempat yang berisis larutan desinfektan.
h. Luka diolesi betadhine dengan lidi waten atau sulfratul.
i. Ditutup dengan kasa steril, dibalut kemudian dibalut dengan rapi
j. Pasien dirapikan
k. Sarung tangan dilepas lalu dimasukkan pada rendaman savlon.
l. Alat – alat dibersihkan.
m. Catat perkembangan luka.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
- Perawatan luka operasi dilakukan pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh sesuai
dengan petunjuk dokter yang merawat.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi rawat jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Perawatan Khusus
Instalasi Rawat Inap.

108
PERAWATAN PASIEN PASCA TRACHEOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.121/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Merawat luka pada pasien dengan post pemasangan tracheostomy

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan pasien pasca tracheostomy agar tidak terjadi infeksi
sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pasien pasca tracheostomy.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Set alat persiapan luka.
b. Anak kanul tracheostomy
2. Persiapan pasien
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Perawat memakai handschon
c. Mengangkat kasa kotor dibawah kanul
d. Kulit sekitar lubang dibersihkan.
e. Meletakkan kasa betadhine/sufratul mengelilingi lubang tracheostomy dengan kasa
model bentuk U.
f. Mengangkat tali pengikat
g. Membersihkan kanul dan memasangnya kembali jika sudah steril.
h. Merapikan pasien dan alat – alat.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

109
PEMBALUTAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.122/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menutup bagian tubuh yang cedera atau luka dengan kain pembalut.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam langkah – langkah pembalutan

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Set alat persiapan luka
b. Alat pembalutan
2. Pelaksanaan
a. Mengkaji keadaan pasien secara menyeluruh.
b. Menghentikan pendarahan kalau perlu.
c. Merawat luka kalau perlu.
d. Menentukan jenis pembalut sesuai dengan keadaan (terkilir, fraktur, maupun luka).
e. Membalut dengan mitela /pembalut gulung, membalut dengan plester perekat
(stapping) untuk tempat cedera.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

110
HISAL LENDIR PASIEN DENGAN RESPIRATOR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.123/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menghisaplendir pasien dari saluran pernapasan pasien yang menggunakan respirator.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam langkah – langkah menghisap lendir pasien dengan respirator
menghilangkan lendir dari saluran pernafasan agar suplay oksigen ke paru – paru lancar.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat.
2. Persiapan pasien.
3. Pelaksanaan :
a. Atur posisi pasien
b. Meletakkan papan resusitasi di bawah pasien
c. Mengkaji status pernafasan :
- Pola nafas
- Warna kulit
d. Memberikanoksigen dengan ambu bag :
- Cara pemberian oksigen.
- Banyaknya oksigen yang diberikan
e. Mengkaji status cordiovaskuler pasien :
- Tempat / lokasi
- Efektifitas
- Frekuensi
f. Menghisap saluran pernafasan
g. Observasi ukuran dan reaksi pupil

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Perawatan Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap.

111
112
PENGHISAPAN LENDIR DARI MULUT, HIDUNG, DAN
TRACHEOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.124/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menghilangkan lendir melalui mulut, hidung, dan tracheostomy

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan penghisapan lendir dari mulut, hidung, dan tracheostomy
agar tidak terjadi sumbatan lendir di jalan nafas.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Hubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap
5. Menghisap lendir
a. Hidupkan mesin penghisap
b. Masukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi NaCl
c. Menjepit pangkal kateter dengan tangan kanan, masukkan kateter penghisap ke
dalam mulut, hidung, sampai krongkongan.
d. Melepas jepitan dan menghisap lendir sambil menarik dan memasukka
6. Lama penghisapan ± (10-15) detik setiap tiga menit.
7. Menarik kateter perlahan – lahan dengan arah memutar ± (3-5) detik.
8. Bilas kateter dengan NaCl.
9. Ulangi prosedur sampai nafas bebas lendir.
10. Mematikan mesin dan melepaskan kateter penghisap dari selang pengisap, rendam ke
dalam larutan savion.
11. Rapikan alat – lata, pasien dan lingkungan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

113
114
PEMASANGAN MAAG SLANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.125/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memasukkan pipa lambung melaluihidung

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemasangan maag slang.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
i. Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
ii. Siapkan alat – alat : NGT (sesuai ukuran), KY Jelly, bias spuit, plester, handscoon.
iii. Atur posisi dengan kepala agak tegak.
iv. Pakai handscoon.
v. Ukur NGT agar panjang yang masuk sesuai.
vi. Olesi ujung NGT denganKY Jelly kemudian masukkan perlahan – lahan lewat hidung
sambil meminta pasien untuk menarik nafas dan menelan, masukkan NGT sampai
pada ukuran yang telah ditentukan.
vii. Pastikan NGT masuk pada lambung dengan memasukkan udara dengan spuit melalui
NGT dan didengarkan dengan stetoskop. Jika sudah masuk fiksasi NGT dengan
plester.
viii. Masukkan ujung NGT dalam tempat penampungan atau diklem sesuai kebutuhan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

115
MELEPAS DRAINAGE THORAX

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.126/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tindakan medis untuk melepas atau mencabut selang / pipa drainage (WSD) yang
terpasang karena alat tersebut tidak diperlukan lagi oleh pasien.

II. TUJUAN
1. Agar pasien dapat bernafas normal tanpa alat bantu.
2. Agar tidak timbul komplikasi

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
a. Persiapan
i. Alat – alat steril : pinset, gunting, sarung tangan, kasa, benang side, nald folder.
ii. Obat – obatan : betadhine, alkohol 70%.
iii. Alat – alat non steril : klem, perlak, bengkok, ember, dll.
b. Pelaksanaan :
i. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
ii. Alat – alat dan obat – obatan dibawa ke dekat pasien.
iii. Lakukan desinfeksi pada lokasi WSD
iv. Pasien dibimbing untuk nafas dalam, tekanan dinaikkan.
v. Operator siap menarik selang WSD dan asisten siap mengikat benang pada
hitungan ketiga (saat pasien inspirasi) drainage dicabut, kulit bekas jahitan benang
diolesi dengan betadhine ditutup dengan kasa steril.
vi. Alat – alat dimasukkan kembali.
vii. Evaluasi tanda – tanda vital.
viii. Cek foto thorax.
ix. Tulis tanggal dan jam pencabutan
x. Alat – alat dibereskan.
xi. Cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Perawatan Khusus
2. Instalasi Rawat Inap

116
117
MEMASANG RESTRAIN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.127/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memasang tali pengaman

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memasang restrain agar pasien tidak terjatuh dari tempat tidur.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Gunakan bantalan sebelum memasang restrain
3. Menggunakan restrain yang cocok
4. Mengikat restrain yang cocok
5. Buka restrain pada lutut dan pergelangan tangan setiap 4 jam selama 30 menit.
6. Kaji adanya kemungkinan luka setiap 4 jam (observasi warna kulit, denyut nadi pada
ekstremilitas.
7. Catat bila muncul suatu kejanggalan.
8. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap.

118
PEMAKAIAN RESPIRATOR PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.128/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu alat untuk memberikan tekanan positif pada rongga dada.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemakaian respirator pada bayi untuk memberikan tekanan positif
pada rongga dada sehingga bayi bisa menangis spontan.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Atur posisi bayi sedimikian rupa sehingga dagu terangkat dan jalannafas terbuka.
2. Pasang masker wajah sehingga benar-benar menutup hidung dan mulut.
3. Tahap ambu atau pompa ambu.
4. Awasi respon bernafas pasien.
5. Bersihkan jalan nafas dari lendir.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. IPI

119
MENCUCI TANGAN BIASA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.129/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan tangan sebelum melakukan tindakan untuk menghindari penilaian penyakit
melalui tangan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah mencuci tangan biasa setiap akan
dan selesai melakukan tindakan tangan selalu dalam keadaan bersih untuk menghindari
diri dari penyakit

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Kedua tangan dibasahi di bawah air mengalir.
2. Tangan disabun dan digosok terutama di sela – sela kuku secara merata (sesuai urutan
mencuci tangan).
3. Tangan dibilas dari jari ke arah siku dibawah air mengalir.
4. Tangan dikeringkan dengan lap bersih atau pengering.

V. UNIT TERKAIT
1. Loundry
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Gawat Darurat
6. Instalasi Perawatan Khusus
7. Instalasi Rawat Inap.

120
MEMAKAI MASKER

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.130/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memakai penutup mulut dan hidung

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memakai masker untuk mencegah terjadinya kontaminasi melalui
mulut dan hidung.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Cuci tangan.
2. Beritahu pasien akan maksud perawat memakai masker.
3. Memasang masker menutupi hidung dan mulut kemudian mengikat tali – talinya.
4. Tali bagian atas diikat ke belakang kepala melalui bagian atas telinga.
5. Tali bagian bawah diikat di belakang leher.
6. Setelah selesai masker dilepas, dilipat bagian luar di dalam.
7. Masker direndam dengan memakai larutan desinfektan (masker disposasble langsung
dibuang)

V. UNIT TERKAIT
1. Loundry
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Gawat Darurat
6. Instalasi Perawatan Khusus
7. Instalasi Rawat Inap.

121
MEMAKAI SKORT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.131/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memakai baju tambahan khusus kerja untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memakai skort agar tidak terjadi kontaminasi.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Skort dipakai seperti memakai baju kerja lainnya, tergantung model.
3. Setelah dipakai skort dilepas dan dimasukkan ke kantong cucian.
4. Alat – alat dibersihkan dan dibereskan.
5. Cuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Radiologi
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Khusus

122
MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.132/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tindakan memakai sarung tangan untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan
sterilitas / suci hama.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam memakai sarung tangan steril agar mencegah terjadinya kontaminasi
sehingga kita bekerja dengan aman.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Cuci tangan sebelum pelaksanaan
2. Mengambil sarung tangan hingga lipatan jari – jari terlepas.
3. Memegang sarung tangan bagian dalam untuk memasukkan jari – jari tangan
4. Lakukan juga untuk bagian tangan satunya.
5. Setelah selesai digunakan lepas sarung tangan kemudian masukkan ke dalam kom
berisi larutan desinfektan.
6. Alat dibereskan dan dibersihkan.
7. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Loundry
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Khusus
5. Instalasi Rawat Inap
6. Instalasi Kamar Bedah

123
PEMANTAUAN PASIEN POST OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.133/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memonitor pasien paska bius secara terus menerus

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemantauan pasien post operasi sehingga keadaan pasien dapat
diketahui secara dini.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan
2. Mengkaji posisi tidur pasien
3. Mengkaji status pernafasan pasien meliputi pola pernafasan, spuntum yang
terakumulasi dijalan nafas, warna kulit.
4. Mempertahankan jalan nafas tetap efektif.
5. Mengkaji tingkat kesadaran pasien (GCS).
6. Mengobservasi tanda – tanda vital setiap 15 menit.
7. Mengobservasi pendarahan.
i. Tanda – tanda
ii. Jumlah / volume
8. Mencatat semua hasil pemantauan dalam catatan keperawatan
9. Setelah semua membaik / GCS 4 5 6 alat – alat dibereskan.
10. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

124
VISITE DOKTER

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.134/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu kunjungan dokter yang merawat kepada pasien untuk memantau dan mengetahui
perkembangan pasien, mengevaluasi pengobatan yang telah dilakukan dan membuat rencana terapi
baru.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerapan kunjungan / visite dokter agar perkembangan penyakit terpantau
setiap hari oleh dokter yang merawat

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Dokter yang melakukan visite adalah dokter yang merawat pasien, dokter jaga atau dokter yang
menjadi konsultan.
2. Visite dilakukan pagi jam (09.00 s.d selesai atau sewaktu – waktu bila pasien memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut).
3. Petugas menyiapkan status pasien.
4. Petugas menyiapkan formulir / blanko resep, permintaan rontgen, laboratorium, lembar konsul,
dll.
5. Perawat mendampingi dokter dalam melakukan visite.
6. Melaporkan perubahan – perubahan yang terjadi pada pasien selama dalam perawatan baik
kemajuanatau kemunduran kondisi pasien.
7. Dokter menulis intruksi pada lembar visite dokter.
8. Perawat mencatat instruksi dan bila perlu memebri usul terhadap perbaikan pasien kepada
dokter yang merawat.
9. Jika dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan khusus maka perawat segera meminta surat
persetujuan dari keluarga dengan memberi penjelasan terlebih dahulu.
10. Jika dokter merubah atau menambah terapi maka harus ditulis pada status pasien dan buku
pemberian terapi pada lembar observasi.
11. Pada saat dokter melakukan visite khususnya pada pasien post operasi yang perlu tindakan
reoprasi maka perawat segera menyiapkan pasien beserta perlengkapan yang telah ditentukan
termasuk surat persetujuan keluarga atas tindakan operasi tersebut.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat\
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

125
PERTOLONGAN PADA PASIEN MUNTAH

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.135/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menolong pasien yang mengeluarkan kotoran dari mulut.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pertolongan pada pasien muntah supaya tidak tersedak dan
memberikan rasa nyamaqn pada pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Meletakan piala ginjal pada bawah dagu/mulut.
3. Rambut pasien disengkap kebelakang.
4. Membantu pasien pada waktu muntah.
a. Pada pasien yang dapat duduk perawat menolong dengan menyokong bad,
memijat punggung dan tengkuk untuk memberi rasa nyaman.
b. Pada pasien yang istirahat baring, paerawat menganjurkan atau membantu
pasien memiringkan kepala, memijat punggung dan tengkuk untuk memberi
rasa nyaman.
5. Membantu pasien berkumur dengan air bersih.
6. Membersihkan bibir dengan tissue atau kassa.
7. Memberikan posisi yang menyenangkan.
8. Membuang muntah pasien.
9. Perawat mencuci tangan.
10. Mencatat volume dan isi muntah ke dalam catatan keperawatan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

126
PERSIAPAN OPERASI DI IGD
(PRE EMERGENCY SURGERY)

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.136/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Usaha untuk menyiapkan pre operasi di kamar operasi emergency fisik, mental,
materi(obat-obatan), persiapan medik dan penunjang medik, serta persiapan psikis dan
atau keluarganya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam persiapan pasien operasi di IGD (Pre Emergency Surgery) agar
pasien dan keluarga siap menghadapi operasi, menghindari trauma kesalahan/gangguan
selama operasi serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Dokter yang telah menentukan diagnosa menentukan dan merencanakan tindakan
pembedahan secara emergency.
2. Dokter jaga IGD menyiapkan pasien pre operasi baik fisik, materi (obat-obatan/alat
kesehatan), administrasi (informasi concent), pemeriksaan penunjang (radiologi, laborat,
kardiologi : rekam ECG bagi pasien umur diatas 40 tahun atau pada usia dibawah 40
tahun dengan kecurigaan kelainan jantung) kemudian mengonsultasikan ke dokter
spesialis jantung.
3. Setelah semua persiapan operasi dianggap cukup, petugas jaga anaestesi
mengonsultasikanke dokter spesialis anaestesi yang meliputi : terapi cairaan,
pramedikasi, penatalaksanaan anestesi, dan terapi post operasi.
4. Bila persiapan operasi dianggap cukup oleh petugas anaesti maka pasien dapat
dimasukkan ke kamar operasi.
5. Petugas IGD atau kandungan menghubungi operator (dokter yang melakukan
pembedahan).
6. Petugas kamar operasi dan petugas anaesti menyiapkan segala keperluan (obat-obatan
dan alat-alat yang diperlukan selama operasi).
7. Setelah operasi selesai petugas anaesti bertanggung jawab akan pemindahan pasien
dari kamar operasi ke recovery room.
8. Petugas anaesti melakukan operan dengan petugas IPI tentang kondisi pasien, terapi
yang telah diberikan serta pesan terapi dari dokter anaesti maupun tertulis.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap

127
MENDAMPINGI PASIEN DALAM KEADAAN TERMINAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.137/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan perawatan khusus pada pasien yang akan meninggal (dalam keadaan syakarotul
maut).

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mendampingi pasien dalam keadaan terminal dan memberikan ketenangan
kepada pasien dan keluarganya.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun.

IV. PROSEDUR
Persiapan alat :
1. Tempat/ruangan khusus jika memungkinkan.
2. Perlengkapan oksigen.
3. Alat-alat resusitasi.
4. Termoter.
5. Stetoskop.
6. Pincet.
7. Kain kassa dan air matang dalam tempatnya.
8. Kertas tissue/ kapas.
9. Waslap.
10. Alat tenun secukupnya.
Pelaksanaan :
1. Pasien ditempatkan terpisah dari pasien lain.
2. Pasien disiapkan menurut agama dan kepercayaannya.
3. Keluarga pasien diberitahu secara bijaksana dengan suara lembut dan penuh perhatian.
4. Pasien tetap didampingi oleh petugas dan juga ada oleh keluarganya.
5. Usahakan pasien dalam keadaan bersih.
6. Usahakan suasana disekitar pasien tetap tenang, jangan tertawa, bergurau.
7. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kain kassa yang dicelupkan dalam air matang dengan
menggunakan pincet.
8. Berikan bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran pelaksanaan upacara keagamaan.
9. Amati terus menerus tanda-tanda kehidupan (vital sign) pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

128
PERAWATAN PASIEN YANG BARU MENINGGAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.138/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan perawatan khusus pada pasien yang baru saja meninggal.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perawatan pasien yang baru meninggal.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
Persiapan alat :
1. Pakaian khusus (schort).
2. Pembalut.
3. Bengkok.
4. Pincet.
5. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya.
6. Sprei atau kain penutup jenazah.
7. Tempat pakaian kotor.
8. Surat kematian sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan :
1. Keluarga pasien diberitahu secara sesksama bahwa jenazah akan dibersihkan.
2. Petugas menggunakan pakaian khusus (shcot) dan sarung tangan.
3. Jenazah dibereskan dan dirapikan sesuai kebutuhan.
4. Letak tangan pasien diatur menurut agamanya/kepercayaannya.
5. Kelopak mata dirapikan dan menutup lubang-lubang pada tubuh dengan kaps lembab.
6. Mulut dirapikan dengan cara mengikat dagu ke kepala dengan verban.
7. Kedua kaki dirapikan, pergelangan kaki, dan kedua ibu jari diikat dengan verban.
8. Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup jenazah.
9. Surat kematian harus diisi dengan lengkap oleh dokter yang bersangkutan dan penanggung
jawab ruangan jika diperlukan visum et repertum dan diberikan sesuai peraturan berlaku.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Isntalasi Rawat Inap

129
PENGOPERASIAN DC SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.139/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menyiapkan alat DC Shock agar selalu siap bila sewaktu-waktu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam membantu pelaksanaan DC Shock pada keadaan darurat jantung.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
a. Defibrilator.
b. EKG Monitor.
c. KY. Jelly.
d. Oksigen therapi.
e. Sset Resusitasi jantung Paru.
f. Emergency trolley.
2. Persiapan Pasien :
a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur tidur telentang.
3. Tindakan DC Shock dilakukan oleh dokter / perawat yang sudah mendapatkan
sertifikat.
4. Cek bahwa monitor terpasang dengan baik.
5. Periksa ulang gambaran irama denyut jantung pada monitor EKG.
6. Berikan bantuan pernafasan menggunakan ambu bag dengan oksigen konsentrasi
tinggi selama tindakan.
7. Lakukan pre kardial Thumb.
8. Tentukan kapasitas “ Watt second joule ” sesuai kebutuhan dari 50 – 350 joule yang
dapat diberikan secara sincronice / asincronice.
9. Lakukan tindakan DC Shock dan jika belum tampak gambaran sinus ritme maka ulangi
tindakan DC Shock dengan menaikan kapasitas arus sampai ada gambaran sinus ritme
dilayar monitor.
10. Pasang kembali ventilator bila tindakan telah selesai dan berasil.
11. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.

130
PENGOPERASIAN DC SHOCK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.139/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Isntalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan khusus
4. Instalasi Rawat Inap

131
MEMBERSIHKAN MULUT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.140/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan rongga mulut. Lidah, dan gigi dari semua kotoran/sisa makanan dengan
menggunakan kain kassa/kapas yang dibasahi dengan air bersih.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam membersihkan mulut pasien agar kebersihan mulut pasien terjaga
dan memberikan rasa nyaman pada pasisen.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Handuk, kain pengalas diletakan dibawah baju dan api pasien.
3. Ujung pincet/arteri klem dibungkus kasa dan dibasahi dengan air matang / larutan NaCI
0,9%.
4. Pasien yang tidak sadar mulutnya dibuka dengan sudip lidah.
5. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding gusi, lidah dan terakhir bibir.
6. Langkah ke-5 ulangi sampai bersih kemudian diolesi dengan borax gliserin.
7. Bila ada stomatitis tetesi dengan gentian violet.
8. Alat-alat dibereskan.
9. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

132
MEMELIHARA GIGI PALSU

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.141/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan dan merawat gigi palsu yang dilepas atau ditanggalkan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemeliharaan gigi palsu agar gigi palsu tetap bersih dan tidak rusak.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Perawat memakai sarung tangan.
3. Gigi palsu dibuka.
4. Gigi palsu dibilas di bawah air mengalir dan disikat dengan pasta gigi kemudian dibilas
sampai bersih.
5. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Perawatan Khusus

133
MENYIKAT GIGI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.142/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan gigi dari sisa kotoran/sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menyikat gigi untuk menghilangkan kotoran/sisa makanan pada gigi
dan menjaga kebersihan gigi sehingga terhindar dari penyakit gigi.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat mencuci tangan.
2. Handuk diletakan dibawah baju dan pipi.
3. Kain alas diletakan diatas handuk.
4. Pasien yang mampu melakukan sendiri untuk berkumur dan sikat gigi dianjurkan untuk
melakukannya sendiri.
5. Pasien yang tidak mampu dibantu oleh perawat.
6. Setelah selesai, gelas dan bengkok diangkat, bibir san sekitarnya dibersihkan dan
dikeringkan.
7. Handuk dan alas diangkat.
8. Pasien dikembalikan seperti semula.
9. Alat-alat dibereskan.
10. Perawat mencuci tangan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Perawatan Khusus

134
PENGIRIMAN BAHAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.143/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu langkah yang dilakukan oleh petugas ruangan dalam mengirimkan sample ke
laboratorium.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengiriman bahan laboratorium dan memperlancar proses
pengiriman specimen dari ruangan ke laboratorium sehingga menghindari terjadinya
kerusakan specimen.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan bahan :
a. Menyediakan blangko pemeriksaan meliputi ; tanggal dan jam pangembilan
specimen, nama pasien, nomor RM, nama ruangan, dokter ruangan.
b. Petugas mengisi lembar permintaan pemeriksaan.
c. Menyiapkan pasien dan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pelaksanaan :
a. Pengiriman specimen tidak boleh lebih dari lima jam setelah pengambilan.
b. Serah terima antar petugas ruangan dengan laboratorium.
c. Petugas mencatat pemeriksaannya dibuku dokumentasi yang meliputi macam
pemeriksaan.
3. Pengambilan :
Pengambilan hasil specimen dilakukan pada jam : 12.30 WIB

V. UNIT TERKAIT
1. Instalaisi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

135
TATA TERTIB STANDART ALAT PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.144/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pedoman penyediaan sel alat perawatan luka sesuai dengan standart.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk penyedia alat perawatan luka sesuai dengan standart agar pelayanan
perawatan luka berjalan dengan lancar.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Persyaratan perawat luka
2. Persiapan alat :
a. Satu sset alat terdiri dari :
- Dua gunting (off heacting, gunting lancip).
- Satu pinset anatomi.
- Satu pinset cirrugi.
- Satu koker.
- Satu pean.
b. Luka dibedakan antara luka bersih dan luka kotor.
c. Luka bersih : satu set peralatan untuk dua pasien.
d. Luka kotor : satu set peralatan untuk satu pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Khusus

136
PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.145/SPO/RSGH/2018 1 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pedoman pemeliharaan alat-alat untuk merawat luka.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemeliharaan alat-alat perawatan luka dan mencegah terjadinya
kontaminasi.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Setelah alat dipakai kemudian direndam di dalam larutan Lysol (3 – 5)% selama lima
menit.
2. Alat dicuci dengan sabun kemudian dibilas dengan air mengalir (kran) terus diangin-
anginkan hingga kering.
3. Setelah kering, alat yang tajam dibungkus dengan kasa dan diletakan di dalam tromol
atau bak instrument kemudian dibungkus dengan kain putih rangkap dua dan diberi
label.
4. Penesterilan dilakukan di IGD dengan melakukan buku penyetoran.
5. Pengambilan alat yang sudah steril sesuai dengan protap.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Perawatan Khusus

137
PENGOPERASIAN ALAT ECG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.0146/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pedoman pengoperasian alat ECG untuk pemeriksaan fungsi jantung.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melaksanakan pengoperasian alat ECG.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Alat yang digunakan atas perintah dokter.
2. Alat ECG harus ditempatkan pada meja dorong khusus.
3. Digunakan diruangan stempat atau diruangan tindakan.
4. Setelah dipakai alat harus dikembalikan ke tempat semula, kabel harus digulung tidak
boleh dilipat.
5. Dilakukan perawat setiap hari.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat.
3. Instalasi Perawatan khusus
4. Instalasi Rawat Inap

138
PENGOPERASIAN IRIGATOR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.147/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pedoman pengoperasian alat irrigator untuk pelaksanaan tindakan huknah.

II. TUJUAN
Sebahai acuan untuk melaksanakan pengoperasian alat irrigator dengan benar.

III. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Sebelum dipakai, alat harus dibersihkan terlebih dahulu.
2. Alat digunakan atas perintah dokter dan dilaksanakan diruangan pasien.
3. Setelah dipakai alat harus dibersihka, selang karet harus digulung, tidak boleh dilipat.
4. Alat dikembalikan pada tempat semula dalam keadaan bersih dan kering.
5. Alat untuk pasien infeksius harus tersendiri.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Perawatan Khusus
2. Instalasi Rawat Inap

139
PENGGUNAAN RUANG TINDAKAN DAN RUANG
PERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.149/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Penggunakan fasillitas ruang tindakan dan ruang perawatan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penggunaan ruang tindakan dan ruang perawatan sehingga pelayanan dan
pengelolaan pasien rawat inap dan rawat jalan dapat terlayani dengan cepat.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun.
2. Penggunaan fasilitas ruang tindakan dan ruang perawatan sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.

IV. PROSEDUR
1. Prosedur penggunaan ruang tindakan :
a. Ruang tindakan harus dilengkapi dengan meja dan tempat tidur pasien, lampu tindakan, dan
set alat untuk tindakan.
b. Semua pasien non infeksi yang perlu tindakan dapat dilakukan ruang tindakan.
c. Ruamh tindakan digunakan atas perintah dokter.
d. Pasien atau keluarga harus menandatangani surat persetujuan dilakukan tindakan setelah
mendapatkan penjelasan seperlunya dari petugas.
2. Prosedur penggunaan ruang rawat inap :
a. Semua pasien berhak menempati ruang yang ada meliputi : kelas I, kelas II, kelas III, dan
pavilion.
b. Pasien gawat darurat atau tidak sadar harus ditempatkan di ruang intensif.
c. Pasien gangrene, combustion, tetanus, pasien dengan luka berbau harus ditempatkan
diruang isolasi/tersendiri.
d. Pasien/keluarga harus membuat surat pernyataan tentang ketersediaan membayar biaya
perawatan sebelum menempati ruang yang diinginkan.
e. Bila pasien/keluarga menghendaki pindah kelas harus memberitahu perawat jaga/petugas
administrasi dan bila masih penuh maka antri/pesan tempat.
f. Pasien yang rawat inap diruangan lain bila pindah harus pesan tempat, biaya perawatan
harus diselesaikan/dilunasi sebelum pindah ke ruangan yang baru.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

140
PERENCANAAN DAN PENGADAAN ALAT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.150/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mekanisme perencanaan dan pengadaan alat di suatu instalasi berdasarkan prosedur yang
berlaku.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam perencanaan dan pengadaan alat untuk memperlancar pelayanan
sehingga dapat melengkapi alat yang kurang atau rusak.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Kebutuhan Alat Depkes RI.
2. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Rencana kebutuhan alat diusulkan melalui RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit)
yang dilaksanakan setiap tahun kecuali kebutuhan sarana darurat.
2. RKBU diserahkan ke Bidang Program dan Perencanaan.
3. Bidang Program dan Perencanaan memproses usulan alat sesuai dengan prosedur
pengadaan alat di rumah sakit.

V. UNIT TERKAIT
1. Bidang Program dan Perencanaan
2. Instalasi Rawat khusus
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Darurat
5. Instalasi Rawat jalan

141
STANDAR PERALATAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
RUMAH SAKIT

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.151/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Peralatan keperawatan dan kebidanan yang minimal ada di rumah sakit.

II. TUJUAN
Sebagai acuan standart peralatan keperawatan dan kebidanan Rumah Sakit dan semua
tindakan dapat dilaksanakan sesuai langkah-langkah prosedural sehingga kebersihan dan
pemeliharaan alat dapat maksimal.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun.
2. Mengacu pada Buku Standart Peralatan Keperawatan dan Kebidanan Depkes RI.
3. Mengacu pada Standart Kebutuhan Alat Depkes RI.

IV. PROSEDUR
1. Kabid keperawatan menelah peralatan keperawatan dan kebidanan yang ada di rumah
sakit berdasarkan usulan dan unit-unit melalui RKBU/insidentil.
2. Kabid keperawatan menyusun Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan sesuai
hasil telah dengan mengacu pada Standar Peralatan Keperawatan dan Kebidanan
Departemen Kesehatan RI.
3. Mengacu pada Standart Kebutuhan Alat Depkes RI.

V. UNIT TERKAIT
1. Manajemen Rumah Sakit
2. Bidang Keperawatan
3. Bidang Penunjang Medis dan Keperawatan

142
TATA TERTIB PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.0152/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu peraturan tata tertib yang harus dipatuhi oleh pasien yang rawat inap di RS. Griya
Husada.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan tata tertib pasien agar pasien mematuhi tata tertib yang
berlaku sesuai dengan prosedur.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.
2. Surat Keputusan Direktur tentanng Pemberlakuan Pedoman Tata tertib.

IV. PROSEDUR
1. Pasien atau keluarga menandatangani surat pernyataan masuk rumah sakit/opname
setelah mendapat penjelasan petugas.
2. Pasien dirawat di ruangan rawat inap.
3. Pasien/keluarga pasien sanggup menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak
rumah sakit.
4. Pasien tidak diperkenankan membawa peralatan apapun dari rumah.
5. Selama dalam perawatan pasien tidak boleh ditunggu oleh keluarga kecuali dalam
keadaan khusus.
6. Pasien yang dirawat diruang intensif tidak boleh ditunggu dan dijenguk keluarga (hanya
melihat dari jendela) kecuali dalam keadaan khusus.
7. Pasien tidak diperkenankan memakai perhiasan dan menyimpan uang selama
perawatan.

V. UNIT TERKAIT
1. IPMS
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Darurat
4. Instalasi Rawat Khusus
5. Instalasi Rawat Inap

143
PENGGUNAAN RUANG INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.153/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Ruangan khusus yang disiapkan untuk merawat pasien yang memerlukan perawatan ketat.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penggunaan ruangan insentif agar pengawasan dan pengelolaan
terhadap pasien yang gawat lebih efektif dan efisien sehingga mempermudah perawat
untuk melakukan pengawasan dan tindakan.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.
2. Penggunaan Ruang Insentif sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

IV. PROSEDUR
1. Ruangan insentif harus dilengkapi dengan alat-alat yang diperlukan dan siap pakai
meliputi : suction pump, oksigen (nasal dan masker), resuscitator, ECG, infusion pump,
syringe pump, defibrillator, tensimeter, laringoskop set, HB meter.
2. Semua pasien gawat darurat/tidak sadar harus dirawat diruang intensif.
3. Pasien yang dirawat di ruang insentif dikenakan tarif kelas I.
4. Pasien ruang insentif tidak perlu ditunggu oleh keluarga kecuali yang gawat dapat
ditunggu satu prang dengan menggunakan baju skort (baju khusus).
5. Selama perawatan, pengunjung dilarang masuk ke dalam ruang intensif.
6. Ruang intensif harus selalu dalam keadaan tertutup dan ber AC kecuali pada saat
pembersihan atau tidak ada pasien.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Khusus

144
PERAWATAN RUANG INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.154/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu ruangan khusus dengan staf dan alat khusus yang digunakan untuk observasi dan
pengobatan yang ketat.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk mengadakan ruangan khusus untuk merawat pasien secara ketat
dengan penyakit yang mengancam jiwa.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.
2. Persyaratan pelayanan perawatan insentif sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

IV. PROSEDUR
1. Syarat memasuki ruang perawatan khusus ;
a. Perawat memakai pakaian khusus (skort).
b. Pengunjung dilarang masuk.
c. Pasien dalam keadaan kritis boleh ditunggu keluarganya.
2. Tugas-tugas utama di ruang perawatan khusus
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara ketat, cermat, dan kontinyu.
2. Pemantauan ECG terutama mengantisipasi adanya aritmia.
3. Pemantauan respirasi agar oksigensasi jaringan terpenuhi.
4. Pemantauan cairan dan elektrolit untuk menghadiri dehidrasi.
5. Pemantauan fungsi organ lain missal ginjal, jantung, paru, otak, dan lain-lain.
6. Memenuhi kebutuhan sehari-hari :
- Mandi 2 x sehari.
- Membantu/menolong BAK, BAB.
- Menyuapi pasien.
- Memberikan obat oral/injeksi.
7. Observasi penggunaan obat-obatan tertentu yang mempengaruhi fungsi organ vital.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Khusus

145
RUANG ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.155/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu ruangan khusus yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tindakan-tindakan
tertentu bagi pasien.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan perawatan pasien isolasi untuk mencegah terjadinya
infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga tercapainya tujuan perawatan bio-psiko-sosio-
spiritual.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.
2. Persyaratan penyediaan ruang isolasi sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

IV. PROSEDUR
1. Ruangan terpisah dari ruangan lain.
2. Penerangan dan ventilasi cukup.
3. Bersih ruangan dan lingkungan.
4. Tersedia spoel hock dan tempat sampah medis.
5. Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dan desinfektan Lysol 2-5%.
6. Alat disposable setelah dipakai dibuang pada larutan Lysol 1-2%.
7. Alat-alat kedokteran tersendiri dan setelah dipakai didesinfeksi dengan larutan Lysol 2-
5%.
8. Alat-alat keperawatan tersendiri dan setelah dipakai didesinfeksi dengan larutan Lysol
2-5%.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Pengendalian Infeksi Nosokomial.
3. ISS

146
TATA TERTIB MELAPOR DAN MENERIMA INSRTUKSI
DOKTER LEWAT TELPON

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.156/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pedoman tentang penyampaian instruksi dokter dan melaporkan keadaan pasien kepada
dokter yang merawat melalui telpon.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan tata tertib pelaporan dan penerimaan instruksi ddokter
lewat telepon untuk mempermudah dan mempercepat penyampaian keadaan pasien.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan.
2. Surat keputusan direktur tentang aturan pendelegasian.

IV. PROSEDUR
1. Perhatikan instruksi dokter yang diberikan kemudian catat dilembar pengobatan.
2. Laporkan segera kepada dokter yang merawat apabila terjadi masalah pasien atau
kegawatan pada pasien dan segera melaksanakan tindakan setelah mendapatkan
instruksi dari dokter.
3. Setelah dokter memberikan instruksi agar dikoreksi oleh dokter apabila ada kekeliruan.
4. Pada kesempatan berikutnya dokter yang bersangkutan datang ke ruangan dan diminta
menandatangani instruksi dokter tersebut.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

147
MEKANISME KONSLUTASI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.157/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu urutan langkah-langkah untuk mendapatkan persetujuan/penolakan tindakan medis dari
pasien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadap tindakan medik yang akan dilakukan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan mekanisme konsultasi untuk melindungi pihak Rumah Sakit
apabila terjadi tuntutan hukum terhadap tindakan medis/keperawatan yang dilakukan pihak rumah
sakit.
III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No. HK 0006 35 188 66
tentang pedoman informed concent.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya Husada
Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat menyiapkan lembar informed dikartu rekam medik pasien.
2. Perawat menghubungi dokter yang akan melakukan tindakan medis.
3. Perawat menghibungi dan menyiapkan pasien/keluarga yang bertanggung jawab untuk siap
menerima informasi dan penjelasan.
4. Dokter memberikan penjelasan meliputi : diagnosa, tindakan-tindakan, dan proses keberhasilan
tindakan medik yang akan dilakukan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, alternatif
tindakan lain, prognosa apabila tindakan medik dilakukan.
5. Persetujuan / penolakan dibuat secara lisan / tertulis dan pada tindakan medis yang
mengandung resiko harus mutlak dibuat secara tertulis.
6. Informed conccent ditandatangani oleh :
a. Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab (bila umur kurang dari tahun/belum menikah
atau pasien yang mengalami gangguan jiwa).
b. Perawat sebagai saksi.
c. Dokter memberi informasi.
d. Pada pasien/keluarga buta huruf dapat diganti dengan cap jempol.
e. Informed concent diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan medik dilakukan.
f. Pada pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga
maka tidak diperlukan dinformed concent.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan.
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

148
MEKANISME PELAKSANAAN INFORMED CONCENT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.158/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu urutan langkah untuk mendapatkan persetujuan / penolakan tindakan medis dari
pasien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadap tindakan medik yang akan
dilakukan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan mekanisme konsultasi untuk melindungi pihak Rumah
Sakit apabika terjadi tuntutan hukum terhadap tindakan medis / keperawatan yang
dilakukan pihak rumah sakit.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. HK 0006 35
188 66 tentang Pedoman Informend Concent.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Perawat menyiapkan lembar informed di kartu rekam medik pasien.
2. Perawat menghubungi dokter yang akan melakukan tindakan medis.
3. Perawat menghubungi dan menyiapkan pasien/keluarga yang bertanggung jawab untuk
siap menerima menerima informasi penjelasan.
4. Dokter memberikan penjelasan meliputi : diagnosa, tindakan – tindakan, dan proses
keberhasilan tindakan medik yang akan dilakukan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, alternatif tindakan lain, prognosa apabila tindakan medik dilakukan.
5. Persetujuan / penolakan dibuat secara lisan / tertulis dan pada tindakan medis yang
mengandung resiko harus mutlak dibuat secara tertulis.
6. Informed conccent ditandatangani oleh :
a. Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab (bila umur kurang dari tahun / belum
menikah atau pasien yang mengalami gangguan jiwa)
b. Perawat sebagai saksi.
c. Dokter memberi informasi.
d. Pada pasien / keluarga buta huruf dapat diganti dengan cap jempol.
e. Informed concent diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan medik
dilakukan.
f. Pada pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh
keluarga makan tidak diperlukna informed concent.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus.
4. Instalasi Rawat Inap

149
TATA TERTIB PENGUNJUNG PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.160/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Seluruh keluarga / pengunjung yang berkunjung ke rumah sakit.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan tata tertib bagi pengunjung pasien agar seluruh
penunggu pasien dapat mentaati tata tertib yang berlaku.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Jam berkunjung :
- Pagi : Pukul (10.00 – 12.00) WIB.
- Sore : Pukul (16.00 – 18.00) WIB.
2. Setelah jam berkunjung habis semua keluarga pasien atau pengunjung segera
meninggalkan ruangan.
3. Untuk pasien yang dirawat di ruang intensif ditunggu di luar ruangan, pengunjung /
keluarga tidak boleh masuk ruang perawatan (hanya melihat melalui jendela kecuali
dalam kadaan khusus ditunggu oleh keluarga satu orang atas ijin perawat atau dokter.
4. Penunggu tidak boleh membawa anak kecil.
5. Tidak boleh memberikan makanan apapun kepada pasien keduali atas ijin dokter atau
perawat.
6. Tidak boleh memberikan makanan apapun kepada pasien kecuali atas ijin dokter atau
perawat.
7. Harus menjaga ketertiban, ketenangan, dan kebersihan.
8. Dilarang merokok di lingkungan rumah sakit.
9. Dilarang masuk lorong dalam, lorong dalam hanya untuk petugas.
10. Dilarang membawa barang secara berlebihan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. IPMS

150
TATA TERTIB PENUNGGU PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.161/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tata tertib yang harus ditaati oleh penunggu pasien rawat inap.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pelaksanaan tata tertib penunggu pasien agar seluruh penunggu
pasien dapat mentaati tata tertib yang berlaku.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Penungguboleh menunggu di samping pasien di dalam ruang perawatan atau di ruang
tunggu di luar ruang perawatan.
2. Kriteria pasien yang boleh ditunggu :
i. Pasien yang boleh ditunggu di dalam ruang perawatan.
- Pasien ruang VIP, ruang anak, ruang infeksius.
- Pasien dalam keadaan atau sedang mendapatkan tindakan medis
tertentu, misalnya : pasien preklamasi dan eklamsi, pasien kejang, tidak
sadar dan gelisah, pasien pendarahan dan eklamsi, pasien kejang,
tidak sadar dan gelisah, pasien cacat, dan narapidana.
ii. Pasienyang ditunggu di luar ruang perawatan.
3. Pasien bersalin, praoperasi, dan pasien yang perlu perawatan intensif.
4. Penunggu dilarang membawan anak – anak berumur (0-12) tahun.
5. Dilarang merokok di dalam lingkungan ruang perawatan.
6. Penunggu dilarang mencuci dan menjemur di ruang perawatan.
7. Penunggu dilarang membawa barang berharga dan bila hilang menjadi tanggung jawab
sendiri.
8. Wajib ikut serta menciptakan lingkungan yang bersih dan tenang.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Perawatan Khusus
3. Tata Usaha
4. Rekam Medik
5. IPMS

151
PENGGUNAAN KARTU TUNGGU

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.162/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Kartu tunggu adalah identitas bagi keluarga pasien yang dirawat di RS. Griya Husada
Madiun.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk mengatur penunggu pasien agar pelayanan berjalan lancar.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
a. Kartu tunggu berlaku untuksatu orang.
b. Keluarga mengurus kartu tunggu kepada petugas ruangan.
c. Petugas memberikan kartu tunggu dengan jaminan KTP/tanda pengenal lainnya yang
masih berlaku dan asli.
d. Apabila tidak membawa KTP/tanda pengenal maka sebagai jaminan uang Rp. 5.000,-
e. Kartu tunggu berlaku diluar ruang perawatan yaitu ruang tunggu.
f. Dalam kondisi tertentu penunggu diperbolehkan menunggu di dalam ruangan atas ijin
dokter atau perawat.
g. Setelah tidak dipakai kartu tunggu dikembalikan kepada petugas ruangan dan jaminan
dikembalikan.
h. Apabila kartu hilang maka yang bersangkutan harus membayar Rp. 2.000,- sebagai
gantinya.

V. UNIT TERKAIT
a. Instalasi rawat inap
b. IPMS

152
PELAYANAN PASIEN TIDAK DI KENAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.163/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tindakan cara pelayanan kepada pasien yang datang ke RS. Griya Husada Madiun
dalam keadaan tidak sadar atau meninggal dunia di luar rumah sakit yang tidak dikenal
identitasnya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk menentukan langkah – langkah yang harus dilaksanakan pada
pasien yang tidak dikenal di RS. Griya Husada.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan
RS. Griya Husada Madiun.
2. Penanganan pasien tidak dikenal menjadi tanggung jawab rumah sakit.

IV. PROSEDUR
1. Pasien sakit berat dan sulit dianamnese dan pasien tidak sadar :
a. Dicatat jenis kelamin dan ciri – cirinya.
b. Pasien kemudian diberikan pelayanan pengobatan seperti pasien biasa.
c. Kebutuhan pengobatan disediakan oleh bagian farmasi sampai pasien dinyatakan
sembuh atau pasien diketahui identitasnya.
d. Setelah keadaan membaik dilakukan anamnese lengkap untuk mengetahui identitas
yang pasti apabila dalam anamnese diketahui asal usul, tempat dan keluarganya,
rumah sakit berupaya untuk menghubungi keluarganya untuk ditetapkan sebagai
penanggung jawab biaya perawatan dan pengobatan pasien.
e. Apabila ternyata asal usul dan keluarga pasien tidak ada maka pasien diproses
sebagai pasien miskin / tidak mampu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Sesudah sembuh pasien dipulangkan.
g. Apabila pasien meninggal dunia maka dilakukan penguburan oleh pihak rumah sakit
disaksikan oleh pihak kepolisian setempat dan dibuatkan berita acara penguburan.
2. Pasien yang tidak dikenal yang mengalami kecelakaan lalu lintas :
a. Bagi pasien sadar :
- Dilakukan pertolongan tindakan medis dan terapi sesuai keadaan penyakitnya.
- Petugas rumah sakit mencatat keadaan pasien, luka dan lain – lain sebagai
bahan untuk visum et repertum.
- Melaporkan kepada pihak kepolisian untuk mendapatkan surat bukti
kecelakaan.
- Rumah sakit melaporkan kepada jasa raharja untuk dapat diproses santunan
biaya perawatan.

153
PELAYANAN PASIEN TIDAK DI KENAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.163/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

b. Apabila pasien datang sudah dalam keadaan meninggal dunia :


- Dilakukan pencatatan lengkap tentang identitas pasien seperti di atas.
- Petugas mencatat keadaan luka dan dokter menentukan penyebab
kematiannya.
- Melaporkan kepada pihak kepolisian untuk mendapatkan surat bukti
kecelakaan.
- Pihak RS. Griya Husada Madiun mengajukanpermohonan biaya penguburan
kepada PT. Jasa Raharja setempat.
- Penguburan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit dengan disaksikan oleh pihak
kepolisian setempat dan dibuatkan berita acara penguburan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Rawat Forensik

154
ALUR JENAZAH RS. GRIYA HUSADA MADIUN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.164/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mekanisme yang menggambarkan kegiatan atau perjalanan pelayanan jenazah di RS.
Griya Husada Madiun.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk menentukan langkah – langkah yang harus dilaksanakan pada
pasien tidak dikenal yang dirawat di RS. Griya Husada Madiun.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Penanganan Jenazah di RS. Griya Husada Madiun sesuai dengan alur yang telah
ditetapkan.

IV. PROSEDUR
1. Jenazah di RS. Griya Husada / TKP / Rumah sakit lain, diterima diruang terima kamar
Jenazah RS. Griya Husada untuk diserah terimakan ke petugas terima kamar jenazah
diidentifikasi dan dibukukan oleh petugas terima kamar jenazah.
2. Jenazah di pindahkan ke ruang jenazah untuk dipisah – pisahkan kemudian di
pindahkan ke :
a. Ruang pemulasaraan jenazah kemudian :
- Dibawa pulang melalui ruang jenazah sesuai dengan protap.
- Dimakamkan (tak dikenal) melalui ruang jenazah.
- Disimpan sesuai dengan protap.
b. Ruang visum bagi jenazahyang meninggal tidak wajar. Setelah jenazah dipindah ke
ruang visum untuk dilakukanvisum, jenazah dipindahkan ke ruang pemulasaraan
yang kemudian dibawa ke ruang jenazah untuk di :
- Dibawa pulang
- Dimakamkan (tak dikenal)
- Disimpan
c. Ruang penyimpanan, bagi jenazah yang belum / tidak langsung dibawa pulang
karena :
- Proses untuk di visum
- Permintaan keluarga
- Tak dikenal
Dari ruang penyimpanan bisa dipindahkan ke :
- Ruang visum, untuk yang meninggal tidak wajar untuk dilaksanakan pelayanan
visum, protap sesuai dengan item (b)

155
ALUR JENAZAH RS. GRIYA HUSADA MADIUN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.164/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

- Ruang pemulasaraan, untuk dirawat sebagaimana mestinya sesuai protap,


seperti pada item (a).
3. Semua data kematian dilaporkan kepada bagian yang terkait.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
Instalasi Rawat Inap

156
PASIEN PULANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.166/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pasien pulang yang telah diijinkan oleh dokter dan atau petugas yang merawat ruangan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan administrasi pasien yang pulang.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Penanganan pasien pulang sesuai dengan kebijakan direktur dalam pengelolaan
pasien pulang.

IV. PROSEDUR
1. Bagi petugas ruangan.
a. Mengkaji status pasien, meliputi :
- Tanggal dan waktu pulang.
- Diagnosa akhir.
- Tanda tangan dokter yang merawat.
- Keadaan pasien waktu pulang.
- Foto kopi KTP pasien
- Melengkapi status asuhan keperawatan dan resume keperawatan.
b. Merinci biaya perawatan dan menganjurkan kepada keluarga untuk menyelesaikan
administrasi di tempat pembayaran.
c. Mencatat nomor kuitansi dan jumlah biaya perawatan di status pasien dan membuat
keterangan keluar atau surat kontrol atau rujukan ke petugas kesehatan setempat.
d. Memberikan penyuluhan yang diperlukan oleh pasien / keluarga misalnya
tentangkebersihan diri dan lingkungan, tentang gizi, cara minum obat, kontrol, KB,
imunisasi, dan lain – lain.
2. Bagi pasien :
Menyelesaikan semua administrasi selama di ruang perawatan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Perawatan Khusus.

157
PASIEN PULANG DIRUJUK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.167/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pelayanan terhadap pasien yang membutuhkan pelayanan dan pemeriksaan lebih canggih
sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penanganan pasien pulang dirujuk agar pasien mendapatkan
perawatan dan pengobatan sesuai kebutuhan.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Pasien dirujuk bila perlu penangan lebih lanjut.

IV. PROSEDUR
1. Meminta surat dari dokter yang memuat data klinis.
2. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk menyelesaikan
administrasinya.
3. Membuat perincian biaya dan meminta keluarga untuk menyelesaikan administrasi.
4. Memberikan penjelasan kepada keluargamengenai sarana transportasi
5. Bila perlu ada petugas perawat dan dokter yang mengantar ke tempat yang dituju.
6. Menyiapkan cairan infus, obat, oksigen, dan alat – alat kesehatan lainnya untuk dibawa
dalam perjalanan nanti.
7. Ada keluarga pasien.
8. Memberitahu bahwa untuk biaya transportasi ditanggung oleh keluarga pasien.
9. Mengantarkan pasien dan koordinasi dengan petugas perawat ruangan yang dituju.
10. Penanganan darurat di perjalanan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Perawatan Khusus

158
PASIEN PULANG MELARIKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.168/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pasien yang pulang tanpa ijin / sepengetahuan petugas ruang perawatan.

II. TUJUAN
Sebagai acuan atau langkah – langkah untuk menangani bila ada pasien pulang tanpa ijin
petugas / melarikan diri.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Pasien melarikan diri biaya administrasi menjadi tanggung jawab manajemen rumah
sakit.

IV. PROSEDUR
1. Mencatat status pasien mulai jam berapa pasien tidak ada di ruangan.
2. Petugas meminta keterangan pasien / keluarga pasien terdekat di ruangan pasien
3. Menghitung biaya perawatan.
4. Segera melapor ke Kabid Kepegawaian dalam waktu 1x24 jam.
5. Segera menghubungi bagian keuangan dalam waktu 1x24 jam.

V. UNIT TERKAIT
1. IPMS.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Perawatan Khusus.

159
PASIEN PULANG MENINGGAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.169/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pelayanan terhadap pasien yang pulang meninggal.

II. TUJUAN
Sebagai acuan / langkah – langkah untuk mengelola pasien yang pulang meninggal.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Lapor dokter bahwa pasien yang dirawat telah meninggal.
2. Merawat jenazah.
3. Menjelaskan dan membantu keluarga pasien telah meninggal dan jenasahnya boleh
dibawa pulang dua jam setelah pasien meninggal.
4. Menghubungi ambulan untuk menantar jenasah pada jam yang ditentukan.
5. Menghitung perincian biaya perawatan pasien dan diberikan kepada keluarga untuk
menyelesaikan administrasi.
6. Keluarga menandatangani blanko pengambilan jenazah.
7. Mencatat jumlah biaya dan nomor kuitansi pada status pasien.
8. Melengkapi catatan keperawatan dan mengisi surat Kematian.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Perawatan Khusus
4. Rekam Medik.

160
PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.170/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pelayanan terhadap pasien yang pulang atas permintaan sendiri / permintaan keluarga
pasien sebelum diijinkan pulang oleh dokter yang merawat.

II. TUJUAN
Sebagai acuan / langkah – langkah untuk mengelola pasien yang pulang paksa.

III. KEBIJAKAN
1. Mengacu pada Standart Asuhan Keperawatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun

IV. PROSEDUR
1. Memberikan penjelasan tentang penyakit dan akibatnya jika dihentikan rawat tinggal.
2. Mengisi blanko penolakan atau menghentikan rawat tinggal dan meminta tanda tangan
kepada pasien atau keluarga.
Melengkapi status meliputi :
a. Tanggal dan waktu pulang paksa.
b. Diagnosa akhir
c. Tanda tangan dokter
d. Keadaan pasien waktu pulang.
e. Foto kopi KTP pasien / waktu pulang.
3. Merinci biaya perawatanpasien dan meminta keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi di tempat pembayaran.
4. Mencatat nomor kuitansi dan jumlah biaya perawatan pada status pasien.
5. Membuat Surat Keterangan Keluar dan memberikan penyuluhan yang diperlukan
kepada pasien dan keluarga.
6. Perawat mengantar pasien sampai pintu gerbang rumah sakit / kendaraan.

V. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Khusus
3. Instalasi Rawat Inap

161
PASIEN MENOLAK DIRAWAT INAP
DI RS. GRIYA HUSADA MADIUN

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.171/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tata cara yang harus dilakukan dalam menghadapi pasien yang menolak untuk
dirawat di RS. Griya Husada Madiun.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menetapkan langkah – langkah yang harus dilakukan pada pasien
yang menolak dirawat.

III. KEBIJAKAN
1. Surat Keputusan Direktur tentang pemberlakuan SPO Tindakan keperawatan RS. Griya
Husada Madiun
2. Pasien / Keluarga harus menandatangani keterangan penolakan di lembar informed
concent dalam status rekam medik sewaktu berada di instalasi rawat jalan/IGD.
3. Pasien harus tetap menyelesaikan administrasi yang ada.

IV. UNIT TERKAIT


1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Khusus
4. Instalasi Rawat Inap

162
PENGOPRASIAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.174/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga alat syringe pump
dapat difungsikan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengoprasian syringe pump

III. KEBIJAKAN
Pelaksanaan pengoprasian syringe pump berdasarkan SK Kebijakan Pengoprasian dan
Pemeliharaan Alat.

IV. PROSEDUR
1. Prasyarat
a. SDM siap dan terlatih
b. Catu daya sesuai kebutuhan
c. Kotak – kotak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
d. Alat layak pakai.
e. Bahan Operasional tersedia
2. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruangan tindakan
b. Lepaskan penutup debu
c. Pasang cairan / obat dan hubungkan ke alat
d. Pasang extension tube
3. Pemanasan
a. Hubungkan alat dengan catu daya
b. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol ON/OFF pada posisi ON.
c. Cek fungsi Alarm
d. Lakukan pemanasan secukupnya
4. Pelaksanaan
a. Perhatikan protap pelayanan
b. Alirkan cairan / obat ke extension tube sampai tidak ada gelembung udara.
c. Tentukan jumlah aliran per jam
d. Set alarm pada posisi ON.
e. Lakukan tindakan.
5. Pengemasan / Penyimpanan
a. Matikan alat dengan menekan / memutar tombol ON/OFF pada posisi OFF
b. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
c. Lepaskan cairan/obat dan lepaskan selang infuse.
d. Pasang penutup debu

163
PENGOPRASIAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.174/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

e. Simpan alat pada tempatnya


f. Catat beban kerja alat dan alarm.

V. UNIT TERKAIT
Istalasi rawat inap, HCU / High Care.

VI. RIWAYAT REVISI DOKUMEN


-

VII. ARSIP
-

164
PENGOPRASIAN INFUSE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.175/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga alat infuse pump
dapat difungsikan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pengoprasian infuse pump.

III. KEBIJAKAN
Pelaksanaan pengoprasian infuse pump berdasarkan SK Kebijakan Pengoprasian dan
pemeliharaan alat.

IV. PROSEDUR
1. Prasyarat
a. SDM siap dan terlatih
b. Catu daya sesuai kebutuhan
c. Kotak – kotak dilengkapi dengan hubungan pembumian
d. Alat layak pakai
e. Bahan operasional tersedia.
2. Persiapan
a. Tempatkan alat pada ruangan tindakan
b. Lepaskan penutup debu
c. Pasang cairan infuse dan hubungkan ke alat
d. Pasang infuse set.
3. Pemanasan
a. Hubungkan alat dengan catu daya.
b. Hidupkan alat dengan menekan / memutar tombol ON/OFF pada posisi ON.
c. Cek fungsi alarm
d. Lakukan pemanasan secukupnya.
4. Pelaksanaan
a. Perhatikan protap pelayanan
b. Alirkan cairan infuse ke infuse set sampaitidak ada gelembung udara.
c. Tentukan jumlah tetesan per menit.
d. Set alarm pada posisi ON.
e. lakukantindakan
5. pengemasan / Penyimpanan
a. matikan alat dengan menekan / memutar tombol ON/OFF pada posisi OFF
b. lepaskan hubungan alat dan catu daya
c. lepaskan infuse bag dan lepaskan tiang infuse
d. pasang penutup debu

165
PENGOPRASIAN INFUSE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.175/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

e. simpan alat pada tempatnya.


f. Catat beban kerja alat dalam alarm.

V. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, HCU/High Care

VI. RIWAYAT REVISI DOKUMEN

VII. ARSIP

166
PEMELIHARAAN KULKAS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.176/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Prasyarat dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga pemeliharaan
kulkas dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya sehingga alat tersebut selalu dalam
keadaan siap dan layak serta dapat mencapai usia tekniks

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam pemeliharaan kulkas.

III. KEBIJAKAN
Semua alat harus dilakukan pemeliharaan agar usia pakai alat lebih lama / panjang
berdasarkan SK Kebijakan Pengoprasian dan Pemeliharaan alat

IV. PROSEDUR
1. Prasyarat
a. SDM teknisi terlatih
b. Peralatan kerja lengkap
c. Dokumen teknisi penyerta lengkap
d. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia
e. Mekanisme kerja jelas
2. Persiapan
a. Siapkan perintah kerja
b. Siapkan formulir laporan kerja
c. Siapkan dokumen teknis
d. Siapkan peralatan kerja
e. Siapkan bahan pemeliharaandan material bantu.
f. Pemberitahuan kepada user
3. Pelaksanaan
a. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat periode 1 bulan sekali.
b. Sek system catu daya perbaiki bila perlu periode 6 bulan sekali.
c. Cek fungsi kompresor perbaiki bila perlu periode 6 bulan sekali.
d. Cek fungsi kontrol thermo strart periode 3 bulan sekali.
e. Cek fungsi kontrol lampu periode 3 bulan sekali.
4. Pencatatan
a. Isi kartu pemeliharaan
b. Isi formulir laporan kerja
c. User menandatangani laporan kerja dan diserahkan kembali kepada user.
5. Pengemasan alat kerja dan dokumen teknis penyerta
a. Cek alat kerja dan sesuai dengan catatan.
b. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta

167
PEMELIHARAAN KULKAS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.176/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

c. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.


6. Pelaporan
Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

V. UNIT TERKAIT
IGD, Kebidanan, OK, HCU/High Care, Laboratorium, Ruang Pelayanan, Farmasi, Instalasi
Rawat Inap.

VI. RIWAYAT REVISI DOKUMEN


-

VII. ARSIP

168
SYOK ANAFILAKSIS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.192/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Keadaan gawat darurat yang ditandai dengan (hipotensi) penurunan tekanan darah sistolik
< 90 mmHg akibat respon hipersesitifitas tipe I (adanya reaksi antigen dengan atibodi lg E)

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam menangani syok anafilaksis.

III. KEBIJAKAN
Pelayanan dokter untuk segera melakukan tindakan bila terjadi syok anafilaktik

IV. PROSEDUR
1. Untuk syok :
a. Adrenalin larutan 1:1000, 0,3-0,5 ml
b. Subkutan / intramuskular pada lengan atas atau paha. Bila renjatan anafiaksis
disebabkan sengatan serangga berikan suntikan adrenalin kedua 0,1 - ,03 ml pada
tempat sengatan kecuali bila sengatan di kepala.
c. Leher, tangan dan kaki. Dapat dianjurkan dengan infus adrenalin 1 ml (1 mg) dalam
dekstrosa 5% 250 cc dimulai dengan kecepatan 1 ug/menit dapat ditingkatkan
sampai 4 ug/menit sesuai keadaan tekanan darah. Hati – hati pada orang tua
dengan kelainan jantung atau gangguan kardiovaskular lainnya.
d. Pasang torniget proksimal dan suntikan atau sengatan serangga, dilonggarkan 1-2
menit setiap 10 menit.
e. O2 bila sesak, mengi, sianosis 3 – 5 l/menit dengan sungkup atau kanul nasal
f. Antihistamin intravena, intramuskular atau oral.
g. Rawat HCU/ICU bila dengan tindakan di atas tidak membaik, dilanjurkan dengan
terapi. :
a. IVFD Dekstrosa 5% dalam 0,45% NaCL 2-3 l/m2 permukaan tubuh
b. Dopamin 0,3 – 1,2 mg/kg BB/jam bila tekanan darah tidak membaik.
c. Kartikosteroid 7-10 mg hidrokortison/kgBB intravena dilanjutkan 5 mg/kgBB tiap
6 jam, yang dihentikan setelah 72 jam.
2. Bila disertai spasme bronkus maka dapat diberikan :
a. Agonis inhalasi beta-2
b. Jika spasme bronkus menetap aminofilis 4-6 mg/kgBB dilarutkan dalam NaCl 0,9 %
10 ml diberikan perlahan – lahan dalam 20 menit, bila perlu dilanjutkan dengan infus
aminofilin 0,2 – 1,2 mg/kgBB/jam.
3. Bila disertai edema hebat saluran nafas atas intubas dan trakeostomi.
4. Pemantauan paling sedikit 24 jam.

V. UNIT TERKAIT

169
IGD, IRNA, HCU/ICU, KEBIDANAN

PELAPORAN KERUSAKAN ALAT IGD

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.194/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Prosedur yang ditetapkan untuk melakukan pelaporan dan penanganan jika terjadi
kerusakan alat di IGD.

II. TUJUAN
Sebagai acuan petugas IGD dalam melaksanakan tugas sehari – hari jika menghadapi
kerusakan alat di IGD.

III. KEBIJAKAN
SK Direktur No. 0386 tentang Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan di IGD

IV. PROSEDUR
1. Petugas IGD mengajukan Laporan kerusakan peralatan dari ruangan kepada petugas
IPS, dengan mengisi lembar Laporan Kerusakan atau melalui telepon diterima oleh
petugas IPS.
CATATAN : Apabila alat dapat dibawah, maka petugas ruangan dapat langsung
membawa alat yang rusak ke bagian IPS tanpa menunggu petugas IPS yang
mendatangi ruangan.
2. Petugas IPS menindak lanjuti pelaporan petugas IGD.
3. Apabila peralatantidak dapat dibawa ke IPS, maka petugas melakukan survey ke
lapangan untuk memeriksa kerusakan alat di ruangan, lalu membuat program kerja dan
kebutuhan bahan yang diperlukan untuk perbaikan.

V. UNIT TERKAIT
1. Seluruh Petugas IGD
2. IPS

170
PERSIAPAN PASIEN KURET ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.200/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mempersiapkan pasien yanga akan dilakukan tindakan kuretase

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam mempersiapkan penderita yang akan dilakukan kuretase
2. Untuk menghindari komplikasi

III. KEBIJAKAN
Semua penderita yang memerlukan tindakan kuretase dipersiapkan secara fisik dan psikis

IV. PROSEDUR
1. Untuk pasien yang keadaan umum baik dan normal.
a. Diminta untuk buang air kecil (bak) dan membersihkan daerah kemaluan.
b. Pasien diberitahu bila akan dilakukan tindakan.
c. Kemudian pasien dipersiapkan di meja ginekologi dengan posisi litotomi.
d. Lakukan desinfektan daerah vagina dengan larutan betadin.
e. Beri alas bokong dengan doek steril, demikian juga perut bagian bawah diberik
doek steril.
f. Intruksikan asisten untuk memasukkan obat sedativa dan analgetika
g. Pasien siap dilakukan kuretase
h. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, daerah vulva vagina dibersihkan.
i. Pasang softex dan celana dalam.
j. Alat – alat dibereskan, perawat cuci tangan.
k. Perhatikan keadaan umum pasien setelah tindakan.
l. Perhatikan sebelum pasien sadar jangan sampai jatuh.
2. Bila keadaan pasien tidak bisa ke kamart mandi sendiri karena keadaan yang tidak
memungkinkan maka :
a. Segera perbaiki keadaan umu
b. Pasien setelah keadaan umum baik, tanda – tanda vital dalam batas normal,
diberitahu bila akan dilakukan tindakan.
c. Persetujuan tindakan medis oleh pasioen sendiri / keluarga.
d. Daerah vulva vagina dibersihkan dengan kapas savlon dari pendarahan.
e. Lakukan desinfektan daerah vagina dengan larutan betadin
f. Kosongkan kandung kencing
g. Beri alas kosong dengan doek steril, demikian juga perut bagian bawah diberi doek
steril.
h. Intruksikan asisten untuk memasukkan obat sedativa dan analgetika
i. Perhatikan keadaan umum pasien.
j. Pasien siap dilakukan kuretase

171
PERSIAPAN PASIEN KURET ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.200/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

k. Setelah selesai pelaksanaan tindakan, daerah vulva vagina dibersihkan.


l. Pasang softex dan celana dalam.
m. Alat – alat dibereskan, perawat cuci tangan.
n. Ukur tanda vital
o. Perhatikan sebelum pasien sadar jangan sampai jatuh.

V. UNIT TERKAIT
Instalasi Kebidanan

172
PEMINDAHAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.201/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Perpindahan klien di ruang bersalin ke ruang perawatan atau ke unit lain.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam tindakan pemindahan klien.
2. Rasa nyaman dan aman terpenuhi karena bisa ditunggu keluarga pada waktu jam
berkunjung.

III. KEBIJAKAN
1. Semua klien yang sudah / tidak memerlukan perawatan di Ruang Bersalin
2. Klien yang memerlukan perawatan / pengobatan di bidang lain.

IV. PROSEDUR
1. Klien dengan persalinan fisiologis :
2 jam setelah persalinan normal keadaan umum baik
1) Tanda – tanda vital baik (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2) Tidak ada pendarahan
3) Kontraksi uterus baik
2. Klien dengan tindakan sesuai dengan perintah dokter.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang rawat gabung
2. IPI
3. Ruang kandungan

173
PENGOPRASIAN INFANT WARMER

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.203/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Suatu tempat / alat yang dipergunakan untuk merawat bagi bayi baru lahir.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan pada bayi baru lahir baik bayi lahir spontanB, spontan Bracht,
vacum extraksi, SC.

III. KEBIJAKAN
Melakukan perawatanbayi baru lahir agar terhindar dari asphyxia

IV. PROSEDUR
1. 5 menit sebelum bayi lahir infan wormer di-onkan supaya tempat tidur bayi hangat.
2. Persiapkan tempat tidur bayi pakai alas kain
3. Persiapkan O2
4. Setelah bayi lahir segera dipindahkan ke tempat handuk kering
5. Dirawat BBL sesuai keadaan bayi sampai selesai
6. Permintaan in farm counten bila diperlukan tindakan lebih lanjut
7. Off-kan alat segera setelah selesai perawatan bayi baru lahir.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang rawat gabung
2. IPMS

174
PEMERIKSAAN VAGINA DENGAN SPEKULUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.204/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tata cara pemeriksaan gunetalia (vagina, portio) dengan memasukkan spekulum (sim’s,
cocor bebek) ke dalam vagina.

II. TUJUAN
Sebagai acuan untuk pemeriksaan vagina dengan spekulum.

III. KEBIJAKAN
Pasien dengan kelainan alat genetalia interna harus dilakukan pemeriksaan dengan
spekulum.

IV. PROSEDUR
1. Pasien diberikan informed concent
2. Pasien diminta untuk buang air kecil
3. Pasien diletakkan dalam posisi litotomi
4. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
5. Dilakukan antisipasi genetalia eksterna (introitus vagina) dari atas ke bawah
menggunakan kapas saflon.
6. Dipilih spekulum yang sesuai dengan besar introitus vagina, kemudian spekulum
dipegang dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan dinding bawah introtus
vagina.
7. Spekulum dimasukkan sesuai anatomi introitus vagina dengan posisi sumbu panjang
spekulum searah introitus vagina, setelah spekulum masuk diputar sembilan puluh
derajat ke kanan sambil spekulum dibuka (spekulum cocor bebek) sehingga dinding
vagina, portio uteri dan osteum uteri eksternum bisa dinilai. Dilakukan penilaian adanya
fluksus, fluor albus, tanda infeksi, erosi dan adanya tumor.
8. Setelah penialain cukup, spekulum dikeluarkan dengan cara spekulum diputar sembilan
puluh derajat berlawanan arah jarum jam sambil ditarik pelan-pelan. Apabila
menggunakan spekulum cocor bebek, maka spekulum ditutup dulu baru ditarik pelan –
pelan keluar vagina.
9. Spekulum dimasukkan ke dalam larutan desinfektan dan sarung tangan dicuci ke dalam
cairan desinfektan, kemudian sarung tangan dilepas dan direndam dengan posisi
bagian dalam menjadi bagian luar.
10. Pasien dikembalikan dalam posisi tidur terlentang
11. Hasil pemeriksaan dicatat

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

175
TINDAKAN PLASENTA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.205/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Plasenta manual adalah pengeluaran plasenta dengan bantuan tangan penolong
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tidnakan pada plasenta manual

III. KEBIJAKAN
Plasenta yang tidak bisa dilahirkan secara normal atau ada keadaan gawat darurat pada
kala III

IV. PROSEDUR
1. Informed concent
2. Periksa tanda vita ibu
3. Ambil darah ibu untuk pemeriksaan darah dan cross match apabila diperlukan.
4. Apabila pasien shock pasang infus, dauer kateter danberikanoksigen serta posisi
kepala lebih rendah dari kaki.
5. Periksa tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus ibu.
6. Apabila pasien tidak mengalami shock tindakan plasenta manual segera dilakukan.
7. Apabila pasien shock tunggu sampai shock teratasi baru lakukan plasenta manual.
8. Sebaiknya pelepasan plasenta dilakukan dengan narkose
9. Antisepsi vulva dan daerah sekitarnya dengan betadin
10. Penolong memakai sarung tangan steril panjang
11. Sarung tangan diberi larutan antisepsi (yodium)
12. Labia dibeberkan dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan dimasukkan secara
obstetrik ke dalam vagina
13. Tangan kiri kemudian menahan fundus uteri
14. Tangan kanan dengangerakan memutar menuju osteum uteri, kemudian dengan
menyusuri talipusat tangan kanan mencari plasenta.
15. Setelah tangan dalam sampai di plasenta, tangan mencari tepi plasenta dan mencari
bagian plasenta yang sudah terlepas untuk menentukan bidang pelepasan yang tepat.
16. Dengan sisi tangan sebelah kelingking, plasenta dilepaskan pada bidang antara
plasenta yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan gerakan sejajar dinding rahim.
17. Setelah seluruh plasenta terlepas, plasenta dipegang dan dengan perlahan-lahan
ditarik keluar.
18. Setelah pelepasan plasenta secara manual diberi antibiotika.

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

176
VERSI EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.206/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Versi ekstraksi adalah memutar sumbu janin menjadis earah sumbu badan (menjadi
presentasi bokong),dilanjutkan denganmelahirkan janin dengan ekstraksi kaki.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan versi ektraksi

III. KEBIJAKAN
Pada gemelli anak kedua dengan letak lintang

IV. PROSEDUR
1. Informend consent
2. Pastikan letak kepala janin dengan pemeriksaan Leopold
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai pembukaan serviks, ketuban masih ada
atau tidak dan bagian terendah janin.
4. Tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil janin dimasukkan ke dalam vagian
secara obstetrik, dimana tangan yang lain sebelumnya membuka vulva.
5. Tangan penolong yang lain diletakkan pada fundus uteri untuk mendekatkan bagian
kecil janin. Sedang tangan penolong yang didalam mencari kaki janin untuk dibawa
keluar.
6. Cara mendapatkan kaki bisa secara langsung atau tidak langsung.
7. Secara langsung kaki janin dipegang pada pergelangan kaki dengan jari telunjuk dan
jari tengah.
8. Secara tidak langsung kaki janin ditentukan dengan cara menyelusuri punggung,
bokong, paha.
9. Setelah kaki janin terpegang, kaki janin dituntun keluar sampai batas lutut berada di luar
vagina dan bersamaan itu tangan penolong yang diluar memutar kepala janin kearah
fundus uteri.
10. Setelah dilakukan rotasi penolong segera memeriksa apakah versi telah berhasil
dengan baik (letak janin membujur)
11. Setelah yakin versi berhasil dengan baik, maka janin dilahirkan dengan cara ekstraksi
kaki seperti pada persalinan letak sungsang.

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

177
FORCEPS EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.207/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Forceps eksternal adalah persalinan pervaginam dimana janin dilahirkan dengan tarikan
forceps (cunam) yang dipasang pada kepalanya.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan tindakan forceps ekstraksi
2. Menghindari trauma pada ibu dan janin seminimal mungkin.

III. KEBIJAKAN
Hanya dilakukan bila kepala janin berada di pintu bawah panggul (outlet forceos)

IV. PROSEDUR
1. Informed consent
2. Persiapkan partus set, pasang forceps dan alat resusitasi janin
3. Kandung kencing dikosongkan dengan kateter secara aseptis
4. Dilakukan antisepsi lapangan oeprasi (daerah perineum) dengan betadin
5. Pasang doek steril di bawah pantat ibu dan di atas perut ibu.
6. Dilakukan pemeriksaan dalam bentuk untuk mengetahui pembukaan serviks,
denominator janin (UUK) dan penurunan kepada (Hodge).
7. Injeksi pehacain di tempat episiotomo (ediolateral)
8. Penolong berdiri di depan vulva sambil memegang kedua pemegang forceps dalam
keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana posisi forceps akan dipasang.
Pemegang forceps dipegang sehingga kedua ibu jari sejajar dengan sumbu forceps.
9. Forceps kiri dipegang dengan tangan kiri penolong seperti memegang pensil, dengan
tangkai forceps sejajar lipatan paha depan kanan. Bersamaan dengan itu 4 jari tangan
kanan dimasukkan kedalam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan
kanan daun forceps dimasukkan kedalam jalan lahir, sehingga daun forceps berada
setinggi puncak kepala. Tangan kanan penolong dikeluarkan dari vagina dan
bergantian memegang sendok forceps kanan.
10. Forceps kiri dipegang dengan tangan kiri penolong seperti memegang pensil, dengan
tangkai forceps sejajar lipatan paha depan kanan. Bersamaan dengan itu 4 jari tangan
kanan dimasukkan kedalam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan
kanan daun forceps berada setinggi puncak kepala. Tangan kanan penolong
dikeluarkan dari vagina dan bergantian memegang sendok forceps kanan.
11. Forceps kanan dipegang dengan tangan kanan penolong seperti memegang pensil,
dengan tangkai forceps sejajar lipatan paha depan kiri. Bersamaan dnegan itu 4 jari
tangan kiri dimasukkan kedalam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari
tangan kiri daun forceps dimasukkan kedalam jalan lahir, sehingga daun forceps berada
setinggi puncak kepala.

178
FORCEPS EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.207/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

12. Kedua sendok forceps dikunci, kemudian dilakukan pemeriksaan dalamulangan untuk
mengetahui apakah daun forceps telah terpasang dengan benar dan adakah bagian
jalan lahir yang terjepit oleh daun forceps.
13. Apabila pemeriksaan dalam ulangan baik, dilakukan traksi percobaan tangan kiri dan
tangan kanan penolong menggenggam pemegang forceps, sedangkan jari telunjuk dan
jari tengah tangan kanan diluruskan sehingga menyentuh puncak kepala berarti kepala
ikut tertarik. Apabila pada waktu traksi percobaan kepala janin tidak ikut tertarik berarti
daun forceps belum terpasang dengan benar sehingga forceps harus dilepaskan dan
dipasang lagi. Apabila traksi percobaan berhasil baik, dilakukan traksi definitif.
14. Dilakukan episiotomi mediolateral.
15. Tangan kiri penolong mencengkram pemegang forceps sedang tangankanan penolong
mencengkram pemegang forceps di atas tangan kiri sambil jari tengan berada diantara
kedua tangkai forceps.
16. Traksi dilakukan dengan arah tangkai forceps sesuai dengan sumbu panggul, yaitu
curam ke bawah bila kepala masih agak tinggi dan mendatar bila kepada di pintu
bawah panggul sampai suboksiput dibawah simfisis.
17. Setelah suboksiput dibawah simfisis, forceps dipegang dengan tangan kanan sedang
tangan kiri menahan perineum. Forceps dielevasi ke atas sehingga kepala melakukan
gerakan defleksi berturut – turut lahir UUB, dahi, mata,hidung, mulut, dagu dan seluruh
kepala.
18. Forceps dilepaskan
19. Kepala bayi dibiarkan putar paksi luar, kemudian janin dilahirkan seperti pada
pertolongan partus normal.
20. Injeksi oksitosin 10 UI im
21. Dilakukan perawatan bayi
22. Plasenta dilahirkan
23. Eksplorasi jalan lahir untuk menilai adanya robekan
24. Luka episiotomi dilakukan penjahitan dengan chromic cat hut

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

179
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.208/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Manajemen aktif kala III adalah tindakan aktif yang dilakukan sebelum plasenta lepas,
dengan tujuan menghindari terjadinya pendarahan pasca persalian.

II. TUJUAN
Sebagai acuan penanganan kala III

III. KEBIJAKAN
Melakukan langkah – langkah aktif pada kala III untuk melahirkan plasenta

IV. PROSEDUR
1. Pastikan tidak ada kehamilan ganda
2. Berikan oksitosin 10 UI im
3. Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
1) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simfisis pubis selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial ke arah
belakang dan kearah kepala ibu.
2) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 – 6 cm di depan vulva.
3) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi lakukan tarikan
terkendali pada tali pusat terus menerus dengan tegangan yang sama dengan
tangan ke uterus.
4. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
5. Apabila plasenta terasa lepas keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem pada
tali pusat mendekati plasenta. Keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan
keatas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
6. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, massase fundus agar timbul
kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan
pasca persalinan.
7. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10 – 15 detik atau jika perdarahan hebat
terjadi segera lakukan kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam
waktu 1 – 2 menit ikuti protokol perdarahan pasca persalinan.
8. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit,
berikan oksitosin 10 UI im (dosis kedua) dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian
oksitosin dosis pertama.

180
MANAJEMEN AKTIF KALA III

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.208/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

9. Jika dalam waktu 30 menit plasenta belum juga lahir :


1) Periksa kandung kencing, kateterisasi jika kandung kencing penuh.
2) Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
10. Berikan oksitosin 10 Ui dosis ketiga dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian
oksitosin dosis kedua.
11. Apabila setelah tindakan diatas plasenta belum lahir maka lakukanlah plasenta manual
(lihat SPO plsenta manual).
12. Apabila terdapat plasenta akreta, inkreta dan perkreta lakukan histerektomi.

V. UNIT TERKAIT
1. UNIT R. BERSALIN

181
AMNIOTOMI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.209/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Amniotomi adalah merobek selaput ketuban sehingga cairan amniom keluar dari
rongga rahim.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan amniotomi.

III. KEBIJAKAN
Dilakukan untuk mempercepat persalinan pada kala I fase aktif.

IV. PROSEDUR
1. Pastikan bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul.
2. Pasien dalam posisi litotomi.
3. Fiksasi bagian terendah janin dengan tangan kiri / asisten.
4. Jari telunjuk dan jari tengah kanan dimasukan ke dalam jalan lahir sedalam
kanalis servikalis.
5. Kedua jari yang sudah ada di dalam diputar sehingga telapak tangan
menghadap ke arah atas.
6. Tangan kiri kemudian memasukan pengait / ½ kocher ke dalam jalan lahir
dengan tuntunan kedua jari yang ada didalam.
7. Ujung pengait kemudian dileetakan antara jari telunjuk dan jari tengah tangan
kanan yang ada di dalam.
8. Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait tersebut untuk dapat
menusuk dan merobek selaput ketuban. Selain itu menusukan pengait dapat
dilakukan dengan satu tangan yaitu pengait dijepit diantara jari tengah dan jari
telunjuk kemudian dimasukan kedalam jalan lahir sedalam kanalis servikalis.
9. Setelah air ketuban mengalir keluar pengait dikeluarkan dengan tangan kiri,
sedang jari tangan yang di dalam memperlebar robekan selaput ketuban.
10. Air ketuban dialirkan sedikit demi sedikit untuk menjaga kemungkinan terjadinya
prolaps tali pusat, bagian kecil janin, gawat janin dan solusio plasenta.

182
AMNIOTOMI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.209/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

11. Dilakukan penilaian kuantitas dan kualitas (jernih, keruh, mekoneal, adanya
vernik kaseosa) cairan ketuban.
12. Jari tangan yang di dalam dikeluarkan dari jalan lahir.
13. Monitor denyut jantung janin, bila baik observasi dan evaluasi dilanjutkan.
14. Bila denyut jantung jelek (fetal distress) atau ketuban mekoneal lakukan seksio
sesaria.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bersalin

183
ANTEPARTUM BLEEDING

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.210/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Antepertum bleeding adalah terjadinya pendarahan melalui jalan lahir pada umur
kehamilah 28 minggu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan pada kasus pendarahan antepartum.

III. KEBIJAKAN
Menyelamatkan ibu dan bayi semaksimal mungkin.

IV. PROSEDUR
1. Penilaian tanda vital ibu.
2. Ambil darah untuk pemeriksaan laborat (Hb, PCV, BT, dan CT) dan cross match
bila diperlukan.
3. Apabila kondisi pasien stabil pasang infus RL/PZ dan dauer kateter.
4. Apabila pasien shock lakukan segera tindakan life saving :
1) Pasang infus RL/PZ.
2) Berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
3) Posisi kepala lebih rendah.
4) Pasang dauer kateter.
Lakukan penilaian tanda vital T, N dan respirasi tiap 15 menit sampai kondisi ibu
stabil.
5. Setelah kondisi pasien stabil lakukan anamnesa.
6. Pemeriksaan obstetri untuk menilai berat janin / umur kehamilan, letak janin,
kontraksi uterus dan denyut jantung janin.
7. Tidak boleh melakukan pemeriksaan dalam.
8. Pemeriksaan dengan spekulum dilakukan dengan hati-hati.
9. Tentukan diagnosa penyebab anterpartum bleeding. Apabila penyebab APB
adalah plasenta previa, penanganan langsung ke SPO plasenta previa.
10. Apabila penyebab APB adalah sulosio plasenta, penanganan lansung ke SPO
sulosio plasenta.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang Bersalin

184
185
PLASENTA PREVIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.211/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
plasenta previa adalah implantasi plasenta pada segmen bawah rahim setelah kehamilan
lebih 28 minggu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan pada plasenta previa.

III. KEBIJAKAN
Melahirkan bayi seviable mungkin dengan melihat dan mempertimbangkan usia kehamilan
Dan kondisi ibu serta janin.

IV. PROSEDUR
1. Pada kehamilan preterm
Prinsip penanganan pada kehamilan preterm adalah perawatan konservatif.
1) Informed consent.
2) Apabila pasien anemi (Hb ≤10 gr%), berikan tranfusi WB sampai Hb ≥ 10 gr%.
3) Amoksisilin 3 x 1g iv (3 hari).
4) Berikan tokolitik apabila ada his.
5) Maturasi paru dengan deksametason 16 mg iv, sebanyak 2 kali selang 24 jam.
6) Tirah baring tidur miring kiri.
7) Observasi tanda vital, perdarahan, his dan DJJ.
8) Apabila dalam 24 jam tidak terjadi perdarahan di kamar bersalin pasien dipindah ke
ruang.
9) Mobilisasi di ruangan ; apabila dalam 3 hari tirah baring tidak terjadi perdarahan,
pasien boleh duduk, apabila dalam 3 hari tidak terjadi perdarahan pasien boleh
berjalan.
10) Apabila memungkinkan pasien diraawat dirumah sakit sampai usia kehamilan 37
minggu atau berat janin lebih 2500 g.
11) Apabila tidak mungkin, pasien dipulangkan dengan advis tirah baring di rumah,
tidur miring kiri, tidak boleh kcitus dan apabila terjadi perdarahan sewaktu-waktu
harus kembali ke rumah sakit.

186
PLASENTA PREVIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.211/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

12) Apabila dalam observasi terjadi perdarahan aktif atau janin distress, lakukan
terminasi kehamilan dengan seksio sesaria.
2. Pada kehamilan aterm
1) Prinsip penanganan pada kehamilan aterm adalah perawatan aktif dengan
melakukan terminasi kehamilan (lihat SPO persiapan seksio sesaria).

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang Bersalin
2. Anestesi
3. Ruang OK

187
SOLUSIO PLASENTA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.212/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari implantasi yang normal sebelum janin lahir
pada kehamilan lebih 22 minggu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan penanganan solusio plasenta.

III. KEBIJAKAN
Janin harus lahir dalam 6 jam setelah diagnosa solusio plasenta ditegakan.

IV. PROSEDUR
1. Lihat SPO antepartum bleeding.
2. Siapkan darah dan lakukan tranfusi dengan WB bila terjadi anemi, sedangkan bila
terjadi gangguan faktor pembekuan berikan tranfusi darah segar.
3. Apabila darah segar tidak ada, berikan plasma beku segar (15 mg/kg).
4. Apabila trombosit kurang dari 20.000 berikan trombosit konsentrat
5. Kehamilan harus diakhiri tanpa memperhatikan umur kehamilan
1) Apabila janin hidup dan viabel persalinan diakhiri dengan seksio sesaria.
2) Apabila janin mati dilakukan persalinan pervaginam.
6. Apabila dilakukan persalinan pervaginam maka
1) Lakukan amniotomi.
2) Berikan oksitosin.
3) Evaluasi kemajuan persalinan seperti pada umumnya.
4) Bila pembukaan lengkap, percepat kala II.
5) Tidak dianjurkan melakukan episiotomi pada ibu dengan janin mati.
7. Lihat SPO antepartum bleeding.
8. Siapkan darah dan lakukan tranfusi dengan WB bila terjadi anemi, sedangkan bila
terjadi gangguan faktor pembekuan berikan tranfusi darah segar.
9. Apabila darah segar tidak ada, berikan plasma beku segar (15 mg/kg).
10. Apabila trombosit kurang dari 20.000 berikan trombosit konsentrat.
11. Kehamilan harus diakhiri tanpa memperhatikan umur kehamilan
1) Apabila janin hidup dan viabel persalinan diakhiri dengan seksio sesaria.
2) Apabila janin mati dilakukan persalinan pervaginam.

188
PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANGAN IRNA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.212/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

12. Apabila dilakukan persalinan pervaginam maka


1) Lakukan amniotomi.
2) Berikan oksitosin.
3) Evaluasi kemajuan persalinan seperti pada umumnya.
4) Bila pembukaan lengkap, percepat kala II.
5) Tidak dianjurkan melakukan episiotomi pada ibu dengan janin mati.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang Bersalin

189
PENDARAHAN PASCA PERSALINAN DINI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.213/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pendarahan pasca persalinan dini adalah perdarahan pervaginam yang terjadi pada kala IV
atau sesudah plasenta lahir dengan jumlah darah yang keluar melebihi dari normal (lebih
500 cc).

II. TUJUAN
Sebagai acuan penanganan perdarahan pasca persalinan dini.

III. KEBIJAKAN
Menyelamatkan ibu semaksimal mungkin.

IV. PROSEDUR
1. Periksa tanda vital ibu.
2. Apabila terjadi shock lakukanlah tindakan life saving :
1) Pasang infus RL/PZ dengan jarum 18 G.
2) Berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
3) Posisi kepala lebih rendah dari kaki.
4) Pasang dauer kateter.
5) Periksa Hb, PVC.
6) Siap darah, tranfusi bila diperlukan.
7) Observasi tensi, nad, respirasi tiap 15 menit sampai kondisi stabil.
3. Berikan oksitosin 10 UI im.
4. Berikan metil ergometrin o,25 mg im.
5. Lakukan pemeriksaan fundus uteri, kontraksi uterus, pemeriksaan spekulum untuk
mencari penyebab perdarahan.
6. Apabila perdarahan dari uterus lakukan masase.
7. Apabila perdarahan berasal dari robekan jalan lahir segera lakukan penjahitan mulai dari
bagian yang paling dalam.
8. Apabila terdapat sisa plasenta lakukan digital, bila tidak bisa dengan digital lakukan
kuretase.
9. Setelah semua tindakan, periksa tanda vital ibu, tinggi fundus dan kontraksi uterus serta
awasi perdarahan.
10. Berikan amoksisilin 3 x 1g iv.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bersalin

190
191
EPISTOMI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.214/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Episiotomi adalah incisi pada perineum pada saat akan melahirkan janin (kala II
persalinan).

II. TUJUAN
Sebagai acuan tindakan epistomi.

III. KEBIJAKAN
1. Dianjurkan untuk melakukan episiotomi mediolateral.
2. Dilakukan pada saat bagian terendah sudah membuka vulva.

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
1) Spuit.
2) Obat anestesi lokal.
3) Ginting episiotomi.
2. Informed consent.
3. Antisepsi daerah yang akan dilakukan injeksi dan incisi.
4. Letakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara kepala janin dan perineum (sebagai
pelindung trauma pada kepala janin).
5. Tusukan jarum spuit yang berisi lidokain tepat dibawah kulit perineum pada daerah
komisura posterior (sudut bawah vulva).
6. Arahkan jarum pada sudut 45° kesebelah kiri atau kanan garis tengah perineum.
7. Tunggu 1 – 2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal sebelum episotomi dilakukan.
8. Pegang gunting episiotomi dengan tangan.
9. Letakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara kepala janin dan perineum searah
rencana incisi.
10. Tunggu puncak his, kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari
tengah dan jari telunjuk.
11. Gunting perineum dimulai dari komisura posterior dilanjutkan 45° ke lateral (kiri atau
kanan).
12. Apabila kepala janin tidak segera lahir tekan incisi episiotomi diantara his sebagai
upaya mengurangi perdarahan.

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

192
PRE EKLAMPSI RINGAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.215/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pre eklamasi ringan adalah tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg dan diastole ≥ 90 mmHg
atau kenaikan tekanan sistole lebih dari 30 mmHg dan diastole lebih dari 15 mmHg disertai
edema tungkai dan proteinuri pada kehamilan lebih dari 20 minggu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penanganan kasus kehamilan dengan pre eklamsi ringan.

III. KEBIJAKAN
Penanganan berhasil bila tidak memjadi pre eklamsi berat.

IV. PROSEDUR
1. Rawat jalan
1) Anamnesa dan cari adanya faktor resiko pre eklamsi.
2) Periksa BB, tensi dan edema.
3) Periksa tinggi fundus uteri, letak janin dan dJJ.
4) Periksa laboratorium : Hb, PCV, urine lengkap, fungsi ginjal dan fungsi hati.
5) Pemeriksaan USG dilakukan pasa kehamilan lebih 32 minggu.
6) Terapi medikamentosa :
a. Aspilet.
b. Sedativa.
c. Roboransia.
7) Diet tinggi protein.
8) Banyak istirahat (tidur miring kiri).
9) Kunjunganulang 1 minggu.
2. Perawatan di rumah sakit
1) Ibu
a. Memeriksa adanya “petting edema” pagi hari.
b. Pengukuran berat badan tiap hari bangun tidur.
c. Pengukuran tensi tiap 8 jam.
d. Pengukuran produksi urine dalam 24 jam.
e. Pemeriksaan laboratorium sama dengan rawat jalan.
f. Konsultasi ke bagian mata dan jantung bila perlu.
2) Janin
a. Pemeriksaan DJJ
b. Pemeriksaan USG dan NST
3) Pengobatan
a. Sama dengan rawat jalan.
b. Apabila dalam 1 minggu tidak ada perbaikan maka dianggap pre eklamsi berat.

193
PRE EKLAMPSI RINGAN

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.215/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

c. Apabila perawatan di rumah sakit ada perbaikan sebelum 1 minggu dan usia
kehamilan preterm, maka penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi pulang.
d. Perawatan selanjutnya sesuai rawat jalan.
4) Perawatan obstetri
a. Kehamilan < 37 minggu dengan tensi normal perawatan menunggu sampai
aterm.
b. Kehamilan < 37 minggu dengan tensi turun tetapi belum normal, kehamilan
diakhiri pada umur ≥ 37 minggu.
c. Kehamilan aterm (≥ 37 minggu) dilakukan induksi persalinan atau ditunggu
sampai tanggal taksiran persalinan.
d. Cara persalinan bisa spontan, kalau perlu kala II dipercepat.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bersalin
2. Laboratorium
3. Spesialis jantung

194
MENYUSUI YANGN BAIK DAN BENAR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.216/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Teknik dan posisi meneteki yang sedemikian rupa sehingga bayi bisa menetek
dengan baik dan benar

II. TUJUAN
1. Memberikan kenyamanan pada ibu yang meneteki bayinya.
2. Bayi bisa menetek dengan baik dan benar.
3. Terpenuhinya kebutuhan minum atau nutrisi bayi.
4. Ibu mengerti cara meneteki yang benar.

III. KEBIJAKAN
Semua ibu dan bayi yang dirawat di Rawat Gabung.

IV. PROSEDUR
1. Usahakan posisi ibu waktu menyusui cukup enak.
2. Bersihkan putting susu sampai ke areola mammae dengan kapas air masak.
3. Usahakan isapan bayi sampai ke aerola payudara.
4. Pada waktu menyusui tekan payudara bagian atas dengan jari agar bayi dapat bernafas
dengan baik.
5. Jika menyusui smabil duduk usahakan kaki ibu tidak menggantung.
6. Susukan bayi pada kedua payudara secara bergantian.
7. Setiap kali sehabis menyusui usahakan payudara kosong.
8. Pandang mata bayi dengan kasih sayang.
9. Gunakan kapas air masak untuk membersihkan mulut bayi sesudah menyusui.
10. Sendawakan bayi setelah menyusui.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

195
PERSIAPAN OPERASI SECTIO SESARIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.217/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan sectio sesaria.

II. TUJUAN
Agar tidak terjadi komplikasi pada ibu dan bayi akibat tindakan.

III. KEBIJAKAN
Merupakan langkah awal yang penting untuk pelaksanaan operasi sehingga akan
mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat tindakan operasi sectio sesaria.

IV. PROSEDUR
1. Operasi terencana
1) Persetujuan tindakan.
2) Pemeriksaan laborat lengkap, fotothorax, ECG untuk mengetahui fungsi alat-alat
vital.
3) Konsultasi dengan bagian penyakit dalam bila perlu.
4) Konsultasi dengan bagian anesthesi.
5) Konsultasi dengan bagian cardiologi.
6) 2-3 hari sebelum operasi dilakukan sterilisasi usus dengan pemberian neobiotik 3x2.
7) Malam sebelum penderita operasi dipuasakan.
8) Pagi-pagi dilakukan pencukuran rambut kemaluan kemudian dilakukan lavament
9) Pasang infus dengan jarum 18G cairan RL.
10) Pasang DK.
11) Ganti pekaian khusus untuk persiapan operasi.
12) Pasang tutup kepala pasien dikirim ke kamar operasi.
2. Operasi mendadak (acuta operasi)
1) Bila dicurigai ada kelainan segera dilakukan cito consul ke bagian terkait.
2) Cito koncul anestesi.
3) Bila penderita makan dan minum kurang 6 jam lakukan pengosongan lambung
dengan maagslang ukuran 18-20 dihisap sampai benar-benar kosong.
4) Beri antasida 20cc setelah itu maagslang dicabut.
5) Pasang infus dengan jarum 18G dengan cabut RL/PZ.
6) Cukur rambut kemaluan dan bersihkan.
7) Pasang DK.

196
PERSIAPAN OPERASI SECTIO SESARIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.217/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

8) Periksa laboratorim HB, BT, CT dan golongan darah.


9) Ganti pakaian persiapan operasi.
10) Pasang tutup kepala.
11) Penderita siap kirim ke kamar operasi.

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Ruang OK

197
MENOLONG BAYI BAB / BAK

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.218/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Membersihkan kotoran atau tinja / kencing yang dikeluarkan bayi dengan cara memakai
waslap basah dengan air hangat.

II. TUJUAN
1. Mengetahui adanya kelainan pada kotoran atau tinja / kencing yang dikeluarkan bayi.
2. Menjaga kebersihan khususnya pada daerah pantat dan sekitarnya agar tidak terjadi
infeksi.
3. Mempermudah perawat untuk mengambil tindakan apabila diketemukan adanya
kelainan.

III. KEBIJAKAN
Pelayanan perawatan dilakukan secara cepat dan tepat sehingga bayi nyaman dan
kebersihan terpenuhi
IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
Waslap, air hangat, popok bayi, baju gendong.
2. Pelaksanaan :
1) Semua peralatan disiapkan didekatkan di sebelah kanan bayi.
2) Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
3) Buka popok bayi.
4) Bersihkan daerah anus dan sekitarnya dengan waslap dan air hangat sampai bersih.
5) Perhatian adanya kelainan warna, bau, dan konsistensinya.
6) Rapikan kembalikan bayi.
7) Alat dibereskan.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

198
MEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.219/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan badan bayi dengan waslap yang dibasahi dengan air hangat.

II. TUJUAN
Memberikan rasa nyaman pada bayi dan menjaga kebersihan.

III. KEBIJAKAN
Pelayanan yang dilakukan secara cepat dan tepat sehingga bayi merasa nyaman dan
kebersihannya terjaga.

IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
1) Air hangat.
2) Pakaian bayi lengkap (popok, baju, gendong)
3) Handuk dan waslap.
4) Minyak telon.
5) Obat tali pusat (alkohol 70%).
6) Kasa steril.
2. Persiapan bayi :
1) Lepaskan semua pakaian bayi.
2) Bersihkan badan bayi dengan waslap air hangat.
3) Keringkan bayi dengan handuk.
4) Rawat tali pusat.
5) Beri minyak telon pada perut dan punggung.
6) Beri pakaian bayi dan rapaikan.
7) Alat-alat dibereskan.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang Bayi
2. Kamar bersalin

199
PERAWATAN LUKA PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.220/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Perawatan luka episiotomi maupun ruptur pada perineum.

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam penerapan langkah pelayanan perawatan luka perineum.
III. KEBIJAKAN
Semua pasien yang mendapati luka pada perineum baik episiotomi maupun ruptur dimana
pasien tersebut belum bisa merawat luka sendiri
IV. PROSEDUR
1. Persiapan alat :
Baki berisi
1) Alas bokong dan perlak.
2) Sarung tangan steril.
3) Kom berisi kapas boorwater / pz
4) Kom berisi betadine.
5) Lidi waten steril pada tempatnya.
6) Bengkok / kantung plastik.
7) Penyekat / sketsel.
2. Persiapan pasien
1) Memperkenalkan diri.
2) Memberitahukan tujuan prosedur.
3) Menyiapkan lingkungan.
3. Pelaksanaan
1) Mencuci tangan sebelum sesudah mengerjakan tindakan.
2) Membawa alat kedekat pasien.
3) Memasang penyekat.
4) Menyiapkan posisi pasien (lithotomi).
5) Memasang alas bokong.
6) Bengkok diletakan diantara kedua paha.
7) Memakai sarung tangan.
8) Membersihkan daerah sekitar vagina, labia mayora kanan kiri dan vulva dengan
kapas saflon 1x usap ganti sampai bersih.
9) Membilas dengan kapas boorwater lalu dikeringkan.

200
PERAWATAN LUKA PERINEUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.214/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

10) Ambil lidi waten steril celupkan kedalam Betadine kemudian oleskan ke luka
perineum.
11) Mengembalikan pasien ke posisi yang menyenangkan.
12) Membersihkan alat-alat.
13) Membuat catatan sesuai prosedur

V. UNIT TERKAIT
Instalasi kebidanan

201
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
DENGAN PARUT UTERUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.221/SPO/RSGH/2018 1 1/2
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Ibu hamil dengan parut pada uterus oleh karena adanya bekas seksio sesaria,
Miomektomi, trauma uterus dan rupta uteri.

II. TUJUAN
Tidak terjadi trauma pada kehamilan dan persalinan selanjutnya.

III. KEBIJAKAN
Merupakan kehamilan / persalinan dengan resiko tinggi yang perlu pengawasan dan
Penanganan yang lebih cermat.

IV. PROSEDUR
1. Penanganan umum
1) Usahakan mencari penyebab terjadinya parut uterus.
2) Pada bekas sectio sesaria korporal, dua kali sectio sesaria segmen bahwa rahin
atau ruptura uteri dilakukan sectio sesaria ulangan / berencana.
3) Jika tidak ada kontra indikasi lakukan persalinan pervaginam dan monitor kemajuan
persalinan dengan partograf.
2. Penilaian klinik
1) Pada kehamilan
a. pemeriksaan Antenatal harus lebih intensif.
b. Indikasi secto sesaria yang lalu diketahui dengan pasti untuk mempertimbangkan
kemungkinan bisa lahir pervaginam.
c. Selama kehamilan harus benar-benar dicegah adanya komplikasi terutama
anemia.
d. Untuk menentukan sikap sectio sesaria ulang perlu dipertimbangkan :
1) Apa indikasi sectio sesaria yang dulu
2) Apakah pernah persalinan pervaginam sebelum dan sesudah sectio sesaria.
3) Taksiran berat janin sekarang.
4) Bagaimana kondisi serviks.
5) Bagaimana tipe sectio sesaria sebelumnya.
6) Bagaimana presentasi dan posisi janin sekarang.
2) Pada persalinan
a. Pastikan ibu sudah inpartu atau belum.
b. Jika ibu dalam fase peralihan awasi ketat : tanda vital, rasa sakit, tanda
pendarahan / ruptura uteri spontan.
c. Tentukan presetasi letak janin dan turunnya.
3) Pada presentasi kepala dapat dilakukan partus percobaan.
a. Pastikan indikasi sectio yang lalu bukan partus percobaan.

202
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
DENGAN PARUT UTERUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.221/SPO/RSGH/2018 1 2/2
MADIUN

b. Kriteria partus pervaginam.


1) Sectio sasaria baru sekali insisi sectio yang lalu adalah segmen bawah rahim
2) Indikasi sectio yang lalu bukan indikasi tetap.
3) Post sectio yang lalu tidak ada komplikasi
4) Tidak ada komplikasi pada kehamilan sekarang
c. Kontra indikasi persalinan pervaginam
1) Insisi korporal pada sectio yang lalu
2) Sudah dua kali sectio yang lalu
3) Adanya disproporsi cephalo pelvik
4) Kelai letak

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
Kamar operasi emergency

203
PERTOLONGAN
PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.222/SPO/RSGH/2018 1/3
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Persalinan dengan bokong sebagai bagian (dalam pintu atas panggul) atau persalinan
dengan presentasi bokong.

II. TUJUAN
1. Melahirkan bayi dengan selamat
2. Trauma persalinan seminimal mungkin

III. KEBIJAKAN
Dilakukan oleh dokter kandungan didampingi oleh dokter anak.

IV. PROSEDUR
1. Pastikan betul diagnosa presentasi bokong.
2. Persetujuan tindakan medik.
3. Persiapan pasien.
1) Periksa detak jantung janin.
2) Pastikan pembukaan lengkap.
3) Lakukan pengosongan kandung kencing.
4) Lakukan desinfeksi pada daerah vulva dan vagina dengan larutan pofidon.
5) Persiapkan pasien dengan posisi litotomi dengan bokong pasien di tepi tempat tidur
4. Persiapan alat / instrumen dan obat.
1) Peralatan persalinan satu set.
2) Peralatan untuk resustasi bayi.
3) Peralatan set infus.
4) Uterotonika beserta spuit
5) Larutan desinfektan.
6) Gunting episotomi dan peralatan heacting
5. Persiapan penolong
1) Untuk persiapan sungsang diperlukan dua penolong
2) Gunakan baju pelindung, kacamata, masker dan alas kaki.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
4) Bersihkan dengan dresing steril
5) Pakai sarung tangan
6. Mekanisme pertolongan
1) Cara Bracht
a. Bila his adekuat ibu dipimpin untuk mengejan yang benar
b. Segera setelah bokoh bayi lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari
penolong sejajar paha, jari – jari lain memegang panggul)
c. Minta asisten untuk memberi injeksi uterotonika 5 iu im.

204
PERTOLONGAN
PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.222/SPO/RSGH/2018 2/3
MADIUN

d. Jangan melakukan injeksi


e. Longgarkan tali pusat setelah lahir perut dan sebagian dada bayi, penolong lain
melakukan kristeller pada fundus uteri.
f. Lahirkan bayi dengan kearah perut ibu tanpa disertai tarikan.
g. Lakukan pembersihan jalan nafas bayi, kemudian tali pusat dipotong dan diikat.
h. Bayi dirawat.
Catatan : * Bila secara bracht tidakberhasil segera lakukan secara klasik atau muller
* Semua persalinan sungsang dilakukan episiotomi
2) Cara klasik
a. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong
dan kaki lahir.
b. Tali pusat dikendorkan
c. Pegang pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang.
d. Atau masukan dua jari tangan kanan / kiri sejajar dengan lengan bayi untuk
melahirkan lengan belakang bayi.
e. Setelah bahu dan lengan belakang lahir. Kedua kaki bayi ditarik ke arah bawah
kontra lateral untuk melahirkan lengan depan.
Catatan : bila secara klasik tidak lahir lakukan cara muller.
3) Cara muller
a. Melahirkan bahu depan dulu dengan menarik kedua kaki secara klasik
b. Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan lengan belakang.
4) Cara Lowset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang kepala)
a. Setelah bokong dan kepala bayi lahir dipegang dengan kedua tangan.
b. Memutar bayi 180 derajat kemudian memutar lagi 180 derajat kearah yang
berlawanan ke kanan / ke kiri beberapa kali sehingga kedua bahu dan lengan
lahir.
5) Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak adanya gawat ibu, bayi dan
mengharuskan bayi segera dilahirkan.
a. Tangan kanan masuk secara obstetrik melalui bokong, pangkal paha sampai
lutut sehingga kaki bayi menjadi fleksi.
b. Kemudian kaki bayi kita pegang pada pergelangan kaki dituntun keluar vagina.
c. Sedang tangan kiri penolong mendorong fundus ke bawah.
d. Kedua tangan penolong memegang kedua betis bayi dengan cara kedua ibu jari
diletakkan di belakang betis bayi sejajar sumbu panjang paha dan jari – jari lain
di depan betis.
e. Kaki ditarik cunam sampai pangkal paha lahir.
f. Pegangan pindah ke pangkal paha ditarik cyram untuk melahirkan tronchanter
depan demikian sebaliknya sampai bokong lahir semua.
g. Setelah bokong lahir semua dilanjutkan dengan cara b, c atau d.
6) Cara melahirkan kepala bayi dengan mautriceau.
Dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid / bila dengan cara bracht
kepalabelum lahir.
a. Letakkan badan bayi diatas tangan kiri penolong seolah – olah menunggang
kuda.

205
PERTOLONGAN
PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.222/SPO/RSGH/2018 3/3
MADIUN

b. Satu jari dimasukkan ke mulut bayi dan dua jari di maksila.


c. Tangan kanan memgang / mencengkram bahu / tengkuk bayi.
d. Minta seorang asisten menekan fundus uteri / atas symfisis
e. Bersamaan dengan adanya his asisten menekan fundus uteri, penolong
persalinan melakukan tarikan sesuai sumbu jalan lahir.
f. Bila bayi sudah lahir taruh diatas perut ibu.
g. Hisap lendir
h. Potong dan ikat tali pusat
i. Bayi dirawat
7) Manajemen kala III
8) Dekontaminasi
9) Cuci tangan pasca tindakan
10) Perawatan pasca tindakan / nifas

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Ruang bayi
i. Ok Emergency

206
PEMERIKSAAN OBSTETRI
DAN GYNEKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.223/SPO/RSGH/2018 1/2
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pemeriksaan obstetri :
Pemeriksaan yang meliputi antenatal, pemeriksan panggul, palpasi dan auscultasi
Pemeriksaan Gynekologi :
Pemeriksaan yang dilakukan secara bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi
organ genetalia berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan
pada organ tersebut.

II. TUJUAN
1. Untuk menegakkan diagnosa
2. Untuk mengetahui adanya kelainan

III. KEBIJAKAN
Untuk mengetahui kelainan gynekologi dan kemajuan proses bersalin harus dilakukan
pemeriksaan yang lengkap dan teliti oleh petugas yang jaga.

IV. PROSEDUR
Pemeriksaan Obstetri
1. Menanyakan keluhan utama
1) Ucapkan salam dan perkenalan diri petugas
2) Ciptakan suasana menyenangkan dan membantu
3) Menanyakan identitas dengan SPOan
4) Tanyakan tentang tujuan ibu mendatangi fasilitas kesehatan.
2. Anamnesa
1) Menanyakan riwayat perkawinan
2) Menanyakan riwayat haid : hari pertama haid terakhir
3) Menanyakan kebiasaan
4) Menanyakan riwayat persalinan
5) Menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan
3. Pemeriksaan keadaan umum
1) Umum
a. Tinggi badan dan berat badan.
b. Warna konjungtiv, icterus, oedem, kloasma
c. Mulut, tenggorokan, caries, tonsil, faring
d. Tanda vital / gejala cardinal
e. Kondisi jantung dan paru – paru
f. Palpasi hati dan limfa

207
PEMERIKSAAN OBSTETRI
DAN GYNEKOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.223/SPO/RSGH/2018 2/2
MADIUN

2) Khusus
a. Kehamilan > 20 mg pemeriksaan obstetri
(1) inspeksi : TFU (ada penonjolan supra symphisis) Hyperpigmentasi dan
striae.
(2) Palpasi : TFU
Keadaan dinding perut
Cairan bebas / nyeri tekanan abdomen
b. Kehamilan 16 – 20 mg
(1) Auscultasi : Pemeriksaan bunyi frekuensi jantung
3) Status localis labium dan perineum
a. Inspeksi : Muara Uretra
Flour albus atau secret dalam vagina
b. Inspeculo : Dinding Vagina dan forniks
Warna dan besar porsio
Flour albus atau secret dalam vagina
c. Periksa dalam : Vagina
Besar dan konsistensi porsio
Besar dan arah korpus uteri
Tanda hegar
Adneksa
4) Khusus obstetri
a. inspeksi : Tinggi fundus uteri
Hypermigmentasi
Bentuk dan kesimetrisan dinding perut

V. UNIT TERKAIT
R. Bersalin

208
PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO CERVIKALIS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.224/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Salah satu upaya untuk menghentikan pendarahan dari robekan portio servikalis

II. TUJUAN
1. mengentikan pendarahan
2. merapatkan jaringan

III. KEBIJAKAN
Setiap kasus pendarahan pasca persalinan harus dievakuasi kemungkinan adanya
robekan pada serviks

IV. PROSEDUR
1. Persetujuan tindakan medik
2. Persiapan sebelum tindakan
1) Persiapan obat
a. Infus untuk antisipasi terjadinya shock
b. Anargetika
c. Sulfas atropin 0,25 > 0,5 mg/ml
d. Sedativa
e. Antibiotika
f. Koagulansia
2) Larutan antiseptik
3) Instrumen / alat – alat steril :
a. Speculum
b. Tampon
c. Ring tang
d. Perlengkapan jahit
(1) Nald foeder
(2) Jarum bulat
(3) Cromic no. 01/1
(4) Gunting benang
(5) Pincet anatomi
(6) Sarung tangan dan doek
4) Persiapan penolong
a. Baju ruangan / celemek plastik
b. Alas kaki
c. Lampu sorot
d. Tensi meter

209
PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO CERVIKALIS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.224/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

5) Persiapan penderita
(1) Perut bagian bawah dan lipat paha dibersihkan dari darah kemudian didesinfeksi
lalu ditutup dengan duk steril
Prosedur penjahitan
1) Pertama daerah vulva dan vagina didesinfeksi dengan betadine
2) Kita cari sumber pendarahan dengan speculum
3) Bila sudah jelas sumber pendarahan kemudian kita jepit dengan klem ring tang
4) Kemudian kita siapkan penjahitan dengan jahitan delujur atau dengan cara
silang sampai semua luka robekan terjahit.
5) Kemudian kita evaluasi pendarahan masih ada atau tidak, bila masih ada
pendarahankitajahit lagi sampai pendarahan berhenti betul.
6) Kita bersihkan sisa – sisa pendarahan didalam vagina
7) Bersihkan penderita
8) Dekontaminasi alat

V. UNIT TERKAIT
Kamar bersalin

210
TINDAKAN BERSALIN GANDA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.225/SPO/RSGH/2018 1/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Persalinan dengan dua janin atau lebih

II. TUJUAN
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
2. Penanganan yang cepat, tepay dan akurat
3. Mempermudah petugas melakukan langkah – langkah atau tindakan.

III. KEBIJAKAN
Merupakan resiko tinggi, penanganan harus melibatkan dokter kandungan, dokter anak,
dan bidan yang berpengalaman.

IV. PROSEDUR
1. Persetujuan dari suami atau keluarga
2. Persiapan obat dan alat – alat persalinan
1) Alat – alat persalinan normal
2) Perangkat infus
3) Obat – obatan anesthesi lokal
4) Betadine
5) Alat – alat jahit luka (episiotomi / laseralisasi)
6) Alat resusitasi
Persiapan pasien
1) Kosongkan kandung kencing
2) Desinfeksi sekitar vulva dan vagina
3) Posisi ibu tidur litotomi
4) Pasang alas bokong (kain steril, penutup perut bawah dan kedua tungkai)
Persiapan bayi
1) Dokter ahli anak / perawat / bidan siap ditempat persalinan pada kala II untuk
merawat bayi baru lahir.
2) Meja resusitasi dan alat bantu pengukur suhu tubuh bayi
3) Doek steril 2-3 buah.
4) Alat resusitasi
Petugas / penolong
1) Pakai baju tindakan, topi, masker dan alas kaki
2) Cuci tangan hingga siku dengan sabun / larutan desinfektan dibawah air mengalir
3) Keringkan dnegan handuk bersih
3. Pencegahan infeksi sebelum tindakan

211
TINDAKAN BERSALIN GANDA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.225/SPO/RSGH/2018 2/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

4. Langkah klinik
1) Kala I (kala pengeluaran)
a. Pasang infus RL
b. Presentasi kepala tidak ditentukan adanya penyulit dan upayakan persalinan
pervaginam
c. Bukan presentasi kepala tanpa penyulit observasi ketat apabila akan
diselesaikan pervaginam
d. Bukan presentasi kepala dengan penyulit pertimbangkan untuk terminasi
perabdominal
e. Nilai kondisi his dan kemajuan persalinan dengan membuat partograf WHO
f. Perhatikan dengan cermat untuk menentukan adanya inertia.
2) Kala II (kala pengeluaran)
a. Melahirkan anak pertama dengan presentasi kepala
(1) Jika pembukaan sudah lengkap beritahu ibu bahwa persalinan segera
berlangsung.
(2) Minta ibu untuk mengikuti intruksi penolong
(3) Bila his kuat minta ibu untuk mengejan sambil menarik lipat lutut
(4) Bila his hilang, ibu istirahat, bersiap untuk mengejan berikutnya
(5) Pimpin hingga kepala turun sampai dasar panggul
(6) Pada saat mengejan dan vulva membuka serta mendorong perineum
lakukan episioptomi medio lateralis (kalau diperlukan)
(7) Lahirkan kepala bayi, usap muka, hidung, mulut bayi dan lahirkan seluruh
tubuh bayi.
(8) Hisap lendir mulut lalu hidung
(9) Jepit tali pusar antara dua klem kemudian dipotong dan diikat dengan simpul
mati dua kali dengan menggunakan pengikat.
(10)Serahkan bayi pada petugas / bidan yang membantu
(11)Ibu istirahat dan lakukan periksa ulang untuk menentukan presentasi anak
kedua
b. Melahirkan anak kedua
(1) Tunggu adanya his kuat
(2) Tahan fundus uteri
(3) Fiksasi kepala bayi agar masuk kedalam pintu atas panggul, kemudian
lakukan amniotomi.
(4) Jika 15 menit his tidak adekuat berikan oksitosin 2 ui im
(5) Jika 30 menit bayi kedua belum lahir dianggap sebagai kala II
(a) Lakukan versi dan ekstraksi
(b) Penurunan kaki
3) Kala III (kala uri)
a. Segera setelah bayi kedua lahir berikan oksitosin drip 10 iu
b. Kosongkan kandung kencing
c. Upayakan kontraksi uterus baik
d. Lahirkan placenta dengan traksi terkontrol pada tali pusat
e. Bila belum berhasil, tunggu hingga tampak tanda – tanda pelepasan placenta.
f. Bila setelah 30 menit belum lahir, lahirkan placenta secara manual
g. Setelah placenta lahir periksa kelengkapan
h. Perhatikan kontraksi uterus, berikan uterotonika

212
TINDAKAN BERSALIN GANDA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.225/SPO/RSGH/2018 3/3
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

i. Minta ibu untuk mengikuti intruksi petugas


j. Membuat laporan persalinan
k. Perhatikan pendarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan adanya
laserasi pada jalan lahir
l. Lakukan jahitan bila ada robekan jalan lahir
m. Bila selesai lakukan nilai kontraksi uterus, keluarkan sisa darah yang ada di jalan
lahir
n. Berikan larutan antiseptik / betadine pada tempatjahitan
o. Sibin penderita, pasang tella dan pakaian bersih
p. Dokontaminasi alat
q. Penolong cuci tangan
r. Memberi makan dan minum penderitan
4) Kala V
a. Pantau kontraksi uterus dan jumlag pendarahan selama 2 jam pasca persalinan
b. Dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca persalinan
c. Temui ibu bayi, jelaskan proses dan hasil pertolongan persalinan
d. Minta ibu untuk mengikuti intruksi petugasa
e. Membuat laporan persalinan

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Ruang bayi
3. Kamar operasi emergency

213
PERAWATAN EKLAMPSIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.226/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Gejala hamil disertai dengan kejang.

II. TUJUAN
1. Dengan perawatan intensif penderita segera sadar kembali.
2. Menghindari terjadinya komplikasi.

III. KEBIJAKAN
Eklampsia merupakan kegawatdaruratan obsteri yang perlu penanganan yang cepat, tepat
dan khusus.

IV. PROSEDUR
1. Persetujuan medik.
2. Pasang infus dengan jarum 18G cairan RD 5% 30/ menit.
3. Inj MgSO4 20% iv 4 gram.
4. Inj MgSO4 40% im 5 gram bokong kanan dan kiri.
5. Pasang tongue spatel.
6. Pasang dower kateter.
7. Usahakan jalan nafas tetap bebas.
8. MgSO4 40% diberikan setiap 6 jam sampai dengan 12 jam pasca persalinan jika syarat-
syarat terpenuhi.
9. Dosis tambahan bila kejang ulang dapat diberikan MgSO4 2 gram iv (2 menit diberikan
minimal 20 menit setelah pemberian akhir).
10. Kalau masih kejang diberikan obat anti kejang (penthoal 3-5 mg/BB/iv).
11. Perawatan sama dengan pra eklampsia berat.
Pengobatan obstetri.
1) Semua kehamilan dengan eklampsia harus diterminasi tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin.
2) Kala II dipercepat.
3) Evaluasi sama dengan eklampsia berat.
Perawatan pada serangan kejang.
1) Kamar isolasi cukup terang.
2) Masukan tongue spatel pada mulut penderita.
3) Kepala direndahkan, daerah oropharing dihisap.
4) Beri oksigen 3 liter – 6 liter.

214
PERAWATAN EKLAMPSIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.228/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Perawatan penderita dengan koma.


1) Monitoring kesadaran.
2) Perlu dijaga kebutuhan nutrisi.
3) Dihindari terjadinya dekubitus.
4) Pada koma yang lama nutrisi dapat diberikan melalui nasogastric tube / zonde.

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Klinik jantung
3. Anesthesi
4. Klinik neurologi
5. Kamar operasi emergency

215
PENATALAKSANAAN BAYI
DENGAN ASPHYXIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.227/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Melakukan suatu tindakan untuk melonggarkan jalan nafas guna memenuhi kebutuhan
oksigen
II. TUJUAN
Kebutuhan oksigen terpenuhi sehingga bayi bisa bernafas spontan.

III. KEBIJAKAN
Proses penatalaksanaan harus cepat, tepat dan efisien.

IV. PROSEDUR
1. Pastikan tingkat asphyxia
1) - Keringkan bayi dan hangatkan.
- Bersihkan jalan nafas.
- Beri O2.
- Observasi HR,RR, CRT.
- Bila stabilkan hentikan.
2) - Keringkan dan hangatkan
- Bersihkan jalan nafas.
- Beri O2.
- Observasi HR, RR, CRT.
- Lakukan resusitasi dan jantung.
- Pasang infus.
2. Observasi dilakukan 60 detik.
3. Jika kondisi stabil observasi 60 menit.
4. Puasa sependek mungkin tergantung keadaan bayi.
5. Pemeriksaan laborat : DL dan BB.
6. Hati-hati resiko hipotermi, hipoxia kronis dan komplikasi lebih lanjut.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

216
PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR)

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.228/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Bayi baru lahir yang BB saat lahir < 25 gr (sampai dengan 2499 gr).
BBLR : - BBLR 1500 – 2500 gr.
- BBLR < 1500 gr
- BBLR < 1000 gr

II. TUJUAN
Mempertahankan suhu tubuh 36,5°C – 37,5°C sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
Proses penatalaksanaan bayi cepat, tepat dan efektif.

IV. PROSEDUR
1. Bayi baru lahir diterima diruang terima kemudian dibersihkan dari sisa-sisa darah
dengan handuk kering.
2. Bayi diterima sesuai penerima pasien diruang bayi.
3. Bayi dirawat dalam inkubator berdasarkan BB.
BBLR > 2000 gr → inkubator sederhana.
BBLR < 2000 gr → inkubator automatis.
Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan bayi.
4. Bayi diberi identitas.
5. Beri minum / cairan sesuai kebutuhan / therapy dokter.
6. Lakukan observasi terhadap resiko terjadinya komplikasi.

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Ruang Bayi

217
PENANGANAN BAYI ICTERUS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.229/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan suatu tindakan pada bayi dengan peningkatan kadar bilirubin serum 7,5 mg/dl.

II. TUJUAN
Menghilangkan icterus dan serum bilirubin normal pada bayi agar tidak terjadi komplikasi
lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
Tindakan yang dilakukan secara tepat dan akurat agar icterus hilang dan tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut.

IV. PROSEDUR
1. Tentukan tingkat icterus dengan teori khremer.
2. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar bilirubin.
3. Pastikan icterus terjadi (timbul dalam waktu 24-36 jam) sesudah lahir.
4. Lakukan tindakan
Khemer 1 → phenobarbital.
→ jemur matahari.
Khemer 2 + 3 → therapy sinar.
Khemer 4 + 5 → therapy sinar.

V. UNIT TERKAIT
1. Laboratorium
2. Ruang Bayi

218
MEMBERIKAN CAIRAN PADA BAYI LEWAT INFUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.230/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan cairan pada bayi dengan indikasi tertentu melalui infus sesuai dengan
kebutuhan bayi.

II. TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan BB dan usia sehingga tidak terjadi
dehidrasi.

III. KEBIJAKAN
Cairan bayi terpenuhi dengan tepat waktu sesuai kebutuhan.

IV. PROSEDUR
1. Siapkan bayi dan alat.
2. Tentukan daerah pemasangan.
3. Bersihkan daerah yang akan dipasang infus dengan antiseptik.
4. Pastikan jarum masuk vena dengan benar.
5. Fiksasi dengan plester.
6. Hitung tetesan cairan sesuai intruksi dokter.
7. Bayi yang telah dipasang infus, tentukan kebutuhan cairan :
1) Hari I : 80 cc/kg/BB
2) Hari II : 100cc/kg/BB
3) Hari III : 120cc/kg/BB
4) Hari IV : 140cc/kg/BB
5) Hari V : 160cc/kg/BB
6) Hari VI : 180cc/kg/BB
7) Hari VII : 200cc/kg/BB

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

219
PEMBERIAN MINUM PADA BAYI MEMAKAI SONDE

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.231/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberi minum pada bayi berupa ASI / PASI melalui slang lambung.

II. TUJUAN
Memberi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi.

III. KEBIJAKAN
1. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi bayi sesuai dengan umur dan berat badan.
2. Dilakukan pada bayi BBLR dan ATERM yang bermasalah.

IV. PROSEDUR
1. Cuci tangan.
2. Tentukan sonde yang akan dipasang no.5 / no.8.
3. Ukur sonde dari telinga sampai hidung.
4. Pastikan sonde masuk dengan benar ke dalam lambung.
5. Aspirasi sisa cairan lambung dan amati warnanya (susu, darah, coklat, hijau).
6. Untuk bayi dengan sonde tetap diganti tiap 3 hari sekali.
7. Perhatikan kondisi bayi saat tindakan dilakukan (muntah, batuk, sianosis).
8. Bila sonde dilepas, cabut dengan pelan dan tutup rapat agar sisa cairan diselang tak
menetes.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bayi

220
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.232/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Menimbang bayi dengan timbangan bayi.

II. TUJUAN
1. Mengetahui terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
2. Mempermudah pemantauan keadaan bayi.
3. Perkembangan bayi setiap hari.

III. KEBIJAKAN
Melaksanakan penimbangan berat badan yang tepat dan dapat mengetahui perkembangan
setiap hari.

IV. PROSEDUR
1. Persiapkan alat
1) Timbangan bayi.
2) Alas / perlak bayi.
2. Persiapan bayi :
1) Bayi dalam keadaan bersih.
2) Bayi tidak memakai pakaian.
3. Pelaksanaan
Menimbang BB bayi dilaksanakan setiap pagi sesudah dimandikan dilakukan oleh bidan
atau perawat.
1) Timbangan diberi alas / perlak kecil.
2) Jarum timbangan tepat pada angka nol dan dalam keadaan seimbang.
3) Perawat mencuci tangan sebelum / sesudah melaksanakan tindakan.
4) Bayi dalam keadaan telanjang dan jangan sampai kedinginan, ditidurkan diatas
timbangan bayi.
5) Jarum timbangan dibaca dan kemudian ditulis.
6) Bayi diangkat kembali, dan dirapikan ke tempat semula.

V. UNIT TERKAIT
1. Kamar bersalin
2. Ruang Bayi

221
PENANGANAN BAYI DENGAN HIPOGLIKEMIA

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.233/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan perawatan pada bayi dengan kadar glukosa serum < 45 mg/dl.

II. TUJUAN
Mengatasi hipoglikemia agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
Pelayanan perawatan dengan cepat dan tepat sehingga bayi tidak terjadi hipoglikemia dan
komplikasi lebih lanjut.

IV. PROSEDUR
Cek riwayat ibu apakah penderita diabet
1. Pastikan tanda-tanda hipoglikemia dengan cek laboratorium.
2. Bedakan gejala-gejala hipoglikemia pada bayi aterm dan BBLR.
3. Pasang infus glukossa 10% 6-8 mg/kg/menit.
4. 2cc Dex. 10% selama 5 menit diulang.
5. 2 jam cek gula darah.
6. Usahakan gula darah antara 45 – 100 mg/dl.
7. Minum ASI / PASI bila mungkin tetap diberikan.
8. Monitor selama belum teratasi dengan tindakan lebih lanjut.

V. UNIT TERKAIT
1. Laboratorium
2. Ruang Bayi

222
LARANGAN MEMBERI DOT / KEMPENG
PADA BAYI YANG MASIH MENYUSUI

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.234/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan asupan nutrisi pada bayi tanpa memakai dot / kempeng.

II. TUJUAN
Bayi tidak bingung putting dan bisa menetek secara optimal dengan baik dan benar pada
ibunya.

III. KEBIJAKAN
Ibu mengerti manfaat ASI bayi ibu dan bayi yang masih memungkinkan untuk menetek
secara maksimal pada ibu.

IV. PROSEDUR
1. Bayi aktif menghisap waktu menetek.
2. Bayi tidak perlu tembahan PASI.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

223
LARANGAN MEMBERI MAKANAN
ATAU MINUMAN APAPUN SELAIN ASI

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.235/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Tidak memberikan makanan dan minuman apapun pada bayi kecuali ASI.

II. TUJUAN
1. Agar bayi mendapatkan ASI yang optimal.
2. Ibu mengerti bahaya pemberian makanan dan minuman.

III. KEBIJAKAN
Semua bayi yang perlu mendapatkan ASI saja tanpa tambahan makanan sampai usia 6
bulan.
IV. PROSEDUR
1. Pastikan bahwa produksi ASI cukup.
2. Ibu pro aktif untuk memberikan ASInya.
3. Bayi cukup aktif menetek pada ibunya sesudah menetek tampak tenang / cukup
kenyang.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang nifas
2. Rawat Bayi

224
PERAWATAN BAYI NEONATUS
DENGAN GASTROENTERITIS

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.236/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Melaksanakan tindakan pada bayi dengan BAB lebih dari 5 kali dengan konsistensi encer
dalam satu hari.

II. TUJUAN
BAB kembali normal 1 sampai 2 kali sehari agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
Tindakan yang dilakukan secara cepat dan tepat agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

IV. PROSEDUR
1. Observasi :
1) TTV (RR, HR, CRT, temperatur, BB).
2) Tanda-tanda dehidrasi.
3) Tanda-tanda infeksi.
2. Beri minum ASI / PASI rendah lactosa.
3. Berikan cairan sesuai kebutuhan sesuai terapi dokter.
4. Lakukan tindakan sesuai advis dokter.

V. UNIT TERKAIT
1. Laboratorium
2. Ruang bayi

225
PELAKSANAAN TERAPY SINAR

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.237/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan sinar UV pada bayi yang icterus dengan hasil laboratorium bilirubin ≥15
mg/dl.

II. TUJUAN
Menurunkan kadar bilirubin darah pada bayi agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

III. KEBIJAKAN
Tindakan yang dilakukan secara tepat dan akurat agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

IV. PROSEDUR
1. Siapkan alat dan bayi.
2. Beri alas atau perlak.
3. Siapkan bayi dibawah UV.
4. Tutup kedua mata bayi dengan alat penutup mata.
5. Masukan bayi yang sudah dilepas bajunya ke box.
6. Nyalakan sinar UV.
7. Ganti posisi tiap 6 jam (mika, miki, telentang, tengkurap).
8. Catat dalam formulir observasi (lama pemakaian lampu terapi sinar, dalam kaitannya
dengan usia pemakaian lampu yaitu 2000 jam).
9. Observasi keadaan selama dilakukan terapy sinar
1) TTV.
2) Tanda-tanda dehidrasi.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bayi
2. Buku ajar kesehatan anak

226
PEMBERIAN VITAMIN K PADA BBL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.238/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pemberian obat injeksi melalui intramuskular sesuai instruksi dokter.

II. TUJUAN
Memberikan pengobatan pada pasien sehingga pasien sembuh dan mencegah terjadinya
komplikasi berlanjut.

III. KEBIJAKAN
Pemberian secara tepat obat, dosis, tepat waktu, tepat tempat, sehingga tercapai
kesembuhan sesuai yang diharapkan.
IV. PROSEDUR
1. Semua bayi yang baru lahir, baik spontan maupun yang lahir dengan tindakan.
2. Pemberian vitamin K (injeksi)
1) BB < 2500 gr diberikan 1 x 1 mg.
3. Diberikan secara IM.

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bersalin
2. Ruang Bayi
3. Hasil pertemuan dengan dinas Propinsi Jawa Timur
4. Hasil workshop

227
RESUSITASI PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.239/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan bantuan pernafasan pada bayi agar bisa bernafas secara spontan

II. TUJUAN
Agar bayi bisa bernafas secara spontan

III. KEBIJAKAN
Memberikan tindakan secara cepat dan tepat agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut

IV. PROSEDUR
1. Menyiapkan petugas (dokter, bidan, perawat)
2. Menyiapkan alat dan obat-obatan
3. Langkah awal
Menilai kebugaran bayi dengan menjawab 5 pertanyaan bila jawaban ya → perawatan
rutin, jaga kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan
Bila jawaban tidak → jaga tetap hangat, posisikan, bersihkan jalan nafas, keringkan,
stimulasi, reposisi, beri oksigen bila perlu
4. Evaluasi nafas, frekuensi jantung dan warna kulit untuk menentukan tindakan resusitasi
lebih lanjut
5. Bila frekuensi jantung > 100, warna kulit merah muda kita lakukan perawatan suportif,
nafas apnu / DJJ < 100 lakukan VTP
6. Setelah dilakukan VTP selama 30 detik, evaluasi denyut jantung bila > 100, warna kulit
merah muda lakukan VTP dan perawatan berkelanjutan. Bila denyut jantung < 100
lakukan VTP dan kompresi dada dengan bantuan 1 tenaga perawat / bidan yang terlatih
7. Sesudah 30 detik evaluasi denyut jantung, bila < 60 beri obat sesuai instruksi dokter
(epinephrine 0,1cc/kg BB/x pemberian) (1 : 100000) Lakukan VTP dan kompresi dada
8. Untuk perawatan berkelanjutan kirim ke NICU bila perlu pasang ETC

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bayi
2. Kamar bersalin

228
PERAWATAN BAYI / NEONATUS
DALAM INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.241/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan perawatan bayi dalam inkubator sederhana atau inkubator otomatis

II. TUJUAN
1. Menjaga suhu bayi agar tetap stabil
2. Menjaga kehangatan bayi
3. Agar bayi merasa nyaman

III. KEBIJAKAN
Tindakan yang dilakukan secara tepat dan akurat agar tidak terjadi komplikasi

IV. PROSEDUR
1. Beri alas atau perlak pada inkubator
2. Nyalakan inkubator
3. Atur suhu inkubator otomatis dengan suhu 32°C
4. Masukan bayi yang sudah memakai pakaian
5. Observasi TTV dan suhu inkubator
6. Catat pada lembar tindakan keperawatan

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bayi

229
PERSALINAN AMAN / PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.242/SPO/RSGH/2018 1/4
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Pengelolaan ibu bersalin agar dapat melahirkan dengan baik dan bila ada tanda-tanda
yang tidak menguntungkan / kelainan dapat segera diketahui sedini mungkin

II. TUJUAN
Ibu dapat melahirkan bayi segat dan baik tanpa adanya komplikasi

III. KEBIJAKAN
Pada semua ibu dengan kehamilan fisiologis

IV. PROSEDUR
1. Persiapan untuk penolong
1) Celemek plastik
2) Alas kaki
2. Persiapan untuk ibu
1) Baju bersih
2) Kain panjang
3) Pembalut dan celana dalam
4) Handuk dan waslap
3. Persiapan untuk bayi
1) Baju bayi
2) Handuk
3) Kain untuk pembungkus bayi
4. Persiapan obat
1) Uterotonika
5. Persiapan alat
1) Partus set
2) Penghisap lendir
3) Heacting set
4) Toucher pack
5) Spuit 2,5 cc
6) Tensimeter
7) Funduskop
8) Partograf WHO
6. Persiapan dekontaminasi
1) Kom berisi larutan clorin 0,5%
2) Kom berisi larutan DTT
3) Air mengalir
4) Handuk bersih

230
PERSALINAN AMAN / PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.242/SPO/RSGH/2018 2/4
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Pimpinan persalinan
1. Kala I
Sebelum diperiksa, ibu diminta ke kamar mandi untuk mengosongkan kandung kencing,
membersihkan daerah genetalia dan mengganti pakaian / kain panjang
2. Kala II
1) Melihat tanda kala II
2) Menyiapkan peralatan
a. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan, mematahkan ampul
okitosin dan memasukan 1 buah alat suntik disposeble ke dalam wadah partus
set
3) Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan :
a. Memakai celemek plastik
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
c. Mengambil alat suntik dan isi dengan oksitosin, letakan kembali ke dalam wadah
partus set. Bila ketuban belum pecah pinggirkan ½ kocher pada partus set
4) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Membersihkan vulva dan perineum
b. Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah
c. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5
dan melepas dalam keadaan terbalik
d. Memeriksa DJJ setelah his selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120 –
160x/menit)
5) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
a. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, minta
ibu untuk meneran saat ada his
b. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran setengah
duduk dan pastikan ibu merasa nyaman
6) Pimpinan meneran
a. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
b. Dukung usaha ibu untuk meneran / puji saat his beri kesempatan istirahat dan
beri minum
7) Persiapan pertolongan kelahiran janin
a. Saat kepala di cincin vulva dengan daimeter 5 – 6 cm memasang handuk bersih
untuk mengeringkan janin pada perut ibu
b. Ambil kain bersih, lipat 1/3 bagian dan letakan dibawah bokong ibu
c. Membuka tutup partus set
d. Membuka sarung tangan DTT pada kedua tangan

231
PERSALINAN AMAN / PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.242/SPO/RSGH/2018 3/4
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

8) Menolong kelahiran bayi


a. Saat sub occiput tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum
dengan dialas lipatan kain sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar
tidak terjadi difleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. Bila didapatkan
mekoneum apa air ketuban segera lakukan penghisapan lemdir pada hidung dan
mulut bayi
b. Mengusapkan kasa / kain bersih untuk membersihkan muka bayi dari lendir dan
darah
c. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi
d. Tunggu tingga kepala bayi selesai melakukan putar paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
(1) Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
penolong pada biparietal kepala bayi, tarik secara hati-hati
(2) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah,selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin
e. Penanganan bayi baru lahir
(1) Nilai bayi diletakan diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
badan. Bila tali pusat terlalu pendek letakan ditempat yang memungkinkan
(2) Keringkan bayi, bungkus kepala dan badan kecuali tali pusat. Jepit tali pusat,
gunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus, klem kedua 2 cm dari klem
pertama
(3) Potong tali pusat diantara kedua klem dengan tangan kiri melindungi bayi
(4) Ganti bungkus bayi dengan kain kering dan bersih hingga kepala bayi
(5) Berikan bayi pada ibunya untuk disusui nila ibu menghendaki
(6) Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
(7) Periksa fundus uteri dan pastikan kehamilan tunggal
(8) Beritahu ibu akan disuntik
(9) Suntikan oksitosin 10 ui im
(10) Penegangan talil pusat terkendali
(11) Saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso cranial
(12) Jika tali pusat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta,
minta ibu sedikit meneran sementara tangan kanan menarik
(13) Tali pusat kearah bawah kemudian kearah atas sesuai sumbu jalan lahir
(14) Setelah plasenta tampak pada vulva lahirkan plasenta dengan hati-hati
(15) Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase pada fundus uteri selama 15
detik
(16) Periksa kemungkinan adanya pendarahan PP

232
PERSALINAN AMAN / PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.242/SPO/RSGH/2018 4/4
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

(17) Sambil tangan kiri melakukan masase, periksa bagian maternal dan fetal
plasenta dengan tangan kanan dan pastikan plasenta lengkap
(18) Periksa adanya robekan pada intoritus vagina dan perineum yang
menimbulkan perdarahan aktif. Bila ada robekan dan menimbulkan
perdarahan aktif lakukan penjahitan
f. Pasca tindakan
(1) Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervag,
pastikan kontraksi uterus baik
(2) Bersihkan sarung tangan dari lendir dan darah kedalam larutan clorin 0,5%.
Bilas dengan air DTT dan keringkan
(3) Mengikat tali pusat ± 1cm dari umbilicus dengan simpul mati, mengikat
balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
(4) Lepaskan klem dan masukan dalam larutan clorin
(5) Bungkus bayi kembali dan susukan pada ibunya
(6) Lakukan pemantauan terhadap CU, tanda perdarahan dan TTV
(7) Ajarkan ibu memeriksa kontraksi uterus yang baik dan ajarkan untuk
melakukan masase uterus bila CU tidak baik
(8) Evaluasi jumlah perdarahan, tekanan darah dan nadi ibu
(9) Merendam semua alat bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%
(10) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
disediakan
(11) Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan ganti pakaian ibu
dengan yang bersih. Pastikan ibu merasa nyaman
(12) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5%
(13) Bersihkan sarung tangan di dalam larutan clorin 0,5%
(14) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan clorin 0,5%
(15) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
(16) Melengkapi partograf
(17) Evaluasi jumlah perdarahan, tekanan darah dan nadi ibu
(18) Merendam semua alat bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%
(19) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat yang disediakan
(20) Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan ganti pakaian ibu
dengan yang bersih. Pastikan ibu merasa nyaman
(21) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5%
(22) Bersihkan sarung tangan di dalam larutan clorin 0,5%
(23) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan clorin 0,5%
(24) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
(25) Melengkapi partograf

V. UNIT TERKAIT
Ruang Bersalin

233
PERAWATAN NIFAS

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.243/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Perawatan yang dilakukan pada masa pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan
sebelum hamil / ke keadaan normal yang beralngsung lebih kurang 6 minggu / 42 hari post
partum.

II. TUJUAN
1. Prosesn involusi uterus berjalan dengan baik / normal
2. Tidak terjadi gangguan aktivitas / mobilitas
3. Tidak terjadi bendungan ASI
4. Tidak terjadi retentio urine
5. Tidak terjadi infeksi
6. Pasien bisa mandiri dalam merawat diri dan bayinya.

III. KEBIJAKAN
Pada semua persalinan perlu dilakukan perawatan nifas.

IV. PROSEDUR
1. Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi
akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembukuh darah besar yang bermuara
pada bekas implantasi plasenta.
2. Pengawasan terhadap pendarahan post partum. Bila ada laserasi jalan lahir / luka bekas
episotomi segera lakukan penjahitan dan perawatan luka sebaik – baiknya.
3. Secepatnya pasien dinajurkan mobilisasi dini (early mobilitator)
4. Diet tinggi kalori dan tinggi protein, cukup cairan dan buah.
5. Program rawat gabung (rooming in)
6. Perawatan payudara 30 menit menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk
merangsang produksi ASI.
7. Pemulangan dan pengawasan lanjutan, berikan penjelasan dan motivasi tentang :
1) Cara menyusui yang baik dan benar
2) Pentingnya pemberian ASI
3) Perawatan payudara
4) Perawatan tali pusat
5) Perawatan bayi sehari – hari
6) Senam nifas
7) Gizi ibu menyusui
8) Imunisasi bayi
9) Keluarga berencana
10) Personal hygiene

V. UNIT TERKAIT

234
Ruang Nifas

JAHIT LUKA EPISIOTOMI PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.244/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Penjahitan episiotomi adalah penjahitan primer pada luka episiotomi

II. TUJUAN
Mengembalikan keutuhan anatomi perineum seperti sediakala

III. KEBIJAKAN
1. Pasien primi gravida harus dilakukan episiotomi
2. Menghindari robekan pada perineum yang tidak teratur

IV. PROSEDUR
Persiapan
1. Persiapan anasthesi lokal
1) Spuit 5 cc
2) Obat anasthesi pehacain 2%
3) Aquades
2. Persiapan alat – alat
1) Heatching set :
a. Nald voeder
b. Picet chirurgie
c. Gunting
2) Doek steril
3) Benang cromic catgut nomer 2/0
4) 2 buah jarum :
a. Penampang bulat
b. Penampang segitiga
5) Dressing + depress
6) Betadine
3. Persiapan pasien
1) Informed consent
2) Atur posisi pasien dengan litotomi
Pelaksanaan
1. Letakkan doek steril dibawah pantat pasien
2. Antiseptic daerah yang akan dilakukan penjahitan
3. Identifikasi ujung terdalam dari luka episiotomi.
4. Buat jahitan cross ± 1cm diatas ujung terdalam luka episiotomi
5. Bagian luka episiotomi yang merupakan dalam vagina dilakukan penjahitan jelujur

235
feston sampai dengan lingkar caruncula sebelah dalam, buat ikatan simpul pada akhir
jelujur feston.

JAHIT LUKA EPISIOTOMI PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.244/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

6. Sisi luka dari bagian luka episiotomi yang merupakan bagian perineum dijahit jelujur
feston lapis demi lapis
7. Kulit dijahit subtikulair atau jahitan simpul satu – satu.
8. Kalau perlu dikalukan rectal toucher untuk memastikan benang melalui mucosa rectum.

V. UNIT TERKAIT
R. Bersalin

236
PEMBERIAN ASI SECARA TIDAK LANGSUNG PADA BAYI
YANG TERPISAH DARI IBUNYA

No. Dokumen No. Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA 004.247/SPO/RSGH/2018 1/1
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Memberikan ASI dengan persendok atau personde dimana ASI didapatkan dengan cara
memeras ASI dari payudara ibu.

II. TUJUAN
1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
2. Untuk mencegah terjadinya bendungan ASI.

III. KEBIJAKAN
Dilakukan pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan rawat gabung.

IV. PROSEDUR
1. Pasien kita suruh cuci tangan terlebih dahulu
2. Siapkan pompa untuk mengeluarkan ASI yang telah disteril (DTT)
3. Siapkan tempat untuk menampung ASI yang sudah disteril (DTT)
4. Bersihkan payudara termasuk areoladan papilla mammae dengan menggunakan
waslap yang sudah dibasahi air hangat.
5. Lakukan pemerasan baik dengan tangan maupun dengan menggunakan pompa susu.
6. Tampung pada tempat yang sudah disediakan.
7. Antarkan ASI yang sudah ditampung ke ruang PICU / NICU.

V. UNIT TERKAIT
1. Rawat gabung
2. Ruang bayi

237
PENIMBANGAN BERAT BADAN PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.248/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Melakukan pemeriksaan ibu hamil dengan cara menimbang berat badan

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam menimbang berat badan ibu hamil
2. Untuk mengetahui kenaikan berat badan pada ibu hami dalam kurun waktu tertentu (1
minggu)

III. KEBIJAKAN
Semua ibu hamil

IV. PROSEDUR
1. Timbangan ditarik, jarum pada angka nol (0)
2. Ibu dipersilahkan berdiri diatas timbangan dengan tanpa alas kaki
3. Angka pada timbangan dilihat dan dicatat

V. UNIT TERKAIT
Ruang kebidanan

238
MENGUKUR TINGGI BADAN PADA IBU HAMIL

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.249/SPO/RSGH/2018 1/1
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Melakukan pemeriksaan pengukuran tinggi badan pada ibu hamil

II. TUJUAN
Sebagai acuan dalam mengukur tinggi badan ibu hamil

III. KEBIJAKAN
Semua ibu hamil

IV. PROSEDUR
1. Alat pengukur tinggi badan dipersiapkan
2. Klien / ibu dipersilahkan berdiri dengan alat pengukur dengan membelakangi alat
pengukur.
3. Alat pengukur ditarik, kemudian kita letakkan diatas kepala.
4. Angka kita lihat dan dicatat.

V. UNIT TERKAIT
Ruang Kebidanan

239
VACUM EKTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.251/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Vacum ektraksi adalah persalinan pervaginam dimana janin dilahirkan dengan tenaga
negatif (vakum) pada kepalanya.

II. TUJUAN
1. Sebagai acuan tindakan vacum ektraksi
2. Menghindari trauma pada ibu dan janin

III. KEBIJAKAN
Penurunan kepala di Hodge III pada kala II lama dan ibu tidak boleh merejan

IV. PROSEDUR
1. Informed consent
2. Persiapkan partus set,vakum ekstraktor dan alat resusitasi janin
3. Kandung kencing dikosongkan dengan kateter secara aseptis
4. Dilakukan antisepsi lapangan operasi (daerah perineum) dengan betadin
5. Pasang doek steril di bawah pantat ibu dan diatas perut ibu
6. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan serviks, deniminator janin
(UUK) dan penurunan kepala (Hodge)
7. Slang dipasang pada cup dan ujung slang yang lain dipasang pada vakum ekstraktor.
8. Cup dimasukkan kedalam vagian dengan arah miring, kemudian cup dipasang pada
bagian terendah kepala mejauhi uub, penunjuk pada cup dipasang sesuai letak
denominator.
9. Dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga -02, kh/cm2
10. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai apakah ada jalan lahir yang terjepit
11. Setelah tidak ada bagian jalan lahir yang terjepit, tekanan diturunkan -0,2 kg/cm2 setiap
2 menit sampai tekanan mencapai -0,6 kg/cm2.
12. Bersamaan dengan his dilakukan episiotomi mediolateral, kemudian dilakukan tarikan
sesuai arah sumbu jalan lahir ibu dengan arah curam ke bawah dan mendatar
13. Setelah UUK dibawah simfisis, dilakukan elevasi sehingga UKK sebagai Hypomoklion
sedangankan asisten / tangan kiri penolong menagan perineum sehingga berturut-turut
lahir UUD, dahi, hidung, mulut, dagu dan seluruh kepala. Kemudian cup pada
kepalajanin dilepas dengan cara mengeluarkan udara pada tabung vakum ekstraktor
14. Setelah kepala lahir, janin dilahirkan seperti pada pertolongan partus normal.
15. Injeksi oksitosin 10 UI im
16. Dilakukan perawatan bayi
17. Plasenta dilahirkan
18. Eksplorasi jalan lahir untuk menilai adanya robekan
19. Luka episiotomi dilakukan penjahitan dengan chromic cat gut

V. UNIT TERKAIT
Ruang bersalin

240
PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB)

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.252/SPO/RSGH/2018 1/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
PEB adalah tekanan darah sistole ≥ 180 mmHg dan diastole ≥ 110 mmHg disertai oedem
tungkai dan proteinuri pada kehamilan ≥ 20 minggu.

II. TUJUAN
Sebagai acuan perawatan pasien PEB

III. KEBIJAKAN
1. Menghindari terjadinya eklampsia
2. Keselamatan ibu dan janin

IV. PROSEDUR
1. Pemeriksaan tanda vital
2. Pemeriksaan obstetric
3. Pasang infuse RD 5% 20 – 30 tetes / menit.
4. Periksa laborat : darah lengkap, urine lengkap, fungsi hati dan ginjal, faal hemostatis,
gula darah.
5. Lakukan perawatan konservatif bila kehamilan kurang dari atau sama dengan 37
minggu dengan kondisi janin baik
1) Berikan 10 gr SM (Sulfas Magnesicus) 40% im/bokong kanan kiri
2) Waktu pemberian SM harus tersedia calsium gluconas inj
3) Pasang DK 15 meniy setelah pemberian SM
4) Setelah 1 jam dari pemberian SM ukur tensi. Apabila sistole ≥ 160 mmHg dan
distole ≥ 110mmHg berikan nifedipe 5 mg sublingual dilanjutkan 3 x 5 mg/hari.
5) Ulangi SM 40% im sebanyak 5 mg setiap 6 jam bila syarat terpenuhi.
6) Observasi tensi, respirasi, produksi urine, refleks patella dan keluhan subyektif tiap
1 jam selama 24 jam.
7) Tirah baring tidur miring kiri di kamar bersalin dalam 24 jam
8) Apabila dalam observasi di kamar bersalin pasien menjadi PER, pasien dipindah ke
ruangan.
Lakukan perawatan aktif bila :
1) Ibu :
a. Kehamilan ≥ 37 minggu
b. Timbul impending ekiampsia
c. Perawatan konservatif gagal
2) Janin
a. IUGR
b. Oligohidramnion
c. Fatal distress

241
PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB)

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.252/SPO/RSGH/2018 2/2
RS. GRIYA HUSADA
MADIUN

1) Berikan 4 gr SM 20% iv (dalam 5 menit) dan 10 gr SM 40% im (bokong kanan kiri)


2) Waktu pemberian SM harus tersedia calsium gluconas inj
3) Pasang DK 15 menit setelah pemberian SM
4) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai pembukaan, penipisan portio, presentasi
janin, ketuban, penurunan bagian terendah janin dan ukuran panggul dalam.
Tentukan pasien gravida / inpartu.
5) Apabila pasien gravida tentukan nilai pervic score : / PS
a. Apabila PS < 5 lakukan repening dengan miSPOrostol 50 mg / 6 jam selama 2x
pemberian. Kemudian dilanjutkan dengan oksitocin drip.
b. Apabila PS > 5 lakukan induksi persalinan dengan oksitocin drip.
c. Penilaian kemajuan persalinan sama dengan persalinan normal.
d. Observasi tensi nadi, respirasi, produksi urine tiap jam dan observasi CHPB tiap
jam untuk fase laten serta 30 menit untuk fase aktif.
6) Apabila pasien inpartu :
a. Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitocin drip dan amniotomi
b. Penilaian kemajuan persalinan sama dengan persalinan normal
c. Observasi tensi, nadi, respirasi, produksi urine tiap jam dan observasi CHPB
tiap jam untuk fase laten serta 30 menit untuk fase aktif.
d. Berikan amoxilin 1 gr iv

V. UNIT TERKAIT

242
PERAWATAN TALI PUSAT

No. Dokumen No. Revisi Hal


004.253/SPO/RSGH/2018 1/1

RS. GRIYA HUSADA


MADIUN

Tgl Terbit Ditetapkan


1 Januari 2018 Direktur,

SPO

dr. ACHMAD THAMRIN, Sp.JP


NP. KH. 00.00.06

I. PENGERTIAN
Merawat tali pusat dengan memakai alkohol 70% dan dibungkus dengan kasa steril

II. TUJUAN
Membersihkan perawatan tali pusat secara septic dan antiseptic untuk menghindari
kemungkinan terjadinya infeksi.

III. KEBIJAKAN
Perawatan yang tepat dan benar, sehingga tidak terjadi infeksi melalui tali pusat

IV. PROSEDUR
1. Mengganti kasa pembungkus tali pusat setiap habis mandi (2 kali sehari) atau tiap kali
kotor.
2. Olesi tali pusat dengan alcohol 70% dari pangkal sampai ujung
3. Bungkus tali pusat dengan kasa kering dan steril
4. Perhatikan tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
1) Warna kemerahan
2) Berbau
3) Basah
5. Rapikan kembali bayi

V. UNIT TERKAIT
1. Ruang bayi
2. Kamar Bersalin

243
KUMPULAN SPO KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT GRIYA HUSADA MADIUN


Jl. Mayjend. Panjaitan no. 22 Telp. (0351) 472802 Hunting, Fax (0351) 472803
Madiun
Daftar isi
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
1 004.026/SPO/RSGH/2018 Penerimaan Pasien Baru Di Ruangan IRNA 1
2 004.030/SPO/RSGH/2018 Membersihkan Tempat Tidur 2
3 004.031/SPO/RSGH/2018 Menyiapkan Tempat Tidur 3
4 004.032/SPO/RSGH/2018 Merapian Tempat Tidur 4
Penerimaan Pasien Di Klinik Darurat Rawat
5 004.033/SPO/RSGH/2018 5
Jalan
6 004.034/SPO/RSGH/2018 Penempatan Pasien Anak Di Rawat Inap 6
7 004.035/SPO/RSGH/2018 Mengantar Pasien Rawat Inap 7
Pengelolaan Pasien Baru Yang Perlu Rawat
8 004.036/SPO/RSGH/2018 8
Inap
9 004.037/SPO/RSGH/2018 Pasien Masuk HCU / ICU 9
10 004.038/SPO/RSGH/2018 Penerimaan Pasien Isolasi Ruang Infeksius 10
11 004.039/SPO/RSGH/2018 Pemeriksaan Fisik 11
12 004.040/SPO/RSGH/2018 Menghitung Denyut Nadi 12
13 004.041/SPO/RSGH/2018 Menghitung Pernafasan 13
14 004.042/SPO/RSGH/2018 Mengukur Tekanan Darah Pasien 14
15 004.043/SPO/RSGH/2018 Mengukur Lingkar Kepala Bayi / Anak 15
16 004.044/SPO/RSGH/2018 Mengukur Tinggi Badan Pasien 16
Mengukur Suhu Melalui Anus Pada Bayi /
17 004.045/SPO/RSGH/2018 17
Anak
18 004.046/SPO/RSGH/2018 Mengukur Suhu Axilla 18
19 004.047/SPO/RSGH/2018 Melaksanakan Tes Rumpleed 19
Pengambilan Urine Untuk Pemeriksaan
20 004.048/SPO/RSGH/2018 20
Laboratorium
21 004.049/SPO/RSGH/2018 Pengambilan Urine Dengan Cara Midstream 21
Pengambilan Faeces Untuk Pemeriksaan
22 004.050/SPO/RSGH/2018 23
Laboratorium
23 004.051/SPO/RSGH/2018 Pembuatan Rekaman Elektro Cardiografi 24
24 004.052/SPO/RSGH/2018 Persiapan Pemeriksaan Ultrasonografi 26
25 004.053/SPO/RSGH/2018 Persiapan Pemeriksaan VIP 27
26 004.054/SPO/RSGH/2018 Pemeriksaan Radiodiagnostik 28
27 004.055/SPO/RSGH/2018 Memandikan Pasien Di Tempat Tidur 29
28 004.056/SPO/RSGH/2018 Memandikan Pasien Dalam Keadaan Duduk 30
29 004.057/SPO/RSGH/2018 Menyikat Gigi 31
30 004.058/SPO/RSGH/2018 Membersihkan Mulut 32
31 004.059/SPO/RSGH/2018 Memelihara Gigi Palsu 33
32 004.060/SPO/RSGH/2018 Mencuci Rambut 34
33 004.061/SPO/RSGH/2018 Menyisir Rambut 35
34 004.062/SPO/RSGH/2018 Memotong Kuku 36
35 004.063/SPO/RSGH/2018 Vulva Higiene 37
36 004.064/SPO/RSGH/2018 Memasang Kap Kutu 39
37 004.068/SPO/RSGH/2018 Pemakaian Spoel Hock 40
Pengelolaan Obat-Obatan Dan Alat-Alat
38 004.073/SPO/RSGH/2018 41
Habis Pakai
39 004.074/SPO/RSGH/2018 Sesudah Pasien Rawat Inap / Pulang 42
40 004.075/SPO/RSGH/2018 Pengadaan Nutrisi Pasien Rawat Inap 43
41 004.076/SPO/RSGH/2018 Pemberian Obat Tetes Hidung 44
42 004.077/SPO/RSGH/2018 Pemberian Obat Tetes Telinga 45
43 004.078/SPO/RSGH/2018 Pemberian Obat Tetes Mata 46
44 004.079/SPO/RSGH/2018 Pemberian Obat Tetes Melalui Mulut 47
45 004.080/SPO/RSGH/2018 Pemberian Suntikan Intra Muskuler 48
46 004.081/SPO/RSGH/2018 Pemberian Suntikan Intra Vena 49
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
47 004.082/SPO/RSGH/2018 Pemberian Suntikan Sub Cutan 50
48 004.083/SPO/RSGH/2018 Pemberian Suntikan Intra Cutan 51
49 004.084/SPO/RSGH/2018 Pemberian Obat Melalui Intra Pleura 52
Memberikan Drip Dopamin Dengan Infussion
50 004.085/SPO/RSGH/2018 53
Pump
51 004.086/SPO/RSGH/2018 Perawatan Payudara Pasca Persalinan 54
52 004.089/SPO/RSGH/2018 Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 56
53 004.090/SPO/RSGH/2018 Evakuasi Jaringan Mola Hidatidosa 58
54 004.091/SPO/RSGH/2018 Memberikan posisi Sim 60
55 004.092/SPO/RSGH/2018 Memberikan posisi Trendelenberg 61
56 004.093/SPO/RSGH/2018 Memberikan Posisi Anti Trendelenberg 62
57 004.094/SPO/RSGH/2018 Memberikan Posisi Genupectoral 63
58 004.095/SPO/RSGH/2018 Memberikan Posisi Dorsal Recumbent 64
59 004.096/SPO/RSGH/2018 Memberikan Posisi Litothomy 65
60 004.097/SPO/RSGH/2018 Memiringkan Pasien 66
61 004.098/SPO/RSGH/2018 Membantu Pasien Dalam Latihan Aktif 67
Membantu Pasien Pindah Dari Tempat Tidur
62 004.099/SPO/RSGH/2018 68
Ke Kursi Roda Dan Sebaliknya
63 004.100/SPO/RSGH/2018 Memasang Infus 69
64 004.101/SPO/RSGH/2018 Pemberian Transfusi Darah 71
65 004.102/SPO/RSGH/2018 Mengukur Jumlah Cairan Masuk Dan Keluar 72
Mengeluarkan Faeces Secara Manual (Rectal
66 004.103/SPO/RSGH/2018 73
Taucher)
67 004.104/SPO/RSGH/2018 Memasang Kateter Sementara 75
68 004.105/SPO/RSGH/2018 Pemasangan Kateter Tetap 77
69 004.106/SPO/RSGH/2018 Perawatan Kateter Tetap / DC 80
70 004.107/SPO/RSGH/2018 Melepas Kateter Menetap / Dc 82
Menampung Urine Pada Bayi / Anak Dengan
71 004.108/SPO/RSGH/2018 84
Cara Memasang Urine Kolektor
72 004.109/SPO/RSGH/2018 Memasang Kondom Kateter 85
73 004.110/SPO/RSGH/2018 Memberikan Huknah Pada Bayi / Anak 86
74 004.111/SPO/RSGH/2018 Pemberian Huknah Rendah / Tinggi 88
75 004.112/SPO/RSGH/2018 Melakukan Lavement Colostomy 90
76 004.113/SPO/RSGH/2018 Pemberian Semprit Glyserin 92
77 004.114/SPO/RSGH/2018 Pemasangan Cerobong Angin (Darm Buis) 94
78 004.115/SPO/RSGH/2018 Pemberian Kompres ES 96
79 004.116/SPO/RSGH/2018 Pertolongan Pertama Pasien Kejang 97
80 004.117/SPO/RSGH/2018 Mengeluarkan Benda Asing Dari Jalan Nafas 98
81 004.118/SPO/RSGH/2018 Merawat Colostomy 99
82 004.119/SPO/RSGH/2018 Perawatan Luka Dan Mengangkat Jahitan 101
83 004.120/SPO/RSGH/2018 Perawatan Luka Operasi Atau Luka Bersih 103
84 004.121/SPO/RSGH/2018 Perawatan Pasien Pasca Tracheostomy 105
85 004.122/SPO/RSGH/2018 Pembalutan 106
86 004.123/SPO/RSGH/2018 Hisap Lendir Pasien Dengan Respirator 107
Penghisapan Lendir Dari Mulut, Hidung, Dan
87 004.124/SPO/RSGH/2018 108
Tracheostomy
88 004.125/SPO/RSGH/2018 Pemasangan Maag Slang 109
89 004.126/SPO/RSGH/2018 Melepas Drainage Thorax 110
90 004.127/SPO/RSGH/2018 Memasang Restrain 111
91 004.128/SPO/RSGH/2018 Pemakaian Respirator Pada Bayi 112
92 004.129/SPO/RSGH/2018 Mencuci Tangan Biasa 113
93 004.130/SPO/RSGH/2018 Memakai Masker 114
94 004.131/SPO/RSGH/2018 Memakai Skort 113
95 004.132/SPO/RSGH/2018 Memakai Sarung Tangan Steril 116
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
96 004.133/SPO/RSGH/2018 Pemantauan Pasien Post Operasi 117
97 004.134/SPO/RSGH/2018 Visite Dokter 118
98 004.135/SPO/RSGH/2018 Pertolongan Pada Pasien Muntah 119
Persiapan Operasi Di IGD (Pre Emergency
99 004.136/SPO/RSGH/2018 120
Surgery)
10 Mendampingi Pasien Dalam Keadaan
004.137/SPO/RSGH/2018 121
0 Terminal
10
004.138/SPO/RSGH/2018 Perawatan Pasien Yang Baru Meninggal 122
1
10
004.139/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian DC Shock 123
2
10
004.140/SPO/RSGH/2018 Membersihkan Mulut 125
3
10
004.141/SPO/RSGH/2018 Memelihara Gigi Palsu 126
4
10
004.142/SPO/RSGH/2018 Menyikat Gigi 127
5
10
004.143/SPO/RSGH/2018 Pengiriman Bahan Laboratorium 128
6
10
004.144/SPO/RSGH/2018 Tata Tertib Standart Alat Perawatan Luka 129
7
10
004.145/SPO/RSGH/2018 Pemeliharaan Alat-Alat Perawatan Luka 130
8
10
004.146/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian Alat ECG 131
9
11
004.147/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian Irigator 132
0
11 Penggunaan Ruang Tindakan Dan Ruang
004.149/SPO/RSGH/2018 133
1 Perawatan
11
004.150/SPO/RSGH/2018 Perencanaan Dan Pengadaan Alat 134
2
11 Standart Peralatan Keperawatan Dan
004.151/SPO/RSGH/2018 135
3 Kebidanan Rumah Sakit
11
004.152/SPO/RSGH/2018 Tata Tertib Pasien 136
4
11
004.153/SPO/RSGH/2018 Penggunaan Ruang Intensif 137
5
11
004.154/SPO/RSGH/2018 Perawatan Ruang Intensif 138
6
11
004.155/SPO/RSGH/2018 Ruang Isolasi 139
7
11 Tata Tertib Melapor Dan Menerima Intruksi
004.156/SPO/RSGH/2018 140
8 Dokter Lewar Telpon
11
004.157/SPO/RSGH/2018 Mekanisme Konsultasi 141
9
12
004.158/SPO/RSGH/2018 Mekanisme Pelaksanaan Informed Concent 142
0
12
004.160/SPO/RSGH/2018 Tata Tertib Pengunjung Pasien 143
1
12
004.161/SPO/RSGH/2018 Tata Tertib Penunggu Pasien 144
2
12
004.162/SPO/RSGH/2018 Penggunaan Kartu Tunggu 145
3
12
004.163/SPO/RSGH/2018 Pelayanan Pasien Tak Dikenal 146
4
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
12
004.164/SPO/RSGH/2018 Alur Jenazah RS. Griya Husada Madiun 148
5
12
004.166/SPO/RSGH/2018 Pasien Pulang 150
6
12
004.167/SPO/RSGH/2018 Pasien Pulang Dirujuk 151
7
12
004.168/SPO/RSGH/2018 Pasien Pulang Melarikan Diri 152
8
12
004.169/SPO/RSGH/2018 Pasien Pulang Meninggal 153
9
13
004.170/SPO/RSGH/2018 Pasien Pulang Paksa 154
0
13 Pasien Menolak Dirawat Inap Di RS. Griya
004.171/SPO/RSGH/2018 155
1 Husada Madiun
13
004.174/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian Syringe Pump 156
2
13
004.175/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian Infuse Pump 158
3
13
004.176/SPO/RSGH/2018 Pemeliharaan Kulkas 160
4
13
004.192/SPO/RSGH/2018 Syok Anafilaksis 162
5
13
004.194/SPO/RSGH/2018 Pelaporan Kerusakan Alat Di IGD 163
6
13
004.200/SPO/RSGH/2018 Persiapan Pasien Kuret Abortus 164
7
13
004.201/SPO/RSGH/2018 Pemindahan Pasien 166
8
13
004.203/SPO/RSGH/2018 Pengoperasian Infant Warmer 167
9
14
004.204/SPO/RSGH/2018 Pemeriksaan Vagina Dengan Spekulum 168
0
14
004.205/SPO/RSGH/2018 Tindakan Plasenta Manual 169
1
14
004.206/SPO/RSGH/2018 Versi Ekstraksi 170
2
14
004.207/SPO/RSGH/2018 Forceps Ekstraksi 171
3
14
004.208/SPO/RSGH/2018 Manajemen Aktif Kala III 173
4
14
004.209/SPO/RSGH/2018 Amniotomi 175
5
14
004.210/SPO/RSGH/2018 Anterpartum Bleeding 177
6
14
004.211/SPO/RSGH/2018 Plasenta Previa 178
7
14
004.212/SPO/RSGH/2018 Solusio Plasenta 180
8
14
004.213/SPO/RSGH/2018 Perdarahan Pasca Persalinan Dini 182
9
15
004.214/SPO/RSGH/2018 Epistomi 183
0
15
004.215/SPO/RSGH/2018 Pre Eklampsi Ringan 184
1
15 004.216/SPO/RSGH/2018 Menyusui Yang Baik Dan Benar 186
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
2
15
004.217/SPO/RSGH/2018 Persiapan Operasi Sectio Sesaria 187
3
15
004.218/SPO/RSGH/2018 Menolong Bayi BAB / BAK 189
4
15
004.219/SPO/RSGH/2018 Memandikan Bayi 190
5
15
004.220/SPO/RSGH/2018 Perawatan Luka Perineum 191
6
15 Kehamilan Dan Persalinan Dengan Parut
004.221/SPO/RSGH/2018 193
7 Uterus
15
004.222/SPO/RSGH/2018 Pertolongan Persalinan Sungsang 195
8
15
004.223/SPO/RSGH/2018 Pemeriksaan Obstetri Dan Gynekologi 198
9
16
004.224/SPO/RSGH/2018 Penjahitan Robekan Porsio Cervikalis 200
0
16
004.225/SPO/RSGH/2018 Tindakan Persalinan Ganda 202
1
16
004.226/SPO/RSGH/2018 Perawatan Eklampsia 205
2
16 Penatalaksanaan Bayi Dengan Asphyxia
004.227/SPO/RSGH/2018 207
3 Neonatorium
16 Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
004.228/SPO/RSGH/2018 208
4 (BBLR)
16
004.229/SPO/RSGH/2018 Penanganan Bayi Icterus Neonatorum 209
5
16
004.230/SPO/RSGH/2018 Memberikan Cairan Pada Bayi Lewat Infus 210
6
16 Pemberian Minum Pada Bayi Memakai
004.231/SPO/RSGH/2018 211
7 Sonde
16
004.232/SPO/RSGH/2018 Menimbang Berat Badan Bayi 212
8
16
004.233/SPO/RSGH/2018 Penanganan Bayi Dengan Hipoglikemia 213
9
17 Larangan Memberi Dot / Kempeng Pada Bayi
004.234/SPO/RSGH/2018 214
0 Yang Masih Menyusui
17 Larangan Memberi Makan Atau Minuman
004.235/SPO/RSGH/2018 215
1 Apapun Selain Asi
17 Perawatan bayi Neonatus Dengan
004.236/SPO/RSGH/2018 216
2 Gastroenteritis
17
004.237/SPO/RSGH/2018 Pelaksanaan Terapi Sinar 217
3
17
004.238/SPO/RSGH/2018 Pemberian Vitamin K Pada BBL 218
4
17
004.239/SPO/RSGH/2018 Resusitasi Pada Neonatus 219
5
17
004.241/SPO/RSGH/2018 Perawatan Bayi / Neonatus Dalam Inkubator 220
6
17
004.242/SPO/RSGH/2018 Persalinan Aman / Persalinan Normal 221
7
17
004.243/SPO/RSGH/2018 Perawatan Nifas 225
8
17
004.245/SPO/RSGH/2018 Jahit Luka Epistomi Atau Luka Perineum 226
9
NO NOMOR SPO TENTANG HAL
18 Pemberian Asi secara Tidak Langsung Pada
004.247/SPO/RSGH/2018 228
0 Bayi Yang Terpisah Dari Ibunya
18
004.248/SPO/RSGH/2018 Penimbangan Berat Badan Pada Ibu Hamil 229
1
18
004.249/SPO/RSGH/2018 Mengukur Tinggi Badan Pada Ibu Hamil 230
2
18
004.251/SPO/RSGH/2018 Vacum Ekstraksi 231
3
18
004.252/SPO/RSGH/2018 Pre Eklampsia Berat (PEB) 232
4
18
004.253/SPO/RSGH/2018 Perawatan Tali Pusat 234
5

Anda mungkin juga menyukai