RSMZ/AN.RR/SPO/001 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
RSMZ/AN.RR/SPO/002 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
RSMZ/AN.RR/SPO/003 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.M.,Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat dibawa dari ruang
Pengertian
persiapan sampai di kamar operasi
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemindahan pasien dari ruang
Tujuan Khusus persiapan menuju kamar operasi
2. Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan Terapi
Kebijakan
Intensif di lingkungan RSUD Sampang
RSMZ/AN.RR/SPO/004 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.M.,Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat memindahkan ke
Pengertian
meja operasi
1. Sebagai acuan dalam tindakan memindahkan pasien ke meja operasi
Tujuan Khusus
2. Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan Terapi
Kebijakan
Intensif di lingkungan RSUD Sampang
1. Ajak bicara pasien bila masih bangun tentang tindakan yang akan
kita lakukan
2. Geser dengan hati-hati pasien dari kereta dorong ke meja operasi
3. Perhatikan tidak ada alat-alat monitoring, infus yang tertarik/
terlepas
Prosedur Pelaksanaan 4. Perhatikan pula tidak menyebabkan cidera, menambah cidera, nyeri,
sakit
5. Segera hubungkan alat-alat monitoring, cek infus menetes lancar
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
7. Cek data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
8. Semua dicatat di rekam medik
RSMZ/AN.RR/SPO/005 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.M.,Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat memberikan obat
Pengertian
induksi cara suntikan dan oksigenasi
1. Sebagai acuan dalam proses pemberian induksi melalui suntikan
Tujuan Khusus
2. Menjamin keselamatan dan kenyamanan pasien
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan Terapi
Kebijakan
Intensif di lingkungan RSUD Sampang
RSMZ/AN.RR/SPO/006 00 RSMZ/AN.RR/SPO/0
RSUD 05
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.M.,Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk mengetahui
Pengertian
tingkat kesadaran
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan penilaian fungsi kesadaran pra
induksi-pasca induksi
Tujuan Khusus 2. Mengetahui tingkat kesadaran normal atau terganggu (Alert, respon
terhadap verbal, respon terhadap nyeri, atau tidak bereaksi sama
sekali)
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
Kebijakan 434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan Terapi
Intensif di lingkungan RSUD Sampang
1. Pasien terlentang.
2. Perhatikan apakah pasien spontan berkomunikasi tanpa adanya
disorientasi tempat dan waktu. (kesadaran penuh tidak
3. Perhatikan apakah pasien seperti tertidur, dipanggil terbangun
namun tidur lagi (kesadaran turun ringan -sedang)
Prosedur Pelaksanaan 4. Perhatikan apakah pasien seperti tidur, dipanggil tidak bereaksi,
dirangsang nyeri bereaksi namun tidur kembali (kesadaran turun
sedang - berat)
5. Perhatikan apakah pasien seperti tidur, dirangsang nyeripun tidak
bereaksi (koma)
RSMZ/AN.RR/SPO/007 00 1/1
RSUD
dr. MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn
10 Oktober 2018 Kab. Sampang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.M.,Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian tindakan yang ditetapkan pada pasien saat dalam rumatan
Pengertian
anestesi
2. PELAKSANAAN
a. Raba denyut pembuluh darah arteri di pergelangan tangan
b. Nilai frekwensi denyut
c. Nilai keteraturan denyut
Prosedur
d. Nilai besamya denyut
Pelaksanaan
e. Nilai kuatnya denyut
f. Nilai perfusi perifer
g. Hangat / dingin
h. Kering / basah
i. Merah / pucat - cyanosis
j. Nilai pengisian ulang kapiler < 2 detik / > 2 detik
2. PELAKSANAAN
Menilai fungsi pernafasan
a. Pasien terlentang.
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang-lubang pernafasan pasien.
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembanmg kempisnya dada.
d. Dengar suara nafas, bersihiatau ada suara sumbatan.
Prosedur
e. Hitung frekwensi
Pelaksanaan
1) Nilai keteraturan nafas
2) Nilai besar mengembangnya dada
3) Nilai pengembangan dada kiri dan kanan.
f. Adakah tanda-tanda pernafasan yang berat
1) Adakah gerak cuping hidung
2) Adakah terganggu alat-alat bantu nafas
3) Adakah tanda-tanda antara iga, supra jugularis
2. PELAKSANAAN
Menilai jalan nafas
a. Pasien terlentang
b. Dekatkan kepala dihadapan lubang-lubang pemafasan pasien
Prosedur
c. Lihat gerak nafas, perhatikan kembang kempisnya dada
Pelaksanaan
d. Dengar suara nafas, bersih atau ada suara tambahan
e. Dengan mendekatkan kepala dihadapan lubang-lubang
pemafasan maka akan terasa hembosan hawa ekshalasi pasien,
nilai apakah hawa ekshalasi ada/ tidak
f. Bila ada gerak, suara bersih dan hawa nafas maka jalan nafas
bebas
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
Tujuan Khusus Menjamin terselenggaranya pertolongan secara cepat, tepat, dan cermat
1. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan
2. SK Men Kes No. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standart
Pelayanan RS
Kebijakan 3. SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan
Terapi Intensif di lingkungan RSUD Sampang
2. PELAKSANAAN
a. Tekan Alarm /tombol Cardiac Airest di OK
b. Lari ambil Troley, sementara itu Dokter Anestesi dibantu
Prosedur Operator melakukan CPR
Pelaksanaan c. Instrument, Asisten operator, menggeser peralatan agar proses
resusitasi dan troley Emergency mendapat tempat yang lapang
d. Troley emergency tiba di ok, letakkan di sebelah kiri pasien
e. Alat defibrilasi diaktifkan
f. Paddle defibrilasi diberi jelly
g. Resusitasi dituntaskan
2. PELAKSANAAN
a. Mempersiapkan O2 transport dan Jacson Reest
b. Cek ulang vital sign pasiep setelah tindakan anestesi selesai
c. Meyakinkan bahwa pasien sudah dalam keadaan bersih dari
bekas desinfeksi, darah dan kotoran- kotoran lain
d. Mengosongkan urine bag
Prosedur e. Melepas kabel ECG, manset tensi, kabel saturasi, dan kabel-
Pelaksanaan kabel monitor Iain
f. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brankard
g. Memasang pengaman brankard sebelum dibawa ke R. Pulih
Sadar atau ICU
h. Membawa pasien dari kamar operasi ke R. Pulih Sadar atau
ICU. Dokter Anestesi berada di posisi kepala untuk menjamin
airway tetap bebas. Penata Anestesi berada di posisi samping
sambil mendorong brankard dan membawa oksigen transport.
i. Melakukan serah terima dengan petugas RR/ Penata
Anestesi/Bidan /OK/ Ruangan ke Petugas ICU
2. PELAKSANAAN
a. Pasien pasca anestesi diantar dari OK ke RR oleh Penata
Anestesi/RR yang bertugas di OK
b. Perawat RR menerima dan melakukan serah terima pasien.
Prosedur
c. Perawat RR menempatkan pasien di daerah perawatan yang
Pelaksanaan
tersedia.
d. Perawat RR melakukan observasi dan melakukan tindakan
tertentu yang dibutuhkan oleh pasien (contoh : usaha
membebaskan jalan nafas, memberikan oksigen, memberikan
selimut hangat)
e. Perawat RR melakukan pencatatan di buku register RR
f. Pasien berada di RR dilakukan perawatan pasca anestesi dan
pembedahan sampai memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat
dipindahkan ke ruangan atau pulang
Tujuan Khusus Membebaskan jalan nafas pasien bagian atas karena pasien belum sadar
1. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan
2. SK Men Kes No. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standart
Pelayanan RS
Kebijakan
3. SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan
Terapi Intensif di lingkungan RSUD Sampang
Pelaksana Dokter Anestesi /Penata Anestesi /Perawat RR
1. SASARAN
a. Pasien pasca anestesi umum, yang mengalami obstruksi jalan
nafas atas di RR
b. Pasien pasca pemberian obat sedasi yang mengalami obstruksi
jalan nafas atas di RR
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR memastikan bahvva pasien mengalami obstruksi
nafas tersebut terbebas dari cedera kepala leher
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempuma
Prosedur
c. PerawaT RR menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
Pelaksanaan
nienahan tulang dagu pasien serta sedikit diangkat ke depan
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap
ke depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien
telah terbebas sempuma ataukah belum
f. Apabila jalan naf^ pasien belum terbebas sempuma, maka dapat
dipertimbangkan untuk melakukan manufer jalan nafas dengan
tehnik lain
g. Tindakan chin lift dapat diakhiri apabila pasien tidak
memerlukannya lagi atau pasien telah sadar
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
MANUFER JALAN NAFAS
“JAW TRUST”
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/018
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien untuk membebaskan
Pengertian jalan nafas dengan cara menarik/ mengangkat rahang bawah pasien ke
arah depan
Membebaskan jalan nafas bagian atas pasien karena sumbatan akibat
jatuhnya pangkal lidah pada pasien yang belum sadar dan dengan
Tujuan Khusus
tindakan membebaskan jalan nafas secara head tilt dan atau chin lift
tidak berhasil
1. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan
2. SK Men Kes No. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standart
Pelayanan RS
Kebijakan
3. SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan
Terapi Intensif di lingkungan RSUD Sampang
Pelaksana Dokter Anestesi /Penata Anestesi /Perawat RR
1. SASARAN
a. Pasien pasca anestesi umum yang mengalami obstruksi jalan
nafas atas di RR
b. Dengan tindakan head tilt dan atau chin lift, tidak berhasil
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien tetap mengalami
obstruksi nafas setelah tindakan head tilt dan atau chin lift.
b. Perawat RR mengatur posisi pasien agar terlentang sempuma
c. Perawat RR menggunakan jari telimjuk dan jari tengah untuk
mendorong ramus inferior mandibula ke bagian depan sehingga
Prosedur tampak barisan gigi bawah posisinya sedikit ke depan daripada
Pelaksanaan barisan gigi atas dan otot- otot penyangga lidah terangkat.
d. Perawat RR mempertahankan posisi muka pasien menghadap
ke depan dan netral
e. Perawat RR selanjutnya mengkaji apakah jalan nafas pasien
telah terbebas sempuma ataukah belum
f. Apabila jalan nafas pasien belum terbebas sempuma, maka
dapat dipertimbangkan untuk melakukan pembebasan jalan
nafas dengan tehnik lain
g. Tindakan jaw trust dapat diakhiri apabila sudah tidak ada
indikasi, pasien telah sadar atau sesuai instmksi dokter anestesi
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pjertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi pasien; pasien dibaringkan dengan
kepala dimiringkan, bila pasien nyaman dal am posisi duduk
(misalnya pada pasien rawat jalan) maka posisi tersebut juga
diperkenankan.
c. Perawat RR menyiapkan & memberikan tempat muntah
(nierbeken) , bila pasien berbaring, maka nierbeken ditempatkan
Prosedur pada posisi disamping mulut pasien ; sedangkan bila pasien
Pelaksanaan duduk maka nierbeken cukup diletakkan dibawah mulut
d. Perawat RR dapat juga melakukan suctioning apabila
diperlukan
e. Perawat RR segera melakukan bilasan {suction rinse) sesaat
setelah suctioning dilakukan
f. Perawat RR memberikan kenyamanan kepada pasien dan
menjaga kebersihan pasien pasca muntah, serta memberikan
posisi yang nyaman bagi pasien
g. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa pertolongan
telah selesai, dan apabila diperlukan petugas dapat memberikan
pertolongan kembali
h. Perawat RR membereskan kembali peralatannya
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR yang terdekat dengan pasien segera memberikan
pertolongan
b. Perawat RR mengatur posisi baring pasien; pasien dibaringkan
terlentang, kcpala dimiringkan serta head down (ini dilakukan bila
tidak ada kontraindikasi)
c. Perawat RR menyiapkan peralatan suctioning
d. Perawat RR selanjutnya melakukan suctioning :
e. Bila pasien tidak sadar maka, mulut pasien dibuka dan secara hati-
Prosedur hati suctioning dilakukan.
Pelaksanaan f. Bila pasien sadar maka, pasien diminta membuka mulut dan
secara hati-hati suctioning dilakukan.
g. Perawat RR segera melakukan bilasan {suction rinse) sesaat
r.etelah suctioning dilakukan
h. Perawat RR melakukan suctioning hingga rongga mulut bersih
dari cairan, muntahan atau sekret dan dapat diulang kembali bila
diperlukan
i. Perawat RR memberikan kenyamanan kepada pasien; memberikan
informasi bahwa PONV merupakan efek samping dan dapat
ditangani dengan baik, menjaga kebersihan pasien pasca
suctioning, serta memberikan posisi yang nyaman bagi pasien.
j. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa suctioning
telah selesai
k. 5.2.9 Perawat RR membereskan kembali peralatannya
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN INJEKSI OBAT
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/021
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN
Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
Tindakan memberikan obat kepada pasien dengan cara suntik {injection)
dengan obat, dosis, sediaan obat serta teknik injeksi sebagaimana
Pengertian dikolaborasikan oleh dokter yang berwenang. Dokter benvenang yang
dimaksud adalah dokter yang bertanggung jawab atas pasien,chief serta
dokter konsultan
Tujuan Khusus Memberikan obat melalui injeksi kepada pasien di RR
1. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan
2. SK Men Kes No. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standart Pelayanan
RS
Kebijakan
3. SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan
Terapi Intensif di lingkungan RSUD Sampang
Pelaksana
1. SASARAN
Pasien-pasien pasca bedah/ pasca anestesi yang dirawat di RR GBPT
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR memastikan lebih dahulu kepada dokter berwenang
tentang nama obat, dosis, sediaan serta cara pemberiannya guna
mencegah kesalahan
b. Perawat RR mempersiapkan peralatan injeksi & sediaan obat
c. Perawat RR memastikan kembali baliwa obat & sediaan telah
benar & sesuai instruksi
d. Perawat RR membawa persiapan injeksi & sediaan kepada pasien
Prosedur
yang dituju
Pelaksanaan
e. Perawat RR menyampaikan kepada pasien tentang pemberian obat
(bila kondisi pasien memungkinkan)
f. Perawat RR melakukan injeksi dengan teknik pemberian
sebagaimana instruksi dokter
g. Perawat RR mengamati adanya reaksi obat selama proses injeksi
hingga pasca injeksi, dan bila ada reaksi yang abnormal maka
segera perawat RR melaporkan kepada dokter yang berwenang.
h. Perawat RR memberitahukan kepada pasien bahwa pemberian
injeksi telah selesai
i. Perawat RR membereskan kembali peralatannya
2. PELAKSANAAN
a. Perawat RR memastikan bahwa pasien yang akan dipindahkan
telah memenuhi kriteria pindah serta telah mendapatkan
perintah pindah dari dokter anestesi
Prosedur b. Perawat RR menelepon perawat ruangan asal pasien tersebut
Pelaksanaan dirawat. Diberitahukan bahwa pasien tersebut dapat dijemput di
Ruang RR
c. Perawat RR menunggu pemberitahuan pertelepon bahwa petugas
ruangan penjemput telah sampai di Ruang RR
d. Apabila telah ada pemberitahuan bahwa petugas penjemput telah
sampai di ruang RR, maka Perawat RR selanjutnya dapat
memindahkan pasien tersebut ke Ruangan
e. Perawat RR melakukan serah terima pasien dengan petugas
Ruangan
Unit Terkait Ruangan RR /Ruangan
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
INJ. INTRA VENA DENGAN SELANG INFUS OK/ RR
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/023
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
Memasukkan obat suntik ke dalam tubuh melalui pembuluh darah Vena
Pengertian
lewat selang infuse
Pengertian Pemasangan alat untuk memasukan obat pada pembuluh darah vena
c. Pelaksanaan
1) Perawat mencuci tangan
2) Memeriksa etiket Cairan infus dan obat injeksi
3) Menggantukan botol infus pada standrat infus
4) Mendesinfeksi dengan alkohol 70% pangkal botol infus
tempat akan dilakukan penusukan set infus
5) Menusukan set infus ke botol infus, mengisi 1/2 niang
tetesan dengan cairan infus
6) Mengisi selang infus dengan cairan infus dan
mengeluarkan udaranya
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN INFUS
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/
025
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
7) Perawat mengenakan sarung tangan
8) Menentukan lokasi tusukan
9) Meletakan perlak dibawah bagian tubuh yang akan
dipasang infiis
10) Melakukan pembendungan dengan tomiquet
11) Mendesinfeksi lokasi tusukan dengan alkohol 70%
12) Menusukan I. V cath/wing needle/surflo
13) Melepaskan tomiquet
14) Menyambungkan dengan selang infus dan mengatur
kecepatan tetesan infus
15) Menilai ada pembengkakan atau tidak
16) Menutup lokasi penusukan dengan kasa betadhine/
handyplast dan menfiksasi dengan hipafik
17) Memasang bidai bila perlu
18) Perawat melepas samng tangan dan mencuci tangan
19) Menulis tanggal pemasangan infus dengan hepavik
penutup lokasi infus
20) Mendokumentasi tindakan pada status keperawatan pada
pasien
2. PERSIAPAN PASIEN
a. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kondisinya
3. PELAKSANAAN
a. Letakkan Syringe pump pada standart infus
b. Pasang syringe / spuit ukuran 50 cc / 20 cc berisi obat yang sudah
diencerkan
Prosedur
Kemudian dihubungkan dengan slang prepusor selanjutnya obat
Pelaksanaan
dialirkan ke slang tsb dan tidak boleh ada udara dalam slang dan
dihubungkan dengan IV catheter.
c. Tekan tombol “ ON / OF “ tunggu samapai keluar kata OPS pada
display kemudian tekan tombol “ F “ sampai pada display
menunjukan angka “ 000”
d. Masukan data Rate yang dikehendaki
e. Tekan tombol “ START “ untuk memulai/ menjalankan pompa
6. Hal - hal yang harus diperhatikan bila bunyi alarm cari penyebabnya.
Kemungkinan penyebab alarm :
a. Penempatan Syringe yang kurang tepat
b. Occlusion : Ada sumbatan / buntu
c. Low Batt : Tidak ada aliran listrik
2. PELAKSANAAN
a. Penata Anestesi dan perawat RR mempersiapkan terlebih dahulu
peralatjin untuk tindakan ini, alat tersebut terdiri atas; stetoskop, manset
sesuai ukuran, tensi meter.
b. Penata Anestesi dan perawat RR memberitahukan kepada pasien tentang
prosedur ini, tentunya bila pasien dalam kondisi sadar.
c. Penata Anestesi dan perawat RR mengatur posisi pasien, pasien
dibaringkan terlentang atau dengan posisi lain yang lebih nyaman
d. Penata Anestesi dan perawat RR memasang manset yang sesuai ukuran
ke lengan pasien, dapat juga dipasang di betis bila di lengan tidak
memungkinkan.
Prosedur
e. Setelah manset terpasang sempiima, Penata Anestesi dan perawat RR
Pelaksanaan kemudian menghubungkannya dengan tensimeter.
f. Penata Anestesi dan perawat RR memasang stetoskop tepat diatas arteri
lengan yang akan diukiu", kemudian dilanjutkan dengan memompa
manset hingga sampai pada tekanan tertentu.
g. Penata Anestesi dan perawat RR secara perlahan menurunkan tekanan
manset dengan cara sedikit memutar pengatur tekanan pompa, (sambil
tetap mendengarkan dengan stetoskop) saat terdengar bunyi ”duk”
pertama, maka hal tersebut dicatat sebagai tekanan sistolik, dan saat
bunyi ”duk” berakhir, maka hal itu dicatat sebagai tekanan diastolik.
h. Penata Anestesi dan perawat RR kemudian mencatat hasil pengukuran
tersebut ke lembar observasi Anestesi, selanjutnya prosedur ini dapat
diulang sesuai dengan indikasi atau menurut instruksi dokter anestesi.
i. Bila tidak diperlukan, manset yang melekat di lengan pasien dapat
dilepas, sehingga pasien meiasa lebih nyaman
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
PENGAMBILAN SAMPLE DARAH VENA
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/001/029
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN
Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
1. Persiapan Alat
a. Pengalas atau perlak
b. Spuit 2 ½ cc, 5 cc, l0 cc sesuai kebutuhan
c. Kapas kering steril
d. Alkohol dalam tempatnya
e. Betadine
f. Tourniquet
g. Hansaplas/plester
h. Handscoen
i. Tempat sampah
j. Tempat darah (botol) yang berisi EDTA
2. Cara Kerja
a. Pasien diberitahu
b. Cuci tangan
Prosedur
c. Pakai handscoen
Pelaksanaan
d. Siapkan alat-alat
e. Pasang pengalas pada lokasi yang akan ditusuk
f. Pasang tourniquet
g. Desinfeksi vena yang akan ditusuk dengan betadine- alkohol
h. Lakukan penusukan pada lokasi yang telah ditentukan
i. Bila kebutuhan darah sudah terpenuhi, tarik jarum, dan tekan bekas
tusuka dengan kapas alkohol selama 3-5 menit
j. Darah dimasukkan dalam botol lewat dinding botol
k. Beri etiket
l. Ada beberapa pemeriksaan yang contoh darahnya tetap ada pada
spuit
m. Alat-alat dibereskan
n. Cuci tangan
3. Catatan
Bila dimasukkan darah ke botol, jarum dilepas lebih dahulu
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
MELAKUKAN TRANSFUSI DARAH (A/P DOKTER)
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/001/030
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
1. PERSIAPAN
a. Bila pasien belum terpasang infus, dilakukan pemasangan infuse dengan
cairan NS (lihat protap pemasangan infus)
b. Bila pasien sudah terpasang infuse cairarmya diganti dulu dengan NS
c. Darah dari lemari es diperiksa apakah ada perubahan wama plasma, bila
plasma berwama coklat kehitaman atau keruh darah tidak boleh diberikan
d. Periksa identitas kantong darah, cocokkan dengan identitas pasien yang
ada di dokumen medik (dilakukan oleh dua orang)
e. Periksa apakah identitas pada label yang tergantung pada kantong
darahcocok dengan label yang menempel pada kantong
f. Ukur tekanan darah, nadi, dan suhu pasien, catat di lembaran observasi
g. Sambil menunggu persiapan, bungkus darah dengan dock sebelum
Prosedur ditransfusikan, agar tidak terlalu dingin (dihangatkan sesuai dengan suhu
Pelaksanaan badan pasien)
h. Cairan NS diganti dengan darah, teteskan pelan-pelan selama 15 menit
pertama, sambil mengawasi bila teijadi keluhan, perubahan tekanan
darah, nadi, nafas, suhu, dan kemerah-merahan pada kulit. Pantau ketat
selama 50 mil darah pertama
2. PERHATIAN
a. Cocokkan identitas darah dan pasien secara teliti dan hati-hati
b. Perhatian bila terjadi reaksi selama pemberian transfusi
c. Jangan memberikan darah yang baru dikeluarkan dari lemari es, tunggu
agar tidak terlalu dingin, hangatkan dulu, bila ragu-ragu, jangan
berikan^konsultasi medic
d. Bila menimbulakan reaksi alergi transfusi stop, tranfusi set diganti dengan
yang baru dan darah diganti dengan cairan NS. Laporkan pada dokter
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR, OK,PMI
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/001/031
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN
Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam hal menyiapkan pasien, obat,
Pengertian
dan peralatan untuk tindakan intubasi
1. Membebaskan jalan nafas
2. Mempertahankan pemafasan yang adekwat pada gagal nafas
Tujuan Khusus
3. Mengalirkan gas anestesi pada pasien yang dilakukan tindakan
dengan General Anestesi
1. Tindakan intubasi hanya dilakukan oleh dokter yang sudah trampil,
peran perawat adalah menyiapkan pasien, obat - obat dan peralatan
untuk intubasi
2. UU No. 23 Th 1992 tentang Kesehatan
Kebijakan 3. SK Men Kes No. 1333 Th 1999 tentang Penerapan Standart Pelayanan
RS
4. SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sampang No 188.4/ 49 /
434.211/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Rawat Anestesi Dan
Terapi Intensif di lingkungan RSUD Sampang
Pelaksana Dokter Anestesi & Penata Anestesi
1. PERSIAPAN ALAT
a. Mesin Anestesi siap pakai dan lengkap dengan orogated dan
masker
b. Jacson reach + masker + oksigen
c. Laringoscope sesuai dengan ukurarf pasien
d. Kateter suction
e. Sarung tangan
f. Xilocain spray 2 % & Jelly KY
g. Endotracheal tube dengan ukuran untuk dewasa laki : 7 - 7,5 - 8
untuk dewasa wanita : 6,5 - 7 - 7,5 imtuk anak - anak umur dibagi
4 ditambah 2
Prosedur h. Stilet
Pelaksanaan i. Magil forcep
j. Mayo / oropharingeal tube (untuk yang melalui oral)
k. Spuit 20 cc
l. Stetoscope
m. Bantal Intubasi + 12 cm
n. Plester dan gunting
o. Bengkok
2. PERSIAPAN PASIEN
a. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan
b. Pasien sudah dalam keadaan puasa
c. Yakinkan infus dalam keadaan lancar
d. OBAT
e. Obat Sedasi (Pentothal, Lormikum, Dipripan) yang sudah
disiapkan
f. Muscle relaxan (Pavulon, Sucinil colin, Trachium, Norcuron)
g. Anlagesik (Fentangl, morphi, Petidi)
3. PELAKSANAAN
a. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan
b. Pasien diberitahu
c. Petugas memakai sarung tangan steril
d. Monitor tanda - tanda vital ( Irama ECG, Tekanan darah, Nadi,
saturasi oksigen , respirasi rate ) sebelum, selama dan sesudah
pemasangan
e. Cek balon ETT sebelum dipasang adakah kebocoran ETT
diolesi jelly / silcospray
f. Dokter yang akan melal^kn intubasi memberi 02 100 %
g. Asisten Perawat membrikan obat induksi melalui intra vena
sesuai program dokter
h. Dokter membuka mulut pasien dengan laringoscope
i. Perawat melakukan penghisapan sekret pada daerah mulut dan
laring
j. Cek posisi ETT dengan mendengarkan suara paru dengan
stethoscope (apakah masuk paru atau lambung, apakah suara
paru kanan dan kiri sama) Setelah yakin posisi ETT benar, isi
balon dengan udara menggunakan spuit 20 cc
k. Plester ETT pada hidung atau sekitar mulut
l. ETT dihubungkan pada mesin Anestesi
Unit Terkait Ruang Anestesi dan RR, Depo Farmasi
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
MEMASANG MONITOR PASIEN
NO. REVISI HALAMAN
NO. DOKUMEN
RSMZ/YANKEP/SPO/001/032
RSUD DR. 0 1/1
MOHAMMAD ZYN
KAB. SAMPANG
TANGGAL TERBIT Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Mohammad ZYN
Sampang
STANDART
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. TITIN HAMIDAH.,M.Kes
Pembiana Tingkat I
NIP. 19731020 200212 2 006
2. PERSIAPAN PASIEN
a. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Posisi pasien terlentang
Prosedur
3. PELAKSANAAN
Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Pasien diberitahu
c. Alat - alat didekatkan
d. Monitor sudah di seting sesuai kebutuhan
e. Electrode dipasang pada lengan kanan (right arm), lengan kiri (left
arm), dan pada daerah parasternal kiri Intercostae sternum ICS
IV
f. Manset dipasang pada lengan yang tidak dipasang infus / adaluka
g. Kabel temperatur dipasang direktal atau diempel pada kulit
h. Kabel saturasi dipasang
i. Pantau semua para meter pengukuran setiap saat, dokumentasikan