Adani Ok
Adani Ok
Saham pinjaman (dengan bunga) itu dijual ketika harga saham Adani
masih baik. Lalu ia umumkan hasil risetnya. Nama Adani jatuh.
Reputasinya hancur.
Hindenburg pun membeli saham Adani dalam jumlah yang sama dengan
yang ia pinjam. Dengan harga hanya separo. Pinjaman saham itu pun ia
kembalikan utuh. Masih dapat uang begitu besar.
Praktik short selling seperti itu tidak dilarang di New York. Atau di
London. Di Hong Kong. Di Tokyo. Tapi dilarang di Singapura. Dilarang Di
Jakarta.
Sampai Jumat lalu harga saham Adani masih belum membaik. Lembaga
rating Amerika justru menurunkan Adani dari stabil ke negatif outlook.
Di bidang keuangan, Adani telah minta tambahan kredit dari bank milik
negara (SBI). Sebesar sekitar Rp 49 triliun. Yakni untuk menyelamatkan
perusahaan Grup Adani yang di Australia.
Modi dikenal punya senjata dua sula: membangun infrastruktur baru yang
kelas dunia, sambil terus membangun toilet untuk masyarakat bawah.
Salah satu yang memakai jasanya, itu tadi, pemilik gedung terbanyak di
Amerika: Silverstein Properties. Di samping pemilik World Trade Center
New York yang baru, ia juga punya banyak Four Seasons dan gedung
pencakar langit lainnya. Total perusahaannya ini punya 4 juta m2
bangunan gedung.
Meski punya usaha yang terkait dengan orang Indonesia, Adani kurang
Anda kenal. Perusahaan batu baranya di Kaltim/Kaltara sangat besar tapi
tidak sebesar Bayan Group.
Salah satu nama anak perusahaan Grup Adani mestinya juga sudah
Anda kenal: Adani Wilmar. Yakni anak hasil perkawinan antara Adani dan
Wilmar. Tapi Wilmar di situ bukan Wilmar perusahaan Indonesia. Itu
adalah Wilmar Internasional. Yakni sebuah perusahaan Singapura.
Hanya saja kebun sawit luasnya dan pabrik minyak goreng yang begitu
banyaknya ada di Indonesia.