METODE PENELITIAN
penambahan nilai rata-rata dan bertambahnya persentase banyak siswa yang sudah
mampu memecahkan masalah. Setelah diterapkannya metode pembelajaran Think
Aloud Pair Problem Solving pada materi aritmatika sosial maka siswa diberikan
tes kemampuan pemecahan masalah untuk melihat ada tidaknya peningkatan yang
dimiliki siswa.
Secara rinci, prosedur pelaksanaan tindakan kelas menurut Arikunto
(2012:74) sebagai berikut:
1. Pair ( berpasangan)
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap
kelompok terdiri dari dua orang siswa, masing-masing siswa berperan
sebagai Problem solver dan listener.
47
d. Tahap Observasi I
Observasi dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Pada kegiatan ini, guru matematika MTs Negeri Bandar
mengobservasi mahasiswa peneliti yang bertindak sebagai guru dengan tujuan
untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar sudah terlaksana sesuai
dengan skenario yang telah dirancang. Pada kegiatan observasi ini peneliti juga
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat menerapkan
metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving dengan cara merekam
aktivitas siswa saat proses diskusi berlangsung untuk mengetahui apakah setiap
50
tahapan pemecahan masalah telah benar dilaksanakan pada metode tersebut dan
mengetahui dimana letak kendala atau kesulitan dalam pelaksanaannya.
Setelah selesai observasi, dilanjutkan dengan diskusi antara guru dengan
peneliti untuk memperoleh balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk
memperbaiki proses penyelenggaraan tindakan.
f. Tahap Refleksi I
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan perenungan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang
diperoleh dari instrument penelitian. Pada kegiatan ini diperoleh permasalahan
apa yang masih muncul di siklus I, apa penyebabnya dan bagaimana mengatasi
permasalahan tersebut. Hasil refleksi ini menjadi acuan untuk memberikan
tindakan-tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di
siklus II.
SIKLUS II
Setelah dilaksanakan siklus I dan hasil perbaikan yang diharapkan belum
tercapai terhadap tingkat kemampuan pemecahan masalah yang telah ditetapkan
maka tindakan masih perlu dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II diadakan
perencanaan kembali dengan mengacu pada siklus I. Siklus II ini merupakan
kesatuan dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis
data, dan refleksi seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada siklus II ini peneliti
merencanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode Think Aloud
51
Pair Problem Solving yang lebih intensif dan terprogram dan memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I. Hal ini bertujuan agar dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
a. Tahap Permasalahan II
Dalam siklus II ini permasalahan yang terjadi adalah (1) kurangnya
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dirancang, (2) hasil tes kemampuan pemecahan masalah
siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar, (3) kurangnya keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
d. Tahap Observasi II
Observasi dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Pada kegiatan ini, guru matematika MTs Negeri Bandar
mengobservasi mahasiswa peneliti yang bertindak sebagai guru dengan tujuan
untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar sudah terlaksana sesuai
dengan skenario yang telah dirancang. Pada kegiatan observasi ini peneliti juga
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan siswa pada saat menerapkan
metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving dengan cara merekam
aktivitas siswa saat proses diskusi berlangsung untuk mengetahui apakah setiap
tahapan pemecahan masalah telah benar dilaksanakan pada metode tersebut dan
mengetahui dimana letak kendala atau kesulitan dalam pelaksanaannya.
Setelah selesai observasi, dilanjutkan dengan diskusi antara guru dengan
peneliti untuk memperoleh balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk
memperbaiki proses penyelenggaraan tindakan.
observasi dianalisis dalam dua tahap yaitu paparan data dan kemudian menarik
kesimpulan.
f. Tahap Refleksi II
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan perenungan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang
telah diperoleh dari instrumen penelitian. Hasil data yang diperoleh kemudian
digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan, apakah kegiatan yang
dilakukan telah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
naratif dan tabel agar data tersebut lebih jelas dan mudah dipahami sehingga dapat
memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan.
Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan
atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan
patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar
termasuk kemampuan pemecahan masalah sebab peserta didik diusahakan untuk
mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat
diketahui pencapaiannya.
(Arifin, 2011: 236)
Untuk menentukan kategori ketuntasan siswa dalam kemampuan
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
P STI k
% STI k = ×100
M STI k
Keterangan:
% STI k : Persentase skor total pada indikator ke – k =1,2,3,4
P STI k : Perolehan skor total pada indikator ke – k =1,2,3,4
M STI k : Skor maksimal pada indikator ke – k =1,2,3,4
Keterangan:
P : Skor rata-rata yang diperoleh setiap individu
Pedoman untuk melihat lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi
Tingkat Kategori
1,0 – 1,5 Sangat Kurang
1,6 – 2,5 Kurang
2,6 – 3,5 Baik
3,6 – 4,0 Sangat Baik