Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vicko Aric A

No :30
Kelas : XI IPA 3
ANDAIKU TAHU

Keberhasilan adalah keinginan semua orang. Tidak ada orang yang tidak
ingin berhasil. Contohnya saja seperti keberhasilan dalam menggapai
cita-cita. Cita-cita membahagiakan orangtua atau pun cita-cita untuk
karir sendiri. Semua itu dapat kita gapai bila kita mempunyai kemauan
dan kegigihannya yang luar biasa. Pria tampan berkulit putih, yang
memiliki tubuh semampai dan hidung bak prosotan TK ini mampu
mewujudkan impian dan cita-citanya. Dengan ulet dia melakukan semua
usaha-usahanya. Dia pantang menyerah dan tidak pernah kenal lelah.

Sebuah pohon pisang yang berada tepat di samping rumahnya


melambai-lambai seperti ingin menawarkan se-tetes air yang ia miliki.
Seakan-akan tahu jika pemuda bertubuh putih semampai dan berhidung
bak prosotan TK itu sedang menahan tenggorokan-nya yang kering.
Terik matahari telah membakar wajahnya, walaupun wajahnya dibanjiri
air, namun air itu tidak mampu memadamkan merah api di wajahnya.
Lambaian pohon pisang pun tidak dihiraukannya. Dia tetap fokus pada
miniatur yang dibuatnya. Dengan penuh hati dan hati-hati wanita yang
bernama key itu memadukan kelihaian alat kerjanya di sebuah batu yang
akan dia bentuk sebuah miniatur.

“Jika dibuatnya sepenuh hati pasti hasilnya akan lebih dari bagus.“
Senyum kecil yang menunjukkan kepuasan menyelip di perkataannya
barusan.
“Dan pasti juga itu yang diharapkan.“
“Oh Ibu… key jadi malu. Sejak kapan Ibu ada di sini?“
“Sejak tetesan keringat pertama di wajahmu itu. Ini ibu bawakan
minuman dingin untukmu nak.“

“Jadi dari tadi Ibu memperhatikan ku? Oh iya, makasih Bu


minumannya.“
“Kalau iya kenapa? Bukanya kamu senang ibu perhatikan?“

Cukup dengan sebuah senyuman bahagia key menjawab pertanyaan


yang sedikit menggoda dari ibunya. 
Sangat dalam perhatian yang diberikan ibunya kepada key. key sangat
nyaman di dekat ibunya. Perlakuan ibunya yang lembut, perhatian
ibunya yang luar biasa membuat hidup key terasa benar-benar sempurna.
key bertekat akan membuat ibunya bahagia. Ia tak rela setetes airmata
pun mengalir di pipi ibunya, kecuali tetes airmata kebahagiaan atas
keberhasilannya. Iya… keberhasilannya menjadi seorang seniman hebat
yang terkenal dan semua orang mengakui karyanya. Sungguh cita-cita
yang luar biasa. Dukungan ibunya pun terus mengalir seperti sungai
yang tak pernah kering. Saat key mulai putus asa, ibunya selalu
memegang tangannya agar dia tidak jatuh terpuruk. Kasihnya benar-
benar seperti fajar pagi hari yang tidak pernah terlambat bersinar.

Namun, mungkin sekarang aliran sungai itu mulai mengering dan


matahari yang bersinar terang dulu mulai redup. Yang kini tersisa hanya
genangan airmata dan kenangan canda tawa. Masih tergambar jelas tawa
mereka saat bersama. Ibu key hanya bisa melihat tawa dan senyum
bahagia anaknya itu di sebuah miniatur Eiffel yang dibuat key waktu itu.
Ketika ia menyeka airmatanya hanya senyum pedih yang tergambar di
wajahnya.

“Sudahlah Bu! Buat apa sih setiap hari Ibu bersedih dan mengurung
diri!”
“Saya hanya ingin menenangkan hati saya Pak.”
“Apakah belum cukup waktunya! Sudah tiga bulan Ibu seperti ini terus!”

Bentakan-bentakan keluar dari lelaki berkumis itu yang merupakan ayah


kandung key.
“Sudahlah Pak jangan membentak-bentak saya seperti ini, biarkan saya
merenung.”
“Merenung kamu bilang?! Merenung tidak akan merubah segalanya!
Yang ada kamu hanya akan memperburuk suasana!”
“Memperburuk suasana bagaimana si Pak?”

Ibu key tetap sabar menanggapi bentakan-bentakan dari suaminya.


“Sebaiknya kamu berhenti merenung dan mengurung diri agar suasana
tidak semakin buruk! Jika kamu masih menganggap saya suamimu,
turuti perintah saya!”

Nada bicara ayah key mulai memelan. Dia tidak tahu kebingungan dan
kekacauan yang ada di hati istrinya. Dia langsung bergegas menuju
kamarnya. Dan yang dia tahu hanya kekacauan di dalam hati kecilnya
yang melumpuhkan logika dan akal budinya.

key adalah anak semata wayang. Orangtuanya menguliahkan dia di


universitas seni yang terkenal di kotanya. key sudah memasuki semester
akhir. Tugas kuliah nya mengharuskan key membuat sebuah karya seni
yang memiliki nilai tinggi dan terbuat dari bahan baku di sekitar
lingkungan. Karna kepandaiannya dalam seni key dapat membuat
sebuah miniatur Menara Eiffel dari sebuah batu. Hasilnya begitu indah
sehingga banyak orang yang tertarik dengan karyanya khususnya para
remaja. Karna banyak yang tertarik dengan karyanya, key diundang di
sebuah pameran seni agar dia dapat memperlihatkan secara langsung
karyanya kepada masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai