(FINAL AMPLIFIER)
I. Pendahuluan.
Rangkaian penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat daya,
maka dari itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya. Rangkaian penguat
daya terdiri dari penguat tegangan dan penguat arus.
Ap = Ai X Av Ap = penguat Daya
Ai = Penguat Arus
Av = Penguat tegangan
Bagian Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan dengan penguatan yang besar.
Pengaturan titik kerja penguat pada klasifikasi kelas A.
2. Penguat arus, berupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang tidak terlalu
besar, bahkan penguatannya mendekati satu. Agar mencapai effisiensi kerja yang
besar, maka pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati kelas B.
rangkaian penguat daya dibuat kelas AB agar mencegah terjadinya cacat sileng (Cross
Over Distortion).
+VCC
Q3
Cross Over
Distortion
Q2
Input
Q1
-VCC
IC saturasi
QA
ICQA
QAB
ICQAB VCE Cut Off
QB
0 VCE (V)
VCE QA VCE QAB VCE QB
Pada daerah kerja kelas A semua gelombang yang diolah memerlukan arus IC.
Walaupun tidak ada sinyal pada input, penguat (transistor) sudah menghantarkan arus.
Sedangkan pada daerah kerja kelas b, arus diperlukan saat setengah gelombang saja. Karena
saat belum ada sinyal, belum ada aliran arusarus pada IC, maka sering menimbulkan cacat
silang (Cross Over Distortion). Untuk itu daerah kerjanya dirubah menjadi kelas AB. Pada
kelas AB sebelum diberi sinyal arus IC sudah mengalir saat sinyal input = 0 (nol).
Penguat kelas AB digunakan untuk menghilangkan cacat silang, gambar penguat kelas
AB ditunjukkan seperti di bawah ini :
+VCC
Q3
Cross Over
Distortion
Q2
Input
Q1
-VCC
I. PENDAHULUAN
Dalam sistem audio, bagian pengatur nada terletak diantara bagian Pre-Amplifier
(penguat depan) dan Final Amplifier (Penguat Akhir).
Bagian pengatur nada berfungsi untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi
(Trible) secara terpisah. Pada bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah,
sedangkan pada bagian nada trible menguatkan sinyal frekuensi tinggi. Kurva penguatan (AV)
terhadap besarnya fekuensi yang dikuatkan dapat digambarkan menggunakan kurva : AV =
(frek.).
AV(kali/dB)
Treble
Bass
F C (Hz)
Gb. Kurva penguatan nada Bass dan Treble
Bass Z2
Input
_ output
A
+
Treble
Z1
Gb. Blok diagram rangkaian tone control (Pengatur nada)
dipasangsebelum penguat
Pada pengaturan nada baik Bass atau Treble pada posisi maksimum maka impedansi
input (Z1) menjadi minimum, maka penguatan pada posisi tersebut menjadi besar.
Perhitungan penguatannya adalah sebagai berikut :
R1 Bass R2 R3
Input P1
C1 C2 _ output
A
P2 +
C3 Treble C4
Gb. Blok diagram rangkaian tone kontrol (Pengatur nada) yang lebih lengkap
AV=
AV=
Q3
Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
+VCC
Q2
AV=
-VCC
Treble Bass
Gb. Blok diagram rangkaian tone kontrol (Pengatur nada) dipasang setelah penguat
Rangkaian pengatur nada ini dipasang setelah rangkaian penguat. Pada saat posisi
pengatur nada Treble maksimum, frekuensi sinyal input dilimpahkan ke output melewati
kondensator C1. Pada saat posisi pengatur nada Bass maksimum, frekuensi sinyal input rendah
dihambat C2.
Rangkaian pengatur nada ada yang dilengkapi dengan rangkaian pengatur loudness,
High Filter dan low Filter.
1. Pengatur Loudness
R1
C1
Volume
C2
R2
C1
R1 Saklar
C1
Saklar
OO0OO