A. Pengertian
berarti “usaha melayani kebutuhan orang lain” atau dari pengertian ”melayani “ yang
Pelayanan Prima di Rumah Sakit adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh
Dimana harapan ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap jasa atau produk
yang pernah digunakan, Informasi layanan yang diterima dari berbagai sumber atau
janji-janji dan faktor internal dari pengguna jasa yaitu dari pengguna jasa rumah sakit
sendiri.
sesuai keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu (1). Kesederhanaan, (2). Kejelasan dan
Kepastian, (3). Keamanan, (4). Keterbukaan, (5) Efisien, (6). Ekonomis, (7). Keadilan
barang/jasa yang
Menurut Kotler pelayanan yang bermutu seharusnya tidak saja dilakukan oleh
karyawan lini depan namun juga seluruh jajaran manajer, dengan mengenali secara
pribadi para pelanggan. Bill Marriott dan lainnya beranggapan bahwa struktur
organisasi pelayanan yang berupa piramida, dimana direktur utama berada di puncak,
pelayanan manajemen ditengah dan petugas lini depan berada dibawah melayani
langsung memperoleh pelayanan petugas lini depan yang didukung dan diperkuat
segenap jajaran manajer menengah dan direktur dibawahnya. Prinsip tersebut pada
dimana para birokrat lebih suka untuk dilayani menjadi lebih suka melayani
masyarakat, suatu paradigma baru yang lebih tepat dalam menyongsong era yang akan
datang. Maka dalam paradigma baru kalau digambarkan berupa piramida terbalik
dimana yang diatas adalah masyarakat atau pelanggan, sedangkan pemimpin berada
Menurut Barata (2004), pelayanan prima terdiri dari 6 unsur pokok, antara lain
1) Kemampuan (Ability)
2) Sikap (Attitude)
Meliputi melayani pelanggan dengan berfikir positip sehat dan logis dan
3) Penampilan (Appearance)
bersifat fisik saja maupun non fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan
4) Perhatian (Attention)
5) Tindakan (Action)
dijelaskan bahwa:
efisiensi, ekonomis, keadilan, ketepatan waktu, kebersihan, kinerja dan juga sikap
perilaku, maka pelaksanaan pelayanan prima bidang kesehatan perlu memperhatikan
1) Mengupayakan paparan yang jelas melalui papan informasi atau petunjuk yang
mudah dipahami dan diperoleh pada setiap tempat / lokasi pelayanan sesuai dengan
sample atau hasil pemeriksaan, biaya / tarif pelayanan serta jadwal / waktu pelayanan.
2) Setiap aturan tentang prosedur / tata cara / petunjuk seperti yang tersebut diatas harus
3) Hak dan kewajiban pemberi atau penerima pelayanan diatur secara jelas setiap
persyaratan yang diwajibkan dalam rangka menerima pelayanan harus mudah diperoleh
dan berkaitan langsung dengan kepentingan pelayanan serta tidak menambah beban
4) Tersedia loket informasi dan kotak saran bagi penerima pelayanan yang mudah
dilihat / dijumpai pada setiap tempat pelayanan. Saran yang masuk harus selalu
dipantau dan dievaluasi, bila perlu diberi tanggapan atau tindak lanjut dalam rangka
tugasnya. Setiap pelaksanaan pemberian pelayanan dan hasilnya harus dapat menjamin
6) Selalu diupayakan untuk menciptakan pola pelayanan yang tepat sesuai dengan sifat
8) Pemberian pelayanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil, tidak membedakan
9) Kebersihan dan sanitasi lingkungan tempat dan fasilitas pelayanan harus selalu
10) Selalu diupayakan agar petugas memberikan pelayanan dengan sikap ramah dan
kemampuan pelayanan yang tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup.
1) Jumlah Petugas
Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan kepada
memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan. Selain itu, petugas
salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang
diselenggarakan.
pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan keterampilan yang kurang dari
Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam
pasien.
yang berjumlah puluhan/bahkan ratusan orang setiap hari oleh Rumah Sakit, secara
teknis berbeda satu sama lain. Dari sekian ribu pelayanan itu, hanya sedikit yang
diberikan di Rumah Sakit. Tanpa pelanggan pelayanan tidak pernah ada, dan
pelanggan memiliki kekuatan untuk menghentikan atau meneruskan pelayanan
itu.
Sakit.
harus ada prosedur yang berbeda dan terpisah keduanya. Pelayanan bagi
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah system yang nyata, yaitu
Rumah Sakit. Jika perpaduan itu cukup baik, pelanggan (pasien) tidak
merasakan bahwa mereka telah berhadapan dengan beberapa unit yang berbeda.
maximum.
Pelayanan juga perlu dilihat sebagai sebuah system lunak (soft system),
yaitu sebuah tatanan yang mempertemukan manusia yang Satu dengan yang
harapan, keinginan, harga diri, nilai, sikap dan perilaku. Agar kita dapat merebut
hati konsumen, proses pelayanan sebagai “soft system” harus berjalan efektif,
artinya mampu mengungkit munculnya kebanggaan pada diri petugas dan
Ketika kita melayani orang lain sebenarnya kita sedang melayani para
utusan Tuhan yang dikirimkan secara khusus ke rumah sakit kita. Kita akan
melayani mereka dengan penuh cinta kasih bila kita merasa sebagai hamba yang
dikasihiNya, tanpa merasa kita sebagai hamba yang dikasihi Allah maka
lebih dikenal orang atau keinginan menonjolkan diri. Jadi, ketika ada orang
tingkat ekonomi, jabatan, suku, agama atau jenis kelamin. Kita juga diharapkan
tidak pilih-pilih terhadap pelayanan yang kita lakukan. Meski pelayanan itu
bukan yang disukai tetapi kita tetap mengerjakannya dengan senang hati.
7) Semangat memberi
Jangan pernah berpikir, kita akan mendapat apa dari pelayanan yang kita
berikan lebih-lebih berharap keuntungan. Sebab jika demikian yang terjadi, kita
9) Memberdayakan Pelanggan
yang dapat digunakan sebagai sumber daya atau perangkat tambahan oleh
pelayanan diatas memiliki peran yang sama penting dalam menciptakan citra
pelanggan memang tidak mudah, dan untuk merebut hati pelanggan perlu melakukan
pengembangan dengan menambah beberapa jenis layanan baru yang lebih menarik.
Hanya saja pengembangan itu perlu terencana dengan baik agar diperoleh hasil yang
dirinya sendiri, akan berpikiran dan bertindak positif terhadap orang lain,
secara konsisten.
3) Ricovery (pembenahan) : Adanya keluhan pelanggan jangan dianggap sebagai
4) Vision (visi) : Pelayanan yang prime berkaitan erat dengan visi organisasi.
Dengan budaya kerja atau budaya organisasi (Corporate Culture) atau Budaya
mutu (Quality Culture) dalam pelayanan prima, visi, impian akan dapat
dengan pendidikan dan latihan sebagai modal, membuat standar pelayanan lebih
dan memenuhi standar mutu sesuai dengan standar ukuran yang diharapkan.
bertanggung jawab dan tanggap terhadap persoalan dan tugasnya dalam upaya
Sumber
http://idibalikpapankaltim.blogspot.co.id/2011/09/pelayanan-prima-service-excellent-di.html
http://seaparadisee.blogspot.co.id/2014/05/pelayanan-prima-rumah-sakit.html