Anda di halaman 1dari 3

Cara menangani tawuran pelajar :

1. Para Siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika
penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.

2. Lakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cinta kasih.

3. Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan
untuk menyakiti orang lain.

4. Ajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak
salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.

5. Bagi para orang tua, mulailah belajar jadi sahabat anak-anaknya. Jangan jadi polisi, hakim atau orang asing
dimata anak. Hal ini sangat penting untuk memasuki dunia mereka dan mengetahui apa yang sedang
mereka pikirkan atau rasakan. Jadi kalau ada masalah dalam kehidupan mereka orang tua bisa segera ikut
menyelesaikan dengan bijak dan dewasa.

6. Bagi para Polisi dan aparat keamanan, jangan segan dan aneh untuk dekat dengan para pelajar secara
profesional, khususnya yang bermasalah-bermasalah itu. Lebih baik tidak menggunakan acara-acara formal
dalam pendekatan ini, melainkan masuk dengan cara santai dan rileks. Upama ketika para pelajar ini
cangkrukkan atau kumpul-kumpul, ikutlah kumpul dengan mereka secara kekeluargaan dan gaul, sehingga
mereka akan merasa ada kepedulian dari negara atas masalah mereka. Aparat Polisi dan keamanan yang
gaul dan bisa mereka terima akan menjadi kode bahwa negara memperhatikan generasi ‘lupa diri’ ini untuk
kembali menjadi ingat bahwa tak ada alasan yang cukup kuat bagi mereka menggelar tawuran.

7. Pada awal masuk sekolah, sebagian pelajar yang tawuran ini sebenarnya jarang yang saling kenal. Jika
kemudian mereka menjadi beringas dengan orang yang sama sekali sebelumnya tak dikenal, karena ada
kata-kata, dendam, slogan, pemikiran, hasutan dan sejenisnya yang masuk kepada mereka dari senior atau
orang luar tentang kejelekan sesama pelajar yang akhirnya jadi musuh. Inilah bahaya mulut, otak dan hati
yang harus dibersihkan kemudian diluruskan. Tak mungkin clurit berbicara jika ketiga unsur tadi tidak rusak
sebelumnya. Razia terhadap benda-benda tajam itu mungkin efektif dalam masa pendek, namun untuk
jangka panjang perlu dirumuskan bagaimana melakukan brainwash kepada para pelajar ini agar kembali ke
jalan yang benar.

8. Buat sekolah khusus dalam lingkungan penuh disiplin dan ketertiban bagi mereka yang terlibat tawuran. Ini
adalah cara memutus tali dendam dan masalah dalam dunia pelajar kita. Jadi siapapun dan dari sekolah
manapun yang terlibat tawuran, segera tangkap dan masukkan dalam sekolah khusus yang memiliki
kurikulum khusus bagi mereka. Dengan jalan tersebut, setidaknya teman atau adik kelas mereka tak akan
lagi terpengaruh oleh ide-ide gila anak-anak yang suka tawuran ini. Tentu semua hal tersebut harus
didukung penuh oleh pemerintah dan semua pihak karena biaya dan tenaga yang dibutuhkan awalnya akan
sangat besar. Tapi apalah artinya semua itu jika akhirnya kita akan menemukan kedamaian dalam dunia
pendidikan kita.

9. Perbanyaklah Kegiatan Ekstrakulikuler di Sekolah. Kegiatan yang biasa dilakukan sehabis selesai KBM
dapat mencegah sang pelajar dari kegiatan-kegiatan yang negatif. Misalkan ekskul futsal, setelah selesai
futsal pelajar pasti kelelahan sehingga tidak ada waktu untuk keluyuran malam atau hang out dengan teman
lainnya.

10. Pengembangan bakat dan minat pelajar. Setiap sekolah perlu mengkaji salah satu metode ini, sebagai
acuan sekolah dalam mengarahkan mereka sesuai dengan keinginan mereka sendiri dan tentunya orangtua
pun menyetujuinya. Penelusuran bakat dan minat bisa mengarahkan potensi dan bakat mereka yang
terpendam.

11. Pendidikan Agama dari sejak dini. Sangat penting sekali karena apabila seorang pelajar memiliki basic
agama yang baik tentunya bisa mencegah pelajar tersebut untuk berbuat yang tidak terpuji karena mereka
mengetahui akibatnya dari perbuatan tersebut. Agama harus ditanamkan sejak dini, banyak sekolah-sekolah
atau madrasah yang bisa menjadi referensi pendidikan seorang anak dan biasanya mulai KBMnya siang
setelah selesai sekolah dasar. Dasar agama yang kuat membuat seorang pelajar memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

12. Boarding School (Sekolah berasrama). Bisa menjadi salah satu alternatif mencegah pelajar dari tawuran.
Biasanya di sekolah ini, waktu belajar lebih lama dari sekolah umum. Ada yang sampai jam 4 sore, setelah
maghrib ngaji atau pelajaran agama. Selesai isya pelajar biasanya pergi ke perpustakaan untuk belajar atau
mengerjakan tugas. Jam 8 malam, pelajar baru bisa istirahat atau lainnya. Sekolah ini sangat efektif menurut
saya, pelajar tidak ada waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar karena kesibukan mereka. Interaksi ada
namun hanya satu kali dalam seminggu.

Sumber

http://www.pramukamandiri.com/2012/09/5-cara-efektif-mencegah-tawuran-pelajar.html

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/11/14202659/KPAI.Tawuran.Pelajar.Orangtua.Perlu.Dihukum

lembaga yang menangani tawuran yaitu polisi

kebijakan pemerintah

Pemerintah Kota Jakarta Timur melakukan sejumlah upaya pencegahan tawuran pelajar yang
kerap memakan korban dan meresahkan warga. Camat Kramatjati Eka Darmawan mengatakan,
beberapa upaya pencegahan dilakukan oleh pihaknya melalui kerja saama dengan pihak
kepolisian dan militer untuk mencegah tawuran pelajar di Jakarta Timur, khususnya Kecamatan
Kramamatjati. "Kami mengadakan koordinasi dengan Kapolsek Danramil dan ormas-ormas yang
lain yang ada elemen masyarakat yang ada untuk mewujudkan ini. Merupakan satu langkah
yang kita harapkan bisa mencegah dan menghentikan tawuran pelajar," kata Eka di Lapangan
Unit Pengelola Bis Sekolah, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (17/9/2018). Baca juga: 800 Siswa
Deklarasi Stop Tawuran di Jakarta Eka menyampaikan, belakangan ini ia dan Kapolsek
Kramatjati Kompol Nurdin A Rahman bahkan membuat program dengan mendatangi sekolah-
sekolah untuk mengimbau pelajar agar tidak tawuran. "Kapolsek dan saya beberapa hari lalu
ada program datang ke sekolah untuk menyemangati bahwa tawuran itu bukanlah kerjaan
pelajar. Pelajar hanya belajar dan juga mengikuti program sekolah untuk mengemban tanggung
jawab sebagai penerus bangsa," ujar dia. Selain itu, kata dia, pihak kecamatan dan polsek
memberikan pengawasan dan edukasi bagi para siswa di sekolah. Setiap Sabtu, Kapolsek
Kramatjati berkeliling sekolah untuk memberikan edukasi. "Demikian juga dengan kami, para
lurah setiap minggu mengambil jatah apel di masing-masing sekolah," ucap Eka. Baca juga:
Polisi Masih Buru Dalang Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMK di Jaksel Sementara itu, Kepala
Suku Dinas Jakarta Timur Abdul Rachem mengatakan, upaya pencegahan tawuran lainnya yang
dilakukan adalah dengan meminta siswa mengikuti kegiatan yang positif seperti ekstrakulikuler
dan kegiatan mengaji maupun belajar bersama. "Itu tadi ekskul pun berusaha untuk selalu ada.
Setiap sekolah ekskul itu lebih dari 5 sampai 10. Kalo negeri memang banyak, yang persoalan
swasta, ekskul enggak banyak," ujar Rachem. "Alhamdullillah sekarang pak Gubernur ada 1
program lagi yaitu ada semacam penambahan gerakan kegiatan mengaji bersama sesudah
maghrib. Setelah mengaji, ada belajar bersama," kata dia. Kecamatan Kramatjati mengadakan
apel besar untuk mengantisipasi tawuran antarpelajar seperti yang terjadi di di Jalan Mayjen
Sutoyo, tepatnya di atas jembatan tol yang menghubungkan wilayah Makasar dengan
Kramatjati, Senin (13/8/2018) malam. Tawuran ini memakan korban. Seorang pelajar bernama
Fathurosi Del Piero diketahui tewas dalam tawuran antar SMK Rahayu Mulyo dan SMK Respati.
Selain Fathurosi, tawuran ini juga menyebabkan empat orang lainnya mengalami luka cukup
serius.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Upaya Pemkot Jakarta Timur Cegah
Tawuran Pelajar", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/17/14263441/upaya-pemkot-
jakarta-timur-cegah-tawuran-pelajar.
Penulis : Ryana Aryadita Umasugi
Editor : Icha Rastika

UNDANG-UNDANG

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 jo Undang-undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Tajam.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak;

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Mengapa masalah harus ditangani pemerintah dan haruskah seseorang bertanggung jawab
memecahkan masalah?

Karena dlm menecahkan masalah pemerintah harus bijak dlm mengambil keputusan. dan berani
bertanggung jwb krn pemerintah memiliki tanggung jwb yg penuh dlm meminpin negara

Karena pemerintah memiliki tanggung jawab lebih dalam mengambil suatu keputusan dan lebih adil
dan bijak..

Siswa/mahasiswa yang tidak terlibat tawuran, tetapi kedapatan membawa senjata tajam akan
diberikan sanksi administratif dan diteruskan ke aparat kepolisian untuk diproses lebih lanjut.
Mewajibkan setiap kepala sekolah/pimpinan fakultas memasang spanduk yang berisi peraturan
Mendikbud. Kelapa sekolah/pimpinan fakultas yang tidak memasang spanduk diganti.
Apabila terjadi tawuran setelah dikeluarkan peraturan Mendikbud, setiap kepala sekolah/pimpinan
fakultas di mana tawuran terjadi diwajibkan menyampaikan daftar hitam dengan identitas lengkap
kepada Mendikbud. Bila tidak mengirimkan, dikenai sanksi administratif. Peraturan Mendikbub wajib
disebarkan sampai kepada orangtua/wali siswa/mahasiswa.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Peraturan Pemerintah Larangan
Tawuran, https://wartakota.tribunnews.com/2012/11/08/peraturan-pemerintah-larangan-tawuran.

Editor: Andy Pribadi

Anda mungkin juga menyukai