Anda di halaman 1dari 30

1

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Modul yang berjudul “Famous But
Dangerous: Antara Public Figure dan NAPZA” Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Michiko yang telah membantu saya dalam mengerjakan modul ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan modul ini. Saya sebagai penulis
mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada modul ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari seluruh pihak senantiasa modul harapkan demi kesempurnaan modul ini. Semoga karya
modul ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang karir, public
figure dan penggunaan NAPZA.

Tangerang, 10 Mei 2022

Enggo Prasetiyo Cahyo Nugroho

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

Deskripsi....................................................................................................................................1

Tujuan Pembelajaran..................................................................................................................2

1. Tujuan Umum................................................................................................................2

2. Tujuan Khusus...............................................................................................................2

Pokok Bahasan dan Sub Bahasan..............................................................................................3

1. Pembahasan I : NAPZA dan Public Figure....................................................................3

2. Pembahasan II : Serbuk penghibur Public Figure..........................................................3

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN..........................................................................4

1. Tahap I: Pembentukan....................................................................................................4

2. Tahap II: Peralihan.........................................................................................................4

3. Tahap III: Inti/Kerja.......................................................................................................4

4. Tahap IV: Pengakhiran..................................................................................................5

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN.............................................................................6

1. Pokok bahasan I : “Napza dan Public Figure”..............................................................6

2. Pokok Pembahasan II : “Serbuk penghibur Public Figure”...........................................9

POKOK BAHASAN I : NAPZA dan Public Figure...............................................................14

A. NAPZA....................................................................................................................14

B. Kategori NAPZA.....................................................................................................14

C. Jenis –jenis NAPZA.................................................................................................15

D. Jenis Napza yang sering digunakan oleh public figure............................................17

POKOK BAHASAN II : Serbuk Penghibur Public Figure.....................................................18

A. Pengertian Sabu........................................................................................................18

B. Alasan Public Figure Indonesia banyak yang memakai Sabu.................................19

ii
C. Public Figure yang menggunakan Sabu untuk kepentingan Karirnya.....................19

ii
Coki Pardede................................................................................................................19

1. Alasan Coki Pardede menggunakan Sabu......................................................20

2. Sanksi yang diterima Coki Pardede dari penyalahgunaan Sabu....................20

3. Dampak yang dirasakan Coki Pardede terhadap pemakaian Sabu.................20

ICE BREAKING......................................................................................................................23

1. Ice Breaking 1 “Ayo Fokus”........................................................................................23

2. Ice Breaking II : “Ada dimana aku?”...........................................................................23

Daftar Pustaka..........................................................................................................................24

iii
[Type text]
Deskripsi

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif atau yang biasa lebih dikenal dengan singkatan
Napza kian tahun kian banyak yang menyalahgunakannya. Data dari Badan Narkotika
Nasional menunjukkan bahwa pada tahun 2019, penyalahguna narkoba mencapai angka 3,6
juta orang dan 2,3 juta diantaranya digunakan oleh pelajar. Akibat adanya kemudahan dari
teknologi, penyebaran narkoba pada masa kini lebih mudah, bahkan bisa mencapai ke
pelosok dan sekolah. Pengedaran yang mudah menyebabkan ketersediaan barang tersebut
meningkat sehingga memungkinkan para penyalahguna mendapatkan narkoba secara lebih
mudah. Ketersediaan barang merupakan salah satu faktor seseorang menyalahgunakan
narkoba. Karena barangnya tersedia, melimpah, dan mudah untuk didapatkan, maka
kemungkinan seseorang untuk menyalahgunakannya lebih tinggi.
Belakangan ini marak pemberitaan tentang penyalahgunaan narkoba, terutama
dikalangan artis. Fenomena ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali di dunia artis. Deretan
artis terdahulu –seperti Bobby Joseph, Rizky Naza, Jeff Smith, Anji, Cokki Pardede Nia
Ramadhani dan Ardi Bakrie– pernah terjerat kasus yang sama, yaitu narkoba.
Kebanyakan pengguna narkoba mengawalinya dengan coba-coba. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Ada pula yang berpikiran bahwa narkoba
dapat meningkatkan energi dan semangat.
Modul ini merupakan kumpulan informasi mengenai hubungan antara karir dan
NAPZA, infromasi berasal dari studi pustaka yang dilakukan oleh penulis terhadap sumber-
sumber yang sesuai dan terpercaya. Oleh sebab itu pengetahuan yang ada dalam modul ini
merupakan gabungan informasi yang akurat serta data dan juga penjelasan dari penulis
mengenai judul yang di angkat yaitu “Famous but Dangerous”. Modul ini nantinya akan
digunakan untuk media pembelajaran dan juga sarana informasi dalam ilmu pengetahuan.
Dengan harapan dapat membuat pembaca mengetahui lebih lanjut mengenai dampak negatif
napza yang merugikan. Informasi ini akan dijadikan sebagai pengetahuan bagi masyarakat
dengan harapan menekan angka kasus penyalahgunaan napza pada masyarakat indonesia
khususnya remaja.

1
Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum
Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek – aspek etis (SKKPD)

2. Tujuan Khusus
 Peserta didik mampu memahami dan mengaitkan materi mengenai NAPZA dalam
kehidupannya atau lingkungan di sekitarnya.
 Peserta didik mampu memahami dampak negative dari NAPZA terhadap karir.
 Peserta didik mampu menemukan fakta antara hubungan NAPZA dan karir.

2
Pokok Bahasan dan Sub Bahasan

1. Pembahasan I : NAPZA dan Public Figure


 Pengertian NAPZA
 Kategori NAPZA
 Jenis NAPZA
 Jenis Napza yang sering digunakan oleh Public Figure

2. Pembahasan II : Serbuk penghibur Public Figure


 Pengertian Sabu
 Alasan Public Figure Indonesia banyak yang memakai Sabu
 NAPZA dan Karir Coki Pardede

3
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 1 jam mata pelajaran x 40
menit pada setiap pertemuan. Akan diadakan 2 kali pertemuan sesuai dengan jumlah
subpokok bahasan yang telah dipersiapkan, untuk memudahkan proses pembelajaran
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap I: Pembentukan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
(1) Praktikan mengucapkan salam dan menyapa peserta didik atau anggota kelompok dengan
kalimat yang membuat mereka bersemangat
(2) Praktikan memperkenalkan diri
(3) Praktikan menyampaikan tujuan sesuai dengan tujuan umum dan khusus yang akan
dicapai
(4) Praktikan menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Jika
menggunakan teknik tertentu maka praktikan akan menjelaskan kegiatan dengan teknik
tersebut, serta menjelaskan tugas dan tanggung peserta didik
(5) Praktikan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan secara
operasional dan menanyakan pendapat peserta didik mengenai kegiatan yang akan dilakukan

2. Tahap II: Peralihan


(1) Praktikan menanyakan kesiapan peserta didik untuk melanjutkan kegiatan
(2) Praktikan melakukan ice breaking (opsional)
(3) Setelah semua peserta didik menyatakan siap, kemudian praktikan memulai masuk ke
tahap inti/kerja

3. Tahap III: Inti/Kerja


(1) Praktikan menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
(2) Praktikan mengimplementasikan teknik/metode bimbingan
(3) Praktikan menampilkan media bimbingan
(4) Praktikan mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan lembar kerja (bila ada)
(5) Praktikan mempersilahkan peserta didik untuk melakukan tanya jawab terkait dengan
materi yang belum dipahami

4
(6) Praktikan memberikan pertanyaan guna membuat peserta didik merefleksikan materi yang
dipelajari hari ini (opsional)

4. Tahap IV: Pengakhiran


(1) Praktikan bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang
dipelajari
(2) Praktikan melakukan evaluasi proses dan hasil untuk perbaikan kegiatan pada pertemuan
berikutnya (bila ada)
(3) Praktikan menutup kegiatan dengan doa dan salam penutup

5
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pokok bahasan I : “Napza dan Public Figure”
A. Komponen Layanan Layanan Informasi
B. Bidang Layanan Pribadi
C. Fungsi Layanan Pemahaman
D. a. Tujuan Umum Peserta didik memahami dampak penggunaan NAPZA terhadap karir
1. Peserta didik mengetahui tentang definisi NAPZA
2. Peserta didik dapat mengetahui kisah pekerja industri hiburan
b. Tujuan Khusus yang menggunakan NAPZA
3. Peserta didik dapat mengetahui efek dari NAPZA yang digunakan oleh
pekerja industri hiburan
E. Topik “happy pills"
1. Definisi NAPZA
F. Materi Layanan
2. Mengetahui jenis – jenis NAPZA
3. Informasi mengenai NAPZA yang sering digunakan Public Figure
G. Sasaran Layanan Peserta didik kelas 2 SMA
H. Metode dan Teknik Learning start with question dan Problem-based Learning
I. Waktu 1 x 40 menit
Media: PPT
J. Media atau Alat
Alat: Laptop, LCD
K. Pelaksanaan Rabu, 2022
Sholihah, Q. (2015). Efektivitas Program P4Gn Terhadap Pencegahan
Penyalahgunaan Napza. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 153.
L. Sumber

M. Uraian Kegiatan
Tahap Awal/Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru BK mengucapkan salam, diawali dengan pembacaan do'a agar
kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar
a. Pernyataan Tujuan
2. Guru BK menyapa peserta didik dengan mengucapkan “selamat
pagi/selamat siang”
3.Guru BK menyampaikan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam
kegiatan bimbingan ini.

6
Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan (kontrak/
kesepakatan layanan) diantaranya yaitu menyampaikan pembahasan
b. Penjelasan tentang langkah-
materi melalui PPT, sementara tugas dan tanggung jawab peserta
langkah kegiatan
didik adalah memperhatikan materi yang disampaikan. Setelah itu,
Guru BK akan melakukan tanya jawab kepada peserta didik untuk
melihat pemahaman atas materi yang telah diberikan.
Guru BK menjelaskan bahwa topik layanan yang akan dibahas yaitu
c. Mengarahkan kegiatan
“Famous but Dangerous”
(konsolidasi)
v Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan kegiatan, dan
2. Tahap Peralihan (... Menit) memulai ke tahap inti.
Tahap Inti (30 Menit)
1. Guru BK memberikan pertanyaan mengenai apa NAPZA
a. Kegiatan Peserta Didik
2. Guru BK membuka media presentasi powerpoint
(Ekperientasi)
1. Guru BK bertanya mengenai apa saja jenis narkoba
2. Guru BK menjelaskan informasi mengenai dampak penggunaan
NAPZA jenis tertentu
b. Simulasi
3. Guru BK membuka media PPT
4. Guru BK menjelaskan jenis NAPZA yang sering digunakan oleh public
figure yang dipaparkan melalui PPT
5. Guru BK meminta peserta didik untuk bertanya
6. Guru BK meminta peserta didik untuk memberikan kesimpulan

1. Guru BK menanyakan apa kesan mereka ketika kegiatan pembelajaran


c. Pengungkapan perasaan,
tersebut
pemikiran dan pengalaman
tentang apa yang terjadi dalam 2. Guru BK akan menunjuk peserta didik secara acak untuk menjelakan
kegiatan bimbingan (refleksi) nilai-nilai apa yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.

Tahap Penutup (10 Menit)

7
Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang
terjadi:

a. Evaluasi Proses 1. Mengadakan refleksi

2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan: semangat/ kurang


semangat/ tidak semangat

3. Cara peserta didik dalam memerankan kelemahan dan kelebihan

temannya

Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan hasil layanan yang


terjadi:

b. Evaluasi Hasil 1. Merasakan suasana pertemuan: menyenangkan/ kurang


menyenangkan/ tidak menyenangkan

2. Topik yang dibahas: sangat penting/ kurang penting/ tidak penting

3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor

8
2. Pokok Pembahasan II : “Serbuk penghibur Public Figure”
A. Komponen Layanan Layanan Informasi
B. Bidang Layanan Pribadi
C. Fungsi Layanan Pemahaman
Peserta didik memahami dampak penggunaan
D. a. Tujuan Umum
NAPZA terhadap karir
1. Peserta didik dapat pengetahuan mengenai
Sabu
b. Tujuan Khusus 2. Informasi menganai Public Figure yang
menggunakan Sabu
3. Peserta didik mengetahui mengapa Sabu
sering digunakan Public Figure
E. Topik “Serbuk penghibur Public Figure"
1. Pengertian Sabu
2. Dampak penggunaan NAPZA
F. Materi Layanan
terhadap karir

G. Sasaran Layanan Peserta didik kelas 2 SMA


Learning start with question, Diskusi, dan
H. Metode dan Teknik
tanya jawab
I. Waktu 1 x 40 menit
Media: PPT
J. Media atau Alat
Alat: Laptop, LCD
K. Pelaksanaan Rabu, 2022

Zahara, S., Fabiani, R. R. M., Y.W, T. Z., &


L. Sumber Humaedi, S. (2020). Penyalahgunaan Napza
Dalam Dunia Entertainment. Focus : Jurnal
Pekerjaan Sosial, 3(2), 165–170.

M. Uraian Kegiatan
Tahap Awal (10 Menit)

9
1. Guru BK mengucapkan salam, diawali
dengan pembacaan do'a agar kegiatan
pembelajaran berjalan dengan lancar
2. Guru BK menyapa peserta didik
dengan mengucapkan “selamat
a. Pernyataan Tujuan pagi/selamat siang”
3. Guru BK menyampaikan tujuan dan
manfaat yang ingin dicapai dalam
kegiatan bimbingan ini.
Guru BK menjelaskan langkah-langkah
kegiatan (kontrak/ kesepakatan layanan)
diantaranya yaitu menyampaikan
pembahasan materi melalui PPT,
sementara tugas dan tanggung jawab
b. Penjelasan tentang langkah – peserta didik adalah memperhatikan
langkah kegiatan
materi yang disampaikan. Setelah itu,
Guru BK akan melakukan tanya jawab
kepada peserta didik untuk melihat
pemahaman atas materi yang telah
diberikan.
Guru BK menjelaskan bahwa topik
c. Mengarahkan kegiatan layanan yang akan dibahas yaitu “Serbuk
(Konsolidasi)
penghibur Public Figure”
Guru BK menanyakan kesiapan peserta

2. Tahap Peralihan (... Menit) didik melaksanakan kegiatan, dan


memulai ke tahap inti.
Tahap Inti (30 Menit)

10
1. Guru BK memberikan pertanyaan
mengenai pengertian Sabu
2. Guru BK bertanya kepada peserta
a. Kegiatan Peserta Didik didik mengenai siapa public figure yang
(Eksperientasi)
menggunakan NAPZA
3. Guru BK membuka media presentasi
powerpoint
1. Guru BK kembali menjelaskan Public
Figure yang terjerat NAPZA
2. Guru BK menjelaskan informasi
mengenai dampak penggunaan NAPZA
pada artis/musisi tersebut
4. Guru BK membuka media PPT
b. Simulasi
5. Guru BK menjelaskan dampak
NAPZA terhadap karir
6. Guru BK meminta peserta didik untuk
bertanya
7. Guru BK meminta peserta didik untuk
memberikan kesimpulan
1. Guru BK menanyakan apa kesan
mereka ketika kegiatan pembelajaran

c. Pengungkapan perasaan, pemikiran tersebut


dan pengalaman tentang apa yang 2. Guru BK akan menunjuk peserta didik
terjadi dalam kegiatan bimbingan
(refleksi) secara acak untuk menjelaskan nilai-nilai
apa yang dapat diambil dari kegiatan
tersebut.
Tahap Penutupan (10 Menit)

11
Guru BK melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti
a. Evaluasi Proses
kegiatan: semangat/ kurang semangat/
tidak semangat
3. Cara peserta didik dalam memerankan
kelemahan dan kelebihan temannya
Guru BK melakukan evaluasi dengan
memperhatikan hasil layanan yang
terjadi:
1. Merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/ kurang menyenangkan/
tidak menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/

b. Evaluasi Hasil kurang penting/ tidak penting


3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling
atau
konselor

12
POKOK BAHASAN I : NAPZA dan Public Figure

3. NAPZA
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.

NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam
tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi
pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan
keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan
pemakaian yang berlebihan.

Narkoba atau NAPZA adalah zat / bahan yang berbahaya yang mempengaruh kondisi
kejiwaan atau psikologi seseorang, baik itu pikiran, prilaku ataupun perasaan seseorang
dimana efek samping dari penggunaan obat ini adalah kecanduan atau menyebabkan
ketergantungan terhadap zat atau bahan ini. Ada beberapa yang termasuk narkoba atau
NAPZA yaitu : Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif.

4. Kategori NAPZA
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam
tiga golongan yaitu:

Narkotika, merupakan suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, menurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan
secara fisik maupun psikologi.

Narkotika terbagi menjadi tiga golongan:


 Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan
dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam
golongan tertentu.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

14
serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein,
garam- garam narkotika dalam golongan tertentu.

Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terbagi menjadi empat golongan:
 Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu:
MDMA, ekstasi, LSD, ST.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin,
fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrasepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam.

Zat Adiktif, bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan inhalasi
yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter, premix,
thiner dan lain-lain. Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan mencampur
konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol.
Minuman alcohol dibagi menjadi tiga golongan sesuai dengan kadar alkoholnya yaitu:
 Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5% Contoh : bir,
green sand.
 Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5%-20% Contoh :
anggur kolesom.
 Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55% Contoh :
arak, wisky, vodka.

5. Jenis –jenis NAPZA


1 Morfin

15
Morfin berasal dari kata morpheus (dewa mimpi) adalah alkaloid analgesik yang
sangat kuat, yang ditemukan pada opium. Zat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat
sebagai penghilang rasa sakit. Cara penggunaan dengan disuntikkan ke otot atau
pembuluh darah.
2 Heroin/putaw

Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi, reaksi yang
ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri sehingga
mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak. Cara penggunaan dengan
disuntikkan ke anggota tubuh atau dihisap.
3 Ganja/Kanabis/mariyuana

Ganja adalah tumbuhan budidaya yang menghasilkan serat dan kandungan zat
narkotika terdapat pada bijinya. Ganja merupakan satu di antara jenis narkotika yang
dapat mengakibatkan kecanduan berlebih. Cara penggunaannya dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok lalu dihisap.
4 Kokain

Kokain merupakan berasal dari tanaman erythroxylon coca di Amerika Selatan.


Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan
cara dikunyah. Kokain mempunyai dua bentuk, yakni kokain hidroklorida dan kokain free
base. Adapun cara pemakaian kokain adalah dengan cara dihirup atau sebagai bahan
campuran rokok.
5 LSD atau Lysergic Acid/Acid/Trips/Tabs

LSD adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk


lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil. Cara pemakaiannya dengan diletakkan di lidah.
Narkotika ini akan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian, dan akan berakhir efeknya
setelah delapan hingga 12 jam.
6 Opiat/opium

Opiat adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama
papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit. Cara penggunaan opiat dengan cara dihisap.
7 Sabu-sabu

16
Sabu-sabu merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang
parah, seperti gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi. Cara
penggunaan sabu-sabu adalah dengan jalan dihisap.

6. Jenis Napza yang sering digunakan oleh public figure


Sabu, dumolid dan ganja merupakan jenis narkotika yang sering disalahgunakan di
kalangan artis, menurut Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan, Kompol Vivick
Tjangkung.

Tiga jenis narkoba itu digunakan untuk memperkuat stamina artis yang biasanya punya
kegiatan segudang. Para Public Figure yang berada di bawah tekanan untuk tampil serba
sempurna di hadapan publik, juga hidup dengan privasi terbatas, pun mencari ketenangan
lewat obat-obat terlarang.

17
POKOK BAHASAN II : Serbuk Penghibur Public Figure
A. Pengertian Sabu
Sabu sebagai salah satu jenis NAPZA yang paling sering digunakan oleh Public Figure di
Indonesia, banyak Public Figure Indonesia yang terjerat kasus penyalahgunaan sabu seperti
yang baru-baru ini terjadi yaitu Cokki Pardede dan Nia Ramadhani beserta suaminya Ardi
Bakrie.

Metamfetamin kristal atau biasa disebut dengan sabu sendiri adalah narkoba yang
berbentuk seperti pecahan kaca atau batu putih kebiruan mengkilat. Sabu memiliki kemiripan
secara kimiawi dengan amfetamin, yaitu obat yang digunakan untuk mengobati gangguan
hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) dan narkolepsi. sabu atau metamfetamin adalah obat
yang kuat dan sangat adiktif dan dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Pengguna biasanya
menggunakan obat ilegal tersebut dengan merokok memakai pipa kecil, menelannya,
mengendus, dan menyuntikkan ke pembuluh darah. Pemakai akan mengalami efek euforia
sesaat setelah memakainya. Namun, penggunaan sabu berbahaya karena dapat merusak tubuh
dan menyebabkan masalah psikologi yang parah kepada pemakainya.

Pada abad XIX, amfetamin pertama kali digunakan sebagai dekongestan hidung dan
stimulator pernapasan. Selama Perang Dunia II, metamfetamin yang memiliki kemiripan
dengan amfetamin digunakan oleh para tentara agar tetap waspada dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Seiring berjalannya waktu, metamfetamin diketahui sangat adiktif (membuat
kecanduan).

Metamfetamin termasuk obat ilegal, kecuali jika diresepkan oleh dokter untuk sejumlah
kondisi medis tertentu. Metamfetamin mudah untuk diproduksi, sehingga obat tersebut sering
disalahgunakan. Dalam penggunaan jangka panjang dapat dikaitkan dengan efek buruk
penggunanya kepada masyarakat.
Efek menyenangkan dari metamfetamin terjadi ketika tubuh melepaskan neurotransmitter
dopamin sangat tinggi. Dopamin merupakan bahan kimia di otak yang berperan dalam
motivasi, kesengangan dan fungsi motorik. Namun, tingkat dopamin yang tinggi di otak
dapat membantu obat tersebut menjadi lebih beracun terhadap terminal saraf otak.
Metamfetamin lebih berbahaya dengan obat stimulan lain, karena ketika dikonsumsi efeknya
bertahan lebih lama untuk memperpanjang efek stimulan di otak.

18
2. Alasan Public Figure Indonesia banyak yang memakai Sabu
Dokter psikiater di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Danardi Sosrosumihardjo,
menjelaskan alasan kebanyakan artis memilih narkoba jenis sabu. Menurutnya, narkoba
sendiri dapat dibagi dalam dua hingga tiga tipe yakni stimulan, depresan, dan
halusinogen. Sabu termasuk ke dalam tipe stimulan yang berfungsi membuat pemakainya
tetap segar. “Stimulan untuk menstimulasi agar staminanya bagus, segar, istirahat tidak
perlu lama-lama. Untuk para artis yang kejar tayang dua sampai tiga sinetron sabu
menjadi ‘pilihan’ mereka,” ujar Danardi.

3. Public Figure yang menggunakan Sabu untuk kepentingan Karirnya


Coki Pardede
Reza Pardede atau kerap disapa Coki Pardede, ialah komika yang dikenal secara
melakukan stand up comedy SUCA dua, Kompas TV. Nama Coki Pardede ramai dibicarakan
khalayak saat ini lantaran terjerat kasus dugaan penyalahgunaan narkoba, Kamis 2 September
2021. Coki Pardede ditangkap di kediamannya di Cisauk serta dibawa dan diamankan di
Polres Tangerang Kota. Menurut kabar yang beredar, ditemukan barang bukti berupa sabu
yang kemudian diamankan pihak kepolisian. Kabar tersebut tentunya menyebar dengan cepat
di internet dan sebagian warganet ada yang belum mengenal, siapa Coki Pardede.

Perlu diketahui bahwa Coki Pardede merupakan komika sekaligus content creator di
kanal YouTube Majelis Lucu Indonesia (MLI). Coki Pardede kerap mengunggah konten
dengan tema-tema menghibur ala Coki dan Trestan. Komika jebolan SUCA 2 itu memiliki
rekan atau partner yang sering berkolaborasi bernama Tretan Muslim. Coki Pardede bersama
Tretan Muslim mempunyai kanal YouTube dengan konten yang membawa tema lucu dengan
humor jenis dark jokes. Adapun tema-tema konten YouTube Majelis Lucu Indonesia seperti
Domba Tersesat, Cari Bekingan, Ingin Masuk TV, dan lainnya. Coki Pardede lahir di
Indonesia, tepatnya di kota Medan, Sumatera Utara pada tanggal 21 Januari 2021.

Meski lahir di Medan, Coki Pardede asal dan besar di kota Depok. Mengenai informasi
keluarga Coki Pardede ada dr. Hannibal Pardede ayahnya dan ada dua adik yaitu Adolf
Pardede dan Jefta Pardede. Coki Pardede pendidikan di Universitas Gunadarma dan memulai
karir stand up comedy sejak masa kuliah. Setelah beberapa tahun lamanya, citra Coki
Pardede di dunia hiburan stand up kian mendapat sorotan. Lalu, tahun 2016 Coki Pardede
sempat mendapat tempat 9 besar di Stand Up Comedy Academy Season 2. Kemudian, Coki
19
Pardede bertemu dengan Tretan Muslim dan membuat sebuah grup kecil bernama Majelis
Lucu Indonesia (MLI).

Tretan Muslim, yang kini menjadi rekan kerja Coki Pardede di grup Majelis Lucu
Indonesia kerap membuat konten bertema menghibur. Keinginan Coki Pardede yang ingin
masuk ke dalam dunia pertelevisian, tetapi dicekal karena kasus beberapa waktu lalu. Hal
tersebut tak membuat dirinya berhenti berkarya, justru itu membuat Coki Pardede
mengembangkan ide tema di kanal YouTube Majelis Lucu Indonesia. Dibalut dengan humor
dan dark jokes ala Coki Pardede, kanal YouTube MLI saat ini memliki 2,2 juta subscriber.
Mengenai informasi keyakinan Coki Pardede agama, belum diketahui secara jelas yah
informasinya.

4. Alasan Coki Pardede menggunakan Sabu


Coki Pardede menggunakan sabu-sabu lantaran ingin tampil percaya diri di depan
publik. Partner Tretan Muslim itu dikenal sebagai konten kreator dan komika.
Pekerjaannya itu pun membuat Coki Pardede kerap berinteraksi dengan orang lain.
Coki Pardede itu awalnya hanya ingin coba-coba. Namun ternyata, Coki Pardede
kesulitan untuk lepas dari jeratan barang haram tersebut.

5. Sanksi yang diterima Coki Pardede dari penyalahgunaan Sabu


Coki Pardede dijerat dengan Pasal 114 Ayat 1 subsider Pasal 112 juncto Pasal 132
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.
Namun, setelah diperiksa dan ditetapkan sebagai tersangka, Coki Pardede
mendapatkan rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur,
Jakarta Timur. oki Pardede tidak menjalani hukuman penjara. Hal tersebut karena
menilai Coki Pardede merupakan korban dari penyalahgunaan narkoba. Polisi hanya
memproses hukum bandar yang menyuplai sabu ke Coki.

6. Dampak yang dirasakan Coki Pardede terhadap pemakaian Sabu


Berikut efek sabu yang akan dirasakan Coki Pardede sebagai berikut :
a. Memicu perasaan 'senang'
b. Kepercayaan diri meningkat
c. Merasa berenergi

20
Cara Coki mengonsumsi sabu dengan menggunakan jarum suntik, disebut tak
lazim dan berbahaya. Sabu dicampur air agar kemudian diinjeksi. Tujuan agar efek
lebih dirasakan 100 persen. Cara ini jarang dilakukan karena berbahaya. Penggunaan
sabu dengan jarum suntik bisa mengakibatkan kematian. Apalagi jika dicampur
dengan Sodium Chloride. Dampak lain dari narkoba suntik, terlebih melalui
pembuluh darah vena sangat berisiko menyebabkan flebitis, pecahnya pembuluh
darah di tempat suntikan, infeksi, penyebaran penyakit menular, termasuk HIV dan
hepatitis bila jarum bergantian, hingga emboli yang bisa sangat berbahaya.

21
21
ICE BREAKING

1. Ice Breaking 1 “Ayo Fokus”


Manfaat : Meningkatkan kefokusan dan semangat peserta didik karena mendapatkan
energi positif dari temannya

Cara Bermain :
1. Peserta didik akan diminta untuk duduk berpasangan
2. Peserta didik diminta untuk menghadap ke arah kanan dan memegang pundak
temannya
3. Setelah itu peserta didik akan diminta untuk memijit pundak temannya sambil
mengikuti kata-kata yang praktikan ucapkan, yaitu : “Semangat belajarnya ya hari ini!
Semoga kamu sehat terus supaya bisa masuk sekolah dan ketemu aku lagi”
4. Kemudian peserta didik akan diminta menghadap ke kiri dan melakukan hal yang
sama kepada temannya dengan memijit pundak temannya sambil berkata “Kamu
semangat juga ya! Ayo kita belajar yang rajin biar besok kita sukses!”

2. Ice Breaking II : “Ada dimana aku?”


Manfaat : meningkatkan tingkat berpikir peserta didik dan juga fokus peserta didik.

Cara bermain :
1. Guru BK membuka permainan dengan keyword “Kita ada di dunia digital cring cring
cring…”
2. Lalu guru BK memberikan satu angka
3. Lalu guru BK memberi instruksi untuk berpindah dengan kata “naik, turun, geser
kanan, geser kiri”
4. Peserta didik harus menebak posisi angka setelah berpindah secara tepat

23
Daftar Pustaka
Dewi, R. I. S. (2016). 20.Karakteristik Individu Pengguna Dan Pola Penyalahgunaan Napza
Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Maninjau. Junal Kesehatan Medika
Saintika, 7(1), 77.
Firdaus, A., & Hidayati, E. (2018). Analyze The Relationship Of The Level Of Knowledge
And Attitude Towards The Use Of Drugs In Teens In School Mengah Top In Semarang
City. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(1), 1–7.
Hastiana, Yusuf, S., & Hengky, H. K. (2020). Analisis Faktor Penyalahgunaan Narkoba Bagi
Narapidana di Rutan Kelas IIB Sidrap. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 3(3),
375–385. ]
Hikmawati, P. (2011). Analisis Terhadap Sanksi Pidana Bagi Pengguna Narkotika. Negara
Hukum, 2(2), 329–350.
Murni, R. (2019). Keberfungsian Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Pasca Rehabilitasi
Sosial Di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Galih Pakuan Di
Bogor. Sosio Konsepsia, 9(1), 17–36.
Sholihah, Q. (2015). Efektivitas Program P4Gn Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan
Napza. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 153.
Zahara, S., Fabiani, R. R. M., Y.W, T. Z., & Humaedi, S. (2020). Penyalahgunaan Napza
Dalam Dunia Entertainment. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(2), 165–170.

24

Anda mungkin juga menyukai