Anda di halaman 1dari 3

SKOM4101-3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : FELMI ADAM

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041406607

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4101/Pengantar Ilmu Komunikasi

Kode/Nama UPBJJ : 85/Gorontalo

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : SKOM4101/Pengantar Ilmu Komunikasi
Tugas 3

No. Soal
1. Ada beberapa fungsi komunikasi massa, di antaranya adalah fungsi informasi dan edukasi. Berikan contoh
aplikasi dua fungsi tersebut dijalankan oleh media massa. Dalam mengerjakan tugas:
a. Uraikan terlebih dahulu pengertian fungsi informasi dan edukasi dari komunikasi massa!
b. Kemudian, berikan contoh bagaimana media massa menjalankan 2 fungsi tersebut dengan materi
yang disampaikan tentang virus corona!
2. Ada beberapa hambatan dalam komunikasi antar budaya, salahsatunya adalah culture shock . terkait hal
tersebut:
a. Uraikan pengertian dari culture shock!
b. Selanjutnya, ceritakan pengalaman Anda terkait culture shock. Kemukakan pula bagaimana Anda
mengatasi masalah culture shock tersebut!

JAWABAN
1. a. Fungsi informasi bisa dikatakan sebagai fungsi yang sangat umum. Informasi memiliki
peranan penting dalam menambah wawasan kita. Media massa jelas memberikan banyak
informasi bagi masyarakat. Informasi yang paling sering kita sadari dan temukan adalah
berita. Tetapi, selain itu, film, talkshow, permainan, dan lainnya juga memberikan banyak
informasi. Walaupun Anda menemukan informasi yang bersifat tidak penting, siapa tahu itu
bersifat penting bagi orang lain.
Fungsi informasi dan edukasi merupakan fungsi paling penting yg ada pada komunikasi
massa. Komponen paling krusial untuk mengetahui fungsi info ini ialah isu
berita yang tersaji. Iklan pun pada beberapa
hal mempunyai fungsi menyampaikan isu disamping fungsi - fungsi yang lain.

b. Media massa memiliki hal yang positif jika informasi yang disebarkan digunakan seperti
sebagaimana mestinya. Misalnya, informasi bahayanya terkena Covid-19, cara
mengidentifikasi gejala Covid-19, cara menghindari terkena Covid-19 dengan PHBS (Pola
Hidup Bersih dan Sehat), dan bisa mengetahui berapa banyak orang yang sudah terkena
Covid-19 di daerah masing-masing. Informasi yang diberikan tersebut dapat membantu
masyarakat untuk mengetahui lebih dini mengenai wabah Covid-19 ini. Selain itu,
informasi yang disebarkan juga bisa membantu pemerintah untuk membuat data statistik
penyebaran orang-orang yang sudah posifif terkena Covid-19, sehingga dapat lebih
berhati-hati bagi masyarakat setempat yang tinggal di sana. Adapun dengan adanya
media massa juga bisa membantu pemerintah dalam penyebaran informasi tentang wabah
Covid-19 ini agar lebih cepat, akurat, dan terpercaya.

2. a. Istilah "culture shock" pertama kali diperkenalkan oleh Oberg (1960) untuk
menggambarkan respon yang mendalam dan negatif dari depresi, frustasi, dan disorientasi
yang dialami oleh orang-orang yang hidup dalam suatu lingkungan budaya yang baru.
Istilah ini menyatakan ketiadaan arah, merasa tidak mengetahui harus berbuat apa atau
bagaimana mengerjakan segala sesuatu di lingkungan yang baru, dan tidak mengetahui
apa yang tidak sesuai atau sesuai (Dayaksini, 2004).
Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan
ke lingkungan yang baru. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan
oleh kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang dalam pergaulan sosial. Misalnya
kapan berjabat tangan dan apa yang harus kita katakan bila bertemu dengan orang.
Kapan dan bagaimana kita memberikan tips bagaimana berbelanja, kapan menolak dan
menerima undangan, dan sebagainya. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin berbentuk
kata-kata isyarat, ekspresi wajah, kebiasaan-kebiasaan, atau norma- norma, kita peroleh
sepanjang perjalanan hidup kita sejak kecil.
culture shock merupakan suatu permasalahan yang melibatkan perasaan, cara berpikir
dan berperilaku pada diri individu saat menghadapi perbedaan pengalaman maupun
budaya ketika berada di daerah/ negara lain dari daerah/negara asal.

b. pengalaman culture shock yang pernah saya alami yaitu ketika saya berkunjung ke
salah satu daerah di Sulawesi Selatan, dan disana saya disajikan makanan yang
sambalnya itu hanya terbuat 1 biji cabe di ulek dengan tomat yang banyak. Memang
karena orang-orang di daerah tersebut tidak biasa mengkonsumsi cabe berlebih, mereka
menyukai makanan yang manis-manis. Berbeda dengan saya yang jelas asal Gorontalo
yang terbiasa makan harus pakai sambal dengan cabe yang banyak. Untuk mengatasi
culture shock itu saya menerapkan prinsip di hidup saya dimana kaki berpijak disitu langit
dijunjung artinya saya tetap harus menerima perbedaan yang ada dan tetap
mengkonsumsi makanan tersebut untuk menghargai budaya daerah lain.

Anda mungkin juga menyukai