A. Gambaran Umum mengenai sejarah Berdirinya Masjid
1. Masjid Al Ihsan yang berlokasi di Dusun Morgajam, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, dibangun pada tahun 1990. Masjid ini dibangun untuk menambah fasilitas ibadah di Desa Montok ini. Masjid Al Ihsan ini menjadi masjid menjadi tempat beribadah yang nyaman bagi masyarakat setempat, dikarenakan fasilitas yang tersedia di Masjid Al Ihsan ini sangat lengkap. 2. .Masjid Al Ihsan di bangun atas inisiatif masyarakat dan tokoh masyarakat, dikarenakan masjid ini dibangun untuk menggantikan masjid yang lama, yaitu Masjid Mabdaul Ihsan. Masyarakat percaya bahwa dengan dibangunnya Masjid ini, maka mereka akan lebih bersemangat dalam menjalankan rutinitas ibadahnya. Dengan adanya masjid baru ini masyarakat setempat berharap akan menjalankan rutinitas ibadah di masjid menjadi lebih sering untuk menjalankan kegiatan ibadahnya di masjid. 3. Masjid Al Ihsan didirikan atas prakarsa K.H. Junaidi Toha selaku tokoh masyarakat dan H. Thamrin selaku Kepala Desa Montok. Pada awalnya masjid ini sempat dikecam oleh beberapa masyarakat setempat dikarenakan tempat atau lahan yang akan dibuat masjid ini berdekatan dengan masjid yang sudah lama berdiri yaitu Masjid Mabdaul Ihsan, akan tetapi ada pula masyarakat yang mendukung pembangunan masjid ini serta ada juga tokoh masyarakat yang menyetujui pembangunan masjid ini. Pada akhirnya kesepakatan telah diputuskan, masjid Mabdaul Ihsan resmi ditutup sekitar tahun 1990 dan digantikan dengan masjid Al Ihsan. Banyak sekali peristiwa peristiwa yang terjadi mengiringi pembangunan masjid Al Ihsan ini, terutama bagi kalangan yang menentangnya, kalangan penentang beranggapan bahwa masjid Al Ihsan ini tidak usah dibangun karena lokasinya berdekatan dengan masjid Mabdaul Ihsan yang berjarak sejitar 700m dari masjid yang akan dibangun yaitu Masjid Al Ihsan,diman Masjid Mabdaul Ihsan sudah telah lama berdiri, akan tetapi ada beberapa dari kalangan masyarakat yang menyetujui pembangunan masjid Al ihsan ini, dikarenakan Masjid sebelumnya, yaitu Masjid Mabdaul Ihsan memiliki kapasitas tampung jamaah yang kecil,sehingga kalangan tersebut menyetujui demi kenyamanan beribadah. Dengan adanya berbagai pendapat dari berbagai kalangan masyarakat, pada saat itu pula diadakan sebuah rapat besar yang di jaga ketat oleh polisi, rapat tersebut bertujuan untuk menemukan jalan keluar terbaik mengenai pembangunan masjid Al Ihsan ini. Setelah rapat serta musyawarah dirundingkan, hasil dari rapat tersebut dapat dtemukan, yaitu masjid Al Ihsan akan terus berlanjut pembangunannya dan Masjid pendahulunya yaitu masjid Mabdaul Ihsan akan segera ditutup. Dalam rapat disebutkan bahwasanya tujuan para tokoh masyarakat melanjutkan inisiatif pembangunan masjid tersebut dikarenaka tuntuna revolusi iman yang akan membawa masyrakat montok ke jalan yang benar serta di ridhai oleh Allah swt. 4. Pembangunan masjid ini pertamanya dibangun atas inisiatif salah satu kyai ternama yang berasal dari sumber gayam yang kemudian didukung oleh masyarakat dan tokoh masyarakat Desa Montok. Kemudian kyai ternama dari sumber gayam tersebut mengamanahkan inisiatif tersebut kepada K.H. Junaidi Toha yang didukung oleh Kepala Desa Montok dan beberapa kalangan Masyarakat, akan tetapi masih ada kalangan masyarakat yang tidak menyetujui dan mengecam pembangunan Masjid tersebut. Meskipun banyak menimbulkan reaksi yang mengecam, K.H Junaidi Toha tetap berinisiatif untuk membangun masjid ini. Pada saat itu pula kepala desa montok. H. Thamrin melihat kegigihan K.H Junaidi Toha dan mulai membantu mendukung pembangunan masjid tersebut. 5. Pembangunan masjid ini dilakukan secara sukarela, banyak masyarakat sekitar yang membantu proses pembangunan masjid ini, sehingga proses pembangunan cepat terlaksana dan terselesaikan. Masyarakat Montok sangat antusias dalam membangun masjid ini, mereka menyumbang materi serta tenaga untuk membantu kelangsungan proses pembangunan Masjid. Masjid dibangun menggunakan beberapa material yang lumayan bagus, sehingga pembangunan Masjid ini dibangun dengan maksimal. Meskipun sebelumnya ada dari beberapa kalangan masyarakat yang tidak menyetujui atau mengecam pembangunan masjid Al Ihsan, namun stelah rapatdan musyawarah mufakat dilakukan, akhirnya kalangan yang sebelumnya mengecam pembangunan masjid tersebut, berbalik mendukung membangun Masji Al Ihsan ini. Kekuatan gotong royong merupakan fondasi dasar dalam pembangunan masjid ini, masyarakata setempat terlihat bahu membahu dalam membangun masjid ini, mereka mempunyai paradigma dan pemikaran sendiri yang membuat mereka bersemangat dalam membangun masjid ini 6. Dana untuk pembangunan masjid ini didapatkan dari bantuan dari masyarakat setempat serta amal jariyah yang didapatkan dari sumbangan sukarela dipinggir jalan. Para pencari donatur masjid ini bejuang keras untuk mendapatkan dana yang pantas untuk pembangunan Masjid Al Ihsan ini. Dana yang didapatkan dari hasil amal maupun pemberian masyarakat kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses pembangunan Masjid Al Ihsan ini. 7. Masjid Al Ihsan termasuk dalam klasifikasi masjid jami’, dikarenakan masjid ini telah bisa digunakan untuk sholat jum’at berjemaah dan sholat ied, serta digunakan acara keagamaan lainnya seperti halnya maulid nabi. 8. Ya ada, Masjid ini diasuh oleh K. Nawawi dan memiliki beberapa takmir, salah satunya adalah Ustad Faqih. 9. Yang menjadi takmir dari masjid Al Ihsan ini berasal dari kalangan orang yang telah berusia 30 tahunan hingga 60 tahunan. Takmir masjid Al Ihsan ini di dominasi oleh kalangan yang sudah berumur 50 an hingga 60 an, dikarenakan mereka memiliki banyak pengalaman dalam hal mengurusi masjid sebagai Takmir Masjid. 10. Ya, dikarenakan takmir masjid sudah menjadi sebuah utusan yang sangat dipercayai dan disegani oleh kalangan jamaah masjid Al Ihsan ini. Para pengurus takmir di masjid Al Ihsan ini memiliki rasa disiplin dan komitmen tersendiri dalam hal mengurus masjid. 11. Para takmir masjid Al Ihsan ini memiliki banyak tugas yang cukup melelahkan, akan tetapi semangat spritual yang hadir didalam hati para takmir masid ini membuat mereka bersemangat. Para takmir masjid Al Ihsan memiliki beberapa tugas , yaitu membersihkan masjid, mengatur keuangan masjid, menjaga fasilitas masjid,serta menjaga kemakmuran dan keamanan masjid, sehingga para jamaah yang menjalankan ibadahnya di masjid ini bisa menunaikannya dengan khusyuk dan merasa aman dan nyaman. Sebenarnya dari aktifitas spritual yang dilakukan dalam masjid, para jamaah haruslah mampu membawa subtansi ajaran islam keluar melewati batas dinding masjid dan memasuki wilayah kemasyarakatan. Takmir masjid mengupayakan kemakmuran masjid dilakukan dengan serangkaian kegiatan yang dilkukan oleh beberapa orang. 12. Ya ,karena kesejahteraan masjid ini dapat dirasakan sampai sekarang. Setiap harinya, masyarakat setempat lebih sering beribadah dimasjid ini dibandingkan dirumahnya, mereka berbondong-bondong datang ke masjid ini untuk menunaikan sholat jamaah. Semua itu dikarenakan adanya peran takmir masjid yang sangat membantu dalam proses kegiatan masjid berlangsung, sehingga para jamaah yang datang ke masjid lebih bersemangat. Suasana kerukunan haruslah diciptakan sedemikian rupa sehingga masalah- masalah perbedaan faham tidak harus menjadi hambatan di dalam kehidupan bersama. Meskipun kadang tidak dapat memuaskan bagi semua pihak, namun upaya yang baik dilakukan adalah menjadikan dialog atau musyawarah sebagai jalan untuk mengambil keputusan-keputusan. Iklim keterbukaan dan saling mengerti diantara jamaah akan membuahkan kemajuan-kemajuan di tengah-tengah masyarakat. Hidup rukun adalah salahsatu bentuk amal sholeh, disamping masih sangat banyak lagi amal-amal kebaikan yang dapat dilakukan. 13. Kemajuan jamaah masjid setelah adanya takmir mengalami perubahan yang sangat pesat sekali, dimana para jamaah masjid Al Ihsan ini lebih sering shalat berjamaah di masjid dari pada di rumah sendiri. Takmir Masjid Al Ihsan sangat mentotalitaskan tugasnya sebagai takmir masjid, mereka sangat sangat bersemangat sekalai dalam bertugas, sehingga para jamaah yang melaksanakan kegiatan ibadahnya di masjid menjadi lebih aman dan nyaman dibandingkan sebelum adanya takmir Masjid Al Ihsan ini. Kemajuan ini membawa hal positif tersendiri bagi masyrakat setempat. 14. Saat ini, Masjid Al Ihsan sudah ada pengurus remasnya sendiri yang siap membantu para jamaah dalam menjalankan ibadahnya di masjid Al Ihsan ini. Salah satunya adalah remaja bernama pri. Remaja masjid adalah perkumpulan anak-anak remaja yang membentuk suatu organisasi danmelakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu masjid. Kriteria anggota Remaja Masjid yaitu:Berusia 15 hingga 25 tahun,biasnya mampu menjadi Muadzin dan pembawa acara hari besar Islam disuatu masjid, mampu membantu manajerial dakwah dalam upaya memakmurkan suatu Masjid. Organisasi Remaja Masjid di suatu wilayah bertujuan untuk membina remaja agar menjadi pribadiyang shaleh dan shalehah, orang yang beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman dan berilmu serta beramal shaleh. Pembinaan yangdilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas.Beberapa sikap dan perilaku yang perlu diperhatikan aktivis Remaja Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain:Menyadari dirinya sebagai pemakmur masjid, Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid, Berpakaiansopan dan agamis Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, Rajin menuntut ilmu, Mengamalkan adab sopan santun di Masjid Mengembangkan kepribadian yang menarik Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid 15. Di masjid Al Ihsan kalangan remas tentunya berasal dari remaja setempat Desa Montok. . Para remaja masjid ini dipilih langsung oleh pengasuh dan takmir masjid ini. Para remas harus memiliki beberapa keterampilan untuk bisa mengurus masjid Al Ihsan ini. Para remas ini harus bisa memuaskan kondisi masjid seutuhnya. Rata rata umur remas yang dipilih berkisar dari unur 15 hingga 25 tahun. 16. Ya, karena remas adalah kumpulan dari para remaja setempat yang berkumpul hanya untuk memakmurkan masji Al Ihsan, sehingga bisa dikatakan bahwa remas juga sudah bisa mewakili dari semua lapisan generasi muda di Desa Montok. Para remas biasanya berjuang sebisanya untuk membuat para jamaah masjid Al Ihsan merasa aman dan nyaman, sehingga para jamaah bisa dengan khusyuk menjalankan kegiatan beribadahnya di Masji Al ihsan ini. Remas juga mengarahkan para jamah untuk tertib dimasjid. 17. Para remas harus memiliki beberapa keterampilan untuk bisa mengurus masjid Al Ihsan ini, dikarenakan remas merupakan perwakilan sekumpulan remaja setempat yang bertugas menjaga kemakmuran masjid sehingga masjid menjadi tempat ibadah yang nyaman untuk ditempati dan membuat para jemaah betah di masjid, mengurus fasilitas masjid agar tetap terjaga keutuhannnya, serta melestarikan masjid, sehingga kesejahteraan masjid akan terjaga, sehingga para jemaah merasa puas akan pelayanan masjid yang diberikan. Seorang remas di Masjid ini harus memiliki etika yang bagus, serta harus memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi. Dengan adanya remas, kegiatan sholat berjamaah di masjid semakin ramai, serta masyarakat lebih antusias lagi dalam melaksanakan ibadahnya di Masjid. 18. Ya ada, dengan adanya remaja masjid, semua pekerjaan dari takmir masjid otomatis akan menjadi terbantu, sehingga dapat disimpulkan bahwa remas membawa kemakmuran masjid Al Ihsan ini. Dalam paradigma masyarakat setempat, mereka berpikir bahwasanya remas memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan masjid Al Ihsan ini, sehingga masyarakat menjadi sedikit lebih lega dibandingkan sebelum dibentuknya remas di Masjid Al Ihsan. Kemakmuran masjid ini akan terus terjag kelestariannya, kita bisa mengetahui kemakmuran masjid ini tentunya melalui para jemaah yang menjalankan ibadahnya di masjid ini. Para remas sangat menjaga sekali masjid ini sehingga keutuhan fasilitas terjaga, sehingga semua sarana prasarana masjid bisa terjaga keelokannya. Sampai sekarang Kemajuan jama’ah masjid saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Didukung oleh adanya para remaja yang ada di sekitar masjid yang juga turut berpartisipasi dalam menggalakkan sholat berjama’ah. Karena dalam setiap waktu setelah sholat di laksanakan terutama saat setelah sholat maghrib para anggota ta’mir masjid mengadakan kultum atau ceramah agama singkat untuk menambah wawasan keislaman para jemaah, yang di sampaikan langsung oleh Imam masjid yang saat itu bertugas untuk memimpin sholat berjama’ah. 19. Kemajuan jamaah sesudah dibentuknya remas sangat berkembang dengan baik apabila dilihat dari antusiasme masyarakat. Remas memiliki berbagai macam peran penting untuk memakmurkan masjid Al Ihsan ini. Dengan adanya remas para jamaah lebih antusias untuk melaksankan kegiatan beribadahnya di masjid dibandingkan menjalankan ibadahnya di rumah sendiri. Masyarakat menyadari bahwa dengan kehadiran remas di Masjid Al Ihsan ini membuat para jamaah menjadi lebih bersemangat dan nyaman dalam menjalankan ibadahnya di masjid Al Ihsan ini. 20. Ya, karena masyarakat desa Montok sangat bersemangat apabila ada acara PHBI di Masjid Al Ihsan, misalnya saja acara Maulid Nabi Muhammad Saw. Masyarakat sangat antusias sekali dalam merayakan acara tersebut, sehingga masyrakat bergotong royong hanya ubtuk memeriahkan acara tersebut. Masyarakat disana terlibat pada kegiatan seperti Maulid nabi dikarenakan rasa kekeluargaan yang kuat yang sudah lama terikat, sehingga mereka sebagai masyarakat tidak segan segan dalam membatu untuk memeriahkan acara tersebut. Masyarakat montok sangat antusias sekali setiap ada acara yang belangsung di masjid Al Ihsan ini. 21. Setiap ada acara PHBI, masyarakat berpartisipasi langsung dalam proses penyelenggaraannya. Meraka berbondong bondong membantu kelangsungan acara tersebut. Mereka juga ikut serta menyumbang tenaga serta materi demi keberlangsungan acara tersebut. Biasanya dalam acara seperti maulid nabi, masyarakat setempat menyumbang makanan yang kemudian akan dibagikan pada saat maulid nabi tersebut berlangsung 22. Ya ada, sebelum adanya remas, takmir masjid agak kesulitan dalam menangani pengelolaan sumber daya masjid ini, akan tetepi setelah dirintisnya remaja masjid ini, pengelolaan sumber daya masjid menjadi lebih baik dari sebelumnya. Remas sangat berperan penting dalam keberlangsungan tata manajerial masjid. Kita bisa bayangkan , ketika masjid ini sedang merayakan maulid nabi, otomatis takmir akan mengatur masalah pendanaan dan perberdayaan fasilitas masjid sehingga para takmir kewalahan dalam mengurus hal tersebut,. Namun dengan adanya remas, hal tersebut dapat terselesaikan dengan mudah, dikarenakan remas sangat membantu dalam proses keberlangsungan acara PHBI di Masjid Al Ihsan ini. 23. Sebelum adanya takmir masjid, pengelolaan sumber daya masjid masih labil, karena tidak adanya orang yang menangani khusus mengenai pengelolaan dana masjid dll, sehingga pada saat itu manajemen masjid pada masa sebelum terbentuknya takmir masjid masih dapat dikatakan belum tertata dangan rapi sistem manajerialnya dan dampaknya adalah labilnya pegangan dana yang dimiliki oleh Masjid Al Ihsan ini. 24. Setelah takmir masjid Al Ihsan dibentuk, manajemen sumber daya masjid mengalami sebuah kemajuan yang sangat pesat. Pengelolaan dana lebih teratur dari sebelumnya serta fasilitas masjid ini lebih terjaga, sehingga masyarakat lebih bersemangat dan berantusias sekali dalam melaksanakan kegiatan beribadahnya di Masjid Al Ihsan ini. Kegiatan seperti komsumsi untuk memenuhi fasilitas masjid menjadi lebih terkendali, sehingga uang kas yang ada didalam masjid tidak terbuang dengan sia sia. 25. Remas memiliki peran dalam kegiatan PHBI seperti halnya acara maulid nabi. Kita bisa bayangkan , ketika masjid ini sedang merayakan maulid nabi, otomatis takmir akan mengatur masalah pendanaan dan perberdayaan fasilitas masjid sehingga para takmir kewalahan dalam mengurus hal tersebut,. Namun dengan adanya remas, hal tersebut dapat terselesaikan dengan mudah, dikarenakan remas sangat membantu dalam proses keberlangsungan acara PHBI di Masjid Al Ihsan ini, sehingga totalitas keberlangsungan acara tersebut menjadi maksimal dan memuaskan mayarakat setempat. 26. Belum pernah. Karena posdaya masjid yang dibentuk merupaka nmurni dari bentukan masyarakat setemapta dan beberapa pihak masjid
B. Wajah wajah Masjid di Madura Sebelum Adanya Program Pemberdayaan melalui “
Posdaya Masjid “ 1. Manajemen masjid masih belum sepenuhnya sempurna, sebelum adanya pos daya masjid Al Ihsan ini, keutuhan pengelolaan manajerialnya masih dipegang oleh takmir masjid dan dibantu oleh remas. Namun setelah dirintisnya posdaya masjid, sistem manajerial masjid menjadi lebih teratur dari sebelumnya. Sebelum adanya posdaya masjid ini, segala hal yang menjadi sumberdaya dan prioritas masjid menjadi tanggung jawab para takmir dan pengasuh masjid ini. Mereka saling berkoordinasi dalam mengatasi hal seputar pengelolaan dana dan perbaikan fasilitas, sehingga sistem manajemen masjid belum bisa dikatakan sempurna. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab masjid sebelum terbentuknya posdaya masjid hanyalah kegiatan kegiatan yang formal saja, seperti halnya pengajian dan ceramah agama setelah shalat maghrib berjemaah. Acara tersebut begitu formal dan lurus lurus saja, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwasanya ada beberapa dari kalangan tertentu yang merasa bosan dengan acara yang begitu saja. 3. Yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan masjid sebelum dibentuknya posdaya masjid adalah K. Nawawi sebagai penasihat dan pengasuh masjid Al Ihsan dan para takmir masjid Al Ihsan, serta para remas Al Ihsan.yang juga memliki tanggung jawab, meskipun hanya memiliki tanggung jawab dalam konteks tertentu saja. 4. Ya tentu, apabila terdapat sebuah kegiatan yang sebekumnya masih belum terprogram dan belum terencana, nantinya akan menimbulkan efek diskomunikasi atau miss komunikasi antara masyzrakat dan para pengurus masjid, sehingga para masyarakat akan merasa risih dan kecewa apabila kejadian tersebut benar benar terjadi karena bisa menyebabkan kerugian bagi masjid, serta hasil dari kegiatan tersebut kurang maksimal dan jauh dari kata sempurna. Sebaliknya apabila suatu kegiatan masjid terprogram dan tererncana, efek yang ditimbulkan akan menjadi baik, semua komponen isi acara akan terlaksana dengan, tidak ada kerugian dan keluh kesah dari masyarakat, acara akan menjadi maksimal dan totalitas acara akan sepenuhnya muncul. 5. Ya, Setiap akan melaksanakan suatu kegiatan, biasanya para pengurus Masjid Al Ihsan akan mengadakan rapat musyawarah untuk keberhasilan dan totalitas acara, serta untuk mengurus perencanaan sementara mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Musyawarah dilakukan di Masjid, yang biasnya dihadiri oleh para jemaah dari berbagai lapisan masyarakat dan juga dihadiri oleh tokoh masyrakat beserta kepala desa setempat. 6. Ya, setiap terjadi suatu musyawarah, keputusan yang diambil selalu berdasarkan keputusan bersama. Tujuan diambilnya keputusan bersama, supaya keputusan yang diambil akan lebih berasa adil dan tidak ada suatu piha yang rugu akan pengambilan keputusan tersebut. Karena apabila keputusan yang diambil tidak berdasar pada keputusan bersama, tentu saja akan meimbulkan kesalahpahaman yang lumayan besar, sehingga menimbulkan debat yang berkepanjangan dan berujung dengan permusuhan, maka sebab itulah pengambilan keputusan bersama sangatlah penting , demi tujuan bersama. 7. Ya, karena pengambilan musyawarah dilakukan biasanya dengan cara voting, dimana suara terbanyak akan memenangkan dan menentukan hasil musyawarah tersebut. Pengambilan keputusan lewat cara voting biasanya menghasilkan hasil yang lebih maksimal dibandingkan dengan cara atau metode diskusi biasa. 8. Ya, karena keputusan yang diambil berdasarkan suara aspirasi masyarakat setempat, sehingga bisa dikatakan bahwa keputusan yang diambil sudah bisa dinyatakan demokratis. C. Wajah wajah Masjid di Madura setelah adanya Program Pemberdayaan melalui Posdaya Masjid 1. Belum diketahui kapan posdaya di masjdi Al Ihsan terlaksana, namun Posdaya masjid mulai secara terus menerus sejak tahun 2006, sejak itu pengurus masjid sering melakukan peberdayaan masyarakat di Masjid Al Ihsan ini. 2. Setahu salah satu takmir, Masjid ini masih belum ditemukan posdaya yang dibentuk oleh KPM stain Pamekasan, namun posdaya dilakukan oleh masyarakat setempat dan pengurus masjid Al Ihsan 3. Pada awalnya posdaya merupakan sebuah rencana yang dicetuskan oleh K. Nawawi yang merupakan seorang penasuh dan penanggung jawab Masjid Al Ihsan. K. Nawawi membuat pengajian yang di khususkan kepada ibu ibu setempat. Namun pengajian tersebut sempat dikecam oleh beberapa tokoh masyarakat setempat karena bisa menempatkan para ibu ibu di lubang fitnah. Tokoh masyarakat yang menentang beranggapan bahwsanya pengajian tersebut kurang pantas untuk dilaksanakan dimasjid, sampapi kemudian hari diadakan rapat dan musyawarah yang melibatkan beberapa tokoh masyarakat dan kalangan masyarakat. Hasil dari rapat tersebut menghasilkan, bahwa pengajian untuk ibu iibu setempat dipindahkan ke rumah salah satu ibu ibu pengikut pengajian tersebut, dan masjid hanya ditujukan kepada pengajian para kaum pria saja. Namun seiring berjalannya waktu, pengajian khusus untuk ibu ibu setempat kembali dibuka tetapi ada aturan tersendiri bagi ibu ibu setempat ketika sampai dimasjid. 4. Pada awalnya para kyai setempat mendiskusikan posdaya masjid,yang kemudian sebuah keputusan bulat dicetuskan sehingga trciptalah sebuah posdaya masyarakat, yang didalamnya berisi kegiatan yang mampu mengikat kuat dan memperkuat tali silaturrahmi, seperti halnya kegiatan pengajian, tahlilan dll. Kegiatan posdaya memberikan energi positif terendiri bagi masyarakat setempat, dan memilki berbagagi macam manfaat serta hikamh dibalik kegiatan posdaya Masjdi Al Ihsan ini. Untuk masjid Al Ihsan ini masih belum ada posdaya bentukan dari KPM Stain pamekasan 5. Dengan cara diskusi dan menentukan pengorganisasian lewat keputusan yang diputuskan oleh kyai dan tokoh mayarakat setempat. Kemudian beberapa kelompok atau organisasi dibangun untuk memudahkan pelaksanaan posdaya masyarakat. Dengan adanya organisasi posdaya masyarakat, kegiatan posdaya bisa terlaksana dengan maksimal, sehingga masyarakat akan merasa puas dengan acara yang terlaksana dengan sempurna oleh posdaya masyarakat desa montok ini. 6. Cara mengerakkan organisasi posdaya masjid Al Ihsan ini yaitu dengan cara menduduki sistem kedudukannya berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi, kemudian melaksanakan tugas dari posdaya masjid, seperti halnya mengkoordinasi berjalannya kegiatan pengajian dan tahlilan yang setiap minggunya dilaksanakan. 7. Posdaya masjid Al Ihsan memberikan pelayanan pemberdayakan masyarakat setempat dengan efektif. Menurut saya pemberdayaan yang dilkukan oleh posdaya masjid sangan efektif mempengaruhi keadaan rohani dan memperbaiki rasa spritual masyarakat montok sendiri, karena denagn adanya posdaya masjid, kegiatn pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara mudah dan tentunya menghasilkan hasil yang sangat efektif serta memberikan kesan spritual sendiri bagi masyarakat montok, sehingga meningkatkan rasa kecintaanya Kepada Allah Swt. 8. Menurut saya cara untuk mengembangkan pemberdayaan posdaya masyarakat, dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi yang dimilliki oleh posdaya masyarakat. Dengan memaksimalkan posdaya masjid setempat, pemberdayaan masjid dapat terlaksana dengan optimal sesuai dengan keinginan bersama dan cita cita masyarakat setempat. 9. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh posdaya masjid untuk memperdayakan masyarakat Desa Montok, salah satunya adalah kegiatan pengajian. Pengajian meruapakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan rasa keimanan dan kecintaan kepada Allah swt. Kegiatan pengajian ini berfungsi sebagai kegiatan penyucian diri sehingga masyarakat yang mengikuti pengajian tersebut merasa sangat tenang dan senang. Selain kegiatan pengajian yang dilakukan oleh posdaya masjid sebagai media pemberdayaan masyrakat, adapula satu kegiatan yang menjadi rutintas tersendiri, yaitu tahlilan. Lewat kegiatan tahlilan ini masyarakat setempat bisa melangkah dan berlari untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Allah Swt. Dengan kegiatan tahlilan ini, masyarakat merasa sangat senang atas apa yang dilakukan oleh posdaya masjid. Dari kedua contoh pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh posdaya Masji Al Ihsan dpat disimpulkan bahwa kegiatan pemberdayaan yang diberdayakan oleh posdaya masjid memiliki banyak hal positif dan selalu menyenangnkan masyarakat setempat. 10. Karena masyarakat sangat menginginkan sekali kegiatan yang bisa menigkatkan kegiatan ibadah serta menambah rasa spritual sendiri bagi masyarakat montok. Lewat kegiatan posdaya masjid, masyarakat dengan mudah terbantu dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan diri kita kepada Allha swt, sehingga masyarakat setempat sangat mendukung kegiatan yang dihasilkan oleh posdaya masjid Al Ihsan. Masyarakat sangat berantusias sekali dalam menajalankan kegiatan posdaya masjid, karena mereka tahu bahwa kegiatan tersebut memberi energi positif tersendiri bagi masyarakat setempat serta dapat meningkatkan kualitas diri kita sebagai ciptaan tuhan yang maha esa. 11. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang paling dirasakan adalah kegiatan pengajian yang dilakukan untuk memperdayakan masyarakat, karena kegiatan pengajian dinilai memberi banyak manfaat dan faedah serta nikmat yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, sehingga meraka bisa merasakan sendiri hikmah yang didapatkan lewat kegiatan pengajian tersebut. Kegiatan pengajian juga bisa meningkatkan rasa spritualisme sendiri bagi masyarakat montok, sehingga mereka merasa diterapi batinnya. 12. Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat, posdaya masjid seharusnya memberikan sebuah himbauan kepada masyarakat tentang hal positif mengenai pemberdayaan masyarakat dan juga pihak masjid, sering memberikan pengumuman mengenai baik dan positifnya posdaya masjid mengenai pemberdayaan masyarakat, dimana pemberdayaan tersebut sangatlah bermanfaat bagi masyarakat setempat dan memberikan hikmah tersendiri bagi siapupun yang berkecipung didalam ruang lingkup posdaya masjid. Pihak Posdaya masjid juga seharusnya memberikan implematasi mengenai masalah pemberdayaan sehingga masyarakat setempat tertarik untuk bergabung dengan posdaya masjid. D. Dinamika / Perubahan wajah wajah masjid Di Madura Sebelum dan Setelah Adanya program pemberdayaan Umma melalui “posdaya Masjid”. 1. Terjadi perubahan yang sangat signifikan dalam hal manajemen masjid Al Ihsan setelah terbentuknya Posadaya masjid. Pengalokasian dana sangatlah berpengaruh dalam perubahan manajerial masjid. Pengalokasian dana masjid sangatlah penting untuk memngatur keuangan masjid, sehingga segala acara maupun kegiatan yang diselenggarakan oleh posdaya masjid bisa terlaksana dengan baik dan proses pemberdayaan masyarakat menjadi lebih mudah dan sangat disukai oleh masyarakat setempat. 2. Ada beberapa perubahan yang dilakukan oleh penanggung jawab masjid setelah terbentuknya posdaya masjid, yang menunjukkan bahwasanya posdaya masjid membawa perubahan besar bagi masji Al Ihsan. Beberapa perubahannya yaitu, adanya perubahan struktural masjid, adanya perubahan kegiatan beribadah masjid yang biasanya tidak dilakukan sebelumnya, seperti kegiatan tadarus bersama setelah shalat subuh. Masih banyak lagi perubahan yang membawa kemakmuran masjid semakin berkembang. Masyarakat sangat menerima sekali perubahan yang dilakukan oleh posdaya masjid ini, karena membawa hal positif tersendiri bagi masyarakat. 3. Untuk yang mengurus masalah pendanaan dari masjid Al Ihsan ini adalah Ustad faqih dan di tanggung jawabkan oleh K. Nawawi. Ustad faqih sangatlah berperan penting dalam proses pendanaan masjid, karena setelah terbentuknya posdaya, proses pendanaan membutuhkan sebuah pengalokasian khusus. Ustad Imam huga maberi banyak pengaruh setelah posdaya masjid dibentuk. Ustad Imam memiliki sebuah tugas untuk menjaga kemakmuran masjid sebagai takmir masjid Al Ihsan ini. 4. Banyak perubahan disetiap kegiatan masjid Al Ihsan setelah terbentuknya posdaya masjid. Setiap kegiatan yang berlangsung memiliki perubahan tersendiri. Misalnya ada perubahan dalam suatu kegiatan, maka akan terjadi perubahan yang sebelumnya sudah terprogram dengan tersendiri oleh para pengurus pengurus masjid. Posdaya masjid memberikan efek tertentu dalam perubahan kegiatan. Musyawarah dilakukan untuk melaksanakan suatu kegiatan demi keberlangsungan suatu pelaksanaan suatu acara. Biasanya musyawarah dilakukan oleh para pengurus masjid, perwakilan dari kalangan masyarakat, dan juga beberapa kalangan dari posdaya masjid setempat. Musyawarah dilkukan dalam keadaan murni, sehingga dihasilkan suara yang mufakat berdasarkan persetujuan dari masyarakat dan peserta rapat tersebut. 5. Setiap ada suatu perubahan yang dilakukan oleh pengurus masjid, maka pengurus masjid selalu melaksanakan musyawarah demi rasa keadilan dan hasil yang tercapai merupakan kesepakatan bersama. Setelah dibentuk posdaya masjid, pelaksanaan musyawarah masih tetap berlangsung, agar hasil yang dicapai merupakan keputusan yang dicapai melalui kesepakatan bersama. 6. Keputusan masjid yang terbaik adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh beberapa kalangan yang berasal dari berbagai pihak. Dengan musyawarah rencana yang akan dilaksanakan menjadi lebih memuaskan masyarakat. Untuk keputusan dalam melakukan suatu kegiatan haruslah berdasrkan keputusan bersama. Oleh karena itu pihak masjid Al Ihsan sudah melakukan hal tersebut musyawarah untuk kesepakatan bersama dengan para tokoh masyarakat beserta kyai setempat yang nantinya akan mendapatkan hasil yang mufakat. Hasil dari musyawarah tersebut kemudian di beritahukan kepada semua kalangan masyarakat setempat atas apa yang telah dicapai di musyawarah yang dilakukan sebelumnya. Setelah adanya posdaya masjid kegiatan musyawarah masih rutin dilaksanakan demi mencapai kesepakatan bersama, dan dengan adanya posdaya masjid memberikan sebuah variasi keputusan yang telah disepakati melalui kegiatan musywarah yang dilakukan. 7. Tidak ada perubahan dalam proses mengambil keputusan meskipun telah terbetuk posdaya masjid, meskipun posdaya masjid memiliki peran tersendiri dalam mengambil keputusan tersebut, keputusan tetap dilakukan melalui cara klasik yaitu dengan bermusywarah. Dengan musyawarah kita bisa mendiskusikan sesuatu yang akan kita lakukan, dan juga musyawarah juga mengandung aspirasi masyarakat, yang dimana suara masyarakatlah yang sangat menentukan keberlangsungan pengambilan keputusan 8. Setiap keputusan yang diambil merupakan suara yang dominan yang biasanya berasal dari masyarakat., sehingga dapat disimpulkan bahwasanya keputusan yang diambil sudah bisa dikatakan demokratis. Dengan adanya pemberdayaan masjid yang dilakukan oleh posdaya masjid, pengambilan keputusan lebih dominan terhadap suara yang dihasilkan oleh rakyat. Apabila diambil keputusan yang merupakan hasil murni dari hasil diskusi dari kalangan masjid saja, maka keputusan tersebut masih diluar kaidah demokrasi, namun apabila keputusan yang diambil sesuai atau selaras dengan paradigma dan permikran masyarakat, maka keputusan tersebut bisa dikatakan keputusan yang sangat demokratis. Masjid Al Ihsan sudah dalam titik kemakmuran karena, rasa kekluargaan yang diakibatkan oleh sifat demokrasi dalam mengambil keputusan sudah menjadi faktor penyebab Masjid Al Ihsan menjadi masjid yang memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi.