Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Banjarmasin telah dikenal luas dengan dengan julukan Kota 1000
Sungai. Julukan ini merujuk pada banyaknya jumlah sungai yang membelah
daratan Kota Banjarmasin. Konfigurasi alam yang unik ini jika dilihat dari udara
justru memperlihatkan wilayah kota Banjarmasin seperti kumpulan pulau-pulau
kecil yang dibelah oleh sungai.
Banyak kalangan menilai bahwa keunikan konfigurasi dan karakteristik alam
khas kota Banjarmasin yang banyak dialiri sungai dengan berbagai ukuran,
merupakan modal besar bagi pembangunan jangka panjang dan apabila komitmen
tata kelola dan proses eksploitasinya bisa dilakukan dengan baik dan benar, tidak
menutup kemungkinan Kota Banjarmasin untuk menjadi sebuah kota yang unik
dan indah.
Dengan luas wilayah 98,46 km2 yang wilayahnya dipisahkan oleh sungai-
sungai, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin telah
melakukan pembangunan infrastruktur dalam bidang transportasi yaitu jalan dan
jembatan yang cukup signifikan dengan rincian APBD sebagai berikut:
Tahun Anggaran APBD Anggaran Persentase
2015 Sekretariat Rp. 2.980.750.000 2,46%
Program Rp. 4.046.050.000 3,34%
Jalan Rp. 64.976.000.000 53,76%
Jembatan Rp. 29.661.610.000 24,54%
PJU Reklame Rp. 19.200.000.000 15,88%
Total Dana Rp. 120.846.410.000
2016 Sekretariat Rp. 2.633.658.000 1,38%
Program Rp. 3.930.000.000 1.90 %
Jalan Rp. 111.545.500.000 58,50%
Jembatan Rp. 51.294.110.000 26,90%
PJU Reklame Rp. 21.250.000.000 11,14%
Total Dana Rp. 190.653.268.000
2017 Sekretariat Rp. 5.650.207.000 3,11%
Jalan PJU Rp. 70.554.092.000 38,84%
Jembatan Rp. 20.498.000.000 11,28%
Sungai Rp. 17.978.503.000 9,89%
Drainase Rp. 8.830.000.000 4,86%
Cipta K Jaskon Rp. 55.563.000.000 30,59%
Tarung Rp. 2.538.038.000 1,39%
Total Dana Rp. 181.611.840.000

Tabel 1.1 Dana APBD Dinas Bina Marga Kota Banjarmasin

1
Tabel 1.1 diatas menunjukkan penggunaan anggaran APBD tiga tahun
terakhir kota Banjarmasin. Jalan dan jembatan mempunyai porsi yang besar dalam
penggunaan anggaran APBD tiga tahun terakhir. Data-data ini menunjukkan
betapa pentingnya pembangunan tranportasi (jalan dan jembatan) di kota
Banjarmasin yang dibelah oleh banyak sungai.
Tetapi dalam proses pelaksanaanya, seringkali terjadi keterlambatan pada
proyek konstruksi jembatan. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah di
lingkup proyek itu sendiri, salah satunya adalah terjadinya pembengkakan biaya
yang berdampak juga pada kualitas hasil pekerjaan. Keterlambatan
mengakibatkan kerugian bagi pihak-pihak terkait proyek terutama pihak
kontraktor selaku pelaksana yang harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengejar
pekerjaan yang terlambat tersebut. Karena itu diperlukan perhatian lebih dalam
menganalisa faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan proyek
konstruksi jembatan.
Keterlambatan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana progress
bobot pekerjaan riil di lapangan tidak sesuai dengan bobot progress rencana pada
penjadwalan sehingga waktu pekerjaan harus diperpanjang dari rencana awal atau
kontrak, demi mengejar ketertinggalan bobot pekerjaan inilah pihak kontraktor
harus mengeluarkan biaya lebih agar bobot pekerjaan kembali ke rencana awal
atau penjadwalan. Selain penambahan biaya, keterlambatan juga menyebabkan
adanya perselisihan antara pihak terkait, bahkan sampai pemutusan hubungan
kerja.
Keterlambatan memang sudah biasa terjadi dalam pekerjaan proyek struktur
maupun proyek lainnya dikarenakan banyak hal yang terjadi di lapangan,
sehingga diperlukan kemampuan manajerial yang baik bagi pihak yang terlibat di
dalam proses pengerjaannya. Pihak kontraktor sebagai pelaksana perlu
memikirkan strategi terbaik apabila terjadi keterlambatan dalam pengerjaan
proyek konstruksi dan tidak sesuai dengan jadwal konstruksi, sehingga
keterlambatan tersebut dapat diatasi sebaik mungkin dan pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu sesuai perjanjian kontrak dengan hasil yang baik.
Permasalahan lainnya adalah kualitas pada konstruksi dengan kesesuaian
spesifikasi hasil dengan standar mutu. Kualitas hasil yang baik juga dapat

2
meningkatkan daya saing dan biaya lebih yang harus dikeluarkan yang
dikarenakan rendahnya kualitas hasil pekerjaan dan tidak sesuainya hasil
pekerjaan dengan mutu atau standar yang ditetapkan.
Oleh karena itu penulis mengangkat hal ini ke dalam tugas akhir dengan judul
Analisa Faktor-Faktor Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan Di Kota
Banjarmasin.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi
jembatan.
2. Sejauh mana pengaruh keterlambatan waktu terhadap mutu.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek
konstruksi jembatan ditinjau dari kurva S rencana dan realisasi.
2. Mengetahui tingkat pengaruh keterlambatan waktu terhadap mutu.

1.4 Batasan Masalah


Beberapa batasan masalah pokok bahasan, antara lain:
1. Objek penelitian proyek konstruksi jembatan berlokasi di kota Banjarmasin.
2. Data primer berupa kurva S rencana dan realisasi, metode pelaksanaan,
laporan hasil uji mutu di lapangan.
3. Data sekunder diambil dari artikel-artikel, buku-buku studi literatur, dan
berdasarkan hasil dari sebaran kuisioner dan wawancara.
4. Pengambilan sampel hanya dibatasi pada tiga jembatan yang telah selesai
dibangun.
5. Responden berdasarkan sudut pandang pihak-pihak terkait dalam bidang
konstruksi jembatan.

3
1.5 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Menjadi bahan referensi bagi pihak Kontraktor untuk menghindari terjadinya
keterlambatan dan mengetahui strategi terbaik dalam mengatasinya.
2. Manfaat bagi owner adalah untuk memudahkan dalam pengawasan
pengeluaran biaya dan pembayaran kepada kontraktor.
3. Menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai permasalahan
keterlambatan proyek konstruksi dan strategi terbaik dalam mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai