Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ahsanul Hadi Amin

NIM : 21070703041012
Prodi : Akuntansi Syari’ah C

A. Gambaran Umum Tentang Sejarah Pendirian Masjid

1. Kapan tahun berdirinya Masjid ?


Masjid Al Ihsan yang berlokasi di Dusun Morgajam, Desa Montok, Kecamatan
Larangan, Kabupaten Pamekasan, dibangun pada tahun 1990. Masjid ini dibangun untuk
menambah fasilitas ibadah di Desa Montok ini. Masjid Al Ihsan ini menjadi masjid menjadi
tempat beribadah yang nyaman bagi masyarakat setempat, dikarenakan fasilitas yang tersedia di
Masjid Al Ihsan ini sangat lengkap.
2. Siapa yang menjadi inisiator berdirinya masjid ?
Masjid Al Ihsan di bangun atas inisiatif masyarakat dan tokoh masyarakat, dikarenakan
masjid ini dibangun untuk menggantikan masjid yang lama, yaitu Masjid Mabdaul Ihsan.
Masyarakat percaya bahwa dengan dibangunnya Masjid ini, maka mereka akan lebih
bersemangat dalam menjalankan rutinitas ibadahnya. Dengan adanya masjid baru ini masyarakat
setempat berharap akan menjalankan rutinitas ibadah di masjid menjadi lebih sering
3. Atas prakarsa siapa Masjid ini didirikan ?
Masjid Al Ihsan didirikan atas prakarsa K.H. Junaidi Toha selaku tokoh masyarakat dan
H. Thamrin selaku Kepala Desa Montok. Pada awalnya masjid ini sempat dikecam oleh
beberapa masyarakat setempat dikarenakan tempat atau lahan yang akan dibuat masjid ini
berdekatan dengan masjid yang sudah lama berdiri yaitu Masjid Mabdaul Ihsan, akan tetapi ada
pula masyarakat yang mendukung pembangunan masjid ini serta ada juga tokoh masyarakat
yang menyetujui pembangunan masjid ini. Pada akhirnya kesepakatan telah diputuskan, masjid
Mabdaul Ihsan resmi ditutup sekitar tahun 1990 dan digantikan dengan masjid Al Ihsan. Banyak
sekali peristiwa peristiwa yang terjadi mengiringi pembangunan masjid Al Ihsan ini, terutama
bagi kalangan yang menentangnya, kalangan penentang beranggapan bahwa masjid Al Ihsan ini
tidak usah dibangun karena lokasinya berdekatan dengan masjid Mabdaul Ihsan yang berjarak
sejitar 700m dari masjid yang akan dibangun yaitu Masjid Al Ihsan,diman Masjid Mabdaul Ihsan
sudah telah lama berdiri, akan tetapi ada beberapa dari kalangan masyarakat yang menyetujui
pembangunan masjid Al ihsan ini, dikarenakan Masjid sebelumnya, yaitu Masjid Mabdaul Ihsan
memiliki kapasitas tampung jamaah yang kecil,sehingga kalangan tersebut menyetujui demi
kenyamanan beribadah. Dengan adanya berbagai pendapat dari berbagai kalangan masyarakat,
pada saat itu pula diadakan sebuah rapat besar yang di jaga ketat oleh polisi, rapat tersebut
bertujuan untuk menemukan jalan keluar terbaik mengenai pembangunan masjid Al Ihsan ini.
Setelah rapat serta musyawarah dirundingkan, hasil dari rapat tersebut dapat dtemukan, yaitu
masjid Al Ihsan akan terus berlanjut pembangunannya dan Masjid pendahulunya yaitu masjid
Mabdaul Ihsan akan segera ditutup. Dalam rapat disebutkan bahwasanya tujuan para tokoh
masyarakat melanjutkan inisiatif pembangunan masjid tersebut dikarenaka tuntuna revolusi iman
yang akan membawa masyrakat montok ke jalan yang benar serta di ridhai oleh Allah swt.
4. Apakah atas inisiatif masyarakat atau tokoh masyarakat ?
Pembangunan masjid ini pertamanya dibangun atas inisiatif salah satu kyai ternama yang
berasal dari sumber gayam yang kemudian didukung oleh masyarakat dan tokoh masyarakat
Desa Montok. Kemudian kyai ternama dari sumber gayam tersebut mengamanahkan inisiatif
tersebut kepada K.H. Junaidi Toha yang didukung oleh Kepala Desa Montok dan beberapa
kalangan Masyarakat, akan tetapi masih ada kalangan masyarakat yang tidak menyetujui dan
mengecam pembangunan Masjid tersebut.
5. Bagaimana proses berdirinya Masjid ?
Pembangunan masjid ini dilakukan secara sukarela, banyak masyarakat sekitar yang
membantu proses pembangunan masjid ini, sehingga proses pembangunan cepat terlaksana dan
terselesaikan. Masyarakat Montok sangat antusias dalam membangun masjid ini, mereka
menyumbang materi serta tenaga untuk membantu kelangsungan proses pembangunan Masjid.
Masjid dibangun menggunakan beberapa material yang lumayan bagus, sehingga pembangunan
Masjid ini dibangun dengan maksimal.
6. Dari mana biaya awal pembangunan masjid ?
Dana untuk pembangunan masjid ini didapatkan dari bantuan dari masyarakat setempat
serta amal jariyah yang didapatkan dari sumbangan sukarela dipinggir jalan. Para pencari
donatur masjid ini bejuang keras untuk mendapatkan dana yang pantas untuk pembangunan
Masjid Al Ihsan ini. Dana yang didapatkan dari hasil amal maupun pemberian masyarakat
kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses pembangunan Masjid
Al Ihsan ini.
7. Apa tingkatan nama masjid ?
Masjid Al Ihsan termasuk dalam klasifikasi masjid jami’, dikarenakan masjid ini telah
bisa digunakan untuk sholat jum’at berjemaah dan sholat ied, serta digunakan acara keagamaan
lainnya seperti halnya maulid nabi.
8. Apakah sampai hari ini sudah ada pengurus ta’mirnya ?
Ya ada, Masjid ini diasuh oleh K. Nawawi dan memiliki beberapa takmir, salah satunya
adalah Ustad Faqih.
9. Dari kalangan mana orang yang menjadi pengurus ta’mir ?
Yang menjadi takmir dari masjid Al Ihsan ini berasal dari kalangan orang yang telah
berusia 30 tahunan hingga 60 tahunan. Takmir masjid Al Ihsan ini di dominasi oleh kalangan
yang sudah berumur 50 an hingga 60 an, dikarenakan mereka memiliki banyak pengalaman
dalam hal mengurusi masjid sebagai Takmir Masjid.
10. Apakah pengurus takmir bisa dikatakan sudah mewakili dari semua lapisan jamaah ?
Ya, dikarenakan takmir masjid sudah menjadi sebuah utusan yang sangat dipercayai dan
disegani oleh kalangan jamaah masjid Al Ihsan ini. Para pengurus takmir di masjid Al Ihsan ini
memiliki rasa disiplin dan komitmen tersendiri dalam hal mengurus masjid.
11. Apa saja tugas pengurus takmir masjid ?
Para takmir masjid Al Ihsan ini memiliki banyak tugas yang cukup melelahkan, akan
tetapi semangat spritual yang hadir didalam hati para takmir masid ini membuat mereka
bersemangat. Para takmir masjid Al Ihsan memiliki beberapa tugas , yaitu membersihkan masjid,
mengatur keuangan masjid, menjaga fasilitas masjid,serta menjaga kemakmuran dan keamanan
masjid, sehingga para jamaah yang menjalankan ibadahnya di masjid ini bisa menunaikannya
dengan khusyuk dan merasa aman dan nyaman.
12. Apakah ada kemajuan untuk kemakmuran masjid setelah dibentuknya takmir ?
Ya ,karena kesejahteraan masjid ini dapat dirasakan sampai sekarang. Setiap harinya,
masyarakat setempat lebih sering beribadah dimasjid ini dibandingkan dirumahnya, mereka
berbondong-bondong datang ke masjid ini untuk menunaikan sholat jamaah. Semua itu
dikarenakan adanya peran takmir masjid yang sangat membantu dalam proses kegiatan masjid
berlangsung, sehingga para jamaah yang datang ke masjid lebih bersemangat.
13. Bagaimana kemajuan jamaah masjid pada shalat berjamaah setiap waktunya dibandingkan
dengan sebelum ada takmir ?
Kemajuan jamaah masjid setelah adanya takmir mengalami perubahan yang sangat pesat
sekali, dimana para jamaah masjid Al Ihsan ini lebih sering shalat berjamaah di masjid dari pada
di rumah sendiri. Takmir Masjid Al Ihsan sangat mentotalitaskan tugasnya sebagai takmir
masjid, mereka sangat sangat bersemangat sekalai dalam bertugas, sehingga para jamaah yang
melaksanakan kegiatan ibadahnya di masjid menjadi lebih aman dan nyaman dibandingkan
sebelum adanya takmir Masjid Al Ihsan ini.
14. Apakah sampai hari ini sudah ada pengurus remasnya ?
Saat ini, Masjid Al Ihsan sudah ada pengurus remasnya sendiri yang siap membantu para
jamaah dalam menjalankan ibadahnya di masjid Al Ihsan ini.
15. Dari kalangan mana orang yang menjadi remas ?
Di masjid Al Ihsan kalangan remas tentunya berasal dari remaja setempat Desa Montok. .
Para remaja masjid ini dipilih langsung oleh pengasuh dan takmir masjid ini. Para remas harus
memiliki beberapa keterampilan untuk bisa mengurus masjid Al Ihsan ini. Para remas ini harus
bisa memuaskan kondisi masjid seutuhnya.
16. Apakah pengurus remas bisa dikatakan sudah mewakili dari semua lapisan generasi muda ?
Ya, karena remas adalah kumpulan dari para remaja setempat yang berkumpul hanya
untuk memakmurkan masji Al Ihsan, sehingga bisa dikatakan bahwa remas juga sudah bisa
mewakili dari semua lapisan generasi muda di Desa Montok. Para remas biasanya berjuang
sebisanya untuk membuat para jamaah masjid Al Ihsan merasa aman dan nyaman, sehingga para
jamaah bisa dengan khusyuk menjalankan kegiatan beribadahnya di Masji Al ihsan ini.
17. Apa saja tugas pengurus remas ?
Para remas harus memiliki beberapa keterampilan untuk bisa mengurus masjid Al Ihsan
ini, dikarenakan remas merupakan perwakilan sekumpulan remaja setempat yang bertugas
menjaga, mengurus, serta melestarikan masjid, sehingga kesejahteraan masjid akan terjaga.
Seorang remas di Masjid ini harus memiliki etika yang bagus, serta harus memiliki rasa
tanggung jawab dan disiplin yang tinggi. Dengan adanya remas, kegiatan sholat berjamaah di
masjid semakin ramai, serta masyarakat lebih antusias lagi dalam melaksanakan ibadahnya di
Masjid.

18. Apakah ada kemajuan untuk kemakmuran masjid setelah dibentuknya remas ?
Ya ada, dengan adanya remaja masjid, semua pekerjaan dari takmir masjid otomatis akan
menjadi terbantu, sehingga dapat disimpulkan bahwa remas membawa kemakmuran masjid Al
Ihsan ini. Dalam paradigma masyarakat setempat, mereka berpikir bahwasanya remas memiliki
peran penting dalam menjaga keutuhan masjid Al Ihsan ini, sehingga masyarakat menjadi sedikit
lebih lega dibandingkan sebelum dibentuknya remas di Masjid Al Ihsan.
19. Bagaimana kemajuan jamaah masjid pada shalat berjamaah setiap waktunya dibandingkan
sebelum adanya remas ?
Kemajuan jamaah sesudah dibentuknya remas sangat berkembang dengan baik apabila
dilihat dari antusiasme masyarakat. Remas memiliki berbagai macam peran penting untuk
memakmurkan masjid Al Ihsan ini. Dengan adanya remas para jamaah lebih antusias untuk
melaksankan kegiatan beribadahnya di masjid dibandingkan menjalankan ibadahnya di rumah
sendiri. Masyarakat menyadari bahwa dengan kehadiran remas di Masjid Al Ihsan ini membuat
para jamaah menjadi lebih bersemangat dan nyaman dalam menjalankan ibadahnya di masjid Al
Ihsan ini.
20. Apakah pada tiap acara PHBI masyarakat sekitar terlibat pada kegiatan tersebut ?
Ya, karena masyarakat desa Montok sangat bersemangat apabila ada acara PHBI di
Masjid Al Ihsan, misalnya saja acara Maulid Nabi Muhammad Saw. Masyarakat sangat antusias
sekali dalam merayakan acara tersebut, sehingga masyrakat bergotong royong hanya ubtuk
memeriahkan acara tersebut. Masyarakat disana terlibat pada kegiatan seperti Maulid nabi
dikarenakan rasa kekeluargaan yang kuat yang sudah lama terikat, sehingga mereka sebagai
masyarakat tidak segan segan dalam membatu untuk memeriahkan acara tersebut.
21. Seperti apa bentuk partisipasi keterlibatan masyarakat di sekitar masjid ?
Setiap ada acara PHBI, masyarakat berpartisipasi langsung dalam proses
penyelenggaraannya. Meraka berbondong bondong membantu kelangsungan acara tersebut.
Mereka juga ikut serta menyumbang tenaga serta materi demi keberlangsungan acara tersebut.
Biasanya dalam acara seperti maulid nabi, masyarakat setempat menyumbang makanan yang
kemudian akan dibagikan pada saat maulid nabi tersebut berlangsung
22. Apakah ada perbedaan proses manajemen sebelum dan sesudah dibentuknya remas ?
Ya ada, sebelum adanya remas, takmir masjid agak kesulitan dalam menangani
pengelolaan sumber daya masjid ini, akan tetepi setelah dirintisnya remaja masjid ini,
pengelolaan sumber daya masjid menjadi lebih baik dari sebelumnya. Remas sangat berperan
penting dalam keberlangsungan tata manajerial masjid. Kita bisa bayangkan , ketika masjid ini
sedang merayakan maulid nabi, otomatis takmir akan mengatur masalah pendanaan dan
perberdayaan fasilitas masjid sehingga para takmir kewalahan dalam mengurus hal tersebut,.
Namun dengan adanya remas, hal tersebut dapat terselesaikan dengan mudah, dikarenakan remas
sangat membantu dalam proses keberlangsungan acara PHBI di Masjid Al Ihsan ini.

23. Bagaimana manajemen sebelum dibentuknya takmir ?


Sebelum adanya takmir masjid, pengelolaan sumber daya masjid masih labil, karena
tidak adanya orang yang menangani khusus mengenai pengelolaan dana masjid dll, sehingga
pada saat itu manajemen masjid pada masa sebelum terbentuknya takmir masjid masih dapat
dikatakan belum tertata dangan rapi sistem manajerialnya dan dampaknya adalah labilnya
pegangan dana yang dimiliki oleh Masjid Al Ihsan ini.
24. Bagaimana manajemen sesudah dibentuknya takmir ?
Setelah takmir masjid Al Ihsan dibentuk, manajemen sumber daya masjid mengalami
sebuah kemajuan yang sangat pesat. Pengelolaan dana lebih teratur dari sebelumnya serta
fasilitas masjid ini lebih terjaga, sehingga masyarakat lebih bersemangat dan berantusias sekali
dalam melaksanakan kegiatan beribadahnya di Masjid Al Ihsan ini. Kegiatan seperti komsumsi
untuk memenuhi fasilitas masjid menjadi lebih terkendali, sehingga uang kas yang ada didalam
masjid tidak terbuang dengan sia sia.
25. Apa peran remas dalam kegiatan PHBI atau kegiatan lainnya ?
Remas memiliki peran dalam kegiatan PHBI seperti halnya acara maulid nabi. Kita bisa
bayangkan , ketika masjid ini sedang merayakan maulid nabi, otomatis takmir akan mengatur
masalah pendanaan dan perberdayaan fasilitas masjid sehingga para takmir kewalahan dalam
mengurus hal tersebut,. Namun dengan adanya remas, hal tersebut dapat terselesaikan dengan
mudah, dikarenakan remas sangat membantu dalam proses keberlangsungan acara PHBI di
Masjid Al Ihsan ini, sehingga totalitas keberlangsungan acara tersebut menjadi maksimal dan
memuaskan mayarakat setempat.
26. Apakah masjid ini pernah dibentuk posdaya masjid yang dibentuk oleh KPM mahasiswa
Stain Pamekasan ?
Belum pernah.

B. Wajah wajah Masjid di Madura Sebelum Adanya Program Pemberdayaan melalui “


Posdaya Masjid “
1.Bagaimana sistem manajemen Masjid yang dilkukan sebelum dibentuknya “posdaya masjid” ?
Manajemen masjid masih belum sepenuhnya sempurna, sebelum adanya pos daya masjid
Al Ihsan ini, keutuhan pengelolaan manajerialnya masih dipegang oleh takmir masjid dan
dibantu oleh remas. Namun setelah dirintisnya posdaya masjid, sistem manajerial masjid menjadi
lebih teratur dari sebelumnya. Sebelum adanya posdaya masjid ini, segala hal yang menjadi
sumberdaya dan prioritas masjid menjadi tanggung jawab para takmir dan pengasuh masjid ini.
Mereka saling berkoordinasi dalam mengatasi hal seputar pengelolaan dana dan perbaikan
fasilitas, sehingga sistem manajemen masjid belum bisa dikatakan sempurna.

2. Apa saja yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab
Masjid sebelum dibentuk “Posdaya Masjid”?
Kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab masjid sebelum terbentuknya posdaya
masjid hanyalah kegiatan kegiatan yang formal saja, seperti halnya pengajian dan ceramah
agama setelah shalat maghrib berjemaah. Acara tersebut begitu formal dan lurus lurus saja,
sehingga tidak bisa dipungkiri bahwasanya ada beberapa dari kalangan tertentu yang merasa
bosan dengan acara yang begitu saja.
3.Siapa saja yang punya tanggung jawab dalam pengelolaan masjid sebelum dibentuk posdaya
masjid ?
Yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan masjid sebelum dibentuknya posdaya
masjid adalah K. Nawawi sebagai penasihat dan pengasuh masjid Al Ihsan dan para takmir
masjid Al Ihsan, serta para remas Al Ihsan.yang juga memliki tanggung jawab, meskipun hanya
memiliki tanggung jawab dalam konteks tertentu saja.
4. Apakah Setiap Kegiatan Masjid yang dilaksanakan oleh pengurus selalu terprogram lebih
dahulu ?
Ya tentu, apabila terdapat sebuah kegiatan yang sebekumnya masih belum terprogram
dan belum terencana, nantinya akan menimbulkan efek diskomunikasi atau miss komunikasi
antara masyzrakat dan para pengurus masjid, sehingga para masyarakat akan merasa risih dan
kecewa apabila kejadian tersebut benar benar terjadi karena bisa menyebabkan kerugian bagi
masjid, serta hasil dari kegiatan tersebut kurang maksimal dan jauh dari kata sempurna.
Sebaliknya apabila suatu kegiatan masjid terprogram dan tererncana, efek yang ditimbulkan akan
menjadi baik, semua komponen isi acara akan terlaksana dengan, tidak ada kerugian dan keluh
kesah dari masyarakat, acara akan menjadi maksimal dan totalitas acara akan sepenuhnya
muncul.
5. Apakah setiap kegiatan selalu dimusyawarahkan bersama jemaah oleh pengurus masjid ?
Ya, Setiap akan melaksanakan suatu kegiatan, biasanya para pengurus Masjid Al Ihsan
akan mengadakan rapat musyawarah untuk keberhasilan dan totalitas acara, serta untuk
mengurus perencanaan sementara mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Musyawarah
dilakukan di Masjid, yang biasnya dihadiri oleh para jemaah dari berbagai lapisan masyarakat
dan juga dihadiri oleh tokoh masyrakat beserta kepala desa setempat.
6. Apakah dalam setiap keputusan yang diambil untuk melaksanakan program atas dasar
keputusan bersama ?
Ya, setiap terjadi suatu musyawarah, keputusan yang diambil selalu berdasarkan
keputusan bersama. Tujuan diambilnya keputusan bersama, supaya keputusan yang diambil akan
lebih berasa adil dan tidak ada suatu piha yang rugu akan pengambilan keputusan tersebut.
Karena apabila keputusan yang diambil tidak berdasar pada keputusan bersama, tentu saja akan
meimbulkan kesalahpahaman yang lumayan besar, sehingga menimbulkan debat yang
berkepanjangan dan berujung dengan permusuhan, maka sebab itulah pengambilan keputusan
bersama sangatlah penting , demi tujuan bersama.
7. Apakah dalam Musyawarah setiap pengambilan keputusan didasarkan pada suara yang
terbanyak ?
Ya, karena pengambilan musyawarah dilakukan biasanya dengan cara voting, dimana
suara terbanyak akan memenangkan dan menentukan hasil musyawarah tersebut. Pengambilan
keputusan lewat cara voting biasanya menghasilkan hasil yang lebih maksimal dibandingkan
dengan cara atau metode diskusi biasa.
8. Apakah keputusan yang sudah diambil sudah bisa dikatakan demokratis ?
Ya, karena keputusan yang diambil berdasarkan suara aspirasi masyarakat setempat,
sehingga bisa dikatakan bahwa keputusan yang diambil sudah bisa dinyatakan demokratis.

Anda mungkin juga menyukai