Anda di halaman 1dari 2

Posyandu dan PAUD Kini Dipadukan Jadi Taman

Posyandu

Mulai saat ini, balita peserta Pos Layanan Terpadu (Posyandu) tak lagi sekedar menikmati
layanan kesehatan. Namun mereka bisa mendapatkan layanan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Ini sejak dicanangkannya Taman Posyandu Sistem Jaringan Berbasis Lingkungan dan
Intensifikasi PAUD Holistik – Integratif oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis
(13/6) di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawang Alun.

Dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Sulihtiyono, taman posyandu adalah


pengembangan peran posyandu yang selama ini hanya melayani masalah kesehatan anak usia
balita, mulai dari pemenuhan asupan gizi, perawatan, pengasuhan, kesejahteraan dan
perlindungan saja. Balita yang datang, nantinya juga akan diedukasi sesuai perkembangan usia
mereka. “Ini mengintegrasikan pelayanan kesehatan dan pendidikan anak-anak balita. Sehingga
mereka juga akan mendapatkan pendidikan disesuaikan usianya,” ujar Sulihtiyono.

Saat ini, kata Sulihtiyono, telah ada 217 Taman Posyandu yang tersebar di Banyuwangi. Ke
depan, diharapkan program ini akan membangun dan menstimulasi terjadinya sinergitas terhadap
1394 lembaga PAUD  (TK/KB/TPA) dengan 221 lembaga posyandu yang ada. “Kami berharap
1 lembaga PAUD dapat bekerjasama dengan 1 atau 2 lembaga posyandu terdekat dengan
dukungan jaringan gugus PAUD yang ada di setiap desa. Sehingga akan terbentuk jaringan
penguatan layanan stimulasi pendidikan (sistem jaringan) yang dapat menyentuh lembaga
pendidikan yang tak terjangkau. Dengan strategi ini diproyeksikan total anak (sekitar 86 persen)
di lembaga posyandu  dapat terlayani pendidikannya,”tutur Sulihtiyono.

Anak-anak nantinya akan dikenalkan sejak dini nilai-nilai ramah dan peduli lingkungan, sebagai
bentuk implementasi dari pendidikan Banyuwangi bersih dan hijau. Dan selain pendidikan, juga
akan ditekankan pentingnya asupan gizi, kesehatan, dan pola pengasuhan dan perlindungan.
“Para kader ini juga akan menerima paket buku Pedoman Taman Posyandu,” jelas Sulihtiono.

Sementara itu, Bupati Anas menjelaskan bahwa usia dini merupakan periode perkembangan
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pada usia ini seluruh instrumen besar manusia
terbentuk, bukan kecerdasan saja, tetapi seluruh kecakapan psikis, yang dinamakan usia emas
perkembangan (golden age). “Karena itu pemerintah terus melakukan upaya pembinaan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
rohani.

Ditambahkan  Bupati Anas salah satu yang menginspirasi pemkab untuk  mengembangkan
program ini adalah kebijakan pemerintah Mexico dalam  mengatasi masalah kemiskinan di
negaranya. Pemerintah Mexico menyikapi kemiskinan, salah satunya dengan memberikan
bantuan untuk mencukupi pemenuhan dan peningkatan gizi warganya yang miskin. “Oleh sebab
itu saya mengajak semua pihak untuk bahu – membahu meningkatkan peran sertanya untuk lebih
memperhatikan anak-anak kita. Seperti apa yang dilakukan para ibu pengurus posyandu,”ujar
Bupati Anas yang mengaku salut dengan ibu-ibu pengurus  posyandu, yang meski insentifnya
tidak seberapa namun tetap bersemangat menjalankan tugasnya.

Selain Taman Posyandu, dalam kesempatan yang sama juga dicanangkan Gerakan Masyarakat
Ibu Anak Mandiri (Gema Insani). Acara ini diikuti 4000 kader pendidik Taman Posyandu,
PAUD, Taman Kanak-kanak (TK),Kelompok Belajar (KB), Taman Pendidikan Al-Quran (TPA),
dan TP PKK se-Kabupaten Banyuwangi. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Yusuf
Widyatmoko, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ibu Dani Azwar Anas, Kepala Bidang
Pendidikan Non Formal Informal Dispendikbud Provinsi Jatim, DR. Nashor dan Sekretaris
Kabupaten Banyuwangi. (Humas & Protokol)

Anda mungkin juga menyukai