Anda di halaman 1dari 9

“KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MEWARNAI PADA

MEDIA TOPENG KELAS VIII DI SMP N 4 CIKARANG


BARAT”.

PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pengampu :
Drs. Syafii, M.Pd

Disusun Oleh :
Raihan Nabila Syifa
NIM (2401421013)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA & SENI


UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
ABSTRAK
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian yang Relevan
2.2. Deskripsi Konsep

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1. Pendekatan Penelitian
3.2. Lokasi & Sasaran/Variabel Penelitian
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.4. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Topeng adalah penutup muka yang terbuat dari kayu, kertas, maupun logam yang berupa
wajah orang atau binatang yang dihasilkan oleh manusia sebagai perwujudan dan konsep dari
ekspresi batinnya. Topeng berfungsi menutupi atau mengganti perwujudan muka pemakainya
yang dapat menyampaikan pesan, nilai- nilai dan makna, karena mempunyai arti simbolik
dari warna dan bentuk karakter yang dibuat.
Seni pertunjukan topeng merupakan ekspresi sejati dari adat dan budaya yang perlu
dilestarikan. Dalam hal ini topeng sebagai produk kebudayaan yang lahir dari gagasan dan
pemikiran yang luhur, keberadaan dan eksistensinya lambat laun mulai berkurang dan
kurang berkembang dibandingkan dengan pertunjukan modern.
Dalam seni pertunjukan tradisional, topeng merupakan ekspresi hakikat dan kepribadian
tokoh tertentu dengan menampilkan gerakan tubuh yang serasi, kemudian menggambarkan
peristiwa atau alur yang disajikan sebagai bentuk penyampaian nilai dan standar moral
dalam kehidupan. Misalnya saja pertunjukan Topeng Panji yang berkisah tentang seorang
manusia suci yang baru lahir yang menjadi pembimbing atau penuntun.
Menggambar adalah kegiatan kreatif yang bertujuan membentuk gambar yang
menyampaikan pikiran, gagasan, dan simbol sebagai bentuk ekspresi dengan menggunakan
berbagai teknik garis dan alat menggambar.
Secara fisik, menggambar hanyalah alat menggambar untuk merepresentasikan gambaran-
gambaran yang ada di kepala kita, baik meniru alam (imajinasi murni) atau tidak. Namun,
gambar sebenarnya merupakan bahasa universal yang sudah dikenal jauh sebelum manusia
mengenal tulisan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan dalam sejarah seni rupa
berupa lukisan dan cetakan tangan di gua-gua prasejarah sebagai alat komunikasi atau
ilustrasi terhadap sesuatu.
Menurut Affandi (dalam Saiful Haq, 2008), menggambar dan melukis merupakan
perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu pernyataan perasaan/ekspresi dan pikiran
yang diinginkan. Perwujudan tersebut dapat berupa tiruan objek ataupun fantasi yang
lengkap dengan garis, bidang, warna, dan tekstur dengan sederhana.
Melalui konteks tersebut dapat dilihat betapa pentingnya topeng dalam kehidupan, baik
fungsi maupun perkembangannya, serta topeng dengan keindahan dan keunikan bentuk,
warna, dan ekspresi, mengekspresikan kepribadian manusia, menjadikan topeng
sebagai sumber inspirasi pewarnaan topeng.
Teknik pewarnaan yang digunakan menggunakan teknik basah dengan media cat minyak di
atas topeng, penciptaan mewarnai topeng ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi
terhadap seni rupa pada umumnya dan menambah proses berkesenian pribadi pada
khususnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembelajaran mewarnai pada media topeng kelas VIII SMP N
CIKARANG BARAT?
2. Bagaimana hasil karya mewarnai pada media kelas VIII SMP N CIKARANG BARAT?
3. Seberapa efektifkah pembelajaran mewarnai pada media topeng kelas VIII di SMP N 4
CIKARANG BARAT?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penulisan keefektifan Pembelajaran Mewarnai Pada Media Topeng antara lain :
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran mewarnai pada media topeng kelas VIII SMP
N CIKARANG BARAT?
2. Mendeskripsikan hasil karya mewarnai pada media kelas VIII SMP N CIKARANG
BARAT?
3. Mendeskripsikan keefektifan pembelajaran mewarnai pada media topeng kelas VIII
di SMP N 4 CIKARANG BARAT?

1.4. Manfaat
Penelitian Manfaat
Penciptaan
a. Menambah pengetahuan teknik dan bahan dalam pembuatan karya seni mewarnai topeng.
b. Mengasah proses kreatif dalam berinovasi membuat karya seni mewarnai topeng.
c. Mendapatkan pengalaman selama proses pembuatan karya mewarnai pada media topeng.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulis ini adalah memberikan banyak pengalaman baru bagi penulis untuk
berkarya.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian yang Relevan


Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada beberapa sumber salah satunya sumber pertama
sebagai landasan. Sumber utama yang menjadi acuan utama yang digunakan sebagai langkah
awal dalam mengembangkan penelitian ini adalah penelitian oleh Dani Setyawan, Universitas
Negeri Yogyakarta, 2015 yang berjudul “Topeng Sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan”.
Hasil penelitian mendeskripsikan proses visualisasi yang meliputi : konsep, tema, teknik dan
bentuk lukisan dengan judul topeng sebagai inspirasi penciptaan lukisan. Metode yang
digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu metode observasi yaitu dengan melakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung dengan cara mengamati bentuk,
warna, ekspresi berbagai karakter topeng dan melihat pertunjukan topeng, pengamatan tidak
langsung dengan membaca buku, mencari refrensi lewat internet, melihat video dan
pencarian gambar atau foto pertunjukan topeng. Metode eksperimen dilakukan melalui
pembuatan sketsa untuk menemukan ide penggambaran bentuk topeng yang dikomposisikan
dengan berbagai ekspresi manusia. Proses selanjutnya eksekusi karya yaitu memindahkan
objek ke atas kanvas dengan skala perbandingan untuk mendapatkan ketepatan objek visual.
Hasil dari pembahasan yang dilakukan adalah oleh peneliti sebagai berikut:
1) Konsep pada penciptaan lukisan mengangkat tentang terhadap topeng tradisional yang
memiliki berbagai bentuk karakter, warna dan ekspresi yang dapat mewakili karakter
manusia. Kemudian diungkapkan melalui bentuk berbagai topeng dipadukan dengan berbagai
ekspresi manusia kedalam lukisan yang digambarkan secara realistik. 2) Tema lukisan
mengungkapkan tentang topeng tradisional sebagai bagian dari kehidupan manusia yang
memiliki nilai tinggi, digunakan sebagai penggambaran tokoh dalam pertunjukan topeng juga
dapat dialih fungsikan sebagai dekorasi. 3) Teknik pewarnaan menggunakan teknik basah
dengan media cat minyak di atas kanvas secara opaque atau plakat, dan kombinasi teknik
penggunaan kuas secara impasto. 4) Bentuk dalam visualisasi berbagai ekspresi topeng tidak
berdiri sendiri sebagai objek melainkan terdapat berbagai ekspresi manusia dipadukan dengan
imaji – imaji lain sebagai elemen pendukungnya. Karya yang dikerjakan oleh penulis
sebanyak 8 lukisan dengan berbagai ukuran yaitu : Tradisi Turun Temurun (130X100 Cm),
Dibalik kedok (130X100 Cm), Keingin Tahuan (100X80 Cm), Didalam Kerutan Modern
(150X100 Cm), Belajar Menari (120X100 Cm), Pilihan Tradisi (130X100 Cm), Icon
(135X100 Cm), Mitos (120X40 Cm).
Selanjutnya penelitian yang menjadi acuan kedua adalah oleh Yana Eka Novita, Universitas
Negeri Surabaya, 2019, yang berjudul “Ekspresi Wajah Topeng Sebagai Bentuk Karya Seni
Lukis Mix Media”. Hasil penelitian penulis adalah Berawal dari pengalaman diri penulis
bahwa setiap orang mempunyai empat ruang dalam hidup dan hatinya. Ruang tersebut adalah
keluarga, teman, karir/pendidikan, dan cinta. Masing-masing ruang ini memiliki cerita dan
masalahnya sendiri-sendiri. Akan tetapi terkadang ruang itu saling berhubungan. Dalam
karyanya, penulis mengangkat tema tentang permasalahan pada diri penulis. Penulis
menggunakan warna-warna yang suram sebagai suasana atas keterpurukan.
Tujuan penciptaan ini untuk menwujudkan ekspresi wajah sebagai bentuk karya seni lukis
mix media. Sedangkan visualisasi karya dilakukan melalui enam tahap pelaksanaan yaitu,
pertama foto ekspresi wajah, kedua, membuat master ekspresi wajah dari tanah liat, ketiga,
pembutan gips, keempat, pembuatan resin, kelima, mewarnai topeng dan backgroud, keenam,
finishing karya.

2.2. Deskripsi Konsep


Menggambar merupakan kegiatan menuangkan persepsi visual ke dalam media gambar,
seperti yang diungapkan oleh Ching (2002, hlm. 9) bahwa Menggambar adalah membuat
guratan diatas sebuah permukaan yang secara grafis menyajikan kemiripan terhadap sesuatu.
Proses menyalin ini memang mudah dan merupakan aksi ampuh bagi manusia untuk
membuat suatu ekspresi visual.
Meskipun semua ini berakar kuat pada kemampuan kita untuk melihat, menggambar
tidak pernah memungkinkan kita untuk memahami apa yang dianggap sebagai realitas
dan visi yang ada dalam pikiran kita.
Dalam proses menggambar, kita menciptakan realitas yang terpisah dan setara dengan
pengalaman kita. Representasi grafis seperti itu merupakan cara penting untuk mencatat hasil
pengamatan, memberi bentuk pada apa yang kita visualisasikan, dan mengkomunikasikan
berbagai pemikiran dan konsep yang kita miliki.
Dalam Departemen Pendidikan Nasional (2008:9) dijelaskan bila kreativitas diartikan sebagai
sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep, dan atau langkah-
langkah baru pada diri seseorang.
Tahap perkembangan kreativitas menggambar pada anak. Orangtua, pengasuh, dan pendidik
hendaknya tahu akan tahapan-tahapan perkembangan kreativitas anak, namun pada
kenyataannya orangtua, pengasuh, ataupun pendidik sering mengabaikan tahapan
perkembangan kreativitas ini.
Tahapan-tahapan atau periode kritis dalam perkembangan kreativitas seseorang.
Hurlock (1980:8) mendeskripsikan periode kritis dalam perkembangan kreativitas,
yaitu:
a. Usia 5 sampai 6 tahun usia ini merupakan masa dimana anak harus menerima perintah
dan menyesuaikan diri dengan peraturan dan perintah orang dewasa di rumah dan di
sekolah. Semakin keras kekuasaan orang dewasa, semakin beku kreativitas anak tersebut;
b. Usia 8 sampai 10 tahun Keinginan untuk
diterima sebagai anggota kelompok sosialnya mencapai puncaknya pada usia ini.
Kebanyakan anak merasa bahwa untuk dapat diterima, mereka harus dapat menyesuaikan
diri dengan pola kelompoknya tersebut;
c. Usia 13 sampai 15 tahun Seperti halnya anak yang berada pada usia dalam
kelompoknya, remaja menyesuaikan dirinya dengan harapan untuk mendapatkan persetujuan
dan penerimaan;
d. Usia 17 sampai 19 tahun Pada usia ini pekerjaan menuntut konformitas dengan pola
standar serta keharusan mengikuti perintah dan peraturan tertentu, sebagaimana
halnya dengan kebanyakan pekerjaan rutin, hal itu akan membekukan kreativitas.
Konsep pada penciptaan lukisan mengangkat tentang topeng tradisional yang memiliki
berbagai bentuk karakter, warna dan ekspresi yang dapat mewakili manusia. Kemudian
diungkapkan melalui bentuk, berbagai topeng dipadukan dengan ekspresi manusia kedalam
lukisan yang digambarkan secara realistik.
Dalam pertunjukan tari, topeng yang menggambarkan perwatakan maupun ekspresi dari
setiap tokoh yang dibawakan, topeng juga dapat berfungsi sebagai dekorasi. Kemudian hal
tersebut memberikan inspirasi kepada penulis yang akan diungkapkan melalui bentuk,
ekspresi dan karakter berbagai topeng kedalam lukisan yang digambarkan secara realistik.
Ekspresi karakter topeng disusun dan dikomposisikan sehingga mampu mewakili ide - ide
serta gagasan yang akan diwujudkan kedalam pewarnaan. Dalam visualisansi pada
pewarnaan bentuk – bentuk ekspresi topeng tidak berdiri sendiri sebagai objek utama,
terdapat imaji – imaji lain sebagai elemen pendukungnya. Penggunaan warna pada topeng
mengacu pada pengamatan warna berbagai karakter topeng kemudian digunakan dalam
penciptaan karya seni mewarnai topen
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

3.2. Lokasi & Sasaran/Variabel Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 4 Cikarang Barat yang merupakan salah satu
sekolah yang berada di kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Kali
Jeruk, RT001/RW03, Cikarang Barat, Kalijaya, Kec. Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi,
Jawa Barat 17520

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian kualitatif agar dapat memperoleh data yang relevan, maka diperlukan
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan pendekatan yang bersifat kualitatif
deskriptif, yaitu dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Teknik dapat dilakukan secara urut atau dapat mengikuti proses kegiatan
yang terjadi secara alamiah di lapangan.

3.3.1 Observasi

Observasi adalah suatu metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data dengan
mengamati dan merekam peristiwa, perilaku, atau fenomena secara langsung. Ini
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
mendasarinya adalah pengamatan langsung dari situasi atau objek yang diamati. Observasi
dapat dilakukan dalam berbagai konteks, seperti laboratorium, lapangan, atau bahkan dalam
pengaturan sehari-hari, tergantung pada tujuan penelitian dan sifat fenomena yang diamati.

3.4. Teknik Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai