Oleh: Andy Junaedi, NIM: 13206244021, E-mail: andy6juni@yahoo.com, Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Abstrak
Tujuan Penulisan ini untuk mendeskripsikan konsep, tema, proses, teknik dan hasil dari penciptaan karya
seni patung yang terinspirasi dari aktivitas anak bermain berdasarkan pengalaman masa kecil ke dalam karya seni
patung realistik. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini adalah kontemplasi, eksplorasi dan visualisasi. Hasil
penulisan ini adalah sebagai berikut: 1) Konsep pada penciptaan karya adalah merepresentasikan aktivitas anak
bermain berdasarkan pengalaman masa kecil. 2) Tema yang diangkat yaitu anak bermain. 3) Proses visualisasi
meliputi persiapan alat dan bahan, pembuatan rangka dan penerapan teknik penciptaan. 4) Teknik yang digunakan
adalah teknik modeling, teknik casting dan dilanjutkan dengan finishing. 5) Hasil penciptaan ini berjumlah 8 karya,
antara lain: “Main Kelereng”, “Layang-Layang”, “Main Bola”,” Yo-Yo”, ” Boneka”, “Congklak”, “Petak
Umpet” dan “Gowes”.
Abstract
The purpose of this paper is to descibe the concepts, themes, processes, techniques and result from creation
of sculpture inspired by Children’s Play Activities based on childhood experience into realistic sculpture. The
methods used in this creation is contemplation, exploration and visualization. The results of this paper are: 1)
Concept of creation of the artwork is represent children’s play activities based on childhood experience. 2) The
theme is playing child. 3) The visualization processes includes preparation of tools and materials, frame making
and application of creation techniques. 4) The technique used is modelling techniques, casting techniques and
followed by finishing. 5) The result of this creation is 8 artworks, include: “Main Kelereng”, “Layang-Layang”,
“Main Bola”, “Yo-Yo”, “Boneka”, “Congklak”, “Petak Umpet” and “Gowes”.
PENDAHULUAN
Seni Patung merupakan salah satu cabang Penciptaan karya seni sesungguhnya tidak
seni rupa murni yang terdiri dari Seni Lukis, Seni terlepas dari adanya pengaruh lingkungan,
Patung dan Seni Grafis, yang memiliki fungsi pengalaman fisik, pengalaman batin dan peristiwa
baik murni (fine art) maupun fungsi terapan yang dialami oleh penciptanya. Peristiwa dan
(applied art) tergantung dari tujuan pengalaman tersebut akan mengendap dan
penciptaannya. Seni Patung di Indonesia direnungkan kembali sehingga memunculkan
memiliki sejarah yang cukup panjang dalam endapan pengalaman estetis. Selanjutnya
perkembangannya. Ada beberapa gaya dalam diinterpretasikan dalam bentuk karya seni
karya seni patung seperti realistik/representatif, diantaranya seni patung yang melahirkan simbol-
abstrak, dekoratif dan figuratif. simbol yang mewakili perasaan dan kepribadian
dari penciptanya.
214
Jakob Sumarjo (2000: 74-75) mengatakan yaitu artefak yang berupa figur-figur
bahwa, manusia/dewa, pada umumnya terbuat dari batu,
“Seni merupakan ekspresi nilai, baik nilai kayu, terakota atau perunggu. Sedangkan kata
esensi (makna), nilai kognitif
“patung” di dalam seni modern digunakan
(pengetahuan, pengalaman), dan nilai
kualitas mediumnya. Nilai-nilai itu ada sebagai padanan kata sculpture (Inggris) yang
dalam diri seniman sebagai pengalaman
mengacu kepada salah satu media seni rupa yang
nilai masa lampaunya (sebelum
penciptaan). Nilai-nilai inilah yang bersifat tiga dimensi. Pengertian patung dengan
menentukan isi, makna dan substansi dari
demikian mencakup pengertian yang lebih luas
seni. Dengan demikian, dalam tindakan
ekspresi seni terjadi persekutuan antara daripada arca, karena berlaku dalam berbagai
tindakan ekspresi „sekarang‟ dan ekspresi
ekspresi artistik yang pada perkembangannya
„nilai-nilai masa lampau‟.”
kemudian menghasilkan berbagai macam bentuk,
Seiring perkembangan zaman dan
serta menggunakan berbagai macam material,
teknologi seperti sekarang, permainan anak-anak
sesuai dengan pengembangan dan eksplorasi di
sudah jarang sekali terlihat meskipun di beberapa
dalam media patung itu sendiri.
daerah masih dapat dijumpai aktivitas anak–anak
Menurut Mikke Susanto (2011: 296) seni
bermain. Untuk itu, penulis ingin menampilkan
patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi
kenangan tersebut dalam bentuk karya seni
yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif
patung realistik. Pengalaman masa kecil adalah
(mengurangi bahan seperti memotong, menatah)
faktor yang mendorong penulis membuat judul
atau aditif (membuat model lebih dulu seperti
“Aktivitas Anak Bermain Sebagai Ide Penciptaan
mengecor dan mencetak).
Karya Seni Patung” sebagai judul Tugas Akhir
Sedangkan But Muchtar memaparkan
Karya Seni.
bahwa,
“seni patung merupakan perwujudan seni
KAJIAN TEORI rupa yang paling kongkrit yang dapat
Seni Patung diterima oleh indra manusia, bentuk
patung adalah utuh, tidak ada sudut yang
Seni Patung dalam bahasa Inggris adalah tidak luput dari penglihatan, tidak ada
“sculpture”, berasal dari bahasa Latin “sculptura” bagian sekecil apapun yang tersembunyi.
Bentuk patung mempunyai rupa yang
yang berarti memotong, memahat atau membelah. dapat dipandang, dapat disentuh, diraba,
Seni patung merupakan salah satu bentuk karya dapat pula dirasakan gerak iramanya
melalui lekuk cembungnya volume
seni rupa yang memiliki ukuran tiga dimensi (Soedarso, 1992: 23).”
untuk dapat dinikmati nilai dan bentuk estetisnya
Selanjutnya Dharsono Sony Kartika
dari berbagai sudut pandang. Pengertian tersebut
(2004: 37) menerangkan bahwa seni patung
berkembang dan meluas sesuai dengan
merupakan ungkapan pengalaman estetik yang
perkembangan teknik dan konsep dalam seni
diwujudkan dalam bentuk tiga dimensional (tiga
patung dewasa ini.
matra).
Di dalam ranah seni klasik/tradisi,
pengertian patung identik dengan arca (statue),
215
anak-anak seperti kelereng, sepeda, sepak bola, pelumas pada bagian model dan sekat. Lalu
dakon, yoyo, boneka, layang-layang dan masih dicetak dengan gips satu-persatu bagian.
banyak lagi. Dalam aktivitas bermainnya, banyak Tahap terakhir adalah finishing yang
sekali keunikan anak-anak yang tampak dari meliputi restorasi dan pewarnaan patung.
sikap dan perilaku anak-anak seperti kepolosan, Restorasi karya dilakukan dengan merapikan
keceriaan, keseriusan dan ketangkasannya. Bagi bagian-bagian permukaan sambungan pada
penulis, Seni Patung adalah salah satu wujud patung menggunakan amplas dan kikir. Lalu
untuk menuangkan ide, gagasan, emosi maupun pewarnaan menggunakan cat berwarna coklat tua
kenangan seseorang. dengan kuas.
menggunakan bahan campuran resin dan bubuk bagian benang menggunakan kawat tali, dan
talek, lalu pewarnaan menggunakan cat warna bagian tangkai gulungan benang menggunakan
coklat sebagai langkah penyelesaian atau ranting kayu. Finishing keseluruhan karya
finishing. menggunakan cat warna coklat.
2. “Layang-Layang”
3. “Yo-Yo”
Gambar V. Boneka
4. “Petak Umpet” Resin. 30cm x 70cm x 25cm. 2018
5. “Boneka”
219
penciptaan karya ini didasari dari pengalaman adalah pengalaman pada masa kecil tentang
masa kecil saat berusia 8 tahun, ketika mengikuti seorang kakak perempuan yang sangat mahir
lomba sepak bola anak-anak tahunan di komplek bermain congklak. Permainan ini sering sekali
perumahan. Perlombaan ini biasa dilaksanakan dimainnkannya. Pada karya tersebut hanya
saat sebelum menjelang perayaan HUT RI 17 menampilkan satu orang anak perempuan berusia
Agustus 1945. Bergaya saat difoto sebelum sekitar 8 tahun yang sedang bermain didepan
permainan dimulai adalah hal yang sangat umum papan congklaknya dan terlihat seakan sedang
menjadikannya sebagai momen yang sangat lubangnya, bertujuan hanya untuk menampilkan
berkesan, terutama saat bergaya bersama dengan kesan aktivitas permainan congklak.
teman-teman yang lain sambil bercanda dan Karya patung di atas dibuat dengan teknik
Karya patung yang berjudul “Main Bola” menggunakan bahan gips yang kemudian dicor
di atas dibuat dengan teknik modeling menggunakan bahan campuran resin dan bubuk
menggunakan tanah liat dan dicetak talek. Mainan congklak dan biji congklak pada
menggunakan bahan gips yang kemudian dicor karya menggunakan mainan aslinya yang terbuat
menggunakan bahan campuran resin dan bubuk dari bahan plastik, lalu pewarnaan
talek. Bola pada patung menggunakan mainan keseluruhannya menggunakan cat warna coklat
bola plastik. pewarnaan menggunakan cat warna sebagai langkah penyelesaian atau finishing.
7. “Congklak”
220
Gambar VIII. Gowes bersepeda sambil menoleh sedikit ke arah kiri dan
Mix Media. 55cm x 120cm x 110cm. 2018
tersenyum gembira seakan sedang berinteraksi
Karya patung di atas adalah gambaran dengan teman-teman lainnya.
aktivitas bermain masa kecil yang paling sering Karya patung berjudul “Gowes” ini dibuat
dilakukan bersama teman-teman ketika mengisi dengan teknik modeling menggunakan tanah liat
hari libur. Pada karya patung tersebut terlihat langsung di atas sepeda dan dicetak
seorang anak laki-laki berusia 9 tahun sedang
menggunakan bahan gips yang kemudian dicor gips, kemudian mengecor cetakan gips dengan
menggunakan bahan campuran resin dan bubuk campuran resin dan bubuk talek sehingga
talek. Sepeda yang digunakan pada karya adalah menghasilkan karya patung yang bersifat
sepeda sungguhan berbahan logam yang permanen.
ukurannya sesuai dengan ukuran patung yang Tugas Akhir Karya Seni ini
dibuat. Karya ini juga menggunakan papan kayu menghasilkan 8 karya, antara lain; (1) “Main
dan besi sebagai media yang membantu karya Kelereng” 40x40x40 cm. (2) “Layang-Layang”
agar bisa berdiri. Pewarnaan kesluruhan 45x80x95 cm. (3) “Yo-Yo” 45x55x47 cm. (4)
menggunakan cat warna coklat sebagai langkah “Petak Umpet” 40x20x80 cm. (5) “Boneka”
penyelesaian atau finishing. 30x70x25 cm. (6) “Main Bola” 45x35x90 cm.
(7) “Congklak” 45x45x50 cm. (8) “Gowes”
55x120x110 cm.
KESIMPULAN