Anggota kelompok
LANDASAN TEORI
1. Berdaya hasil (efektif) yaitu bahwa pelayanan itu baik corak maupun
kegunaanya benar-benar sesuai dengan kebutuhan kegiatan dalam mencapai
tujuan.
2. Dapat dipertanggungjawabkan (validity service) yaitu bahwa pelayanan telah
diolah atau disusun atas dasar data, fakta, angka atapun ketentuan yang berlaku
hingga dapat dipertanggungjawabkan.
3. Sehat (sound service) yaitu pelayanan disampaikan melalui hirarki dan tata
hubungan yang telah ditetapkan dalam suasana komunikasi yang baik,
4. Memuaskan (satisfactory service) yaitu bahwa pelayanan itu diberikan dengan
cepat, tepat pada waktunya, rapi serta tanpa kesalahan teknis.
KUALITAS PELAYANAN
Kualitas berasal dari bahasa inggris yaitu quality, kecakapan, jenis dan
mutu.Menurut Heizer dan Render (dalam Wibowo, 2007:137) mendefenisikan
kualitas sebagai kemampuan produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pelayanan di rumah sakit agar
kualitas pelayanannya meningkat dan mewujudkan pelayan yang prima adalah
penerapan sistem informasi komunikasi atau biasa di sebut juga penerapan sistem
komputerisasi di rumah sakit.
Dari semua peranan SIMRS berbasis komputer tersebut, akan berpengaruh pada
meningkatnya produktivitas kinerja tenaga medis dan staff administrasi di rumah
sakit serta meningkatkan atau memudahkan pelayanan kesehatan sehingga kini
hampir seluruh rumah sakit telah dilengkapi dengan teknologi komputerisasi dalam
sistem informasi rumah sakitnya. Pelayanan rumah sakit terbagi menjadi dua bagian
besar yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis. Contoh nyata
sistem informasi berbasis komputer untuk mendukung pelayanan bersifat non-
medis telah diterapkan dalam rumah sakit yaitu Computerized Billing System
merupakan contoh sistem pengolahan transaksi atau penagihan elektronik untuk
fungsi pelayanan administratif dan keuangan, dimana sistem ini dapat menjamin
manajemen keuangan rumah sakit yang cepat, transparan, dan bertangung jawab
(Anisfuad, 2008; Ida, 2009). Sistem ini sudah digunakan hampir di seluruh rumah
sakit, untuk memudahkan keluarga pasien melihat biaya yang harus dibayarnya
karena daftar obat, biaya tindakan dokter, biaya rawat inap sudah diketahui melalui
layar komputer (Suara Merdeka, 2004).
Pelayanan yang bersifat medis contohnya seperti rekam medis berbasis
komputer, secara prinsip digunakan untuk mencatat semua data medis, demografis
serta setiap event seorang pasien di rumah sakit dan disimpan secara digital di
dalam database komputer. Aplikasi ini memberikan kemudahan untuk menyimpan,
memperbaharui, mengakses dan mencari catatan-catatan medis pasien secara
lengkap dan cepat.
Kecenderungan pemanfaatan teknologi juga akan berimbas pada konsep
paperless yang ditandai dengan meluruhnya peran kertas sebagai media pencatat
medis. Upaya pengembangan sistem informasi dalam rumah sakit, saat ini tidak
hanya menggunakan teknologi komputerisasi, tetapi juga telah banyak yang
menggunakan teknologi telepon genggam untuk mendongkrak mutu pelayanan.
Layanan informasi rumah sakit yang berbasiskan SMS terintegrasi dapat melayani
registrasi antrian pasien, jadwal praktek dokter, dan kritik dan saran yang
membangun sistem pelayanan kesehatan (Lestantyo dkk, 2008). PDA juga menjadi
sarana peningkatan pelayanan rumah sakit yang digunakan untuk menyimpan
berbagai data klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi tertentu.
Adapun teknologi penyimpan data portable seperti smart card yang dapat
menyimpan data pasien namun aplikasi ini baru digunakan di Eropa dan Amerika
Serikat (Anisfuad, 2005).
KESIMPULAN