Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH TERBANGUNNYA MESJID 

HAJI KEUCHIK LEUMIEK

“Keinginan kakek membangun masjid dipendam selama 20 tahun, masjid urung dibangun karena
terkendala lahan, namun pada suatu sore kakek terinspirasi pada lahan kosong ketika duduk
menunggu adzan Magrib di Balai Pengajian Haji Keuchik Leumiek,” ulas Zawir pada Serambi.

Membangun sebuah masjid di Desa Lamseupeung adalah keinginan pria kelahiran 19 September
1942, lahir dari keluarga bangsawan tidak membuat dirinya merasa lupa dengan akhirat sehingga
niat dan impian membangun masjid tertanam di dalam hati Haji Harun sampai 20 tahun lamanya.

Kendala utama Haji Harun membangun masjid karena kurangnya lahan, sehingga beliau
membutuhkan waktu 20 tahun lebih untuk mewujdukan keinginan membangun Rumah Allah di
tanah kelahiran, yakni Lamseupeung.

Suatu sore, saat sedang bersantai menunggu adzan shalat Magrib, Haji Harun berada di Balai
Pengajian Haji Keuchik Leumiek. Balai pengajian tersebut dibangun pada tahun 2005 berlokasi di
Lamseupeng yang tidak jauh dari lokasi masjid saat ini, Haji Harun duduk di tangga balai pengajian
dan tidak sengaja matanya melihat ke arah lahan kosong seluas 2.500 meter.

Bak dapat inspirasi, Haji Harun langsung terpikir untuk membangun masjid di lahan kosong
peninggalan orang tuanya tersebut, karena areal cukup luas dan tidak jauh dari Krueng Aceh.
Sebenarnya lahan kosong yang menjadi lokasi masjid saat ini setiap hari dilihat Haji Harun, namun
tidak terpikir untuk membangun masjid di tanah kosong itu.

Setelah terinspirasi membangun masjid pada lahan kosong yang dilihat saat sedang duduk di tangga
balai pengajian, malamnya Haji Harun langsung menyampaikan keinginan hati kepada Istri (Ibu
Salbiah), istri Haji Harun merespon baik dan memberikan dukungan penuh.  Haji Harun juga turut
menanyakan pendapat putra beliau yakni M Kamaruzzaman mengenai keinginan membangun
masjid.

Empat Syarat untuk membangun masjid yakni :

 Bangun masjid sebagus mungkin;

 Biaya pembangunan masjid murni dari keluarga, atau tidak menerima bantuan sampai
masjid selesai;

 Nama masjid yang dibangun diberikan nama Haji Keuchik Leumiek yakni ayahanda H Harun
atau

 Jangan memberitahu siapapun mengenai biaya pembangunan masjid.

Setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga, pada 19 Juli 2016 maka dilaksanakan peletakan
batu pertama pembangunan Masjid Haji Keuchik Leumiek, pada waktu itu dilakukan oleh Wali Kota
Banda Aceh Illiza Sa’duddin Djamal, Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Prof Dr H Azman
Ismail, perangkat desa Lamseupeung dan keluarga Haji Harun.

Pada tanggal 28 Januari 2019, Masjid Haji Keuchik Leumiek diresmikan oleh Plt Gubernur Aceh Nova
Iriansyah. Pengerjaan yang tergolong cepat, dengan para pekerja dari Aceh sampai didatangkan dari
Sumatera Utara dan Pulau Jawa, memakan durasi 2,4 tahun dan desain masjid murni dari hasil
diskusi H Harun dengan putera beliau M Kamaruzzaman.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sejarah Masjid Haji Keuchik Leumiek,
Impian Sang Saudagar Emas Aceh Selama 20
Tahun, https://aceh.tribunnews.com/2021/04/14/sejarah-masjid-haji-keuchik-leumiek-impian-sang-
saudagar-emas-aceh-selama-20-tahun?page=2.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal

Anda mungkin juga menyukai