SKRIPSI
Oleh
NURUL FADHLILAH
NIM 21109020
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN
(STUDI TERHADAP PERCERAIAN DI DESA BATUR
KEC. GETASAN KAB. SEMARANG)
SKRIPSI
Oleh
NURUL FADHLILAH
NIM 21109020
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
MOTTO
PERSEMBAHAN
Ø Untuk ayah handa (Muzamil) dan ibunda tercinta (Juariyah) yang tak henti-
hentinya mendoakan dan mendidik anak-anaknya dalam mencurahkan kasih
sayang.
Ø Kakak-kakak tersayang (Nur Wakidah dan Muhammad Arba’in) yang selalu
memberikan motivasi.
Ø Teman baikku Eva Yuni “Copenk” beserta keluarga yang selalu memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Ø Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Ø Teman-teman AHS angkatan 2009 yang tidak bisa penulis semua sebutkan
satu-persatu.
Ø Teman-teman kost Zaena Bordir Kembangarum Salatiga (Mbak Evi, Mbak
Diah, Mbak Novi, Catur, Titis, Cuby, Siti, Rowiyah, Nimas dan Novi)
Ø Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan semangat,
khususnya dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
PERCERAIAN (Studi Terahadap Perceraian Di Desa Batur Kec. Getasan
Kab. Semarang)” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar
Sarjana (S1) Hukum Islam pada Jurusan Syari’ah di STAIN Salatiga, meskipun
bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Yang terhormat, Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Yang terhormat Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Syariah
3. Yang terhormat Bapak Ilya Muhsin, S.HI., M.Si. selaku ketua program studi
Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah STAIN Salatiga.
4. Yang saya hormati Drs. Badwan M,Ag selaku pembimbing skripsi yang telah
rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan
dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Yang terhormat, Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan
bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
6. Yang terhormat, Kepala Desa Batur Bapak Radik Wahyu D beserta staf-
stafnya, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di Desa Batur.
7. Yang terhormat, Kepala KUA Getasan beserta staf-stafnya, yang berkenan
memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Batur.
8. Yang terhormat dan tercinta, Ayahanda Muzamil, Ibunda tercinta Juariyah,
kakak-kakak tercinta Nur Wakidah dan M. Arba’in yang telah mencurahkan
kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan
penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
9. Yang tercinta teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses
penyusunan proses skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amien. Serta proses yang
selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal
mengarungi kehidupan di alam nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan
skripsi ini.
Penulis
ABSTRAK
Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh. Namun suatu
perkawinan yang seharusnya merupakan tempat kebahagiaan dan kedamaian
pasangan hidup pada kenyataannya tidak dapat menjamin kelanggengan rumah
tangga. Karena dalam keadaan tertentu terdapat faktor-faktor yang menghendaki
putusnya perkawinan. Jika suami istri dalam rumah tangga tersebut tidak mampu
untuk menyikapi atau mengendalikan diri masing-masing tidak menutup
kemungkinan akan terjadi percecokan dan keretakan dalam rumah tangga yang
apabila tidak mungkin didamaikan, maka jalan terakhir adalah perceraian. Adapun
tujuan yang hendak dicapai setelah penelitian ini selesai adalah mengetahui
faktor-faktor penyebab perceraian dan dari faktor-faktor tersebuat faktor dominan
apa yang menyebabkan perceraian di Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif kualitatif,
yaitu sebuah metode penelitian di mana peneliti menjelaskan kenyataan yang
didapatka dari kasus-kasus di lapangan sekaligus berusaha untuk
mengungkapakan hal-hal yang tidak nampak dari luar agar khayalak dapat
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah pertama, faktor-faktor penyebab
perceraian di Desa Batur yaitu faktor ekonomi, perselisihan, meninggalkan,
gangguan pihak lain atau perselingkuhan, dan perjodohan. Kedua, dari faktor-
faktor tersebut yang menjadi faktor dominan penyebab perceraian di Desa Batur
adalah ekonomi dan perselisihan. Keadaan ekonomi yang tergolong dalam
menengah ke bawah dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan yang
menjadikan mereka hanya berprofesi sebagai petani dan buruh. Responden yang
bercerai rata-rata hanya berpendidikan tingkat SD. Sehingga sekilas dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan terkait dengan tingkat perceraian. Ekonomi
yang kurang menyebabkan perselisihan yang terus menerus terjadi dan tidak lagi
dapat terhindarkan. Dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah maka
keluarga tersebut mengalami goncangan atau kesulitan ekonomi.
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL......................................................................................... . i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................. . ii
JUDUL ........................................................................................................ . iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ . iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... . v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... . vi
MOTTO ....................................................................................................... . vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... . viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. . ix
ABSTRAK .................................................................................................. . x
DAFTAR ISI ............................................................................................... . xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Penegasan Penelitian ............................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
E. Kegunaan Istilah ....................................................................... 6
F. Metode Penelitian .................................................................... 7
1. Jenis Penelitian .................................................................. 7
2. Sumber Data .................................................................... 7
3. Prosedur Pengumpulan Data ............................................. 8
4. Analisis Data .................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .............................................................. . 9
BAB II Tinjauan Umum Tentang Perceraian .......................................... 12
B. Data penelitian.............................................................................. 40
PENDAHULUAN
sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada
Allah swt :
ồ ÏBur ÞÚ ö‘F{ $# àM Î7/Yè? $£J ÏB $yg¯=à2 yl ºurø—F{ $# t, n=y{ “ Ï%©!$# z̀ »ys ö6ß™
selamanya dan kebahagiaan yang kekal (abadi) bagi pasangan suami istri.
Keluarga kekal yang bahagia itulah yang dituju. Banyak perintah Tuhan
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Seseorang akan merasa adanya tali ikatan suci yang membuat tinggi sifat
derajat manusia dan menjadi mulia dari pada tingkatan kebinatangan yang
hanya menjalin cinta syahwat antara jantan dan betina. Bahkan hubungan
gaya hidup dan pergeseran nilai moral dalam masyarakat saat ini,
bahwasanya suatu keluarga yang dibina oleh pasangan yang sudah berikrar
Islam sebagai suatu ajaran yang menjunjung tinggi nilai moral dan
bertahan dan sabar sampai dalam keadaan yang tidak ia sukai. Jika
bukan talak. Akan tetapi, harus ada langkah usaha yang dilakukan pihak
lain dan pertolongan yang dilakukan oleh orang baik-baik (Azzam &
ồ ÏiB $VJ s3 ym ur ¾Ï&Î#÷d r& ồ ÏiB $VJ s3 ym (#qèWyèö/$sù $uKÍkÈ]÷t/ s- $s)Ï© óO çFøÿÅz ÷b Î)ur
#ZŽÎ7yz $J̧ ŠÎ=tã tb %x. ©! $# b̈ Î) 3!$yJ åks]øŠt/ ª! $# È, Ïjùuqム$[s »n=ô¹ Î) !#y‰ ƒÌムb Î) !$ygÎ=÷d r&
ÇÌÎÈ
Arti :
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,
Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu
bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik
kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal”. (QS. An-Nisa’ : 128)
sini akan tercipta kehidupan yang harmonis, tentram, dan sejahtera lahir
karena perceraian itu dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun. Banyak
memiliki beragam profesi petani, PNS, pejabat, buruh, pedagang dll. Dari
yang akan timbul. Jika suami istri dalam rumah tangga tersebut tidak
Perceraian merupakan solusi terakhir yang dapat ditempuh oleh suami istri
B. Fokus Penelitian
Kab. Semarang ?
Kab. Semarang ?
C. Penegasan Istilah
pernikahan.
D. Tujuan penelitian
E. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
a. Bagi Masyarakat
menghindari perceraian
b. Bagi akademik
Negeri (STAIN).
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
tidak nampak dari luar agar khayalak dapat mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.
2. Sumber Data
foto).
a. Wawancara/Interview
b. Metode dokumentasi
4. Analisis Data
G. Sistematika penulisan
Agar pembahasan penelitian ini tidak keluar dari pokok pikiran dan
sebagai berikut:
B. Fokus penelitian
C. Penegasan Istilah
D. Tujuan penelitian
E. Kegunaan penelitian
1. Jenis penelitian
2. Sumber data
4. Analisis data
G. Sistematiaka penulisan.
Semarang
B. Data penelitian
Kabupaten Semarang.
temuan mengenai:
5. BAB V: Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari
bumi, sebagai motivasi dari tabiat dan syahwat manusia dan untuk
laki-laki dan wanita di bawah atap yang sama, agar dengan kebersamaan
bersifat biologis, individu, sosial, ekonomi, dan budaya. (Abud, 2004 : 89)
akan merasa adanya tali ikatan suci yang membuat tinggi sifat
kemanusiaannya, yaitu ikatan rohani dan jiwa yang membuat
matinya salah seorang suami dan istri, inilah yang sebenarnya dikehendaki
oleh agama Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-hal yang
dan akhiran “an”, yang secara bahasa berarti melepas ikatan. Dalam ilmu
fiqh (Depag, 1985:226) kata “thalaq” dalam bahasa Arab berasal dari kata
pengikat, baik tali pengikat itu bersifat kongrit seperti tali pengikat kuda
sendiri.
melihat keadaan tertentu dalam situasi tertentu, maka hukum talak itu ada
empat :
1. Sunat yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah tidak dapat dilanjutkan
timbul.
2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi perceraian
istrinya.
4. Haram talak itu dilakukan tanpa alasan sedangkan istri dalam keadaan
haid atau suci yang dalam masa itu ia telah digauli. (Syarifuddin,
2003:127)
( أَ ﺑْﻐَﺾُ ا ﻟْﺤَﻼَ لِ إِﻟﻰَ اﷲِ ﺗَﻌﺎَ لَ اﻟﻄَﻼَ قُ )رواه اﺑﻦ ﻣﺎ ﺟﮫ
Artinya :
Sesuatu perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak
atau perceraian. (Riwayat Ibnu Majah, Juz 1).
merupakan alternatif terakhir (pintu darurat) yang dapat dilalui oleh suami
antara kedua belah pihak, baik melalui hakam (arbitrator) dari kedua belah
«! $# yŠr߉ ãn $yJ ŠÉ)ムb r& !$Z̈sß b Î) !$yèy_ #uŽtItƒ b r& !$yJ ÍköŽn=tæ y $uZã_ Ÿx sù $ygs)¯=sÛ
Rukun talak ialah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan
1. Suami.
yang sah.
2. Istri
terhadap istri orang lain. Untuk sahnya talak, pada istri yang ditalak
disyaratkan kedudukan istri yang ditalak itu harus berdasarkan atas
akad perkawinan yang sah dan istri itu masih tetap berada dalam
raj’i dari suaminya oleh hukum islam dipandang masih berada dalam
jumlah talak yang dijatuhkan dan mengurangi hak talak yang dimiliki
suami.
3. Shighat talak
maupun yang kinayah (sindiran), baik berupa ucapan lisan, tulisan, dan
4. Qashdu (kesengajaan)
(Ghazaly, 2003:201-204).
dengan gila dalam hal ini ialah hilang akal atau rusak akal karena sakit.
2. Baligh, tidak dipandang jatuh talak yang dinyatakan oleh orang yang
belum dewasa.
3. Atas kemauannya sendiri, dimaksudkan dengan atas kemauannya
sendiri dalam hal ini ialah adanya kehendak pada diri suami untuk
menjatuhkan talak itu dan dilakukan atas pilihan sendiri, bukan karena
Islam pasal 113 disebutkan ada tiga hal yang menjadi sebab putusnya
perkawinan, yaitu:
1. Kematian
2. Perceraian
1. Kematian
adalah jika salah satu pihak baik suami atu istri meninggal dunia maka
2006:216). Apabila pihak suami atau istri yang masih hidup ingin
3. Putusan pengadilan
bahwa :
suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.
alasan-alasan berikut :
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
222)
Macam Perceraian
setelah melihat adanya sesuatu pada suami atau pada istri yang
(Syarifuddin, 2006:197)
1. Talak Sunni
telah dicampurinya itu dengan sekali talak dimasa suci dan istrinya
itu belum ia sentuh lagi selama masa suci itu. (Depag, 1985:227)
2. Talak Bid’i
pada waktu istri dalam keadaan suci, tetapi sudah dicampuri pada
kategori talak sunni dan tidak pula termasuk kategori talak bid’i.
belum pernah haid atau istri yang telah lepas haid serta talak yang
1. Talak sharih
yang jelas dan tegas. Maksudnya kata-kata yang keluar dari mulut
sekarang juga”.
2. Talak kinayah
1994:403)
1. Talak raj’i
proses yang lebih sederhana. Dengan kata lain, talak raj’i bisa juga
sudah digauli dan juga sebagai talak satu atau talak dua.
boleh rujuk kepada istrinya tanpa akad nikah yang baru, tanpa saksi
dan mahar pula. Akan tetapi apabila iddahnya telah habis, maka
2. Talak ba’in
seorang suami dengan seorang istri dapat dilihat beberapa garis hukum,
Pasal 149 KHI, bila perkawinan putus karena talak, maka bekas suami
wajib :
baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla al-
dukhul;
kepada bekas istri selama masa iddah, kecuali bekas istri telah
dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil;
2. Ayah;
ibu;
dari ayah.
3. Akibat khulu’
dalam bentuk mengurangi jumlah talak dan tidak dapat dirujuk. Hal
4. Akibat li’an
dinasabkan kepadanya (ibu anak) sebagai akibat li’an. Pasal 162 KHI
yang berbunyi “ bila mana li’an terjadi maka perkawinan ini putus
warisan dari suaminya. Hal tersebut dinyatakan dalam pasal 157 KHI
Pasal 96 KHI
(1) Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi
(2) Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang istri
Pasal 97 KHI
”.
harta bersama dimaksud, dilakukan oleh ahli waris bila harta itu ada.
akibat cerai hidup, maka pasal 97 KHI menjelaskan bahwa janda atau
2006:79)
memberi keputusannya.
iddah sebagai akibat dari perceraian tersebut. Dimana hal tersebut telah
3. Iddah istri karena kematian suami, yaitu empat bulan sepuluh hari.
pegunungan dengan tinggi dari permukaan laut 1200 m2. Desa Batur
ini termasuk desa yang beriklim dingin dengan suhu rata-rata 30°C.
berikut :
laki 4014 jiwa perempuan 4227 jiwa. untuk lebih jelasnya dan lebih
Tabel 1
2 Perempuan 4227
Total 8241
1 TNI 1 0,01
2 POLRI 2 0,02
3 PNS 18 0,23
4 Pengusaha 27 0,35
6 Pensiun 18 0,23
bawah ini:
Tabel 3
Agama
3 Katolik 2 2 4 0,05
4 Hindu - - - -
Pendidikan
berikut:
Tabel 4
Tingkat Pendidikan
3. Kondisi Kelembagaan
Gambar 1
Sekertaris
DJASMAN
Keterangan :
: Garis koordinasi
1. Kadus 1 : Dusun
Nggondang
2. Kadus 2 : Dusun Dukuh
3. Kadus 3 : Dusun
Ngringin
4. Kadus 4 : Dusun Madu
5. Kadus 5 : Dusun Kali
Duren
6. Kadus 6 : Dusun Kali
Tengah
7. Kadus 7 : Dusun Sanggar
8. Kadus 8 : Dusun Diwak
9. Kadus 9 : Dusun Senden
10. Kadus 10 : Dusun Rejosari
11. Kadus 11 : Dusun
Wonosari
12. Kadus 12 : Dusun
Krangkeng
13. Kadus 13 : Dusun Batur
Wetan
14. Kadus 14 : Dusun Batur
Kidul
15. Kadus 15 : Dusun Selo
Ngisor
16. Kadus 16 : Dusun Selo
Nduwur
17. Kadus 17 : Dusun
Thekelan
18. Kadus 18 : Dusun Twang
19. Kadus 19 : Dusun Nglelo
Kabupaten Semarang.
langsung dengan para pelaku perceraian. Dalam hal ini peneliti sengaja
(Nama samaran)
orang tua suami (Andik) selama 2 tahun yaitu sampai tahun 2004.
mengalah.
tidak dihormati sebagai seorang suami yang sah. Oleh karena itu
kelas 3.
Enji dan Ayu merupakan seorang muslim keduanya
Ayu dalam keadaan rukun dan tentram. Akan tetapi setelah usia
mulai saat mereka punya anak, awal perkawinan sikap Enji baik-
Setiap kali Ayu bertanya dari mana Enji, dia selalu marah-marah
sebagai petani sayur. Setelah dia lulus sekolah setiap harinya dia
seorang petani.
sekali.
secara meriah.
selama itu pula Rudi tidak memberi nafkah wajib kepada istri
antara keduanya.
berdasarkan data NTCR (Nikah Talak Cerai Rujuk) tahun 2008 sampai
DI DESA BATUR
tujuan yang baik yaitu membentuk keluarga yang tentram, damai dan
bahagia sepanjang masa. Akan tetapi semua tujuan yang baik tersebut
tidak akan terlaksana atau terwujud jika tidak ada kesesuaian hati diantara
mereka. Oleh karena itu tentunya harus ada hubungan timbal balik antara
keduanya, yaitu suami dan istri guna mencapai cita-cita dalam rumah
tangga bersama.
memang perceraian itu merupakan salah satu jalan yang dianggap paling
istri yang dulunya mengikat diri dalam suatu ikatan perkawinan yang suci
dan sakral pasti ada dasar yang mendasari mengapa mereka ingin berpisah
faktor penyebab perceraian yang mereka alami. Hal ini logis sebab
dalam maupun luar keluarga itu sendiri, misalnya sikap dan perilaku suami
atau istri yang tidak lagi sejalan dengan tuntutan agama dan norma-norma
istri, atau sudah tidak merasa cocok lagi dengan pasangannya yang semua
itu akan menyebabkan hilangnya rasa hormat menghormati dan rasa saling
Dari hasil penelitian awal yang sifatnya masih global, agar lebih
responden.
1. Faktor ekonomi
makan setiap harinya, mendapatkan nafkah sehari untuk makan hari itu
bantuan bisa dari suami, namun suami tetap wajib membayar nafkah.
(Syarifuddin, 166:2006)
“bojone kulo niku mboten kerjo, kulo seng nggolek arto damel
kebutuhan samben dinanipun, dadose nggeh penghasilane
kirang damel nyukupi kebutuhan samben ndinane, kulo nggeh
ngandelke panen sayur, cukup damel dahar mbendinane, nek
kulo ngaken kerjo malah muring-muring”
Artinya : suami saya tidak bekerja, saya yang mencari uang
buat kebutuhan sehar-hari, jadi penghasilan yang didapat
kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya
mengandalkan panen sayur, hanya cukup buat makan tiap
harinya, kalau saya suruh kerja malah marah-marah.
oleh karena itu adanya ikatan perkawinan yang sah seorang istri
hidup berumah tangga yang tentram dan damai sudah tidak sejalan
lagi. Maka mereka akan menganggap bahwa sudah tidak akan lagi bisa
mengakhiri perkawinan.
tersebut, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Selain rasa
Antara suami istri harusnya ada kerja sama untuk mewujudkan suatu
rumah tangga yang bahagia dan tentram. Tugas suami mencari nafkah
2. Perselisihan (pertengkaran)
Faktor perselisihan ini juga menempati peringkat pertama
sumai agar bekerja dan anak minta unag saku. Pertengkaran yang awal
mulanya dari hal kecil bisa berbuntut besar karena peretengkaran terus
menerus terjadi.
ồ ÏiB $VJ s3 ym ur ¾Ï&Î#÷d r& ồ ÏiB $VJ s3 ym (#qèWyèö/$sù $uKÍkÈ]÷t/ s- $s)Ï© óO çFøÿÅz ÷b Î)ur
$J̧ ŠÎ=tã tb %x. ©! $# b̈ Î) 3!$yJ åks]øŠt/ ª! $# È, Ïjùuqム$[s »n=ô¹ Î) !#y‰ ƒÌムb Î) !$ygÎ=÷d r&
ÇÌÎÈ #ZŽÎ7yz
Arti :
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara
keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-
laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya
Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS. An-Nisa’ :
128)
hanya dalam keadaan terpaksa apabila sudah tidak ada solusi untuk
misalnya oleh karena watak kedua belah pihak yang sukar untuk
istri. Hingga teramat berat bagi istri untuk bertahan sebagai istri.
Menurut pendapat penulis, perselisihan yang hanya disebabkan
tangga harus ada rasa saling menghormati. Seorang istri harus taat dan
menyayangi itu perlu dalam rumah tangga karena hal tersebut dapat
yang diharamkan oleh Islam dan wajib dijauhi oleh siapapun termasuk
disembuhkan.
suami yang sering mabuk menjadikan dia malas bekerja dan selalu
membuat istri tidak lagi merasa nyaman dan tentram dalam rumah
menghabiskan harta benda yang ada. Apabila sudah tidak tercipta rasa
tentram dan bahagia dalam rumah tangga maka akan membuat istri
4. Kekejaman / penganiayaan
dipertahankan.
perkawinan harus putus di tengah jalan. Hal ini bisa disebabkan karena
tangga ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
anak tersebut cenderung bersifat keras dan pemarah, karena dia tidak
tersebut.
pasangan suami istri memiliki wanita idaman dan pria idaman lain dari
kewajiban suami istri, membuat mereka tidak faham akan tujuan dari
lain, misal perceraian itu karena tidak ada keharmonisan, adanya pihak
ketiga, tidak ada tanggung jawab, krisis akhlak dan lain sebagainya.
perselingkuhan bukan merupakan hal yang tabu lagi, dan dapat terjadi
bukan sebagai jalan keluar dari ketegangan dalam rumah tangga, tetapi
akan membuat masalah baru. Ingin hati melepaskan kasih sayang
kepada orang lain tetapi disisi lain ada yang merasa dirugikan dan
terjadi hingga seperti ini. Kita buka hati kita untuk membenahi
kekurangan dan kelebihan antara suami istri, hingga tercipta hasil yang
kita harapkan yaitu hidup rukun dan tercipta kasih sayang sesuai
6. Perjodohan
perjanjian yang suci, kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara sah
pernah menikah tidak dapat menikah tanpa izin walinya. Seorang yang
laki tanpa izin gadis yang bersangkutan adalah wali, yang mempunyai
hak memaksa itu disebut “wali mujbir”. Wali mujbir hanya terdiri dari
ayah dan kakek (bapak dan seterusnya ke atas) yang dipandang paling
(Basyir, 2000:42).
Menurut hemat penulis perceraian di Desa Batur yang di
tekanan dari orang tua. Karena dalam membina rumah tangga harus di
harus ada hubungan timbal balik antara keduanya, yaitu suami dan istri
yang akan timbul, dan saat itulah kekohohan rumah tangga sedang diuji.
masalah kecil akan menjadi besar jika tidak disikapi dengan bijaksana,
pihak ketiga baik itu dari pihak keluarga istri atau suami, bisa juga dari
antara pasangan suami istri yang kerap terjadi dapat berdampak terhadap
batur yang berasal dari dalam kelarga itu (internal) yaitu faktor ekonomi,
menerus terjadi dan tidak lagi dapat terhindarkan. Dengan latar belakang
lagi terhindarkan.
perceraian antara pasang suami istri. Secara idealnya, memang suami yang
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan
Namun terkadang suami tidak mampu berbuat banyak. Belum lagi sikap
suami yang merasa masa bodoh atau tidak mau mengerti kebutuhan rumah
kepada sang istri. Suami menutup mata dan tidak mau perduli terhadap
yang ada terlebih dahulu, agar menemukan solusi yang terbaik. Pada
banyak yang utuh, tapi banyak karena nafsu rumah tangga menjadi pecah
muncul di dalam rumah tangga pasti dapat diselesaikan asal dengan kepala
dingin dan dicari solusi bersama, bukan malah dengan jalan perceraian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
penulis menyarankan :
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abud, Abdul Ghani. 2004. Keluargaku Surgaku: Makna Pernikahan, Cinta, Dan
Kasih Sayang. Jakarta: Penerbit Hikmah.
Ali, Zainuddin. 2006. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Ciciek, Farha. 2005. Jangan Ada Lagi Kekerasan: Ikhtiar Mengatasi Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Belajar Dari Kehidupan Rasullah Saw. Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
Daymon, Christine & Holloway Immy. 2008. Metode-Metode Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Bntang.
Nuruddin, Amiur & Azhari Akmal Tarigan. 2004. Hukum Perdata Islam Di
Indonesia: Studi Kritis Perkmbangan Hukum Islam Dari Fikih, UU No.
1/1974 Sampai KHI. Jakarta: Kencana.
Ramulyo, Mohd Idris. 1996. Hukum Perkawinan Islam : Suatu Analisis Dari
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Dan Kompilasi Hukum Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Soeharso, & Ana Retno Ningsih. 2007. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.
Semarang: Bintang Jaya
15. Apakah anda bercerai karena suami anda suka mabuk-mabukan dan
bermain judi?
tangga ?
17. Apakah anda bercerai karena anda ditinggal oleh suami anda?