Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan dengan Kementerian Pertanian

Lokasi : Jakarta Selatan

Waktu : Senin, 6 Februari 2023 pukul 12.00 s/d 14.00

Peserta :

a. BNI
 Azie Mega Poetra
 Grala Bagus Agdyawan
 Samuel Indra C.L.T
b. Kementerian Pertanian
 Ibu Indah Megawati (Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian)
 Pak Aya (Staff Kementerian Pertanian)

NOTULEN

1. Kondisi saat ini Permenko telah terbit, yaitu Permenko 1, 2 dan 3. Namun dinilai terdapat
beberapa ketentuan yang menyulitkan dilakukannya ekspansi bisnis perbankan. Diskusi ini
dan lanjutannya mencari jalan tengah antara perbankan dan kementan melalui Permentan
yang akan diterbitkan, supaya bisa membantu jalannya ekspansi bisnis, terutama permenko
3 (Taksi Alsintan). Ekspansi bisnis perbankan akan mengacu ke Permentan.
2. Untuk RMU, secara perhitungan untuk skala besar sudah over supply. Namun demikian
masih terdapat potensi untuk tujuan kredit revitalisasi atau pengadaan RMU skala kecil.
Diharapkan perbankan dapat berekspansi untuk tujuan tersebut sesuai dengan analisa
perbankan dan keputusannya.
3. Target Kementerian Pertanian untuk program taksi alsintan pada tahun 2023 adalah
sebanyak 3.000 set/paket alsintan. Sampai dengan saat ini sudah ada permintaan dengan
jumlah cukup massif di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur.
Untuk selanjutnya agar Kementerian Pertanian dapat memberikan data tersebut kepada BNI
dan perbankan lainnya.
4. Dalam hal persyaratan pihak yang dapat menerima kredit alsintan berupa perorangan, pada
Bab 2, Pasal 3, Ayat 2, terdapat persyaratan harus memiliki mitra petani binaan dan/atau
memiliki pola kemitraan dengan petani. Untuk dokumen apa yang dapat membuktikan pola
kemitraan ini akan didiskusikan untuk dicantumkan dalam Permentan.
5. Dalam hal persyaratan pihak yang dapat menerima kredit alsintan berupa bukan
perorangan, agar usaha berbadan hukum, minimum berbentuk UD. Kementerian Pertanian
mendorong pelaku usaha tani non perorangan untuk dapat membentuk usaha berbadan
hukum. Untuk Gapoktan akan diarahkan untuk menjadi berbadan hukum.
6. Pada Permenko No. 3 tahun 2023 Bab 3, Pasal 16, ayat 3, terdapat persyaratan bahwa
penerima kredit alsintan dapat menyediakan uang muka untuk pembelian alsintan paling
banyak sebesar 10% dari harga perolehan alsintan. Di Permentan akan disesuaikan dengan
menambahkan redaksi, usulan sebagai berikut; “Disesuaikan dengan kemampuan angsuran
atau keadaan debitur.” Mengenai rincian redaksi akan dibicarakan kembali untuk
kepentingan penyusunan draft Permentan.
7. Kementerian Pertanian pada draft Permentan mengusulkan untuk mencantumkan syarat
alsintan yang dapat dibiayai adalah yang terdapat di E-Catalogue dan memenuhi ketentuan
TKDN. Diusulkan dari BNI agar tidak perlu membatasi hal ini dikarenakan beberapa penyedia
alsintan seperti Yanmar dan Kubota, tidak memenuhi TKDN. Hal ini dikhawatirkan
mengurangi potensi bisnis.
8. Pada Permenko No 1 tahun 2023 terdapat kebijakan mengenai akses kredit dan peningkatan
sesuai jumlah aksesnya. Selain itu juga dibatasi maksimum 4 kali akses, selanjutnya tidak
dapat memperoleh KUR. Kementerian Pertanian menyampaikan agar petani debitur tetap
dapat akses KUR meskipun akses di atas 4 kali, seharusnya diakomodir pada KUR Khusus.
Saat ini pada SIKP telah terdapat Untuk SIKP KUR Khusus namun belum berjalan maksimal.
Hal ini dikarenakan proses validasi dinas pertanian setempat tidak berjalan. Untuk ke depan
agar Kementerian Pertanian mendorong Kementerian Koordinator di Bidang Ekonomi
supaya dapat diakomodir penyesuaian dalam SIKP.
9. Pada Permentan agar disebutkan jenis alsintan yang dapat diperoleh melalui kredit alsintan
apa saja (RMU, dryer, combine, tractor, dll).
10. Akan diadakan meeting alsintan untuk membahas sosialisasi alsintan. Dari BNI akan
mencantumkan spesifikasi dan kebijakan seperti hourmeter, GPS, maintenance selama
jangka waktu kredit dan lain-lain untuk kemudian menjadi referensi penyusunan Permentan.

Anda mungkin juga menyukai