Anda di halaman 1dari 75

MASALAH DAN KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN NASIONAL
AISYAH SUPRI YANTI, S.E., M.M
PERMASALAHAN DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI
DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
ADA TIGA PERMASALAHAN DASAR YANG DIHADAPI OLEH NEGARA SEDANG BERKEMBANG. TIGA
PERMASALAHAN DASAR TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. BERKEMBANGNYA KETIDAKMERATAAN PENDAPATAN
2. KEMISKINAN
3. GAP ATAU JURANG PERBEDAAN YANG SEMAKIN LEBAR ANTARA NEGARA MAJU DENGAN
NEGARA SEDANG BERKEMBANG
1. BERKEMBANGNYA KETIDAKMERATAAN
PENDAPATAN.
• TITIK PERHATIAN UTAMA PERMASALAHAN DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA
SEDANG BERKEMBANG ADALAH DISTRIBUSI PENDAPATAN ATAU KEKAYAAN (ASSETS) YANG
TIDAK MERATA, NAMUN PERLU DIKETAHUI BAHWA KETIDAKMERATAAN PENDAPATAN DI ATAS,
HANYALAH MERUPAKAN BAGIAN KECIL DARI PERMASALAHAN KETIDAKMERATAAN YANG LEBIH
LUAS YANG DIALAMI DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG. PERMASALAHAN KETIDAKMERATAAN
YANG LEBIH LUAS TERSEBUT MELIPUTI KETIDAKMERATAAN KEKUASAAN, STATUS, KONDISI
KERJA, TINGKAT PARTISIPASI, KEBEBASAN MEMILIH, KEBEBASAN MENGELUARKAN PENDAPAT
DAN LAIN SEBAGAINYA
1. BERKEMBANGNYA KETIDAKMERATAAN
PENDAPATAN.
BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI NEGARA
SEDANG BERKEMBANG
• 1. MENURUNNYA PENDAPATAN PER KAPITA.
• 2. INFLASI DI MANA PENDAPATAN UANG BERTAMBAH TETAPI TIDAK DIIKUTI SECARA PROPORSIONAL DENGAN
PERTAMBAHAN PRODUKSI BARANG-BARANG.
• 3. KETIDAKMERATAAN PEMBANGUNAN ANTARDAERAH.
• 4. INVESTASI YANG SANGAT BANYAK DALAM PROYEK-PROYEK YANG PADAT MODAL (CAPITAL INTENSIVE),
SEHINGGA PRESENTASE PENDAPATAN MODAL DARI HARTA TAMBAHAN LEBIH BESAR DIBANDINGKAN DENGAN
PRESENTASE PENDAPATAN YANG BERASAL DARI KERJA, SEHINGGA PENGANGGURAN BERTAMBAH.
• 5. RENDAHNYA MOBILITAS SOSIAL.
2. KEMISKINAN

• KEMISKINAN DAPAT DIAMATI SEBAGAI KONDISI ANGGOTA MASYARAKAT YANG TIDAK ATAU
BELUM IKUT SERTA DALAM PROSES PERUBAHAN KARENA TIDAK MEMPUNYAI KEMAMPUAN,
BAIK KEMAMPUAN KEPEMILIKAN FAKTOR PRODUKSI MAUPUN KUALITAS FAKTOR PRODUKSI
YANG MEMADAI, SEHINGGA TIDAK MENDAPATKAN MANFAAT DARI HASIL PROSES
PEMBANGUNAN.
• KEMISKINAN DI SAMPING MERUPAKAN MASALAH YANG MUNCUL DALAM MASYARAKAT
BERTAUTAN DENGAN PEMILIKAN FAKTOR PRODUKSI, PRODUKTIFITAS DAN TINGKAT
PERKEMBANGAN MASYARAKAT SENDIRI
2. KEMISKINAN

KEMISKINAN INI DAPAT DITIMBULKAN OLEH DUA HAL, YAITU:


• 1. KEMISKINAN YANG BERSIFAT ALAMIAH ATAU KULTURAL
• 2. KEMISKINAN YANG DISEBABKAN OLEH MISKINNYA STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN YANG ADA, YANG BIASA DISEBUT DENGAN KEMISKINAN STRUKTURAL
FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN EKONOMI

BEBERAPA FAKTOR LAIN YANG MERUPAKAN PENGHAMBAT BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI


NEGARA SEDANG BERKEMBANG ANTARA LAIN ADALAH:
• 1. DUALISME EKONOMI
• 2. IKLIM TROPIS
• 3. KEBUDAYAAN YANG TIDAK EKONOMIS
• 4. PRODUKTIVITAS RENDAH
• 5. JUMLAH KAPITAL YANG SEDIKIT
FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN EKONOMI

• 6. PERDAGANGAN LUAR NEGERI


• 7. KETIDAKSEMPURNAAN PASAR (MARKET IMPREFECTION)
KEBIJAKAN INDONESIA

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MASALAH EKONOMI TERUS DILAKUKAN DAN DIKEMBANGKAN. HAL INI UNTUK
MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI.

MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI DIPERLUKAN DUA KEBIJAKAN PENTING, YAITU:


• PEMENUHAN BERBAGAI FAKTOR PENDUKUNG BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA
KERJA. KHUSUSNYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BAIK FISIK MAUPUN NONFISIK.
• PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI POTENSIAL YANG BERDAYA SAING TINGGI DENGAN MENGOPTIMALKAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI, INFORMASI DIGITAL, DAN E-COMMERCE.
KEBIJAKAN INDONESIA

TERDAPAT LIMA KESEPAKATAN KEBIJAKAN YANG KONSISTEN DAN BERSINERGI, YAITU


1. PERCEPATAN INFRASTRUKTUR
MENDORONG PERCEPATAN INFRASTRUKTUR AKAN MENDUKUNG TUMBUHNYA SEKTOR-SEKTOR
EKONOMI. UPAYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI
POTENSIAL JUGA MEMERLUKAN ADANYA KESELARASAN DENGAN RENCANA TATA RUANG
WILAYAH (RTRW).
KEBIJAKAN INDONESIA

2. PERKEMBANGAN SEKTOR EKONOMI POTENSIAL


MENDORONG BERKEMBANGNYA SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DAERAH SEBAGAI SUMBER
PERTUMBUHAN BARU YANG DISESUAIKAN DENGAN KARAKTER DAERAH.
KEBIJAKAN INDONESIA

3. PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI

MENDORONG BERKEMBANGNYA SEKTOR INDUSTRI BERDAYA SAING TINGGI. SELAIN PENGEMBANGAN


INFRASTRUKTUR FISIK JUGA DILAKUKAN UPAYA SEBAGAI BERIKUT:
• MENINGKATKAN KAPASITAS SDM MELALUI PENDIDIKAN VOKASI. SEPERTI PEMBANGUNAN DAN
PENYELENGGARAAN POLITEKNIK ATAU AKADEMISI DI KAWASAN INDUSTRI.
• MENINGKATKAN SKALA EKONOMI DAN KAPASITAS INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) DENGAN
PENDAMPINGAN YANG MEMASTIKAN JAMINAN PRODUK, KEAMANAN, DAN STANDAR.
• OPTIMALISASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DAN INTEGRASI IKM KE PEREKONOMIAN DIGITAL MELALUI
PENGEMBANGAN E-SMART IKM DENGAN SENTRA DI SELURUH INDONESIA.
KEBIJAKAN INDONESIA

5. PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA

PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA BISA DILAKUKAN DENGAN STRATEGI PENGUATAN ATRAKSI,


AKSES, DAN AMENITAS SEBAGAI QUICK WINS.
• HAL TERSEBUT BISA DIAPLIKASIKAN PADA DESTINASI UNGGULAN PARIWISATA TEMATIK, SEPERTI
WISATA BAHARI, SEJARAH, RELIGI, DAN TRADISI SENI BUDAYA.
• PENGUATAN BRANDING DAN PROMOSI WISATA DI DAERAH JUGA TERUS DIOPTIMALKAN DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DAN E-COMMERCE.
KEBIJAKAN INDONESIA

4. PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DIFOKUSKAN PADA UPAYA


MENINGKATKAN NILAI TAMBAH HASIL PRODUKSI PERTANIAN. DENGAN BEBERAPA CARA SEBAGAI BERIKUT:
• MEMPERKUAT KELEMBAGAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN CORPORATE FARMING. SEHINGGA
AGROINDUSTRI-AGROBISNSIS BERKEMBANG.
• MENINGKATKAN AKSES PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN ANTARA LAIN MELALUI PENYALURAN KUR PADA
SEKTOR PRIMER. DI DUKUNG DENGAN ASURANSI PERTANIAN DAN PETERNAKAN.
• MELAKUKAN INTENSIFIKASI PERTANIAN, SERTA MENINGKATKAN EFISIENSI DISTRIBUSI LOGISTIK DAN PERBAIKAN
TATA NIAGA PANGAN.
SOAL DAN LATIHAN

1. DI ANTARA PERNYATAAN DI BAWAH INI YANG TIDAK TERMASUK KONSEP DUALISME ADALAH
• A. ADANYA SUPERIORITAS DI SATU PIHAK DAN INFERIORITAS DI PIHAK LAIN YANG HIDUP
BERDAMPINGAN PADA RUANG DAN WAKTU YANG SAMA
• B. KENYATAAN HIDUP BERDAMPINGAN ITU BERSIFAT KRONIS DAN BUKAN TRADISIONAL
• C. SAMA-SAMA SUPERIOR TETAPI DALAM RUANG GERAK YANG BERBEDA DALAM WAKTU
YANG SAMA
• D. DERAJAT SUPERIORITAS ATAU INFERIORITAS TIDAK MENUNJUKKAN KECENDERUNGAN YANG
MENURUN
SOAL DAN LATIHAN

• 2) DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH DUALISME TERHADAP PEMBANGUNAN ADALAH ....


• A. MEKANISME PASAR TIDAK BERFUNGSI SEBAGAIMANA MESTINYA
• B. MEMPERSULIT PERKEMBANGAN KESEMPATAN KERJA DI SEKTOR MODERN
• C. PENGALOKASIAN PENGGUNAAN SUMBER DANA
• D. TIDAK ADA JAWABAN YANG BENAR
SOAL DAN LATIHAN

• 3) DI ANTARA PERNYATAAN-PERNYATAAN BERIKUT YANG MENYEBABKAN KETIDAKMERATAAN


PENDAPATAN MENURUT IRMA ADELMAN DAN CYNTHIA TAFT MORRIS ADALAH ….
• A. INFLASI
• B. PERTUMBUHAN PENDUDUK
• C. RENDAHNYA MOBILITAS SOSIAL
• D. HANCURNYA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MODERN
SOAL DAN LATIHAN

• 4) DI BAWAH INI ADALAH BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN SEBELUM PERANG DUNIA II, PERHATIAN
TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI MASIH SANGAT TERBATAS ….
• A. KURANGNYA USAHA PARA PEMIMPIN MASYARAKAT YANG DIJAJAH UNTUK MEMBAHAS MASALAH
PEMBANGUNAN EKONOMI
• B. PADA MASA SEBELUM PERANG DUNIA II SEBAGIAN BESAR NEGARA SEDANG BERKEMBANG MASIH
MERUPAKAN NEGARA JAJAHAN
• C. LINGKUNGAN PARA EKONOM, PENELITIAN DAN ANALISIS MENGENAI MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI
MASIH SANGAT TERBATAS
• D. ADANYA USAHA-USAHA DARI NEGARA BARAT YANG MENGHALANG-HALANGI PENELITIAN EKONOMI
PEMBANGUNAN
SOAL DAN LATIHAN

• 5) DI BAWAH INI ADALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA PERHATIAN TERHADAP


PEMBANGUNAN EKONOMI, KECUALI ....
• A. ADANYA RASA PERIKEMANUSIAAN NEGARA MAJU UNTUK MEMBANTU NEGARANEGARA SEDANG
BERKEMBANG
• B. SEBAGAI CARA UNTUK MENDAPAT DUKUNGAN DALAM PERANG IDEOLOGI ANTARA AMERIKA SERIKAT DAN
RUSIA
• C. BERKEMBANGNYA CITA-CITA NEGARA YANG BARU MENCAPAI KEMERDEKAAN UNTUK MENGEJAR
KETERTINGGALAN
• D. USAHA DARI NEGARA MAJU AGAR NEGARA SEDANG BERKEMBANG SETARAF DENGAN NEGARA MAJU
SOAL DAN LATIHAN

• 6) PERMASALAHAN DASAR YANG DIHADAPI OLEH NEGARA SEDANG BERKEMBANG ADALAH ....
A. KETIDAKMERATAAN PEMBANGUNAN
• B. KEMISKINAN
• C. JURANG PERBEDAAN YANG SEMAKIN LEBAR ANTARA NEGARA MAJU DENGAN NEGARA
SEDANG BERKEMBANG
• D. SEMUA JAWABAN BENAR
SOAL DAN LATIHAN

• 7) TEORI KEMISKINAN YANG TIMBUL KARENA ADANYA HUBUNGAN SALING MEMPENGARUHI


DI ANTARANYA KEADAAN MASYARAKAT YANG MASIH TERBELAKANG DAN KEKAYAAN ALAM
YANG MASIH BELUM DIKEMBANGKAN ADALAH TEORI DARI ….
• A. BALDWIN DAN MEIER
• B. SCHUMPETER
• C. ADAM SMITH
• D. IRMA ADELMAN
SOAL DAN LATIHAN

• 8.) PERANGKAP KEMISKINAN PADA HAKIKATNYA TERJADI KARENA ….


• A. KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENGERAHKAN TABUNGAN YANG CUKUP
• B. KURANGNYA PERANGSANG UNTUK MELAKUKAN PENANAMAN MODAL
• C. TARAF PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT YANG RELATIF
RENDAH
• D. SEMUA JAWABAN BENAR
SOAL DAN LATIHAN

• 9) DI BAWAH INI ADALAH CONTOH KEBUDAYAAN YANG TIDAK EKONOMIS YANG


MENGHAMBAT PEMBANGUNAN EKONOMI, KECUALI ....
• A. KEGIATAN SELAMATAN
• B. KURANG MOBILITAS TENAGA KERJA.
• C. BANYAKNYA KEGIATAN YANG DILAKUKAN SECARA TURUN TEMURUN DAN MERUGIKAN
• D. BUDAYA HIDUP BOROS
SOAL DAN LATIHAN

• 10) YANG DIMAKSUD DENGAN IMPREFECTION ADALAH ….


• A. MASALAH YANG MENYANGKUT IMMOBILITAS FAKTOR PRODUKSI
• B. STRUKTUR SOSIAL YANG MUDAH BERUBAH
• C. KETIDAKSEMPURNAAN PASAR
• D. HARGA-HARGA YANG TIDAK LUWES
ANALISIS APBN
Aisyah Supri Yanti, S.E., M.M
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia

• Pengertian secara khusus, dalam arti yang digunakan dalam


praktek kenegaraan di Indonesia, maka pengertian anggaran
negara yang selanjutnya disebut APBN dapat mengacu pada Pasal
23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), dimana dinyatakan bahwa,
”Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”
Pengertian APBN
Pengertian pasal tersebut terdapat lima unsur dari APBN, yaitu:
• 1. APBN sebagai pengeloaan keuangan negara
• 2. APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku
untuk satu tahun
• 3. APBN ditetapkan dengan undang-undang
• 4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab
• 5. APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Ini
menunjukan peran ekonomi politik APBN)
APBN dijabarkan dalam UU No.17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
• 1. Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh DPR (Pasal 1, Angka 7)
• 2. Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan (Pasal 11, Ayat 2)
• 3. Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember (Pasal 4)
• 4. Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11, Ayat 1)
• 5. Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi (Pasal 3, Ayat 4)
Dasar Hukum APBN

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling


tinggi dalam struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh
karena itu pengaturan mengenai keuangan negara selalu didasarkan
pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII Undang-
Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23 mengatur tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dasar Hukum APBN

• Bunyi pasal 23:ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai
wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

Ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden,
Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun
yang lalu”.
Struktur APBN

Secara garis besar struktur APBN adalah:


• Pendapatan Negara dan Hibah
• Belanja Negara
• Keseimbangan Primer
• Surplus/Defisit Anggaran
• Pembiayaan
Pendapatan Negara

Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan


penerimaan bukan pajak. Besaran pendapatan negara dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
• Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar
makro ekonomi
• Kebijakan pendapatan negara
• Kebijakan pembangunan ekonomi
• Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
• Kondisi dan kebijakan lainnya
Pendapatan Pajak

• Pendapatan Pajak Dalam Negeri


▫ Pendapatan pajak penghasilan (PPh)
▫ Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan
atas barang mewah
▫ Pendapatan pajak bumi dan bangunan
▫ Pendapatan cukai
▫ Pendapatan pajak lainnya
• Pendapatan Pajak Internasional
▫ Pendapatan bea masuk
▫ Pendapatan bea keluar
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

• Penerimaan sumber daya alam


▫ Penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA
migas)
▫ Penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA
non migas)
• Pendapatan bagian laba BUMN
▫ Pendapatan laba BUMN perbankan
▫ Pendapatan laba BUMN non perbankan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

• PNBP lainnya
▫ Pendapatan dari pengelolaan BMN
▫ Pendapatan jasa
▫ Pendapatan bunga
▫ Pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi
▫ Pendapatan pendidikan
▫ Pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi
▫ Pendapatan iuran dan denda
• Pendapatan BLU
▫ Pendapatan jasa layanan umum
▫ Pendapatan hibah badan layanan umum
▫ Pendapatan hasil kerja sama BLU
▫ Pendapatan BLU lainnya
Belanja Negara

Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara


lain:
• Asumsi dasar makro ekonomi;
• Kebutuhan penyelenggaraan negara;
• Kebijakan pembangunan;
• Risiko (bencana alam, dampak krisis global)
• Kondisi dan kebijakan lainnya.
Belanja Pemerintah Pusat

Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah:


• Fungsi pelayanan umum
• Fungsi pertahanan
• Fungsi ketertiban dan keamanan
• Fungsi ekonomi
• Fungsi lingkungan hidup
• Fungsi perumahan dan fasilitas umum
• Fungsi kesehatan
• Fungsi pariwisata
• Fungsi agama
• Fungsi pendidikan
• Fungsi perlindungan sosial
Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis adalah


• Belanja pegawai
• Belanja barang
• Belanja modal
• Pembayaran bunga utang
• Subsidi
• Belanja hibah
• Bantuan sosial
• Belanja lain-lain
Transfer ke Daerah

Rincian anggaran transfer ke daerah adalah:


• Dana Perimbangan
▫ Dana Bagi Hasil
▫ Dana Alokasi Umum
▫ Dana Alokasi Khusus
▫ Dana Otonomi Khusus
• Dana Otonomi Khusus
• Dana Penyesuaian
Pembiayaan

Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:


• Asumsi dasar makro ekonomi;
• Kebijakan pembiayaan;
• Kondisi dan kebijakan lainnya.
Pembiayaan Dalam Negeri

Pembiayaan Dalam Negeri meliputi:


• Pembiayaan perbankan dalam negeri
• Pembiayaan nonperbankan dalam negeri
▫ Hasil pengelolaan aset
▫ Surat berharga negara neto
▫ Pinjaman dalam negeri neto
▫ Dana investasi pemerintah
▫ Kewajiban penjaminan
Pembiayaan Luar Negeri

Pembiayaan Luar Negeri meliputi:


• Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program
dan Pinjaman Proyek
• Penerusan pinjaman
• Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh
Tempo dan Moratorium.
Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN

Asumsi dasar ekonomi makro sangat berpengaruh pada besaran


komponen dalam struktur APBN. Asumsi dasar tersebut adalah:
• Pertumbuhan ekonomi
• Nominal produk domestik bruto,
• Inflasi y-o-y
• Rata-rata tingkat bunga SPN 3 bulan,
• Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,
• Harga minyak (USD/barel),
• Produksi/lifting minyak (MBPD),
• Lifting gas (MBOEPD),
Indikator lainnya
• Jumlah penduduk
• Pendapatan perkapita
• Tingkat kemiskinan
• Tingkat pengangguran
Siklus APBN

• Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah


rangkaian kegiatan dalam proses penganggaran yang dimulai
pada saat anggaran negara mulai disusun sampai dengan
perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang.
Siklus APBN
• Ada 5 tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia. Dari
kelima tahapan itu, tahapan ke-2 (kedua) dan ke-5 (kelima)
dilaksanakan bukan oleh pemerintah, yaitu masing-masing tahap
kedua penetapan/persetujuan APBN dilaksanakan
oleh DPR (lembaga legislatif), dan tahap kelima pemeriksaan dan
pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Sedangkan tahapan lainnya dilaksanakan oleh
pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran APBN
• Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional
• Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berjalan,
menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan
anggaran
• Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan
mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang
berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas
pembangunan serta analisis pemenuhan kelayakan dan efisiensi
indikasi kebutuhan dananya
1. Perencanaan dan Penganggaran APBN
• Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah
ditetapkan
• K/L menyusun rencana kerja (Renja)
• Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) dilaksanakan antara
K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan
• Rancangan awal RKP disempurnakan
• RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah
dengan DPR, RKP ditetapkan
Tahap penganggaran
• Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu
indikatif
• Penetapan pagu indikatif (3) penetapan pagu anggaran K/L
• Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L)
• Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan
dan rancangan undang-undang tentang APBN
• Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan
UU tentang APBN kepada DPR
2. Penetapan/Persetujuan APBN

• Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan pada APBN t-1,


sekitar bulan Oktober-Desember. Kegiatan dalam tahap ini
berupa pembahasan Rancangan APBN dan Rancangan Undang-
undang APBN serta penetapannya oleh DPR. Selanjutnya
berdasarkan persetujuan DPR, Rancangan UU APBN ditetapkan
menjadi UU APBN
3. Pelaksanaan APBN
• Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1,
kegiatan pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari - 31
Desember pada tahun berjalan (APBN t).
• Contoh : Pelaksanaan tahun anggaran 2014 akan dilaksanakan
mulai 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014.Kegiatan pelaksanaan
APBN dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
kementerian/lembaga (K/L)
4. Pelaporan dan Pencatatan APBN
• Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan APBN, 1 Januari-31 Desember.
Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses
akuntansi, dan disajikan sesuai dengan tahunnya.
5. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN
• Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksanaan dan
pertanggungjawaban yang dilaksanakan setelah tahap
pelaksanaan berakhir (APBN t+1), sekitar bulan Januari - Juli.
• Contoh, jika APBN dilaksanakan tahun 2013, tahap pemeriksaan
dan pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2014.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Fungsi APBN
• APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan
pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,
mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta
prioritas pembangunan secara umum.
Fungsi APBN
• APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,
pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua
penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan
dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
Prinsip Penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada
tiga, yaitu:
• Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan
penyetoran.
• Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
• Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan
penuntutan denda.
Prinsip Penyusunan APBN
Aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah
• Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
• Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau
kegiatan.
• Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
Asas Penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan asas-asas:
• Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam
Negeri.
• Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
• Penajaman prioritas pembangunan
• Menitik beratkan pada asas-asas dan undang-undang negara
Daftar Ringkasan APBN
Tahun Anggaran Pendapatan Negara(Rp) Belanja Negara(Rp) Surplus / Defisit(Rp)
2021 APBN 1.743,6 triliun 2.750 triliun -1.006,3 triliun

2020 APBN 2.233,3 triliun 2.540,4 triliun -307,1 triliun

2019 APBN 2.165,1 triliun 2.461,1 triliun -296,0 triliun

2018 APBN 1.894,7 triliun 2.220,6 triliun -325,9 triliun

APBN-P 1.736,1 triliun 2.133,3 triliun -397,2 triliun


2017
APBN 1.750,3 triliun 2.080,5 triliun -330,2 triliun

APBN-P 1.786,2 triliun 2.082,9 triliun -296,7 triliun


2016
APBN 1.822,5 triliun 2.095,7 triliun -273,2 triliun

APBN-P 1.761,6 triliun 1.984,1 triliun -222,5 triliun


2015
APBN 1.793,6 triliun 2.039,5 triliun -245,9 triliun

APBN-P 1.635,4 triliun 1.876,9 triliun -241,5 triliun


2014
APBN 1.667,1 triliun 1.842,5 triliun -175,4 triliun
SOAL DAN LATIHAN
1. Yang bukan merupakan dampak APBN dalam kegiatan ekonomi
a. Berpengaruh negatip terhadap APBD
b. Memperbaiki kestabilan ekonomi
c. Menimbulkan investasi masyarakat
d. Berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
SOAL DAN LATIHAN
2. Sebagai dasar untuk menerima pendapatan dan melakukan
belanja, merupakan salah satu fungsi APBN; yaitu fungsi …
a. Perencanaan
b. Otorisasi
c. Pengawasan
d. Alokasi
SOAL DAN LATIHAN
3. Yang termasuk sumber pendapatan negara antara lain …
a. Retribusi dan cukai
b. Dana Alokasi Umum dan BUMN
c. Dana Alokasi Khusus dan pajak daerah
d. Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Masuk
SOAL DAN LATIHAN
4. Yang tidak termasuk pajak dalam negeri adalah …
a. Pajak Pertambahan Nilai
b. Pajak Bumi Bangunan
c. Pajak Penghasilan
d. Bea Masuk
SOAL DAN LATIHAN
5. Berikut adalah sumber pendapatan daerah:
(1) PAD
(2) dana perimbangan
(3) pendapatan hibah
(4) dana darurat
(5) pajak daerah
Yang termasuk kelompok lain-lain pendapatan yang sah adalah …
a. 1, 2
b. 2, 3
c. 3, 4
d. 4, 5
SOAL DAN LATIHAN
6. Apabila rancangan APBN yang diajukan oleh pemerintah kepada
DPR disetujui, maka pemerintah melaksanakan ….
a. RAPBN tersebut
b. mengusulkan RAPBN yang baru
c. menggunakan APBN tahun lalu
d. tidak menggunakan APBN
SOAL DAN LATIHAN
7. Berikut ini yang termasuk penerimaan pendapatan asli daerah
dalam APBD adalah ….
a. Penjualan aset yang dipisahkan
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus
d. Pajak daerah
SOAL DAN LATIHAN
8. Daftar yang memuat realisasi penerimaan dan pengeluaran suatu
daerah kabupaten/kota dalam kurun waktu tertentu disebut
a. APBN
b. APBD
c. RAPBN
d. RAPBD
SOAL DAN LATIHAN
9. Apabila pendapatan dalam APBN diarahkan untuh membiayai
pengeluaran, maka fungsi APBN yang dimaksud adalah ….
a. Fungsi alokasi
b. Fungsi distribusi
c. Fungsi stabilisasi
d. Fungsi reguler
SOAL DAN LATIHAN
10. Pemerintah atau Presiden melakukan pengajuan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada lembaga legislatif
DPR. Pengajuan tersebut dalam bentuk.
a. Draf rencana anggaran dan pendapatan dan belanja negara.
b. Nota kesepakatan rencana anggaran negara.
c. Draf dalam bentuk nota keuangan.
d. Anggaran pendapatan dan belanja negara.
SOAL DAN LATIHAN
11. Berikut ini adalah tujuan serta prinsip dalam penyusunan APBN.
(1) Sebagai bentuk pertanggung jawaban pemerintah dalam menggunakan
pendapatan dari masyarakat ;
(2) Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan kecepatan penyetoran;
(3) Sumber data yang akurat bagi rakyat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah.
(4) Memberikan arahan pada pemerintah dalam pelaksanaan fungsi yang
diembannya.
(5) Memperlihatkan potensi nasional dalam penggunaan hasil produksi dalam negeri.
Yang merupakan tujuan penyusunan APBN adalah…
a. 2,3,4
b. 2,4,5
c. 1,2,3
d. 1,3,4
SOAL DAN LATIHAN
12. Yang merupakan azaz dalam penyusunan APBN adalah.
a. Mengendalikan sumber penerimaan dalam negeri.
b. Membentuk pertanggung jawaban pemerintah.
c. Terarah, terkendali sesuai dengan rencana.
d. Hemat efisien dan sosial kebutuhan.
SOAL DAN LATIHAN
13. Belanja pemerintah pusat dalam APBN antara lain…
a. Dana perimbangan
b. Dana alokasi khusus
c. Dana bagi hasil
d. Subsidi
SOAL DAN LATIHAN
14. Unsur-unsur pengeluaran anggaran belanja, yaitu:
1) Belanja barang
2) Cicilan utang
3) Pembelian kendaraan dinas
4) Bantuan proyek
5) Subsidi daerah otonomi
Hal yang termasuk pengeluaran rutin, yaitu…
a. 1,2 dan 3
b. 1,3 dan 4
c. 2,3 dan 4
d. 1,2 dan 5
SOAL DAN LATIHAN
15. Tujuan penyusunan APBN adalah …
a. Memperbesar pendapatan dan pengeluaran negara dengan
sebaik-baiknya
b. Agar uang yang diterima negara dan bersumber dari pajak dapat
digunakan sebaik- baiknya untuk tujuan pembangunan
c. Agar penggunaan uang negara dapat digunakan sebaik-baiknya
untuk tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat
d. Agar penggunaan uang negara yang berasal dari tabungan dapat
digunakan sebaik mungkin sesuai dengan undang-undang yang
berlaku
.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai