Anda di halaman 1dari 15

Dewan juri, rekan-rekan ( tim kontra ), teman-teman peserta , dan

pengatur waktu yang saya hormati.

Perkenalkan Kami dari SMA Kristen Atambua. Saya Eksil sebagai


pembicara pertama; dimana tugas saya mendefinisikan mosi
yang diperdebatkan pada pagi hari ini, kemudian memberi
batasan sebagai dasar argumen tim kami, dan akan memperkuat
argumentasi dengan beberapa penjelasan umum yang berkaitan
dengan topik debat kali ini.

Selanjutnya rekan saya Margaret sebagai pembicara kedua


menanggapi pernyataan dari tim kontra, kemudian menguatkan
kembali argumentasi tim kami dengan contoh – contoh kongkrit.

Terakhir sebagai pembicara ketiga, saudari Eksil akan menanggpi


kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian menguatkan
argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari
pembicara pertama dan kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali


oleh saudari Virgin pembicara kedua tim pro .
Dewan juri, dan hadirin sekalian.

Mosi debat pada kesempatan ini adalah Kebijakan Pemerintah


dalam Menerapkan Full Day School.

Mengawali argumentasi tim kami, saya ingin mengutip Undang-


Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tentang tujuan pendidikan nasional.

Di situ dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah


mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jadi tujuan pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan


pekerjaan tetapi agar moral yang baik.
Siapa yang mengurus hal ini secara organisatoris, tentu
pemerintah pusat, dalam hal ini kebijakan melalui menteri
pendidikan.

Muhadjir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


telah mengeluarkan kebijakan tentang Full Day School. Kebijakan
ini berlaku pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP
hingga SMA di seluruh Indonesia.

“Para siswa dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan


kegiatan kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba,
tawuran, dan sebagainya”. Selanjutnya soal perubahan nama full
day school menjadi pendidikan penguatan karakter (PPK) akan
dijelaskan oleh rekan saya Margareth sebagai pembicara kedua.

Perlu kami jelaskan juga bahwa full day school di sini maksudnya
bukanlah belajar seharian di dalam kelas. Namun belajar sampai
setengah hari, kemudian dilanjutkan dengan Ekstrakurikuler
seperti, paduan suara, bermain bola kaki, dan lain sebagainya
yang bersifat positif; Sehingga membantu anak
menggembangkan keterampilan dan membangun rasa percaya
diri siswa.

Bagian ini, saya ingin mengajukan pertanyaan retoris kepada tim


kontra, ‘apakah tim kontra tidak mau memiliki moral yang baik?’.
Karena full day school fokusnya adalah pendidikan karakter.
Terkait hal ini akan dijelaskan oleh rekan saya pembicara kedua.

Oleh karena itu, dapat saya simbulkan bahwa, kebijakan


pemerintah tentangfull day school harus dan sangat layak untuk
didukung dengan beberapa argumen penutup, sebagai berikut:
1. Secara harafiah tugas seorang pelajar ya belajar. Maka
apapun kebijakan pemerintah selama itu masih dalam
koridor belajar maka harus didukung.

2.Di tengah fenomena teknologi yang terus berkembang


dan kecenderungan remaja pada gadjet harus dikurangi,
maka salah satu caranya adalah dengan full day school.

3.Minimnya waktu orang tua dengan anak karena rutinitas


kerja maka kebijakan full day school adalah pilihan yang
tepat untuk menghindari anak melakukan tindakan-
tindakan negatif yang merugikan dirinya dan masa
depannya.

4.Hidup itu selalu berkembang, oleh karena itu lembaga


pendidikan pun harus menyesuaikan dengan
perkembangan dan tantangan yang ada untuk
menghasilkan generasi yang moralnya baik dan mampu
bersaing dalam perkembangan zaman yang semakin
moderen dan penuh tantangan.

5.Hanya dengan pendidikanlah maka keberadaan sebuah


bangsa akan berlanjut. Oleh karena itu, pendidikan yang
baik harus disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi
oleh Indonesia saat ini; yakni keatusian sosial, radikalisme,
tawuran antar pelajar, dan narkoba yang merusak seluruh
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa kami tim pro sangat
mendukung mosi ini, dengan dasar argumentasi yang telah
kami kemukakan sebelumnya.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan


kepada moderator.
The jury, colleagues (contra team), friends of participants, and my respectable timer.

Introduce us from Atambua Christian High School. I'm Eksil as the first speaker; where my task is to
define the motion being debated this morning, then to provide a boundary as the basis for our
team's argument, and will strengthen the argument with some general explanations related to the
topic of this debate.

Furthermore, my colleague Margaret as the second speaker responded to the statement from the
counter team, then reaffirmed our team's argument with concrete examples.

Finally, as the third speaker, sister Eksil will respond back to the statement from the counter team.
Then strengthen our team's argument, and summarize the statements of the first and second
speakers.

The final part of the systematics of this debate will be reiterated by Sister Virgin, the speaker of the
two pro teams.

The jury, and ladies and gentlemen.

The debate motion on this occasion is the Government's Policy in Implementing Full Day Schools.

Starting our team's argument, I would like to cite Law Number 20 of 2003 concerning the National
Education System, Article 3, concerning the objectives of national education.

It is explained that the purpose of national education is to develop the potential of students to
become human beings who believe and fear God Almighty, have noble character, are healthy,
knowledgeable, capable, creative, independent, and become democratic and responsible citizens.

So the purpose of education is not only to get a job but to have good morals.

Who will take care of this organizationally, of course the central government, in this case the policy
through the minister of education.

Nadiem Makarim as the Minister of Education and Culture has issued a policy regarding Full Day
School. This policy applies to all levels of education from elementary, junior high to high school
throughout Indonesia.

"Students can avoid negative influences and counterproductive activities, such as drug abuse,
brawls, and so on". Furthermore, the question of changing the name of full day school into character
strengthening education (PPK) will be explained by my colleague Margareth as the second speaker.

We also need to explain that full day school here does not mean studying all day in class. However,
studying for half a day, then continued with extracurricular activities such as choir, playing football,
and so on that are positive; Thus helping children develop skills and build student self-confidence.

In this section, I want to ask a rhetorical question to the counter team, 'does the counter team not
want to have good morals?'. Because full day school the focus is character education. Regarding this,
my colleague, the second speaker, will explain

Therefore, I can conclude that the government's policy on full day school should and deserves to be
supported with several closing arguments, as follows:
1. Literally the task of a student is to learn. So whatever government policy is as long as it is still in
the learning corridor, it must be supported.

2. In the midst of the technological phenomenon that continues to develop and the tendency of
teenagers to use gadgets to be reduced, then one way is to do full day school.

3. The lack of time between parents and children due to work routines, the full day school policy is
the right choice to prevent children from doing negative actions that are detrimental to themselves
and their future.

4. Life is always evolving, therefore educational institutions must adapt to existing developments
and challenges to produce a generation with good morals and able to compete in an increasingly
modern and challenging era.

5. Only with education will the existence of a nation continue. Therefore, a good education must be
adapted to the challenges faced by Indonesia today; namely social order, radicalism, brawls between
students, and drugs that damage all aspects of the life of the nation and state.

So once again I emphasize that we, the pro team, strongly support this motion, on the basis of the
arguments we have put forward before.

Thank you so much, then I will return it to the moderator.


Dewan juri, rekan-rekan ( tim kontra ), teman-teman peserta , dan
pengatur waktu yang saya hormati.

Perkenalkan Kami dari SMA Kristen Atambua. Saya Eksil sebagai


pembicara pertama; dimana tugas saya mendefinisikan mosi
yang diperdebatkan pada pagi hari ini, kemudian memberi
batasan sebagai dasar argumen tim kami, dan akan memperkuat
argumentasi dengan beberapa penjelasan umum yang berkaitan
dengan topik debat kali ini.

Selanjutnya rekan saya Margaret sebagai pembicara kedua


menanggapi pernyataan dari tim kontra, kemudian menguatkan
kembali argumentasi tim kami dengan contoh – contoh kongkrit.

Terakhir sebagai pembicara ketiga, saudari Eksil akan menanggpi


kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian menguatkan
argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari
pembicara pertama dan kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali


oleh saudari Virgin pembicara kedua tim pro .
Dewan juri, dan hadirin sekalian.

Mosi debat pada kesempatan ini adalah Kebijakan Pemerintah


dalam Menerapkan Full Day School.

Mengawali argumentasi tim kami, saya ingin mengutip Undang-


Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tentang tujuan pendidikan nasional.

Di situ dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah


mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jadi tujuan pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan


pekerjaan tetapi agar moral yang baik.
Siapa yang mengurus hal ini secara organisatoris, tentu
pemerintah pusat, dalam hal ini kebijakan melalui menteri
pendidikan.

Muhadjir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


telah mengeluarkan kebijakan tentang Full Day School. Kebijakan
ini berlaku pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP
hingga SMA di seluruh Indonesia.

“Para siswa dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan


kegiatan kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba,
tawuran, dan sebagainya”. Selanjutnya soal perubahan nama full
day school menjadi pendidikan penguatan karakter (PPK) akan
dijelaskan oleh rekan saya Margareth sebagai pembicara kedua.

Perlu kami jelaskan juga bahwa full day school di sini maksudnya
bukanlah belajar seharian di dalam kelas. Namun belajar sampai
setengah hari, kemudian dilanjutkan dengan Ekstrakurikuler
seperti, paduan suara, bermain bola kaki, dan lain sebagainya
yang bersifat positif; Sehingga membantu anak
menggembangkan keterampilan dan membangun rasa percaya
diri siswa.

Bagian ini, saya ingin mengajukan pertanyaan retoris kepada tim


kontra, ‘apakah tim kontra tidak mau memiliki moral yang baik?’.
Karena full day school fokusnya adalah pendidikan karakter.
Terkait hal ini akan dijelaskan oleh rekan saya pembicara kedua.

Oleh karena itu, dapat saya simbulkan bahwa, kebijakan


pemerintah tentangfull day school harus dan sangat layak untuk
didukung dengan beberapa argumen penutup, sebagai berikut:
1. Secara harafiah tugas seorang pelajar ya belajar. Maka
apapun kebijakan pemerintah selama itu masih dalam
koridor belajar maka harus didukung.

2.Di tengah fenomena teknologi yang terus berkembang


dan kecenderungan remaja pada gadjet harus dikurangi,
maka salah satu caranya adalah dengan full day school.

3.Minimnya waktu orang tua dengan anak karena rutinitas


kerja maka kebijakan full day school adalah pilihan yang
tepat untuk menghindari anak melakukan tindakan-
tindakan negatif yang merugikan dirinya dan masa
depannya.

4.Hidup itu selalu berkembang, oleh karena itu lembaga


pendidikan pun harus menyesuaikan dengan
perkembangan dan tantangan yang ada untuk
menghasilkan generasi yang moralnya baik dan mampu
bersaing dalam perkembangan zaman yang semakin
moderen dan penuh tantangan.

5.Hanya dengan pendidikanlah maka keberadaan sebuah


bangsa akan berlanjut. Oleh karena itu, pendidikan yang
baik harus disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi
oleh Indonesia saat ini; yakni keatusian sosial, radikalisme,
tawuran antar pelajar, dan narkoba yang merusak seluruh
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa kami tim pro sangat
mendukung mosi ini, dengan dasar argumentasi yang telah
kami kemukakan sebelumnya.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan


kepada moderator.
The jury, colleagues (contra team), friends of participants, and my respectable timer.

Introduce us from Atambua Christian High School. I'm Eksil as the first speaker; where my task is to
define the motion being debated this morning, then to provide a boundary as the basis for our
team's argument, and will strengthen the argument with some general explanations related to the
topic of this debate.

Furthermore, my colleague Margaret as the second speaker responded to the statement from the
counter team, then reaffirmed our team's argument with concrete examples.

Finally, as the third speaker, sister Eksil will respond back to the statement from the counter team.
Then strengthen our team's argument, and summarize the statements of the first and second
speakers.

The final part of the systematics of this debate will be reiterated by Sister Virgin, the speaker of the
two pro teams.

The jury, and ladies and gentlemen.

The debate motion on this occasion is the Government's Policy in Implementing Full Day Schools.

Starting our team's argument, I would like to cite Law Number 20 of 2003 concerning the National
Education System, Article 3, concerning the objectives of national education.

It is explained that the purpose of national education is to develop the potential of students to
become human beings who believe and fear God Almighty, have noble character, are healthy,
knowledgeable, capable, creative, independent, and become democratic and responsible citizens.

So the purpose of education is not only to get a job but to have good morals.

Who will take care of this organizationally, of course the central government, in this case the policy
through the minister of education.

Nadiem Makarim as the Minister of Education and Culture has issued a policy regarding Full Day
School. This policy applies to all levels of education from elementary, junior high to high school
throughout Indonesia.

"Students can avoid negative influences and counterproductive activities, such as drug abuse,
brawls, and so on". Furthermore, the question of changing the name of full day school into character
strengthening education (PPK) will be explained by my colleague Margareth as the second speaker.

We also need to explain that full day school here does not mean studying all day in class. However,
studying for half a day, then continued with extracurricular activities such as choir, playing football,
and so on that are positive; Thus helping children develop skills and build student self-confidence.

In this section, I want to ask a rhetorical question to the counter team, 'does the counter team not
want to have good morals?'. Because full day school the focus is character education. Regarding this,
my colleague, the second speaker, will explain

Therefore, I can conclude that the government's policy on full day school should and deserves to be
supported with several closing arguments, as follows:
1. Literally the task of a student is to learn. So whatever government policy is as long as it is still in
the learning corridor, it must be supported.

2. In the midst of the technological phenomenon that continues to develop and the tendency of
teenagers to use gadgets to be reduced, then one way is to do full day school.

3. The lack of time between parents and children due to work routines, the full day school policy is
the right choice to prevent children from doing negative actions that are detrimental to themselves
and their future.

4. Life is always evolving, therefore educational institutions must adapt to existing developments
and challenges to produce a generation with good morals and able to compete in an increasingly
modern and challenging era.

5. Only with education will the existence of a nation continue. Therefore, a good education must be
adapted to the challenges faced by Indonesia today; namely social order, radicalism, brawls between
students, and drugs that damage all aspects of the life of the nation and state.

So once again I emphasize that we, the pro team, strongly support this motion, on the basis of the
arguments we have put forward before.

Thank you so much, then I will return it to the moderator.


Dewan juri, rekan-rekan ( tim kontra ), teman-teman peserta , dan
pengatur waktu yang saya hormati.

Perkenalkan Kami dari SMA Kristen Atambua. Saya Eksil sebagai


pembicara pertama; dimana tugas saya mendefinisikan mosi
yang diperdebatkan pada pagi hari ini, kemudian memberi
batasan sebagai dasar argumen tim kami, dan akan memperkuat
argumentasi dengan beberapa penjelasan umum yang berkaitan
dengan topik debat kali ini.

Selanjutnya rekan saya Margaret sebagai pembicara kedua


menanggapi pernyataan dari tim kontra, kemudian menguatkan
kembali argumentasi tim kami dengan contoh – contoh kongkrit.

Terakhir sebagai pembicara ketiga, saudari Eksil akan menanggpi


kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian menguatkan
argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari
pembicara pertama dan kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali


oleh saudari Virgin pembicara kedua tim pro .
Dewan juri, dan hadirin sekalian.

Mosi debat pada kesempatan ini adalah Kebijakan Pemerintah


dalam Menerapkan Full Day School.

Mengawali argumentasi tim kami, saya ingin mengutip Undang-


Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, tentang tujuan pendidikan nasional.

Di situ dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah


mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jadi tujuan pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan


pekerjaan tetapi agar moral yang baik.
Siapa yang mengurus hal ini secara organisatoris, tentu
pemerintah pusat, dalam hal ini kebijakan melalui menteri
pendidikan.

Muhadjir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


telah mengeluarkan kebijakan tentang Full Day School. Kebijakan
ini berlaku pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP
hingga SMA di seluruh Indonesia.

“Para siswa dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan


kegiatan kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba,
tawuran, dan sebagainya”. Selanjutnya soal perubahan nama full
day school menjadi pendidikan penguatan karakter (PPK) akan
dijelaskan oleh rekan saya Margareth sebagai pembicara kedua.

Perlu kami jelaskan juga bahwa full day school di sini maksudnya
bukanlah belajar seharian di dalam kelas. Namun belajar sampai
setengah hari, kemudian dilanjutkan dengan Ekstrakurikuler
seperti, paduan suara, bermain bola kaki, dan lain sebagainya
yang bersifat positif; Sehingga membantu anak
menggembangkan keterampilan dan membangun rasa percaya
diri siswa.

Bagian ini, saya ingin mengajukan pertanyaan retoris kepada tim


kontra, ‘apakah tim kontra tidak mau memiliki moral yang baik?’.
Karena full day school fokusnya adalah pendidikan karakter.
Terkait hal ini akan dijelaskan oleh rekan saya pembicara kedua.

Oleh karena itu, dapat saya simbulkan bahwa, kebijakan


pemerintah tentangfull day school harus dan sangat layak untuk
didukung dengan beberapa argumen penutup, sebagai berikut:
1. Secara harafiah tugas seorang pelajar ya belajar. Maka
apapun kebijakan pemerintah selama itu masih dalam
koridor belajar maka harus didukung.

2.Di tengah fenomena teknologi yang terus berkembang


dan kecenderungan remaja pada gadjet harus dikurangi,
maka salah satu caranya adalah dengan full day school.

3.Minimnya waktu orang tua dengan anak karena rutinitas


kerja maka kebijakan full day school adalah pilihan yang
tepat untuk menghindari anak melakukan tindakan-
tindakan negatif yang merugikan dirinya dan masa
depannya.

4.Hidup itu selalu berkembang, oleh karena itu lembaga


pendidikan pun harus menyesuaikan dengan
perkembangan dan tantangan yang ada untuk
menghasilkan generasi yang moralnya baik dan mampu
bersaing dalam perkembangan zaman yang semakin
moderen dan penuh tantangan.

5.Hanya dengan pendidikanlah maka keberadaan sebuah


bangsa akan berlanjut. Oleh karena itu, pendidikan yang
baik harus disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi
oleh Indonesia saat ini; yakni keatusian sosial, radikalisme,
tawuran antar pelajar, dan narkoba yang merusak seluruh
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa kami tim pro sangat
mendukung mosi ini, dengan dasar argumentasi yang telah
kami kemukakan sebelumnya.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan


kepada moderator.
The jury, colleagues (contra team), friends of participants, and my respectable timer.

Introduce us from Atambua Christian High School. I'm Eksil as the first speaker; where my task is to
define the motion being debated this morning, then to provide a boundary as the basis for our
team's argument, and will strengthen the argument with some general explanations related to the
topic of this debate.

Furthermore, my colleague Margaret as the second speaker responded to the statement from the
counter team, then reaffirmed our team's argument with concrete examples.

Finally, as the third speaker, sister Eksil will respond back to the statement from the counter team.
Then strengthen our team's argument, and summarize the statements of the first and second
speakers.

The final part of the systematics of this debate will be reiterated by Sister Virgin, the speaker of the
two pro teams.

The jury, and ladies and gentlemen.

The debate motion on this occasion is the Government's Policy in Implementing Full Day Schools.

Starting our team's argument, I would like to cite Law Number 20 of 2003 concerning the National
Education System, Article 3, concerning the objectives of national education.

It is explained that the purpose of national education is to develop the potential of students to
become human beings who believe and fear God Almighty, have noble character, are healthy,
knowledgeable, capable, creative, independent, and become democratic and responsible citizens.

So the purpose of education is not only to get a job but to have good morals.

Who will take care of this organizationally, of course the central government, in this case the policy
through the minister of education.

Nadiem Makarim as the Minister of Education and Culture has issued a policy regarding Full Day
School. This policy applies to all levels of education from elementary, junior high to high school
throughout Indonesia.

"Students can avoid negative influences and counterproductive activities, such as drug abuse,
brawls, and so on". Furthermore, the question of changing the name of full day school into character
strengthening education (PPK) will be explained by my colleague Margareth as the second speaker.

We also need to explain that full day school here does not mean studying all day in class. However,
studying for half a day, then continued with extracurricular activities such as choir, playing football,
and so on that are positive; Thus helping children develop skills and build student self-confidence.

In this section, I want to ask a rhetorical question to the counter team, 'does the counter team not
want to have good morals?'. Because full day school the focus is character education. Regarding this,
my colleague, the second speaker, will explain

Therefore, I can conclude that the government's policy on full day school should and deserves to be
supported with several closing arguments, as follows:
1. Literally the task of a student is to learn. So whatever government policy is as long as it is still in
the learning corridor, it must be supported.

2. In the midst of the technological phenomenon that continues to develop and the tendency of
teenagers to use gadgets to be reduced, then one way is to do full day school.

3. The lack of time between parents and children due to work routines, the full day school policy is
the right choice to prevent children from doing negative actions that are detrimental to themselves
and their future.

4. Life is always evolving, therefore educational institutions must adapt to existing developments
and challenges to produce a generation with good morals and able to compete in an increasingly
modern and challenging era.

5. Only with education will the existence of a nation continue. Therefore, a good education must be
adapted to the challenges faced by Indonesia today; namely social order, radicalism, brawls between
students, and drugs that damage all aspects of the life of the nation and state.

So once again I emphasize that we, the pro team, strongly support this motion, on the basis of the
arguments we have put forward before.

Thank you so much, then I will return it to the moderator.

Anda mungkin juga menyukai