Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cici Feronika

NIM: 2108045012
CAIRAN INFUS DAN PENGGUNAANNYA
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum
kedalam sebuah pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh (Nuryanto et al, 2015). Cairan infus (intravenous fluid) tersimpan
di dalam sebuah kantong atau botol steril yang akan dialirkan melalui selang menuju pembuluh
darah. Jenis dan jumlah cairan yang digunakan akan bergantung kondisi pasien, ketersediaan
cairan, dan tujuan pemberian cairan infus, ukuran tubuh, dan usia. Ada beragam cairan infus
yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan. Cairan infus yang umum
digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Cairan kristaloid

Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung natrium
klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa.
Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,
mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi. Beberapa cairan infus
yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:

 Cairan saline

Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini
mengandung natrium dan clorida. Natrium Klorida merupakan garam utama yang
berperan dalam mempertahankan kondisi osmosis darah dan jaringan, perubahan kadar
Natrium dan Klorida akan mengubah kondisi ini dan memengaruhi pergerakan cairan
dan difusi garam dalam jaringan seluler. Cairan infus ini digunakan untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan
menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.

 Ringer laktat

Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium,
laktat, natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani
operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak.
Obat ini juga memiliki efek alkalis, dimana ion laktat dimetabolisasi menjadi
karbondioksida dan air yang menggunakan hidrogen kation sehingga menyebabkan
turunnya keasaman.

 Dextrose
Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Dekstrosa
Monohidrat bekerja dengan diserap dari saluran gastrointestinal, dan teroksidasi
sebagai sumber energi, atau disimpan dalam hati sebagai glikogen. Dekstrosa
Monohidrat adalah satu-satunya substrat energi yang secara langsung, cepat dan
seluruhnya dimanfaatkan oleh tubuh. Dekstrosa Monohidrat penting untuk
miokardium, otak dan saraf. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan kadar
gula darah, pada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain
itu, cairan infus dextrose juga dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar
kalium yang tinggi).

2. Cairan koloid

Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat.
Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan juga
sebagai cairan resusitasi. Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

 Gelatin (gelofusine)

Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Tekanan
koloid-osmotik larutan menentukan tingkat efek volume awalnya. Durasi efek
tergantung pada pembersihan koloid dengan redistribusi dan ekskresi. Efek volume
Gelofusine setara dengan jumlah larutan yang diberikan. Jadi Gelofusine adalah
pengganti plasma, tidak memiliki efek perluasan plasma. Protein plasma yang hilang
tidak digantikan oleh Gelofusine. Gelofusine menggantikan defisit volume
intravaskular yang disebabkan oleh kehilangan darah atau plasma. Tekanan arteri rata-
rata, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, volume sekuncup jantung, indeks jantung,
suplai oksigen dan diuresis meningkat. Salah satu kegunaan cairan ini adalah untuk
mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.

 Albumin
Mekanisme aksi infus albumin adalah meningkatkan tekanan osmotik koloid dengan
mendorong cairan interstitial ke kompartemen intravaskular dan meningkatkan volume
cairan pada sistem sirkulasi. Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat
pasien memiliki kadar albumin yang rendah, misalnya pasien yang menjalani
operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.

 Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran
dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga
digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi. Sebagai koloid,
dekstran secara osmotik memperluas volume plasma dengan mengembalikan plasma
darah yang hilang melalui perdarahan hebat. Volume distribusinya adalah seluruh
volume darah tubuh. Dengan memperluas volume darah, dekstran meningkatkan curah
jantung dan aliran darah sehingga sel darah merah dapat secara efektif bersirkulasi ke
mikrovaskular organ akhir. Dekstran dapat mengurangi risiko komplikasi vaskular
seperti trombosis. Mekanisme ini terjadi melalui efek antitrombotik dari pengikatan
dekstran pada trombosit, eritrosit, dan endotel vaskular untuk mengurangi agregasi dan
adhesi. Dextran mengurangi faktor Von Willebrand untuk menurunkan fungsi
trombosit. Ini juga mengaktifkan plasminogen dan memperpanjang waktu perdarahan.
Efek ini meningkat secara proporsional dengan peningkatan berat molekul dekstran.
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2019. Hypoglycemia (Low Blood Glucose). Drugs. Glucose
Intravenous Infusion 5%.
Braun. 2019. Natrium Klorida (Larutan untuk infus 0.9%). PT B. Braun Pharmaceutical
Indonesia
Braun. 2019. Dextrose Monohidrat (solution for infusion 10 %). PT B. Braun Pharmaceutical
Indonesia
Dextran. NCBI Bookshef. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557631/#!po=18.7500
diakses pada tanggal 17 oktober 2022

Icumedical. 2019. Dextrose and Sodium Chloride Injection. ICU Medical, Inc., Lake Forest,
Illinois, 60045, USA Drugs.com. 2022. Lactated Ringers. https://www.drugs.com/pro/lactated-
ringers.html Diakses pada 17 oktober 2022
Massimo. S., 2014, The Use Human Albumin In Italy, Farmindustria, Italy Miao KH,
Guthmiller KB. 2022.

Mims. Gelofusine. https://www.mims.com/hongkong/drug/info/gelofusine?type=full. diakses


pada tanggal 17 oktober 2022
NCBI. 2022. Ringer's Lactate. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500033/. diakses
pada tanggal 17 oktober 2022

Niemi, T. T., Miyashita, R., & Yamakage, M. 2010. Colloid Solutions: a Clinical Update.
JournalofAnesthesia,Dec;24(6):913-25.

Nuryanto, M., dkk. 2015. Rancang Bangun Otomatis Sistem Infus Pasien. Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai