Anda di halaman 1dari 6

ALAT MUSIK DIPUKUL 2

Bedug

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik
tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia,
sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau
sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang
kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung
besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang
berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara
berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Bedug sebenarnya berasal dari India dan Cina. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina,
ketika ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja
Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan
hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara
bedug dari masjid. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di
negara Cina, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat
komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk
pemberitahuan mengani waktu salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah
dikeluarkan dari surau dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug
digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga
NU melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid
yang mempertahankan bedug.
Gendang Karo

Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima perangkat alat musik tabuh
(perkusi) yang dimainkan oleh lima orang pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satu
penaruné, dua penggual, dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena
ensambel musik tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon), gendang
indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan penganak. Namun biasa
juga disebut dengan gendang lima sedalanen, ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas
untuk hitung-hitungan perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat
memukul instrumen musik tersebut.

Jika diklasifikasi berdasarkan ensambel musik, sebenarnya gendang Karo terdiri dari
gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen. Gendang telu sedalanen adalah
terdiri dari tiga instrumen musik yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi
(long neck lute) sebagai pembawa melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter)
sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk mbentar (idiofon) sebagai pembawa tempo.
Gendrum

Gendrum adalah sebuah alat musik hibrida antara gendang dan drum yang dirancang oleh
Siswo Harsono pada tahun 1992. Alat musik tersebut biasanya diaplikasi dalam kesenian
Gambang Semarang dan dapat juga diaplikasikan dalam kesenian lain seperti jaipongan,
campursari, ataupun dangdut. Gendrum terdiri dari sebuah kendang jaipong, sebuah
kendang batangan, dua buah ketipung (panepak), dua buah ketibung (ketipung besar),
sepasang bongo, cowbells, drum bass, dan seperangkat simbal yang terdiri atas sebuah
ride, crash, splash, dan china.

Gendrum merupakan seperangkat perkusi yang dimainkan oleh seorang pemain gendrum
(gendrumer), dan bukan oleh sekelompok pemain perkusi. Kombinasi perkusi yang terdapat
dalam perangkat gendrum merupakan satu kesatuan harmoni yang sudah disetem sesuai
keperluan. Teknik permainan yang diaplikasi oleh Siswo Harsono dinamakan "tepak
campursari". Permainan tepak campursari ala Siswo Harsono memiliki keragaman tepak
yang mengombinasikan permainan kendang jaipong, bongo, drum, dan simbal. Tepak
campursari ini diaplikasi oleh Siswo Harsono dalam pengembangan seni Gambang
Semarang yang dilakukan oleh Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.
Rebana

Rebana (Bahasa Jawa: Terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. ini
merupakan symbol kota bumiayu .terbuat Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang
dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia,
Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang
pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.

Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya
di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu
tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia,
selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi,
dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
Tambo

Tambo adalah alat musik tradisional Aceh. Tambo terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan
rotan sebagai alat peregang kulit. Bentuknya sejenis tambur dan dimainkan dengan cara
dipukul. Pada zaman duhulu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menandakan
datangya waktu salat dan untuk mengumpulkan warga ke meunasah guna membicarakan
masalah-masalah-masalah yang ada dalam suatu kampung. Saat ini, tambo sudah jarang
digunakan karena adanya teknologi modern berupa mikrofon.

Anda mungkin juga menyukai