.
ditentukan DPJP. (misalnya: penggunaan kateter urin,
penggunaan kruk)
10. Case manager berkoordinasi dengan PPA terkait penggunaan
alat medis dan alat bantu. (misalnya : berkoordinasi dengan
fisioterapis terkait penggunaan kruk, walker, tripod dan tongkat.
Berkolaborasi dengan PPJA terkait penggunaan dan perawatan
kateter urin, NGT dan neck collar)
11. Case manager melakukan identifikasi perawatan luka di rumah
apakah perawatan luka dapat dilakukan mandiri atau dibantu oleh
tenaga ahli. Jika perlu dibantu maka case manager menentukan
kemana pasien melakukan perawatan luka.
12. Case manager melakukan identifikasi daftar aktivitas fisik harian
yang dapat dilakukan, sesuai perencanaan DPJP.
13. Case manajer melakukan perencanaan asuhan berkelanjutan
selama di rumah, terkait :
a. Kontrol waktu kontrol sesuai yang direncanakan DPJP
b. Home care / fisioterapi apabila pasien membutuhkan
pelayanan home care, maka case manager menentukan
kemana pasien dapat mendapatkan pelayanan home care.
Fisioterapi ditentukan oleh DPJP
c. Edukasi di masyarakat jika ada komunitas pemberi edukasi
di masyarakat sekitar tempat tinggal pasien, maka diberikan
alamat komunitas tersebut, beserta nomor telepon yang dapat
dihubungi.
d. Rumah singgah jika ada rumah singgah, maka diberikan
alamat rumah singgah tersebut, beserta nomor telepon yang
dapat dihubungi.
14. Case manager melakukan identifikasi kondisi yang perlu
diwaspadai di rumah, sesuai dengan hasil koordinasi dengan
DPJP. Jika kondisi itu terjadi, ditentukan apa hal pertama yang
dapat dilakukan pasien dan keluarga, dan segera menuju ke IGD
Rumah sakit mana, alamat dan nomor telepon rumah sakit yang
dapat dihubungi.
15. Case manager melakukan identifikasi perencanaan diet pasien
sesuai arahan DPJP. Dalam hal ini case manager juga perlu
berkolaborasi dengan ahli gizi dalam merencanakan edukasi
pasien terkait perencanaan diet pasien.
16. Setelah semua perencanaan pemulangan pasien siap, maka case
PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN
.
manager melakukan visite terhadap pasien.
17. Case manager menyapa pasien dan keluarga dengan salam
18. Case manager memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan
visite.
19. Case manajer melakukan koordinasi perencanaan pulang
bersama pasien dan keluarga terkait :
a. Apakah pasien tinggal sendirian ?
b. Letak kamar mandi pasien di rumah ?
c. Apakah ada tangga untuk naik ke rumah?
d. Apakah penerangan rumah pasien cukup?
e. Apakah ventilasi rumah cukup atau kurang?
f. Apakah WC rumah pasien duduk atau jongkok?
g. Apakah lokasi kamar mandi jauh atau dekat ?
h. Adakah permasalahan lain terkait kondisi tempat tinggal
pasien ?
i. Dengan kendaraan apakah pasien nanti dibawa pulang?
j. Siapa pendamping pasien saat transportasi pulang? apakah
hubungannya dengan pasien ? sebutkan namanya
k. Siapakah pendamping pasien saat di rumah ? siapa namanya ?
1. Tanyakan nomor telepon pasien yang dapat dihubungi oleh
pihak RS.
20. Perencanaan pemulangan pasien yang telah disusun kemudian
dimintakan tanda tangan pasien, keluarga dan case manager.
21. Case manager berpamitan kepada pasien dan keluarga.
22. Case manager melakukan identifikasi jika dibutuhkan
perencanaan pulang tambahan.
23. Jika ada, case manager menuliskannya pada lembar daftar
perencanaan pemulangan tambahan terkait kebutuhan. Rencana
pemulangan yang disusun didiskusikan dengan PPA, pasien dan
keluarga.
24. Case manager melakukan identifikasi kebutuhan edukasi terkait
perencanaan pulang.
25. Pada lembar daftar kebutuhan edukasi kepada pasien dan
keluarga terkait perencanaan pulang, case manager memberikan
tanda (v) pada kolom yang sesuai. kemudian ditentukan edukator
yang akan menyampaikan edukasi pada pasien.
.
2. Case Manager/MPP