Tahun 2021 telah kita tinggalkan dengan segudang kisah. Saat ini umat Islam
khususnya sedang menjalani kehidupannya tahun 2022. Tahun 2021 lalu kisah umat
Islam tetap dilanda derita, berada dalam keterpurukan, dan semakin dalam kondisi
keterjajahan. Ada banyak fakta yang tidak bisa dipungkiri tentang hal itu. Misalnya,
Palestina masih dalam cengkraman Yahudi Israel laknatullah, beberapa negeri
muslim yang para pemimpinnya masih dalam kendali negara adiya kafir, penduduk
miskin dijagad raya ini masih didominasi oleh umat Islam, juga sampai hari ini
sumber-sumber kekayaan alam yang dimiliki negeri-negeri muslim berada dalam
penjarahan negeri-negeri kafir, Amerika, Eropa, dan terakhir Cina.
Beberapa fakta tersebut, menjadi pertanyaan paling penting untuk dijawab, apakah
nasib umat Islam pada tahun 2022 ini akan menjadi lebih baik ataukah masih
menyimpan harapan baru bagi perbaikan nasib umat Islam yang lebih baik?
Sampai saat ini pada abad ke-21, konstelasi dunia dengan berbagai dinamika
kehidupan masyarakatnya, dipengaruhi oleh ideologi Kapitalisme yang diusung oleh
Amerika Serikat dengan dukungan negara-negara Eropa Barat, terutama Inggris,
Perancis, dan Jerman. Begitu juga, kehidupan masyarakat negeri-negeri muslim saat
ini, praktis hidup dibawah tatanan kehidupan ideologi Kapitalisme.
Umat Islam yang hidup dibeberapa negeri muslim, yang kebanyakan diantaranya di
wilayah Benua Asia dan Afrika, termasuk yang ada di Indonesia, misalnya, menapaki
tahun 2022, akan semakin terpuruk dan berada dibawah keburukan serta
keterpurukan disegala aspek kehidupan. Realitas kehidupan masyarakat muslim
hingga saat ini, tak dapat dipungkiri masih terkooptasi oleh kehidupan masyarakat
berbasis ideologi Kapitalisme, meskipun di negeri-negeri yang penduduknya
mayoritas muslim. Ini sangat penting untuk dipahami serta dijelaskan kepada seluruh
umat Islam bahwa umat Islam tidak boleh berharap banyak kepada ideologi
Kapitalisme untuk menuntaskan segala aneka problematika kehidupannya.
Sehubungan dengan itu, maka apapun argumentasi yang hendak dibangun untuk
menjamin kehidupan Islam yang lebih baik, tidak akan mungkin tercapai apabila
sistem kehidupan umat manusia saat ini, masih berada dibawah naungan ideologi
Kapitalisme. Ada banyak fakta yang bisa diungkap betapa kaum muslimain hingga
saat ini masih terombang-ambing hidup terpuruk dibawah naungan ideologi
Kapitalisme. Artinya, berbagai persoalan terus bermunculan dalam seluruh aspek
kehidupan; ekonomi, politik, sosial, budaya, hankam dan sebagainya. Di bidang
ekonomi misalnya, sekalipun pemerintah mengklaim ada perbaikan, realita justru bicara
lain. Kemiskinan dan tingginya tingkat pengangguran, stunting dan gizi buruk masih
menjadi potret buram negeri ini. Sangat miris ! Kekurangan makanan terjadi di negeri
dengan kekayaan alam melimpah-ruah. Di bidang sosial-budaya pun tak kalah
buramnya. Berbagai konflik horizontal maupun vertikal terus terjadi. Kriminalitas kian
merajalela tanpa ada satu kekuatan hukumpun yang bisa mencegah. Pergaulan bebas,
aborsi di kalangan remaja, pornografi-pornoaksi, perilaku seks menyimpang tumbuh
subur tak terkendali. Di lain pihak, para penguasa dan politisi seolah tak berdaya
menghadapi semua keadaan ini. Secara politik, mereka dikungkung ketidakberdayaan
menghadapi tekanan asing yang memaksa mereka menjadi pengutangdan pengobral aset
milik rakyat, menjadi komprador yang setia menjaga kepentingan imperialis kapitalis,
dan selalu siap melayani mereka sekalipun harus mengorbankan rakyatnya sendiri.
Kepedulian mereka hanya menjadi bagian ‘ritual’ seremoni ‘pesta rakyat’ lima tahun
sekali. Selebihnya, aktivitas politik mereka hanyalah saling berebut kekuasaan dan
berupaya melanggengkannya dengan berbagai cara.